Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain

BANDOENG TEMPOE DOELOE


Trina Luftiany Dr. Imam Santosa , Msn

Desain Interior , Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB


Email: t.mardhika@gmail.com

Kata Kunci : Bandung , Heritage , Desain Interior

Abstrak
Kota Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki kebudayaan dan sejarah yang menarik
untuk diketahui . Dengan kesadaran dan pengetahuan selebihnya diharapkan ada kepedulian yang timbul untuk menjaga
sejarah dan kebudayaan tersebut. Penghargaan terhadap sejarah dan kebudayaan dapat diupayakan melalui usaha
konservasi serta menjadikannya bagian dari proses edukasi .

Dilihat dari alasan yang telah dikemukakan sebelumnya , maka dibuatlah perancangan sebuah fasilitas yang
dapat mengakomodarL NHEXWXKDQ WHUVHEXW \DLWX ³%DQGRHQJ 7HPSRH 'RHORH´ VHEDJDL VHEXDK SXVDW NHEXGD\DDQ
Bandung . dengan menerapkan konsep yang mengambil tema Bandung tempo dulu dan sistem display yang informatif,
atraktif, dan modern. Dengan cara penyampaian yang lebih mudah diterima diharapkan para pengunjung dapat
merasakan aura masa kejayaan kota Bandung dan membangkitkan rasa kepedulian masyarakat akan kebudayaan kota
Bandung yang indah.

Abstract
Indonesia is a pluralistic nation that rich in culture and history. Bandung City is one of the big cities in
Indonesia, which has a interesting history to be known . They are expected to have awarness, knowledge, and concerns
to preserve the city history and culture. Appreciation of the history and the culture can be pursued through
conservation efforts and make it part of the educational process.

Reffering to the previous reason , a facility which can accomodate the need is designed that is ³%DQGRHQJ
7HPSRH 'RHORH´ as a cultural centre. Applying vintage Bandung era concept with informative , attractive , and modern
display system . with a fairly easy way for peple to get the information across , the hopes are that visitors could feel the
atmosphere of the glorious Bandung era and also the willingness to preserve Bandung with all its culture and beauty.

1. Pendahuluan
Kebudayaan , merupakan sebuah warisan dari sebuah daerah yang harus disadari dan diketahui oleh setiap
generasi penerus bangsa yang kemudian dilestarikan dan dipelihara keberadaannya . kebudayaan menurut definisinya ,
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Dilihat dari definisi diatas , kebudayaan bisa dikatakan erat kaitannya dengan seni dengan munculnya berbagai
kesenian berupa tarian , kerajinan dengan berbagai metode seni seperti seni ukir , tenun , dan lain ± lain yang jumlahnya
sangat banyak dan sangat beragam . saking hebatnya sebuah karya seni dari kebudayaan yang sangat indah tak heran
apabila kadang terjadi klaim atas beberapa kebudayaan lokal oleh negara lain , yang bisa terjadi karena tidak adanya
kesadaran dan pengetahuan yang cukup sehingga tidak timbulnya kepedulian dan rasa untuk memiliki dan menjaga
sejarah dan kebudayaan tersebut . dan dengan berkembangannya kebudayaan asing di Indonesia kadang kita sering
melupakan kebudayaan negri sendiri .
8QWXN PHQJDWDVL KDO WHUVHEXW PDND GLUDQFDQJODK ³%DQGRHQJ 7HPSRH 'RHORH´ yang merupakan sebuah pusat
kebudayaan Kota Bandung , dengan adanya sarana ini diharapkan masyarakat dapat kembali kepada kebudayaannya
sendiri dan pengembangan dan pelestarian kebudayaan dapat berkembang lebih lanjut.

Issue Topik Issue

Lokal Penelitian Global

Identifikasi

Masalah

Rencana

Penelitian

Studi Literatur Survey Lapangan

Untuk mengetahui data ± data yang bisa Untuk mengetahui data ± data yang bisa
didapatkan dari buku ± buku dan internet. didapatkan secara survey langsung , termasuk
Mengenai perkembangan sejarah , juga didalamnya wawancara langsung
kebudayaan dan seni di Bandung . beberapa masyarakat umum mengenai kota
Bandung .

