Anda di halaman 1dari 96

PERANCANGAN ILUSTRASI DIGITAL TARIAN

TRADISIONAL INDONESIA PADA MEDIA KEMEJA


UNTUK MEREPRESENTASIKAN BUDAYA INDONESIA

TUGAS AKHIR

OLEH:
RAIHANA PUTRI NABILA
174140214111002
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul
“PERANCANGAN ILUSTRASI BUDAYA INDONESIA PADA MEDIA KEMEJA
SEBAGAI SARANA PENGENALAN BUDAYA”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis
mohon maaf atas segala kekurangan serta mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak


bantuan serta dukungan, baik secara moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini
2. Kedua Orang tua penulis Perwita Etnasari dan Elang Rudyadi yang telah
memberikan dukungan moril serta materil
3. Kedua saudara dari penulis yaitu Raditya Rakaputera dan Dimas Salyaputera
yang telah memberi saran serta kritik untuk mengembangkan tugas akhir ini.
4. Kristanto Adi Nugroho S.T, M.T selaku pembimbing pertama pada tugas akhir
ini sehingga tugas akhir penulis dapat terselesaikan.
5. Citra Dewi Megawati S.Sn, M.T selaku pembimbing kedua pada tugas akhir ini
sehingga tugas akhir penulis dapat terselesaikan.
6. Teman – teman saya yang telah memberi suport, semangat dan membantu dalam
tugas akhir ini.

3
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki banyak sekali
kekayaan akan kebudayaan dengan banyaknya budaya yang terdapat di
Indonesia membuat bangsa ini sangat beranekaragam. Keragaman budaya
yang terdapat di Indonesia lebih kurang terdapat empat ratusan suku bangsa
dan 19 daerah hukum adat yang kurang lebih memiliki tiga ratusan bahasa
yang dituturkan oleh kelompok masyarakat daerah (Roby Ardiwidjaja,
2018:1). Selain Bahasa, kebudayaan lainnya yang dimiliki oleh Indonesia
yaitu tari – tarian, adat, musik, laut, pulau, tempat pariwisata, kuliner serta
masih banyak lagi. Dengan keberagaman yang ada pada Indonesia dapat
menjadikan suatu kebanggan serta keunggulan tersendiri.
Dalam salah satu budaya Indonesia terdapat pariwisata budaya atau wisata
berbasis budaya, yang dimana objek wisatanya adalah kebudayaan itu sendiri.
Pariwisata Indonesia adalah salah satu komponen penting di Indonesia baik
dalam segi pendapatan daerah maupun dalam segi pengenalan budaya di
Indonesia itu sendiri. Dalam parwisata Indonesia yang juga terdapat budaya
Indonesia, dengan adanya pariwisata Indonesia wisatawan – wisatan Asing
pun jadi lebih mengenal budaya Indonesia. Selain mengenalkan budaya
Indonesia terhadap masyarakat Indonesia dan warga Asing, pariwisata
Indonesia juga sebagai suatu industri, karena dapat meningkatkan
perekonomian Indonesia, bisa dibilang pariwisata Indonesia adalah sektor
perekonomian paling penting di Indonesia. Selain itu, Indonesia menjadi
salah satu negara di dunia yang menjadikan pariwisata sebagai salah satu
sektor prioritas pembangunan (Maulana, 2019). Pariwisata dijadikan sebagai
sumber devisa potensial dan penghasil lapangan kerja yang signifikan
(Mariyono, 2017).
Seni Tari merupakan salah satu kebudayaan indonesia yang memiliki
keberagaman di setiap daerahnya. Seni tari merupakan warisan budaya secara
turun temurun namun tidak sedikit seni tari daerah yang merupakan sebuah

1
karya cipta dan kreatifitas pelaku seni. Pertunjukan seni tari telah mengalami
perkembangan sejak era kemerdekaan bangsa Indonesia, seni tari telah
mengalami perubahan bentuk, yakni gerakan badan yang teratur dalam ritme
dan ekspresi yang lebih inovatif dan modern. Gerak yang indah adalah gerak
yang distilir, di dalamnya mengandung ritme tertentu (Soedarsono, 1985:16).
Tari dimanfaatkan dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, sebab
itu maka perkembangan sebuah tarian harus diiringi dengan sifat edukatif
artinya, dalam prosesnya sebuah pengembangan tari yang berdasarkan etnis
tertentu perlu diiringi dengan adanya pemahaman pengetahuan berkaitan
dengan tarian tersebut. Edi Sedyawati (1986:11-12) menyebutkan bahwa,
Bagaimanapun perlu disadari bahwa keanekaan ragam budaya adalah sesuatu
hal yang wajar. Di dalam kebudayaan yang berbeda-beda itu tari dapat
tumbuh berkembang dalam gayanya masing-masing yang khas.
Keberanekaan gaya tari itulah yang turut serta menambah kekayaan khasanah
budaya Indonesia pada umumnya. Banyak tari tradisional yang tidak popular
bahkan tidak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Menurut survey koran
Sindo ada 10 tarian yang popular seperti Tari Jaipong, Saman, Kecak, Tor
Tor, Piring, dll. Masih banyak tarian yang tidak dianggap popular seperti
Janger, Bedhayah, Serampang 12, Bosara, Merak, Nandak Ganjen, dll, oleh
karena itu penulis mengangkat tarian – tarian tersebut sebagai ilustrasi pada
media utama sebagai sarana pengenalan budaya Indonesia.
Menurut (Soedarso,1990) menyatakan bahwa ilustrasi ialah sebuah
gambar yang melukiskan tujuan tertentu. Ilustrasi merupakan sebuah cara
yang lebih dapat disikapi secara modern serta dapat menyampaikan pesan
lebih tepat sasaran. Secara terminologi ilustrasi merupakan suatu gambar
yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk menjelaskan suatu kejadian.
Menurut Kevin Cook promosi sesuatu dengan pakaian adalah taktik yang
unik untuk mempromosikan suatu brand, dan belakangan ini banyak brand
yang menggunakan pakaian sebagai material promosi.
Ilustrasi digital atau Digital art merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana cara mengesplorasikan kemampuan kreatif pada program

2
komputer untuk membuat seni visual berupa ilustrasi dan memperbaiki
ilustrasi. Mikke Susanto (2011:105) digital art adalah pemanfaatan media
digital untuk olah seni dan bidang ekspresi seni dan bisa juga disebut seni
yang dibuat dengan menggunakan media digital seperti komputer dan
internet. Penggunaan ilustrasi digital lebih banyak dipilih dengan alasan
bahwa ilustrasi digital lebih ringkas dan lebih banyak tools yang dapat
digunakan, selain itu ilustrasi digital memiliki keunggualan tersendiri yaitu
sesuai dengan namanya penggunaannya tidak terbatas dalam bentuk fisik,
namun dapat digunakan secara digital. Ilustrasi digital secara hasil juga akan
lebih tahan lama dan lebih mudah dalam pengaplikasiannya dibandingkan
dengan ilustrasi pada objek fisik.
Bitmap dalam komputer grafis juga dikenal sebagai gambar raster adalah
sebuah struktur data yang umumnya mewakili grid persegi panjang dari pixel
atau titik - titik warna, dapat dilihat melalui monitor, kertas atau media
tampilan lainnya (Susanto, 2011:57). Maka gambar bitmap adalah gambar
yang dibentuk oleh sekumpulan titik yang disebut pixel (picture element).
Titik - titik akan terlihat sebagai sebuah gambar utuh bila kita melihatnya dari
jauh. Bila kita melihat gambar tersebut atau membesarkannya maka akan
muncul sederetan kotak yang berhimpitan. Banyaknya titik akan berpengaruh
pada tingkat kejelasan gambar yang sering disebut dengan resolusi. Berikut
beberapa format gambar bitmap yang sering dijumpai : GIF, JPEG, BMP, dan
PNG.
Urgensi budaya di Budaya Indonesia saat ini sangat menarik untuk
dijadikan topik penelitian karena budaya Indonesia memiliki pariwisata
budaya yang sangat berlimpah khususnya tari taridisional Indonesia. Tari
Tradisional Indonesia sekarang ini banyak yang belum dikenal seperti apa
yang sudah disebutkan dan untuk pariwisata budaya sendiri menurut
Kemenparekarf pariwisata budaya Indonesia masih dibilang lemah untuk
bersaing secara internasional karena kegiatan promosi masih dibilang tidak
menarik dan masih lemah. Oleh karena itu dibuatlah penelitian berjudul
“Perancangan Ilustrasi Pariwisata Budaya Indonesia pada Media Kemeja

3
Sebagai Pengenalan Budaya” untuk merancang sebuah ilustrasi sebagai
pengenalan tari tradisional Indonesia yang termasuk dalam kategori
pariwisata budaya Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka sebagai peneliti
mengajukan perumusan masalah, yaitu bagaimana merancang ilustrasi digital
tarian tradisional Indonesia pada media kemeja untuk merepresentasikan
Budaya Indonesia.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan masalah yang penulis sebutkan diatas, maka ada juga batasan
masalah yang dilampirkan agar perancangannya lebih terfokus pada tujuan
dan manfaat yang diharapkan, yaitu:
1. Perancangan melalui ilustrasi yang menggunakan metode dekoraitf
2. Media utama yang dipilih berupa kemeja
3. Media pendukung yang digunakan adalah stiker, kemasan, label, video,
dan foto pada sosial media.
4. Tema yang diangkat budaya Indonesia spesifiknya Tarian Indonesia

1.4 Tujuan Penelitian


Melakukan perancangan ilustrasi digital tari tradisional Indonesia pada
media kemeja untuk merepresentasikan budaya Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian


Penulis berharap dengan karya tugas akhir ini dapat memberikan beberapa
manfaat bagi penulis dan pihak bersangkutan, yaitu:
1. Manfaat bagi penulis
Mengenalkan budaya Indonesia terutama budaya pariwisata Indonesia
terhadap masyarakat Indonesia terutama kaum milenial
2. Manfaat bagi masyarakat

4
Masyarakat dapat mengetahui keanekaragaman budaya Indonesia dan
bangga terhadap budaya Indonesia.
3. Manfaat bagi instansi Universitas Brawijaya
Memberikan inovasi berupa produk dengan gaya akulturasi antara budaya
Indonesia dan budaya asing.

