Oleh:
SYAMSUL ALANK
60100117075
6/B
TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
keberadaan seni dalam realitas manusia merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan. Seni salalu tumbuh dan berkembang sejalan dengan kehidupan
manusia itu sendiri, serta memiliki arti dan nilai penting dalam kehidupan
manusia. Seni merupakan bagian integral dari sejarah peradaban manusia yang
tidak terlepas dari perkembangan manusia dan terkait erat dengan aspek-aspek
utama dalam sejarah, agama, ekonomi, maupun politik. Didalamnya juga
Termasuk seni pertunjukan seperti teater, tari, musik, dan lainnya. Nilai sosial
dan pola kehidupan masyarakat menuntut kemudahan dalam pemenuhan
kebutuhan seni. Timbulnya hasrat dan keinginan manusia untuk menyaksikan
pertunjukan yang disajikan oleh pihak lain, serta keinginan para seniman untuk
disaksikan dan menunjukkan karya seni mereka, telah didasarkan sebagai
kebutuhan naluri dan spiritual bagi masyarakat yang beradap dan berbudaya.
Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa tidak ada seorang pun di antara manusia
yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Sampai saat ini belum
ada seorang pun yang sanggup mengetahui ilmu allah dalam menciptakan alam
semesta sebagai bukti konkrit. Seni pada hakekatnya adalah saksi penjelmaan
pada yang maha Esa dan keselarasan memberi pengaruh dalam pembebasan
jiwa terhadap apa yang bersifat duniawi, seni adalah soal bagaimana seseorang
melihat, mendengar, merasakan, dan menikmatinya, termasuk ciptaan tuhan
justru menjadi acuan dalam mendalami apa itu kesenian.
Menurut Plato dan Rousseau Seni adalah hasil peniruan alam dengan
segala seginya, sedangkan Kesenian merupakan bagian dari budaya, dimana
menjadi sarana untuk mewariskan budaya yang ada sejak zaman dulu kepada
masyarakat kab jeneponto, berbagai kegiatan kesenian selalu di gelar dimana
kesenian tersebut menjadi bagian dari proses kehidupan dan symbol jati diri
masyarakat jeneponto. Hingga saat ini kreatifitas seni budaya terus terjaga,
setiap tahunnya selalu ada proses kesenian yang di rawat dan bahkan menjadi
kegiatan tahunan seperti je’ne’-je’ne sappara di kec. Tarowang kab.
Jeneponto, ksistensi sebuah ritual kebudayaan yangsering disebut sebagai
upacara adatmasyarakat bahari di Desa Baltar yang disebut sebagai
acara je’ne’- je’ne sappara menjadi suatu hal yang mutlak dan mesti
dilestarikan oleh masyarakat setempat dari tahun ke tahun. (academia.edu
2017/di akses 14 april 2022)
Kebudayaan adalah hasil manusia baik yang bersifat materi, maupun yang
nonmateri. Seperti detailnya bahwa kebudayaan itu mempunyai tujuh unsur,
yaknisistem mata pencaharian hidup (ekonomi), peralatan hidup (tehnologi),
ilmu pengetahuan, sistem social, bahasa, kesenian, dan sistem religi. Jika
dihubungkandengan sejarah, maka kebudayaan sangat erat kaitannya karena
sejarah adalah suatu ilmu yang selalu membahas ketujuh unsur kebudayaan
dilihat dari segi waktunya. (Universitas Hasanuddin WSBM 16 - 2016/2017/diakses
14 april 2022)
"Kita harus selalu ingat untuk terus aktif meluhuri kebudayaan Indonesia,
kebudayaan nusantara dan sekaligus menguatkan dan mengembangkannya
dalam menghadapi perkembangan zaman tersebut," presiden joko Widodo
(Jokowi). Demikian disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutannya saat
menghadiri acara Kongres kebudayaan Indonesia 2018 di Kompleks
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta
Pusat, (9/12/2018). (Penulis: Srihandriatmo Malau)
(https://www.tribunnews.com/di akses 14 april 2022) kemudian di pertegas
dalam UU Pemajuan Kebudayaan No. 5/2017 yang menjadi arah pemajuan
kebudayaan nasional dan bertujuan untuk memperteguh persatuan dan
kesatuan bangsa.