Program

Perencanaan

Konsep Data

Interior Arsitektural
Konsep
Desain

Zoning /

Blocking

Implementasi

Desain
Diagram diatas menunjukan metoda yang dilalui perancang saat melakukan proses mendesain dari awal
penggabungan issue lokal dan issue global yang kemudian menciptakan sebuah topik penelitian sampai akhirnya proses
menuju implementasi desain. Gambar1. Diagram kerangka penelitian

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2


Trina Luftiany

2. Proses Studi Kreatif


Tahapan perancangan µBandoeng Tempoe Doeloe¶ ini diawali dengan melakukan riset tentang suasana
Bandung dalam kurun waktu abad pertengahan 19 , apa yang terjadi , apa yang berkembang pada masa kejayaannya,
dan sejarah lainnya yang nantinya akan diimplementasikan pada desain interior pusat kebudayaan Bandung ini . setelah
mendapatkan data yang cukup lalu dikembangkan dan dilakukan studi gubahan pada sistem display dan diorama yang
akan diterapkan pada area ± area yang ada didalam pusat kebudayaan .

µ%DQGRHQJ 7HPSRH 'RHORH¶ ada sebuah perancangan yang merupakan sebuah pusat kebudayaan yang akan
membahas seluk beluk perkembangan kebudayaan yang terjadi dan berkembang di kota Bandung. Pusat kebudayaan
Bandung ini memiliki beberapa fasilitas utama yang disajikan untuk para pengunjung yaitu ; 1. Area Pameran Tetap ,
yang akan menampilkan diorama ± diorama tentang berbagai penggalan cerita kota Bandung dari kurun waktu abad 19
hingga kini ; 2. Area Komunitas , sebagai tempat berkumpul komunitas ± komunitas yang berhubungan dengan
kebudayaan dan pecinta kota Bandung dan juga terdapat fasilitas pendukung penting lainnya seperti perpustakan , lab
penelitian , ruang audio visual , ruang auditorium , cafe , dan toko souvenir.

Fasilitas area pameran yang merupakan titik utama pada perancangan ini akan dilengkapi oleh sistem informasi
yang modern dan interaktif sehingga penyampaian informasi dapat diterima dengan lebih mudah dan menarik untuk
pengunjung. Visi misi yang diterapkan untuk perancangan ini adalah ;

x Menjadi sarana yang multifungsi dari edukatif hingga rekreatif , dengan mengangkat kebudayaan Bandung
.
x Menjadi alat penghubung nyata komunikasi antara masyarakat dan pemerintah mengenai aspek
kebudayaan kota Bandung dan perkembangannya tanpa ada sebuah batasan yang kaku.

Tujuan uWDPD GDQ DNKLU \DQJ LQJLQ GLFDSDL ROHK SHUDQFDQJ DGDODK µ%DQGRHQJ 7HPSRH 'RHORH¶ VHEDJDL
sebuah sarana dan pusat kebudayaan bisa dijadikan sebuah acuan khususnya bagi pemerintah kota dan juga masyarakat
Bandung dalam menghadapi perubahan yang terus berlanjut , yang diikuti dengan dampaknya.

3. Hasil Studi dan Pembahasan


Peneliti akan mengajukan Pusat Kebudayan Bandung sebagai judul penelitian yang kemudian akan dikembangkan
menjadi perancangan interior . Dengan adanya perancangan ini diharapkan akan memberikan sedikit kontribusi dan
dampak positif bagi perkembangan kebudayaan dan seni di kota Bandung . Tidak hanya akan mengedukasi masyarakat
yang berkunjung tentang sejarah kota Bandung dan berbagai perkembangannya tapi juga mengajak masyarakat untuk
menyadari eksistensi kotanya . Dengan berbagai masa yang telah dilewati kota Bandung sejak zaman penguasaan
kerajaan Islam dan penjajahan kekuasaan oleh asing , menjadikan Bandung sebagai kota yang matang dan memiliki
peranan baik dari segi pemerintahan , tata letak kota , pendidikan , dan juga tidak lupa pariwisata . Dengan adanya
sarana ini diharapkan akan semakin menumbuhkan kecintaan masyarakat yang sesungguhnya terhadap kota Bandung
sehingga akan berdampak positif bagi perkembangan dan kemajuan pembangunan kota Bandung di masa depan .

Jika menyebut kan nama Bandung , maka beberapa point yang sering kali terdeskripsikan adalah bangunan
heritage , udara sejuk , dan kota segudang kreatifitas . dengan melihat hal tersebut maka tema yang akan digunakan
untuk perancangan Pusat Kebudayaan Bandung adalah µ WHPSRH GRHORH µ nama ini dipilih karena , tujuan dari Pusat
Kebudayaan Bandung itu sendiri adalah untuk mengingatkan kembali masyarakat secara luas akan kebudayaan yang
mereka miliki sejak jaman dahulu hingga berkembang seperti saat ini , sehingga dengan tema µ WHPSRH GRHORH µ ini
akan secara tidak langsung membawa kita kepada sebuah diorama masa lalu dimana kota Bandung yang sangat indah
dengan beragam peninggalan dan kebudayaannya yang dahulu disebut sebut sebagai Paris Van Java .