1.6 Sistematika Penulisan


Agar penulisan tugas akhir yang penulis buat dapat dipahami dengan jelas,
maka sistematika yang tertera pada tugas akhir ini digolongkan menjadi
beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
Bab satu ini membahas mengenai latar belakang dari judul yang penulis
pilih, lalu ada rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Inti dari bab satu ini adalah permasalahan tentang masuknya budaya asing
akibat globalisasi yang membuat kebanyakan masyarakat Indonesia lebih
condong ke budaya asing karena tren dan selera yang membuat pudarnya
kecintaan terhadap budaya Indonesia, sehingga penulis berminat untuk
membuat produk yang menyatukan budaya Indonesia dan budaya asing.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Bab dua berisikan tentang beberapa daftar pustaka seperti kajian – kajian
teori yang bersangkutan dengan judul peneliatan yang didapatkan dari
beberapa sumber seperti buku dan jurnal cetak dan elektronik.

BAB III. METODE PERANCANGAN


Berisi tentang konsep dari pembuatan produk kemeja bermotif seperti
contoh desain, visual identity, dan tentang perancangan media

BAB IV. KONSEP DESAIN

5
Berisi tentang studi literature dan konsep perancangan desain, serta
wawancara bersama para ahli.

BAB V. PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari kajian-kajian yang telah dibahas pada
bab sebelumnuya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budaya
Kata “budaya” sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu
“Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari kata “Budhi” yang berarti akal. Jadi,
budaya adalah suatu hal yang pautnya dengan akal. Selain itu budaya berasal
dari kata “budi” dan “daya” atau bisa juga disebut daya dari budi. Jadi budaya
adalah segala daya dari budi, yakni cipta, rasa, dan karsa ( Ary H. Gunawan,
2000:16).
Menurut KBBI budaya artinya pikiran, akal budi, adat istiadat atau
sesuatu yang telah menjadi kebudayaan yang sulit untuk diubah. Kebudayaan
sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat dan

6
kebiasaan – kebiasaan yang dilakukan oleh suatu kelompok (Soerjono
Soekanto, 2009:150).
2.1.1 Unsur – Unsur Budaya
Berikut adalah unsur – unsur dari budaya, sebagai berikut :
1. Sistem Bahasa
Sistem bahasa merupakan sistem yang penting bagi manusia
karena sistem ini berperan sebagai cara berinteraksi manusia
kepada sesamanya. Dalam ilmu antropologi studi ini
menjelaskan mengenai bahasa atau bisa juga disebut antropologi
linguistik. Kemampuan manusia dalam membangun tradisi
budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang
diungkapkan secara simbol, dan mewariskannya kepada generasi
penerusnya yang sangat bergantungan pada bahasa. Dengan
demikian bahasa adalah sistem yang sangat digunakan dalam
suatu masyarakat. Contoh dari sistem bahasa adalah adanya
bahasa Indonesia untuk mempersatu masyarakat dengan
keanekaragaman suku dan bahasa dan bahasa Inggris adalah
bahasa internasional untuk berinteraksi antara negara satu dan
lainnya.

2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan mencakup sangat luas karena sistem ini
mencakup manusia tentang berbagai unsur yang digunakan
dalam kehidupannya. Tetapi yang timbul pertanyaan dalam ilmu
antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan
untuk mempertahankan hidupnya masing - masing.
Contohnya adalah masyarakat biasanya memiliki pengetahuan
akan astronomi tradisional, yaitu perhitungan hari berdasarkan
benda-benda langit yang dianggap memberikan tanda tanda bagi
kehidupan manusia. 

7
Setiap kebudayaan sudah pasti mempunyai pengetahuan
mengenai alam seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan
manusia yang ada di sekitarnya. Setiap suku bangsa di dunia
memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut, antara lain:
a) alam
b) umbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
c) binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d) zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam
lingkungannya
e) tubuh manusia
f) sifat-sifat dan tingkah laku manusia
g)  ruang dan waktu.
3. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan bertujuan untuk memudahkan dan
mencapai tujuan masyarakat karena pada dasarnya orang adalah
makhluk sosial yang sangat butuh akan adanya gotong royong
dan tolong menolong.
Sistem ini muncul atas kesadaran manusia bahwa setiap manusia
pasti membutuhkan bantuan dari manusia lainnya untuk
melakukan hal – hal yang tidak dapat dikerjakan individual.
Sistem ini dibutuhkan manusia karena manusia punya
kecenderungan untuk berkelompok sehingga setiap manusia
membentuk kelompok sosial.
4. Sistem Teknologi
Sistem teknologi adalah sistem yang meliputi mengenai peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk
menciptakan kebutuhan sehari-hari. Teknologi muncul dasaat
manusia sedang mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara
ini manusia mengekspresikan keindahan atau dalam
memproduksi suatu kesenian.

8
Teknologi peralatan dan perlengkapan hidup manusia meliputi
alat-alat produksi, peralatan perang dan berburu, wadah, pakaian,
bahan pokok, alat – alat perumahan dan transportasi

5. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi disebut juga sistem mata pencaharian. Dalam
sistem ini manusia memenuhi kebutuhan mulai dari produksi,
distribusi, dan konsumsi. Tanpa adanya sistem ini manusia tidak
akan bisa bertahan hidup karena dengan adanya sistem ini
manusia akan mendapatkan kebutuhan – kebutuhan primer dan
pokok melalui mata pencahariannya. Mata pencaharian adalah
suatu usaha yang dilakukan setiap manusia atau sekelompok
orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh pada
sistem ini adalah berburu, bertani dan berternak.
6. Sistem Religi
Sistem ini juga bisa disebut dengan Sistem keagamaan adalah
perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan
tindakan-tindakan yang bersifat religius. Sistem ini adalah sistem
yang sangat umum pada suatu negara karena sistem ini dianggap
sebagai pedoman manusia untuk kehidupan yang rukun, damai,
dan menimbulkan sesuatu yang positif. Emosi keagamaan ini
pula yang memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap
sakral dan profan dalam kehidupan manusia.
Dalam sistem ini terdapat tiga unsur yang harus diketahui selain
emosi keagamaan, yaitu sistem keyakinan, upacara keagamaan,
dan umat yang mengikuti atau menganut dengan agama tersebut.
Religi manusia juga berkembang dari suatu bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih rumit atau lebih kompleks.
Awalnya para ahli antropologi hanya mencari tahu dan
memerhatikan mengenai bentuk religi atau suatu keyakinan yang
bersifat alami seperti kepercayaan mengaggungkan suatu

9
kekuatan gaib di luar diri manusia berupa alam seperti gunung
salah satu contohnya, tetapi kepercayaan tersebut berkembang
pada tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya antara lain
adalah kepercayaan kepada satu dewa saja dan lahirnya konsepsi
agama wahyu, seperti Islam, Hindu, Buddha, Katolik, dan
Kristen.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian
etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat
tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian
tersebut berisi mengenai suatu benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Pada zaman
sekarang sistem ini untuk memenuhi kebutuhan visual dan pada
seseorang, sistem ini juga bisa untuk memenuhi ketertarikan
orang pada suatu barang, selain itu sistem ini bisa juga sebagai
penghibur beberapa orang.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa sendiri terdiri atas seni patung,
seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias untuk memanjakan
para visual yang dimiliki setiap manusia. Seni musik seperti seni
vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa
dan puisi, seni tersebut biasanya ditangkap oleh indera
pendengaran manusia. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni
tari, yakni seni yang dapat ditangkap dan dapat memberi hiburan
lewat indera penglihatan dan pendengaran. Jenis seni tradisional
adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan
seni modern adalah film, lagu, dan koreografi. Dalam kajian
antropologi kontemporer ada beberapa kajian kultur visual, yaitu
menganalisa kebudayaan yang bertujuan untuk mengkaji seni
foto dan film. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan
kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual

10
berupa film dokumenter atau karya-karya foto mengenai aktivitas
kebudayaan suatu masyarakat.