Relevan dengan kesenian pada masyarakat kab. Jeneponto yang rama dan
gemar dengan pertunjukan seni, antusias dalam setiap pagelaran seni di kab
jeneponto sendiri sangat tinggi, contohnya dalam rankaian kegiatan program
milad ke-106 tahun 2019 sangat memadati lapangan atau lokasi pagelaran,
kurang lebih 20 ribu orang terlibat dengan penonton se-kab jeneponto dari
415.462 jiwa penduduk. (Wikipedia 2021 di akses 2022)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan suatu permasalahan
bagaimana merancang pusat aktivitas kesenian di Kabupaten Jeneponto dengan
pendekatan Arsitektur Hybrid?
C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan Pembahasan
Merancang pusat aktivitas kesenian dengan pendekatan Arsitektur Hybrid.
2. Sasaran Pembahasan
Adapun sasaran pembahasan yaitu meninjau pada hal-hal yang lebih
spesifik dari bangunan, berupa syarat-syarat perencanaan yang meliputi :
a. Pengolahan Tapak
b. Perogram Ruang
c. Pengolahan Bentuk
d. Pendukung dan kelengkapan kawasan
e. Pendekatan pada Arsitektur Hybrid
D. Lingkup Dan Batasan Pembahasan
1. Lingkup Pembahasan
Pusat aktivitas kesenian di kab. Jeneponto diharapkan sesuai dengan
pendekatan Arsitektur Hybrid.
2. Batasan Pembahasan
a. Fungsi Kawasan :
1) Sebagai Wadah Bagi Seniman Dan Pekerja Seni Berkarya
2) Sebagai Tempat Untuk Berekspresi
3) Sebagai Tempat Arsip Karya-Karya
4) Sebagai Wadah Pelestarian Dan Pengenalan Kesenian Jeneponto
5) Sebagai Sarana Pelatihan Dan Pengembangan Kesenian
Jeneponto
6) Sebagai Wadah Diskusi Atau Forum Para Seniman Dan Pekerja
Seni Jeneponto
7) Sebagai Wadah Edukasi Dan Rekreasi
b. Seni Yang Terlibat
1) Seni Rupa
2) Seni Sastra
3) Seni Drama/Teater
4) Seni Tari
5) Seni Musik
6) Seni Sinematografi
c. Pelaku
1. Seniman, pekerja seni dan anggota sanggar sebagai pelaku seni
2. Masyarakat umumsebagai penikmat seni dan kelompok usia yang
tidak terbatas.
3. Penerapan Arsitektur Hybrid Sebagai Tema Desain
Arsitektur Hybrid menjadi tema dalam perancangan pusat kegiatan
kesenian merupakan komposisi untuk mewujudkan kombinasi dan
modifikasi dalam menemukan inovasi baru dari perinsip umum atau ideal
yang sudah ada.
E. Metode Pembahasan
Adapun proses pembahasan yang dilakukan ialah diawali dengan cara
mengumpulkan data, menganalisa data, studi literature terkait standard an
aturan/kebijakan yang di anggap menunjang konsep desain. Secara menyeluruh
disajikan dalam bentuk data grafis dan table, gambar desain dan lain
sebagainya. Berikut metode pembahasan yang dimaksaud:
1. Pengumpulan Data
a. Studi preseden yaitu mengumpulkan data melalui internet.
b. Studi literature yaitu mencari referensi teori melalui buku.
2. Analisa Data
Menganalisa dan menyimpulkan data kemudian diterapkan kedalam
laporan perencangan dengan metode deskriptif.
3. Penyajian Data
Data dan hasil disajikan dalam bentuk gambar, table dan skema
desain.
F. Sistematika Penulisan
d. Seni Teater
Secara singkat, seni teater bisa digambarkan sebagai
pertunjukan seni drama. Oleh karena itu, kata teater sering
sekali dikaitkan dengan drama walaupun keduanya adalah hal
yang berbeda. Teater lebih merujuk pada pertunjukan.
Sementara drama lebih berkaitan dengan naskah atau peran
yang hendak dipentaskan. Jadi, bisa disimpulkan juga bahwa
teater itu merupakan drama yang dipentaskan agar bisa
dinikmati oleh penonton. Di Indonesia sendiri, teater
dikelompokkan menjadi dua jenis oleh Sal Mugiyanto dan I
Made Bandem. Kedua jenis tersebut ialah teater tradisional dan
teater modern. Teater tradisional merupakan teater daerah yang
terdapat di berbagai wilayah Indonesia, yang biasanya
mengusung budaya daerah tersebut serta disampaikan tanpa
naskah. Contohnya “parakang bicara cinta” “ima’di daeng
rimakka”
Gambar I.4 Pementasan naskah teater ma’di’ daeng rimakka
(Sumber: tribun Timur 2021)