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3


Gambar2. Image jalan braga sebagai salah satu acuan nuansa dalam perancangan .

Sumber : www.google.com

Berangkat dari identitas kota Bandung yang modern dan kreatif tentu desain yang ada akan disesuaikan
dengan perkembangan zaman yang modern sekarang , sehingga akan menarik minat masyarakat khususnya anak muda
untuk berkunjung dan mempelajari budaya yang ada di Bandung dan membuat Pusat Kebudayaan ini tidak menjadi
monoton , penerapan modern disini akan berdampak pada penggunaan unsur ± unsur teknologi atau sistem pamer yang
lebih menarik dan sistem penginformasian yang kekinian dengan teknologi baru yang bermunculan .

Gambar3. (Kiri-kanan) . interactive diorama, projector movie screening , touch screen panel information beberapa
sistem modern yang diterapkan dalam perancangan.

Sumber : www.google.com

Untuk membuat para pengunjung mengerti tentang penjelasan perjalanan kota Bandung sejak jaman berdirinya
kota Bandung hingga kini maka alurnya akan dibuat linier sehigga pengunjung tidak akan bingung membaca maksud
ruangan dan cerita yang disajikan , dengan penerapan diorama di beberapa spot sehingga pengunjung bisa larut kedalam
cerita Bandung itu sendiri .

Untuk menimbulkan kesan yang dramatis untuk pencahayaan pada ruangan ini akan digunakan pencahayaan
buatan dengan permainan penempatan lampu yang memberi kesan tersendiri , sedangkan konsep warnanya akan
menggunakan warna ± warna dengan tone yang identik dengan seting jaman dulu , yaitu putih , hitam , abu , dan coklat
.

Gambar4. Penerapan lighting dengan motion light(kiri) pada beberapa area untuk menambah kesan dramatis
dan spotlight (kanan) menambah kesan fokus pada benda pamer.

Sumber ; www.google.com

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4


Trina Luftiany

Gambar5. Palet warna yang dominan diterapkan pada perancangan.

Material yang akan digunakan pada perancangan ini haruslah memperhatikan faktor fungsi dan estetika , sesuai dengan
konsep yang telah dipaparkan sebelumnya maka material yang akan digunakan adalah ;

Ceiling : - gypsum board , multipleks

Wall : - water based paint , white screen , concrete

Floor : - burned ceramic , floor hardener , concrete , parquette , sintetic grass

Gambar6. Skema material yang akan dominan digunakan pada perancangan.

4. Penutup / Kesimpulan
budaya lokal merupakan harta yang berharga dan aset penting bagi setiap daerah yang memilikinya, bagaimana cara
kita menjaga dan melestarikan budaya lokal adalah salah satu hal yang harus diperhatikan oleh generasi muda ,
sehingga kebudayaan tersebut tetap terjaga dan berkembang dengan baik. Dalam hal ini desainer memilki tantangan
tersendiri dalam pengaplikasian desain yang akan diterapkan pada sistem display µBDQGRHQJ WHPSRH GRHORH¶ .
Bagaimana memasukan unsur budaya yang pada masa kini berkesan kuno dengan adaptasi dari sebuah kebudayaan
bandung dengan penerapan display yang attractive dan modern , sehingga informasi yang akan disampaikan akan
diterima dengan lebih mudah dan menarik bagi pengunjung sesuai dengan berkembangnya zaman.

Ucapan Terima Kasih


Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain
Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh dosen pembimbing bapak Dr. Imam Santosa,
Msn , dosen koordinator Tugas Akhir kak Yuni Maharani S,ds M.T

Daftar Pustaka
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
a. Jung hyiung Otae. 2010 W culture , Korea; A&C publishing co
b. Asian edition published, 2011. New exhibition design 2 , Malaysia; Basheer Grapic Books
c. Kunto, Haryoto. 1985 Wajah bandoeng tempoe doeloe , Bandung: Granecia
d. Kunto, Haryoto. 1996 Balai Agung Kota Bandung, Bandung: Granecia
e. Kartodiwirio, Sudarsono Katam. 2006 Bandung kilas peristiwa di mata filatelis sebuah wisata sejarah ,
Bandung: Kiblat Buku Utama
f. En.wikipedia.org
g. Google.com

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6

Anda mungkin juga menyukai