2.1.2 Pelestarian Budaya


Pelestarian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
Kemendikbud.go.id) berasal dari kata lestari, yang artinya tetap
seperti keadaannya semula, tidak berubah, bertahan, dan kekal.
Kata lestari jika di tambahkan awalan pe- dan ahiran –an dalam
Bahasa Indonesia maka menjadi kata kerja, Kata tersebut akan
menjadi kata pelestarian, yang dimaksud dari pelestarian menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan
melestarikan, perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan,
pengawetan, konservasi. Pelestarian adalah upaya perlindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan yang dinamis
(Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata tentang pedoman pelestarian
kebudayaan tahun 2009).
Widjaja dalam buku Jacobus (2006: 115) mengartikan
pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus
menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu
yang mencerminkan, adanya sesuatu yang tetap dan abadi, berisifat
dinamis, luwes dan selektif. Pengertian mengenai “pelestarian
budaya” yang dirumuskan dalam draft RUU tentang kebudayaan
(1999) dijelaskan bahwa pengertian 10 pelestarian budaya berarti
pelestarian terhadap eksistensi suatu kebudayaan dan bukan berarti
membekukan kebudayaan di dalam bentuk-bentuknya yang sudah
pernah dikenal saja. (Sedyawati, 2008:152).

2.1.2.1 Pentas Seni Budaya


Art Hour, pentas seni budaya Indonesia dalam kemasan modern
Berangkat dari keinginan untuk mengembangkan seni dan budaya

11
sebagai ajang pengaktualisasian diri, Divisi Seni dan Budaya
(Senbud) dari Keluarga Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen
(KMSBM) ITB menggelar Art Hour, sebuah pertunjukan yang
berkonsep pentas seni dan budaya. Acara yang dihelat pada Kamis
(01/11/12) ini menyemarakkan Lapangan Cinta dengan dekorasi-
dekorasi hangat yang mampu menyedot perhatian massa kampus.

2.1.2.2 Festival Budaya


2.1.2.2.1 Festival Batik Bordir Tenun & Scarf 2020
Festival Batik Bandung bersama Maxxindo
Communication bersama Krishna Studio menggelar acara Festival
Batik Bordir Tenun & Scarf 2020. Festival batik ini
diselenggarakan di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh No 66
Kota Bandung, 8 – 12 April 2020.

Acara tahunan ini digelar untuk memberikan kesempatan dan


peluang bagi para pengrajin wastra dan craft khas Indonesia,
dalam menunjukan potensi kreativitas dan eksistensinya.

Dalam acara FBBTS 2020, setidaknya lebih dari 90 tenan


yang ikut berpatisipasi. Mulai dari batik, bordir, tenun, songket,
ulos, aksesoris, busana muslim Indonesia, dan beberapa tenan
kuliner yang turut meramaikan Gedung Graha Manggala
Siliwangi.

2.1.2.2.2 Central Java Fashion Batik dan Tenun Festival 2018 


Gelar Central Java Fashion Batik dan Tenun Festival 2018
diproyeksikan mampu mendongkrak sektor industri kreatif di
Provinsi Jawa Tengah. Perhelatan yang merupakan bagian dari
Festival Kartini 2018 ini diyakini juga mampu menggenjot sektor
ekonomi dan menjaga eksistensi kearifan lokal

12
kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara
Basuki Wijayanto mengatakan salah satu prioritas pembangunan
di Kota Ukir adalah sektor pariwisata. Perpaduan industri kreatif
dan pariwisata sangat diperlukan.
Manfaat kegiatan ini beragam. Selain hiburan, juga
sekaligus sarana mengembangkan kreativitas dan mengenalkan
seni budaya serta kearifan lokal yang ada di Jepara maupun
daerah lain di Jawa Tengah.
2.2 Wisata Budaya
Pariwisata budaya mulai dikembangkan di akhir tahun 1970-an sebagai
bentuk wisata minat khusus pertama. Untuk tujuan menjembatani
kesenjanngan antara manajemen pariwisata dan mamajemen hidup terhdapat
sumber yang sama yaitu budaya (Hilary du Cros dan McKercher.2015.)
Keduanya yaitu pariwisata budaya dan manajemen budaya, tidak serta merta
menjadi suatu hal yang sama, karena masing – masing mempunyai tujuan dan
prinsip yang berbeda.
Secara konseptual berdasarkan pariwisata budaya merupakan
pengembangan pariwisata berbasis sumberdaya budaya yang bertujuan untuk
mengembangkan dan mendukung kelestarian budaya dan lingkungan sekitar,
melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan secara
berkelanjutan. Sumber daya budaya sebagai daya tarik pariwisata dan
berguna untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Pariwsaiata budaya merupakan kegiatan wisata yang berbasis pada pengertian
budaya sebagai kekayaan masyarakat masa lalu atau suatu Kawasan
perlindungan yang memiliki monument, situs sejarah, arsitek atau artefak.
(Roby Ardiwidjaja, 2020:52).
2.3 Tari
Menurut Soedarsono menyatakan bahwa seni tari ialah sebuah ekspresi
jiwa manusia yang melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis.
Tari tradisional merupakan suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan
keindahan dengan latar belakang atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian

13
tersebut. Dalam tari tradisional tersirat pesan dari masyarakatnya berupa
pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma. Karya tari yang dihasilkan
sangat sederhana baik dari sisi gerak, busana maupun iringan. Setiap karya tari
tradisional tidak terlalu mementingkan kemampuan atau tehnik menari yang baik,
namun lebih pada ekspresi penjiwaan dan tujuan dari gerak yang dilakaukannya.

2.3.1 Fungsi Tari


Tari tidak hanya sebuah kesenian yang tanpa makna, dalam penerapannya
tari memiliki fungsi yang menjadikannya sebuah kesenian yang kaya akan makna.
Sumandiyo Hadi (2005 : 13-26) mengemukakan lima fungsi tari yaitu :
1. Tari Sebagai Keindahan
Tujuan seni yang utama tidak lain hanyalah mengenai keindahan. Bahkan
keindahan itu seolah-olah harus ada dalam seni termasuk seni tari. Karena
seni tari selalu dihubung-hubungkan dengan unsur keindahan.
2. Tari Sebagai Kesenangan
Sebagaimana keindahan, kesenangan juga merupakan sifat relatif bagi
manusia. Kesenangan terletak pada hubungan yang terdapat antara obyek
dengan manusia. Sehubungan dengan hal itu, biasanya orang merasa
senang karena obyek keindahan dapat ditangkap memenuhi selera.
3. Tari Sebagai Sarana Komunikasi
Seni tari juga mempunyai keistimewaan yaitu berupa ekspresi manusia
yang akan menyampaikan pesan dan pengalaman subyektif si pencipta
atau penata tari kepada penonton atau orang lain, selain itu properti dalam
tari juga mengkomunikasikan bahwa semua yang ada memiliki makna
khusus.

4. Tari Sebagai Sistem Simbol


Tari sebagai sistem simbol adalah sesuatu yang diciptakan oleh manusia
dan secara konvensional digunakan bersama, teratur dan benar-benar
dipelajari sehingga memberi pengertian hakikat manusia 14 yaitu suatu

14
kerangka yang penuh dengan arti untuk mengorientasikan dirinya kepada
orang lain.
5. Tari Sebagai Supraorganik
Gejala supraorganik adalah semua yang ada dibalik aktifitas dan
artifaknya. Gejala seperti itu sifatnya lebih abstrak dan bersifat lebih tak
teraba. Maksudnya bahwa fenomena supraorganik hanya dapat dikatakan
akan tetapi tidak dapat ditunjukkan mana wujud dan fenomenanya.

2.3.2 Tari Tradisional Indonesia


2.3.2 .1 Tari Janger
Menurut Sudarsono, tari Janger merupakan tari pergaulan muda-mudi
yang hidup dan berkembang di daerah Kedaton-Sumerta. Sebagai tari tradisi
kerakyatan, tari Janger Kedaton mampu menjadi salah satu kebanggaan
budaya masyarakat daerah Kedaton, ciri khas tari Janger ini selalu riang dan
memiliki struktur tersendiri yang apik dan unik.
Janger diciptakan pada tahun 1930-an, Tari Janger ini biasanya berisikan
lima penari wanita yang berpasangan dengan lima penari pria pada tari
Kecak, biasanya kedua tarian tersebut bersahut satu sama lain mengikuti
irama. Musik yang melatari tarian ini adalah Gamelan Batel dan gender
wayang. Tari Janger ini juga memiliki sejarah yang naik turun contohnya
adalah pada tahun 1960an tarian ini sangat popular sehingga sering
dipentaskan untuk banyak kegiatan seperti kegiatan politik dan kegiatan
kampanye lalu sempat jatuh karena banyak penari Janger dibunuh dan
dikucilkan karena dianggap memihak kepada PKI, setelah itu pada tahun
1970an tarian ini kembali popular walaupun tidak sepopuler saat ditemukan
hingga 1960an. Seni tari Janger memiliki arti sebagai sebuah media
pendidikan seni, yakni seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan
atau mengurangi kesedihan, media membangkitkan rasa percaya diri,
toleransi, sopan santun, dan cinta kasih, serta membangun rasa persatuan
yang sangat tepat diberikan bagi generasi muda (Suarjana:2016).

15
Gambar 2.12 Tari Janger
Sumber:
https://blogkulo.com/tari-janger-bali/
2.3.2.2 Tari Saman Meuseukat
Menurut  Muryanto dalam bukunya yang berjudul Mengenal Seni Tari,
disebutkan bahwa tarian ini merupakan hasil karya dari seorang yang
bernama Syeh Saman. Gerakan tangan dan syair yang diciptakan berupa
tepukan tangan, tepukan dada, tepukan di atas lutut, dan mengangkat tangan
ke atas secara bergantian. Tarian ini sekarang dikenal dan dipertunjukkan
acara-acara formal.
Tari Saman adalah salah satu tarian tradisional Aceh yang berasal dari
suku Gayo yang dibawakan oleh pria. Suku Gayo adalah salah satu suku
tertua yang ada di wilayah Aceh. Suku ini sebagian besar menempati tiga
kabupaten yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam.

Mayoritas penduduk suku Gayo memeluk agama Islam. Untuk


melestarikan bahasa khas Gayo, suku ini memiliki berbagai seni dan budaya,
salah satunya adalah tari saman. Dan ada juga beberapa tarian lain dari Gayo
sepetri tari Bines, tari Guel, tari Sebuku dan tari Munalu.

16
Gambar 2.13 Tari Saman
Sumber:
https://bobo.grid.id/read/08674173/tari-saman-dari-aceh-sampai-mancanegara

2.3.2.3 Tari Jaipong


Jaipongan adalah kesenian tari Jawa Barat yang diciptakan oleh seniman
asal Bandung yang bernama Gugum Gumbira Trisondjaya. Jaipongan juga adalah
sebutan untuk karya-karya dari Gugum Gumbira sejak tahun 1976 hingga
sekarang diantaranya bernama Oray Welang, Keser Bojong, Pencug Bojong dan
masih banyak lagi (Kurniati, 1995).
Tarian Jaipong awalnya hanya tari hiburan bagi rakyat biasa, seiring
berjalannya waktu tari Jaipong saat ini disebut sebagai jenis kesenian tari
tersendiri di Jawa Barat, saat ini Jaipongan menjadi tarian yang sering ditampilkan
dalam acara–acara penting seperti menjadi tarian untuk meyambut tamu Negara
yang berkunjung.

Gambar 2.14 Tari Jaipong

17
Sumber:
https://blogkulo.com/tari-jaipong-jawa-barat/

2.3.2.4 Tari Bosara

Bosara merupakan piring khas dari suku Bugis di Sulawesi Selatan. Bahan
dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas seperti
kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna merah, biru,
hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya.
Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya
acara tradisional dan sarat dengan nilai-nilai budaya. Selain digunakan sebagai
salah satu alat yang digunakan para penari tarian daerah, bosara juga biasanya
menjadi tempat sajian aneka kue tradisional yang diletakkan di meja pada acara
resmi pemerintahan sebagai simbol adat Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral
seperti pesta pernikahan adat.

Bosara yang digunakan sebagai wadah kue tradisional maupun lauk,


dijejer rapi di atas meja berkaki pendek, biasanya disebut meja Oshin. Untuk
melengkapi sajian dalam wadah bosara itu, diletakkan baki kecil yang di atasnya
dilapisi kain yang berwarna mirip dengan warna bosara dan meja. Di atas baki
kecil tersebut, diletakkan alas dan piring ceper berukuran kecil yang digunakan
untuk meletakkan kue tradisional yang diambil dari bosara, kemudian cangkir
untuk minuman teh serta tutupnya, ditambah gelas untuk air putih. Oleh karena
itu, tidak heran jika setiap pesta pernikahan adat bugisMakassar sangat lekat
dengan bosara, bahkan ini menjadi tradisi hingga sekarang.

18
Gambar 2.15 Tari Bosara
Sumber:
https://lh3.googleusercontent.com/proxy/PTmCdBMApWbt7QquM4r3PNQOBO
NADN6DctSDMyPyA3EX0oZ3TcdX9wZBXkUFtsCVlNiOH2CPkCRJySOAHx
C1KM73WPyAwde1e0PzATeJhJ2pF-aLyFLONCge_7a8C_ce

2.3.2.5 Tari Serampang 12


Serampang dua belas merupakan tarian Melayu yang mempunyai
keunikan di tiap makna simbol yang sesuai dengan ketentuan adat istiadat Melayu
yang mempunyai arti atau nasehat adat yang terkandung dalam makna simbol
dalam tarian ini. Makna pesan simbol yang terkandung dalam 12 gerak tarian
yang menggambarkan proses percintaan muda-mudi sesuai buday Melayu, busana
yang digunakan penari yang sesuai ketentuan etika budaya Melayu dan musik
pengiring tarian serampang duabeals serta pemahaman masyarakat Melayu
dengan makna simbol yang terkandung dalam tarian ini.
2.3.2.5.1 Makna pesan simbol dalam tarian serampang duabelas

1. Ragam pertama (Ragam pertama disebut ragam permulaan maksdunya


pertemuan pertama) yaitu dengan gerakan gonjek ditempat sambil berubah
arah hadap yang berbeda. Menceritakan awal mula pertemuan antara
seorang peria dan wanita melayu. Dapat dibayangkan bagaimana
pertemuan antara peria dan wanita melayu zaman dahulu jauh sebelum
indonesia merdeka. Selalu menjaga etika, tidak tergesa gesa dan selalu
menghindar bertatapan mata.
2. Ragam kedua (Ragam kedua disebut ragam berjalan maksdunya cinta
meresap) yaitu dengan gerakan melenggang kearah kanan lalu mundur
sing-sing batang dan maju kearah kiri kemudian mundur sing-sing batang.
Menceritakan dari pertemuan timbul rasa simpatik, bayangan wajahnya
selalu mengusik dan tak tahan rasanya untuk melirik.

19
3. Ragam ketiga (Ragam ketiga disebut ragam pusing maksudnya
memendam cinta) yaitu dengan langkah dua dipatah dan dipusing lalu
mundur menyingsing serta langkah dua kembali ketempat semula.
Menceritakan dari rasa simpatik timbul saling memendam rasa. Arti ragam
ini bila diterjemahkan dalam konsep sekarang ini memendam rasa seperti
saling memendam kerinduan. Wajahnya selalu ada menusuk sukma.
4. Ragam keempat (Ragam keempat disebut ragam gila kepayang maksudnya
mabuk asmara) Yaitu dengan gerakan langkah siku atau langkah
menyilang. Arti ragam ini keduanya dilanda mabuk asmara. Selalu inngin
bersua kapan saja dan dimana saja.
5. Ragam kelima (Ragam kelima disebut ragam berjalan bersifat,maksudnya
berbagai isyarat tanda cinta) Yaitu dengan gerakan langkah berjalan maju
dan berbalik arah serta mundur menyingsing serta langkah dua
menceritakan bahwa telah ada issyarat tanda cinta. Arti ragam ini
keduanya memiliki perasaan yang sama yaitu dengan sama-sama jatuh
cinta tapi belum dapat melabuhkan dimana dermaga cintanya.
6. Ragam keenam (Ragam keenam disebut ragam gencat-gencat) Yaitu
dengan gerakan goncek kaki kanan dan kiri ditempat menceritakan adanya
balasan isyarat. Adanya issyarat bahwa kasih semakin dekat
7. Ragam ketujuh (Ragam ketujuh disebut ragam sebelah kaki) yaitu dengan
gerakan goncek lonjak kaki kanan kedepan lalu mundur dengan langkah
8. dua. Kemudian diteruskan dengan gerakan goncek lonjak kaki kiri
kedepan lalu mundur dengan langkah dua. Menceritakan balasan isyarat
telah dipertegas dan diperkuat dengan rasa yang semakin menggelora.
9. Ragam kedelapan (Ragam kedelapan disebut ragam langkah tiga) Yaitu
masih belum percaya. Dengan gerakan langkah siku atau menyilang dan
langkah tiga. Menceritakan keduanya seakan tidak percaya dan menduga-
duga.
10. Ragam kesembilan (Ragam kesembilan disebut ragam melonjak) Yaitu
dengan gerakan lonjak kaki kanan dan berganti dengan kaki kiri.

20
Menceritakan telah ada jawaban dan kesepahaman diantara keduanya
mengenai perasaan yang mereka pendam.
11. Ragam kesepuluh (Ragam kesepuluh disebut ragam datang mendatangi)
Yaitu dengan gerakan langkah dua saling menjeput dimulai dari pihak pria
menjemput dan mengantar kemudian pihak wanita datang dan diantar .
menceritakan bahwa mereka telah selalu bersama dan seiya sekata.
12. Ragam kesebelas (Ragam kesebelas disebut ragam rupa-rupa, maksunya
mengantar pengantin) Yaitu dengan gerakan langkah bersilang biasa dan
langkah bersilang angkat. Menceritakan bahwa mereka sepakat untuk
mendirikan rumahtangga dalam bentuk satu ikatan budaya dan agama.
13. Ragam duabelas (Ragam keduabelas disebut ragam sapu tangan) Yaitu
dengan gerakan menyilangkan secara berkait sapu tangan pria dan wanita
lalu dengan gerakan langkah dua mengangkat sapu tangan keatas dan
bawah sampai bertemu disatu titik akhir.

Gambar 2.16 Tari Serampang 12


Sumber:

https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/15/163300569/tari-serampang-dua-
belas-mengisahkan-cinta-pandangan-pertama

2.3.2.6 Tari Nandak Ganjen

21
Tari Nandak Ganjen adalah tari Betawi kreasi baru ciptaan Sukirman atau
lebih dikenal sebagai Entong Kisam, seniman Betawi yang sudah menggeluti
kesenian Gambang Kromong dan Topeng Betawi sejak tahun 1970. Awal
penciptaan tari Nandak Ganjen sebenarnya adalah untuk memenuhi permintaan
Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1996 untuk menyelenggarakan acara
Apresiasi Seni Pertunjukan.

Inspirasi tari Nandak Ganjen adalah sebuah pantun Betawi yang berbunyi 
“Buah cempedak buah durian, sambil nandak cari perhatian”. “Nandak” dalam
bahasa Betawi artinya menari, dan “Ganjen” artinya genit atau centil yang
dimaknai sebagai sikap menggoda. Tari Nandak Ganjen yang diciptakan tahun
2000 ini memang menceritakan tentang seorang gadis belia yang baru beranjak
dewasa atau ABG (anak baru gede). Dalam masa peralihan usia tersebut biasanya
muncul keceriaan dan kegembiraan seorang remaja, disertai sikap sedikit
memberontak yang menuntut kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka
inginkan, tanpa bertanya terlebih dahulu karena merasa sudah dewasa. Gayanya
cenderung genit atau kecentilan, tetapi seringkali justru berujung pada
kekonyolan-kekonyolan yang membuat orang tersenyum geli melihatnya. Misal
seorang gadis remaja yang mulai belajar berdandan tanpa bertanya terlebih dahulu
bagaimana cara menghias diri dengan benar agar hasilnya memuaskan. Akhirnya
selesai berdandan si gadis bukannya terlihat cantik tetapi justru aneh karena
dandanan yang terlalu “menor” sehingga lebih mirip ondel-ondel.

22
Gambar 2.17 Tari Nandak Ganjen
Sumber:

http://www.setubabakanbetawi.com/tari-nandak-ganjen/

2.3.2.7 Tari Bedhayah


Tari Bedhaya Ketawang merupakan sebuah tarian yang dipopulerkan di
Keraton Surakarta. Meskipun pada awalnya menurut beberapa sumber Bedhaya
Ketawang berasal dari Yogyakarta. Dalam Perjanjian Giyanti disepakati bahwa
Kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Keraton Surakarta menginginkan Tari Bedhaya Ketawang sebagai salah satu
pertunjukan sakral di istana. Sedangkan Keraton Yogyakarta, mencipta Bedhaya
Semang. Bedhaya Semang merupakan sebuah tarian kebesaran yang hanya boleh
dipertunjukkan pada saat penobatan serta Tingalandalem Jumenengan Sunan
Surakarta (upacara peringatan kenaikan tahta raja). Nama Bedhaya Ketawang
diambil dari kata bedhaya yang artinya penari wanita di istana. Sedangkan
ketawang sendiri berarti langit. Langit digambarkan dengan sesuatu yang tinggi,
keluhuran, dan kemuliaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia langit
dideskripsikan sebagai ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya
bulan, bintang, matahari, dan planet lainnya (2008: 561). Tari Bedhaya Ketawang
kemudian menjadi tarian sakral yang suci karena menyangkut Ketuhanan. Filosofi
dalam arti ini memberi makna bahwa segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa
kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Tari Bedhaya Ketawang dibawakan oleh 9
penari wanita.

Gambar 2.18 Tari Bedhayah


Sumber:

23
https://pariwisataindonesia.id/headlines/tari-bedhaya-ketawang/

2.3.2.8 Tari Merak


Menurut Ine Ariani (2013) menyebutkan bahwa diciptakan Tari Merak
berawal atas permintaan Soekarno yang menginginkan suatu pertunjukan untuk
penyambutan tamu negara. Pada zaman itu Indonesia mulai menjadi negara
berkembang sehingga banyak tamu-tamu dari luar negeri yang ingin berkunjung
dan melakukan kerja sama. Soekarno meminta Tjetje Somantri untuk menciptakan
suatu kesenian yang mampu membuat para tamu negara tersebut terpesona dan
terhibur. Atas permintaan tersebut Tjetje Somantri menciptakan sebuat tarian
kreasi yang di adaptasi dari seekor burung elok yaitu burung Merak. Keindahan
dan keelokan burung tersebut di eksplorasi menjadi sebuah tarian yang
menceritakan kehidupan dan pesona Merak jantan. Tjetje Somantri juga pernah
menceritakan bahwa Soekarno memiliki sifat romantisme dan sangat mengagumi
keindahan. Karena hal tesebut maka penari yang ditampilkan adalah perempuan.
Menurutnya perempuan lebih cocok menampilkan tarian ini karena mempunyai
kehalusan gerak saat menari dan dalam gerakan-gerakannya yang gemulai
perempuan memberikan kesan yang indah serta lembut.
Tari Merak merupakan kesenian tradisional yang melibatkan beberapa
orang, yaitu 2 sampai 6 orang atau lebih yang terdiri dari penari Merak jantan dan
Merak betina. Setiap penari mempunyai peran masing-masing. Penari Merak
jantan memeragakan sosok burung Merak jantan yang sedang memamerkan
keindahan ekornya dan menggoda sang betina. Sedangkan penari Merak betina
berperan sebagai burung Merak betina yang sedang melihat keindahan ekor sang
jantan sampai sang jantan menghampirinya, menampilkan sosok gemulai
perempuan, dan kemolekan tubuh sang betina.

24
Gambar 2.19 Tari Merak
Sumber:
http://sappysummer.blogspot.com/2017/04/apresiasi-tari-merak-dan-beksan.html

2.4 Survey Tarian Indonesia Terpopuler Versi Koran Sindo


1. Tari Jaipong - Jawa Barat (25%
Tarian khas dari Jawa Barat ini dikenal dengan gerakan yang
dinamis dan atraktif karena berasal dari gabungan pencak silat, tari ronggeng dan
tari ketuk tilu. Biasanya tarian ini dibawakan secara per orangan atau grup dan
ditampilkan saat penyambutan tamu besar hingga festival budaya.
2. Tari Kecak - Bali (10%)
Bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, Bali juga
dikenal dengan ragam budayanya. Salah satunya tari kecak. Tarian yang
menampilkan drama tari dari cerita Ramayana ini menjadi salah satu daya tarik
wisatawan di Bali. Tari Kecak disebut juga dengan tari Sang Hyang yang
dilakukan saat upacara keagamaan.
3. Tari Remong - Jawa Timur (10%)
Tari remong atau yang biasa disebut dengan tari remo adalah tarian
yang menggambarkan seorang pangeran yang berjuang di medan perang. Tarian
ini sering ditampilkan sebagai pengantar pertunjukan dalam pergelaran kesenian
Ludruk atau tarian selamat datang untuk menyambut tamu. Umumnya, tari ini
dibawakan penari laki-laki dengan gerakan yang gagah berani.
4. Tari Pendet - Bali (8%)
Tarian yang juga terkenal dari Bali ini biasa ditampilkan sebagai
tarian selamat datang atau tarian penyambutan khas Bali. Tari pendet biasa
dibawakan penari wanita dengan membawa mangkuk kecil berisi berbagai macam

25
bunga yang menjadi ciri khasnya. Awalnya, tari pendet merupakan tarian yang
menjadi bagian dari upacara di pura sebagai ungkapan rasa syukur dan
penghormatan dalam menyambut kehadiran para dewata yang turun dari
khayangan.
5. Tari Gambyong - Jawa Tengah (6%)
Masyarakat Jawa dikenal dengan kelembutan dan keluwesannya.
Hal tersebut digambarkan dalam sebuah kesenian, yaitu tari gambyong. Tarian ini
dibawakan beberapa penari wanita dengan gerakan yang anggun dan indah. Di
masa Kraton Surakarta, tari gambyong sering dijadikan sebagai tarian hiburan dan
tarian penyambutan tamu kehormatan. Namun seiring dengan perkembangan
zaman, tarian ini juga.
6. Tari Serimpi - Yogyakarta (5%)
Tarian klasik ini bersifat sakral yang menggambarkan kesopanan
dan kelemahlembutan. Hal tersebut dapat dilihat dari gerakannya yang pelan dan
lemah lembut. Dulu tarian ini hanya ditampilkan di lingkungan Keraton
Yogyakarta untuk acara kenegaraan dan peringatan kenaikan tahta Sultan. Karena
sifatnya yang sakral, penarinya juga sudah dipilih oleh keluarga kerajaan. Namun
setelah Kerajaan Mataram pecah, tarian ini mulai mengalami perubahan dalam
segi gerakan meskipun inti dari tarian ini masih sama.
7. Tari Yapong - Jakarta (5%)
Jenis tarian kontemporer ini melambangkan suka cita dan
pergaulan masyarakat Betawi di Jakarta. Gerakan dalam tarian ini sederhana
namun sangat dinamis. Para penari menari dengan ekspresi gembira dengan
memainkan kaki dan tangan secara bergantian. Tarian ini memiliki gerakan sangat
bervariatif karena tari Yapong merupakan tarian kontemporer. Tarian ini terus
berkembang dengan berbagai kreasi dalam setiap pertunjukannya.
8. Tari Tor Tor - Sumatera Utara (4%)
Sebuah pertunjukkan tari yang unik dari Sumatera Barat karena
menggunakan properti berupa piring dalam tariannya. Piring-piring yang
digunakan para penari tersebut diayun dengan gerakan-gerakan yang cepat namun
teratur. Tari tradisional dari Minangkabau ini dibawakan oleh beberapa penari

26
yang membawa dua piring di setiap telapak tangannya.
9. Tari Piring - Sumatera Barat (4%)
Sebuah pertunjukkan tari yang unik dari Sumatera Barat karena
menggunakan properti berupa piring dalam tariannya. Piring-piring yang
digunakan para penari tersebut diayun dengan gerakan-gerakan yang cepat namun
teratur. Tari tradisional dari Minangkabau ini dibawakan oleh beberapa penari
yang membawa dua piring di setiap telapak tangannya.
10. Tari Saman - Aceh (4%)
Tarian yang dibawakan sekelompok orang yang jumlahnya ganjil
ini sudah melenggang hingga ke mancanegara. Keunikan tarian ini terlihat dari
penggunaan tangan penari untuk menciptakan suara-suara yang padu. Jika
kebanyakan tari tradisional lain penarinya bergerak bebas, tari saman dibawakan
penarinya dengan cara duduk. Selain menggunakan gerakan tangan, para penari
juga berbagi tugas, ada yang mengaum, menyanyikan lagu, dan lain sebagainya.

2.5 Desain
Desain merupakan suatu kegiatan kreatif dalam merancang sesuatu yang
bersifat fungsional dan belum ada sebelumnya bertujuan untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu agar memiliki nilai lebih dan menjadi
lebih bermanfaat bagi penggunanya (J.B Reswick).
Kata “desain” sendiri merupakan salah satu kata baru yang indonesiakan
dari bahasa inggris: design. Sebelumnya kata “merancang” adalah
terjemahan dari bahasa inggris yang dapat digunakan, namun dalam
perkembangannya kata “desain” menggeser makna keseluruhan kata
“rancang” karena kata tersebut tidak dapat mewakili suatu kegiatan,
keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi Desainer ( Sachari,
2000). Sedangkan menurut KBBI desain berarti kerangka bentuk atau
rancangan.

27
2.6 Ilustrasi

Menurut KBBI ilustrasi adalah gambar atau diagram sebagai penghias.


Ilustrasi merupakan suatu ekspektasi dari ketidakmungkinan dan tidak berbeda
jauh dengan angan – angan yang bersifat virtual bisa dibilang ilustrasi bekerja
dalam berbagai diverikasi ( Fariz. 2009:14). Ilustrasi adalah sebuah gambar yang
berkaitan dengan seni rupa. Ilustrasi ini dapat menjelaskan tentang makna dari
sebuah tulisan sehingga membantu pembaca untuk memahami makna (Rohidi,
1984).

Menurut Suhernawan (2010:89) kata ilustrasi berasal dari bahasa Inggris


illustration, yang artinya gambar, foto, atau lukisan. Dalam perkembangannya,
ilustrasi tidak hanya berbentuk gambar, tetapi bisa berbentuk bunyi, kata-kata, dan
musik. Sebagai contoh, ilustrasi music atau bunyi banyak ditemukan dalam
penyajian pertunjukkan film, drama, atau pementasan.

Sedangkan menurut Muksin (2014:18) menyatakan bahwa, Ilustrasi adalah


gambar yang memperjelas ide cerita atau narasi. Tujuan dari gambar ilustrasi
adalah memeperkuat, memperjelas, memperindah, mempertegas, dan
memperkaya cerita atau narasi. Fungsi dari gambar ilustrasi dapat juga
dimanfaatkan untuk menghidupkan sebuah cerita. Gambar ilustrasi yang baik
adalah ilustrasi yang dapat merangsang dan membantu pembaca untuk
berimajinasi tentang cerita, ilustrasi sangat membantu mengembangkan imajinasi
dalam memahami narasi.

2.6.1 Fungsi Ilustrasi


Ilustrasi sendiri mempunyai lima fungsi umum sebagai berikut:
1. Menggambarkan bayangan pada setiap karakter dalm cerita
2. Memberikan gambaran dari bentuk alat – alat yang digunakan
dalam tulisan
3. Mengkomunikasikan cerita

28
4. Memberi gambaran humor tertentu untuk suatu hiburan agar
tidak bosan.
5. Menjelaskan konsep yang akan disampaikan.

Selain ke lima fungsi yang telah disebutkan di atas, berikut fungsi


khusus ilustrasi :

1. Fungsi Deskriptif, yaitu digunakan untuk menjabarkan arti dari


sebuah tulisan yang panjang melalui sebuah gambar.
2. Fungsi Ekspresif, yaitu mengekspresikan suatu ide atau gagasan
melalui sebuah gambar.
3. Fungsi Analitis mengekspresikan secara detail bagian – bagian
suatu benda.
4. Fungsi Kualitatif, yaitu pada umumnya digunakan dalam
pembuatan tabel, grafik, foto, simbol, gambar dan lain – lain.

2.6.2 Jenis – Jenis Ilustrasi


(Soedarso,1990) menyatakan bahwa ilustrasi adalah sebuah gambar yang
melukiskan tujuan tertentu. Ilustrasi sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu:

1. Ilustrasi Naturalis. Ilustrasi tersebut merupakan suatu gambar


ilustrasi yang mempunyai warna dan bentuk yang sama dengan
bentuk sesungguhnya tanpa adanya pengubahan (Suhernawan,
2010).
2. Ilustrasi Dekoratif adalah suatu gambar untuk menghiasi sesuatu
dengan sebuah bentuk yang disederhanakan ataupun dilebih –
lebihkan ( Suhernawan, 2010). Menurut Choirul Amin, Seni
dekoratif merupakan suatu kerangka, rancangan, motif, bentuk
maupun pola yang diterapkan pada suatu objek tertentu. Adapun
fungsi dari seni dekoratif adalah sebagai berikut:
 Mempercantik dan memperindah suatu objek seperti
ruangan, bangunan atau objek-objek lainnya.

29
 Menjadikan manusia lebih kreatif lagi untuk membuat
tampilan suatu objek menjadi enak dan nyaman
dipandang mata.
 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai
cara-cara untuk mendekorasi suatu ruangan, bangunan
atau objek-objek lainnya. Membantu menyampaikan
pesan ataupun memudahkan orang-orang untuk dapat
mencerna suatu objek yang telah dibuat.
 Meningkatkan nilai jual suatu objek karena
tampilannya yang lebih menarik daripada
sebelumnya.

3. Kartun adalah gambar yang mempunyai bentuk lucu dan


memiliki ciri khas. Gambar ini banyak menghiasi komik, buku
cerita, dan majalah anak – anak.
4. Karikatur merupakan ilustrasi sindirian atau kritikan dalam
penggambarannya yang terdapat penyimpangan proporsi pada
tubuh.
5. Ilustrasi cerita bergambar adalah jenis gambar yang terdapat teks
seperti komik.
6. Ilustrasi buku pelajaran berfungsi sebagai menerangkan teks
untuk menjelaskan teori ilmiah yang berupa gambar.
7. Ilustrasi khayalan adalah hasil dari pengolahan daya cipta secara
imajinatif.

2.6.3 Teknik Ilustrasi

Menurut Suhernawan (2010:56) ada beberapa teknik yang dapat


digunakan dalam menggambar bentuk yaitu :

1. Arsir

30
Arsir adalah pengulangan garis secara acak dan saling
menyilang dengan tujuan mengisi bidang gambar yang kosong.
Biasanya digunakan sebagai mempertegas bayangan (Veri
Apriyatno 2004:5). Menurut Muharrar dan Mujiono (2007 : 53)
teknik arsir adalah peengulangan arsir baik teratur maupun acak
dengan tujuan menngisi bidang gambar yang kosong. Arsir
dapat diaplikasikan secara acak ataupun menyilang, tapi
esensinya tetap menggambar menggunakan garis kecil sejajar
yang berulang, namun memang memiliki berbagai varian untuk
mengaplikasikannya. Macam-macam variasi arsir meliputi:

a. Arsir tunggal (searah). Teknik arsir dasar yang menarik garis-


garis kecil sejajar yang berulang untuk mengisi bidang.
b. Arsir silang (dua arah). Disebut juga cross hatch yang
membedakannya adalah arsir ini menarik garis dari dua arah
berbeda yang menyilang.
c. Arsir bebas (scribbling). Masih menarik garis panjang untuk
menutupi bidang, tetapi dengan arah yang bebas dan acak.
d. Arsir gradatif. Arsir yang ditujukan untuk membuat gradasi
atau bayangan. Semakin gelap objek yang digambar, maka
semakin rapat jarak antar tarikan garis yang diulang. Semakin
terang maka semakin renggang juga jaraknya.

Gambar 2.12 Teknik Arsir

31
Sumber: https://sharingconten.com/wp-
content/uploads/2020/01/Crosshatching-Arsiran-Silang.jpg

2. Dussel
Teknik Dussel atau blending yaitu cara melukis untuk
menentukan gelap terang subjek gambaran yang digoreskan
dalam posisi miring. Teknik dusel adalah teknik menggambar
atau mengarsir dengan cara digosok, baik dengan kapas, kertas
atau tangan (Azis Ahmad: 2004: 111).

Pastiguna.com juga memaparkan bahwa teknik dusel


adalah suatu cara atau metode menggambar bentuk suatu objek
dengan menggunakan pensil untuk menggambar dengan cara
digoreskan dalam posisi miring atau roboh untuk menentukan
geap terang pada objek gambar.

Teknik ini menggosok pensil yang telah dibubuhkan untuk


menciptakan gradasi halus. Menggunakan teknik yang satu ini
harus diawali oleh penggunaan teknik back and forth  yang
lembut tanpa marka pensil.Teknik ini lebih cocok digunakan
untuk pensil charcoal atau pensil arang yang lebih mudah untuk
dimanipulasi lewat gosokan. Terdapat pensil blending yang
terbuat dari bahan semacam kertas untuk membantu proses
ini.Blending tidak disarankan untuk melatih kemampuan
menggambar. Menyamarkan dan menghilangkan bekas-bekas
guratan yang tidak presisi tidak membantu melatih keterampilan
menggambar.

32
Gambar 2.13 Teknik Dussel
Sumber: https://i0.wp.com/fatasama.com/wp-
content/uploads/2021/02/5.-berikan-detail-seperti-memberi-
bulu-mata-dan-alis.png?resize=800%2C445

3. Pointilis
Teknik pointilis merupakan cara menggambar yang berguna
untuk menetukan gelap terang dengan menggunakan komposisi
titik. Teknik pointilis memiliki kerumitan yang luar biasa
disamping waktu pengerjaan yang super lama.

Gambar 2.14 Teknik Pointilis


Sumber: https://asset.kompas.com/crops/x9YbcOlv6YGM6JrL-
pPRZEfZl_I=/0x14:403x283/750x500/data/photo/2021/03/08/6
045c395ea083.jpg

4. Teknik basah
Teknik basah merupakan teknik menggambar ilustrasi yang
menggunakan cat air dengan cara membasahi kertas gambar
dengan air. Gambar yang dihasilkan akan memiliki kehalusan
dalam warna.

33
Gambar 2.15 Teknik Basah
Sumber:
https://st3.depositphotos.com/27496390/33432/i/600/depositpho
tos_334326584-stock-photo-dense-forest-in-morning-mist.jpg

5. Teknik kering
Merupakan teknik menggambar ilustrasi menggunakan pensil,
pulpen gambar, krayon dengan kertas gambar yang kering.

Gambar 2.16 Teknik


Sumber:
https://nyufaceid.files.wordpress.com/2017/12/scan0014.jpg?
w=656&h=300&crop=1

2.7 Digital Art

34
Ilustrasi digital atau Digital art merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana cara mengesplorasikan kemampuan kreatif pada program
komputer untuk membuat seni visual berupa ilustrasi dan memperbaiki
ilustrasi . Mikke Susanto (2011:105) digital art adalah pemanfaatan media
digital untuk olah seni dan bidang ekspresi seni dan seni yang dibuat dengan
menggunakan media digital seperti komputer dan internet.

2.7.1 Software Desain


Roger S. Pressman (2002) yang dimaksud dengan perangkat lunak
atau software adalah sebuah perintah program dalam sebuah komputer,
yang apabila dieksekusi oleh usernya akan memberikan fungsi dan
unjuk kerja seperti yang diharapkan oleh usernya.

2.7.1.1 Macam-macam Software Design


1) Adobe Phoshop
Photoshop adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems
yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek.
Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan
perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market
leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan,
bersama Adobe Acrobat, dianggap sebagai produk terbaik yang pernah
diproduksi oleh Adobe Systems. Versi kedelapan aplikasi ini disebut
dengan nama Photoshop CS (Creative Suite), versi sembilan disebut
Adobe Photoshop CS2, versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3 ,
versi kesebelas adalah Adobe Photoshop CS4 , versi keduabelas adalah
Adobe Photoshop CS5 , dan versi yang terakhir (ketigabelas) adalah
Adobe Photoshop CS6.
2) CorelDRAW
CorelDraw adalah editor grafik vektor yang dikembangkan oleh Corel,
sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas
di Ottawa, Kanada. Versi terbarunya, CorelDRAW X5 dirilis pada

35
tanggal 23 Februari 2008. CorelDRAW pada awalnya dikembangkan
untuk sistem operasi Windows 2000 dan seterusnya.
3) Adobe Indesign 
Adobe Indesign adalah jenis software desain grafis yang berada dalam
perangkat lunak destop publishing atau biasa dikenal dengan nama
DTP. Adobe Indesign diproduksi oleh Adobe sistem yang bisa anda
gunakan untuk membuat poster, brosur, majalah atau buku. Aplikasi
ini banyak digunakan masyarakat luas untuk melakukan suatu desain
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Adobe Illustrator 
Adalah perangkat lunak grafis berbasis vektor, yang dikembangkan
dan dipasarkan oleh Adobe Systems. Seiring berjalannya tahun, Adobe
Illustrator telah mengalami perkembangan versi, Illustrator CC
merupakan versi terkini dari generasi kedua puluh untuk produk
Illustrator. Software ini dipergunakan untuk menggambar karya dalam
bentuk digital ilustrasi dengan hasil yang maksimal.
5) Procreate
Berdasarkan dari laman resminya, Procreate menawarkan diri sebagai
aplikasi yang menyediakan segala fitur yang dibutuhkan untuk
membuat ilustrasi yang ekspresif. Aplikasi Procreate banyak
direkomendasikan baik bagi ilustrator pemula maupun profesional. Ini
karena tools dan fitur yang ditawarkannya cukup lengkap.
2.7.2 Brush Tools
Brush tool adalah salah satu tool dari beragam macamnya tools
dalam bidang desain. Tool ini berfungsi seperti kuas yang bisa
digunakan untuk menghaluskan suatu objek atau pun menambahkan
hiasan dalam bentuk tertentu.
Brush tool juga merupakan salah satu fitur yang sangat penting
dalam aplikasi photoshop, karena tool ini memiliki banyak sekali
kegunaan. Mulai dari photoshop versi awal sampai akhirnya ke versi
CC brush tool menjadi fitur yang begitu penting adanya. Karena tool

36
ini menjadi salah satu komponen penting dalam pembuatan ilustrasi
gambar, memperhalus gambar, atau mengukir brush menjadi suatu
objek, juga beberapa fungsi vital lainnya.

2.8 Warna
Warna adalah salah satu unsur keindahan dalam seni dan desain selain
unsur – unsur visual lainnya (Prawira 1999:04). Menurut para ahli lainnya warna
adalah suatu objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan (Sanyoto :
2011). Dalam perancangan sebuah desain warna mempunya kedudukan yang kuat
dan dominan dalam identitas suatu desain dan produk, dilanjutkan menurut Henry
Dreyfuss bahwa warna digunakan dalam simbol – simbol grafis untuk
mempertegas maksud dari suatu simbol. Menurut (Nugraha : 2008) bahwa warna
sendiri ditinjau dari dua sudut pandang, yang pertama dari pandangan ilmu fisika
dan kedua dari kaidan ilmu bahan, lalu diperkuat oleh Newton bahwa warna
merupakan suatu fenomena alam yang berupa cahaya dan mengandung warna
spektrum atau pelangi. Brewster pun mengelompokkan warna agar lebih
sederhana dan lahirlah teori Brewster.

Gambar 2.17 Diagram Warna


Sumber: https://i2.wp.com/bambangherlandi.web.id/wp-
content/uploads/2020/11/Color-wheel-1.png?resize=800%2C800&ssl=1

37
2.8.1 Jenis – Jenis Warna
Menurut Teori Brewster warna – warna yang berada di alam
dijadikan empat kelompok warna, yaitu:
1. Warna Primer
Warna ini adalah warna dasar yang tidak merupakan
campuran dari warna lainnya. Bisa dibilang warna ini
adalah warna – warna dasar seperti merah, biru dan
kuning.
2. Warna Sekunder
Warna Sekunder adalah warna – warna yang
dihasilkan oleh campuran warna -warna premier. Ketiga
warna primer tersebut jika dicampuran menjadi 48 warna.
3. Warna Tersier
Warna ini pada awalnua dicetuskan pada warna –
warna netral yang dibuat dengan cara mencampurkan
ketiga warna primer sekaligus dalam sebuah ruang warna
yang menghasilkan warna putih dalam sistem warna
aditik, sedangkan dalam sistem warna subtraktif pada
pigmen dapat menghasilkan warna gelap seperti cokelat
dan hitam.
4. Warna Netral
Warna netral muncul atas campuran ketiga warna
dasar dalam proporsi 1:1:1. Biasanya warna ini akan
menuju ke warna hitam. Warna-warna yang disebut netral
dalam busana adalah warna hitam, putih, biru, abu-abu,
dan termasuk dalamnya adalah warna cokelat, perak, dan
emas (Meilani:2013).

2.8.2 Psikologi Warna

38
Menurut Johannes Linschoten warna bukan sebuah tanda yang
hanya bisa diamati secara visual saja, tetapi warna pun memberikan
efek terhadap perilaku seseorang, berikut psikologi pada warna:

1. Merah adalah warna yang berhubungan dengan energi, gairah,


tindakan, bahaya, kegembiraan, dan rasa kasih saying.
Menggunakan warna ini mampu menarik para audiensnya
2. Kuning menggambarkan kebahagiaan, optimis, positif, tenang
dan kehangatan. Warna ini juga dapat mendorong hasrat untuk
melakukan sesuatu
3. Putih adalah warna yang mewakili dan menetralkan seluruh
warna dasar dalam takan proporsi yang sama besar. Warna ini
melambangkan kepolosan, suci, tidak bernoda, dan
melambangkan suatu sifat yang dingin.
4. Hitam adalah warna yang dapat dikaitkan dengan kekuatan,
misteri, otoritas, kematian, kejahatan, tegas, dan otoritas. Warna
ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam penampilan,
meningkatkan semangat dan mengkomunikasikan kesedihan.
5. Biru adalah warna yang menyenangkan, warna ini biasa
dikaitkan dengan ketenangan, kelembutan, pengertian, dan
lembut.
6. Oranye adalah warna yang dapat mewakili jiwa petualangan,
kreativitas, antusias, dan kesuksesan.
7. Hijau adalah warna yang identic dengan alam karena mewakili
kesuburan, pertumbuhan, kesehatan, dan herbal.

2.9 Tipografi
Menurut Stanley Marrison tipografi adalah keterampilan mengatur bahan
vetak secara baik dengan tujuan tertentu, seperti mengatur tulisan,
pembagian space, dan menata huruf – huruf secara maksimal agar pembaca
memahami teks. Menurut para ahli lainnya (Roy Brewer : 1971) Tipografi

39
meliputi penataan dan pola halaman, atau cetakan atau dalam arti yang lebih
sempit hanya mencakup pemilihan, pengaturan, dan berbagai hal yang
berkaitan dengan pengaturan jalur pengaturan huruf, tidak termasuk ilustrasi
dan elemen lainnya, bukan surat di halaman dicetak 

2.9.1 Jenis – Jenis Tipografi


Menurut Jams Craig tipografi diklasifikasikan ke beberapa jenis,
yaitu:

1. Roman. Huruf ini memiliki ciri serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang
kontras pada garis – garis hurufnya. Kesan dari tipografi ini
adalah klasik. Tipografi ini bisa juga disebut “Serif”. Font serif
ini cocok untuk penggunaan cerita, artikel, dan berita.
2. Egyptian adalah tipografi yang memiliki serif yang berbentu
persegi dengan ketebalan yang sama. Tipografi ini memberikan
pesan kokoh dan kuat.
3. Sans Serif adalah tipografi tanpa adanya serif, jenis font ini tidak
memiliki sirip dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau
mendekati sama. Kesan yang timbul pada jenis ini adalah
modern.
4. Scrip adalah huruf yang menyerupai goresan manual seperti
dikerjakan dengan pena, pensil ataupun kuas. Tipografi ini
memberi kesan manual seperti tulisan sendiri.
5. Micellaneous adalah pengembangan dari bentuk – bentuk yang
sudah ada hanya saja ditambah hiasan dan ornamen – ornamen.

40
Gambar 2.19 Jenis Tipografi

Sumber: https://www.dumetschool.com/images/fck/tp1.jpg

2.10 Simbol
Menurut William Dilliston Simbol adalah gambaran dari suatu objek nyata
atau khayal yang menggugah perasaan atau digugah oleh perasaan. Perasaan-
perasaan berhubungan dengan objek, satu sama lain, dan dengan subjek. Menurut
para ahli lainnya ialah simbol adalah satu tanda yang dihasilkan oleh seorang
penafsir sebuah signal dan berlaku sebagai pengganti untuk signal itu, dan
bersinonim. Munurut kamus webster (1997) menjelaskan bahwa pengertian simbol
sebagai sesuatu yang mewakili atau menjelaskan tentang sebuah bentuk.. Selain itu,
Beliau juga mengungkapkan bahwa simbol juga dapat digunakan untuk tanda bagi
sebuah obyek. Contoh nyatanya adalah bentuk love melambangkan sebuah cinta dan
kasih sayang, oleh karena itu simbol pun memiliki beberapa fungsi.

2.10.1 Fungsi Simbol


Fungsi – fungsi pada simbol berdasarkan kajian diatas, yaitu:
6. Simbol dapat membantu manusia dalam pemberian nama atau
tanda sebagai pembeda suatu benda dan lainnya.
7. Dapat membantu dalam memahami lingkungan sekeliling anda
8. Dapat sebagai sarana untuk berfikir
9. Dapat membantu dalam memecahkan berbagai masalah dan
membantu memberikan solusi pada masalah
10. Dapat memprediksikan kehidupan masa lalu dan masa depan
11. Dapat memberi bayangan berbagai fakta

41
12. Menghindari perbudak oleh keadaan sekitar.

2.11 Kemasan

Menurut KBBI kemasan adalah bungkus peling barang dagangan.


Kemasan adalah desain yang berhubungan dengan bentuk, struktur, material,
warna, tipografi, dan elemen – elemen desain lainnya dengan informasi agar
produk dapat dipasarkan (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33)

2.11.1 Fungsi Kemasan


Kemasan juga memiliki beberapa fungsi, ada dua fungsi dari
kemasan (Simamora, 2007) yaitu:
1. Fungsi protektif yaitu berhubungan dengan proteksi produk,
prasarana, transportasi dan saluran distribusi yang semua
berimbas ke pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian
produk yang rusak ataupun cacat.
2. Fungsi promosional yaitu kemasan sebagai sarana promosional.
Pengemasan ini menyangkut pada promosi sebuah produk
tersebut biasanya menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

2.12 Label

Menurut KBBI label adalah sepotong kertas yang ditempelkan pada


barang dan label juga sebagai penjelas tentang nama barang, pemilik, tujuan,
dan lain – lain. Label merupakan bagian dari suatu produk untuk menjelaskan
informasi mengenai produk tersebut, label juga merupakan tanda pengenal
yang disatukan dengan produk. (Tjiptono 1997:107).

2.12.1 Fungsi Label

42
Label memiliki beberaoa fungsi, menurut Kotler (2000:478) fungsi
label sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi produk atau merek
2. Menentukan kelas produk tersebut
3. Menggambarkan beberapa hal mengenai informasi produk
tersebut
4. Mempromosikan produk melalui media gambar yang menarik.

2.13 Stiker

Stiker adalah suatu media informasi visual yang berupa lembaran kertas
kecil atau plastic yang dapat ditempelkan. Menurut KBBI sticker adalah
lembaran kecil berupa kertas atau stiker yang ditempel. Stiker merupakan
salah satu media promosi yang diletakkan pada produk atau barang yang
menggambarkan identitas suatu produk.

2.14 Kemeja
Menurut Arifah A. Rianto, kemeja adalah jenis pakaian luar yang
tersedia dalam kerah yang digunakan oleh pria dalam berbagai aktivitas.
Selain itu kemeja juga disediakan dalam dua jeniis lengan, yaitu berlengan
pendek dan berlengan Panjang.
Berdasarkan KBBI kemeja memiliki arti yaitu baju atau pakaian laki-
laki, dengan ciri pada umumnya memiliki kerah serta berkancing depan,
terbuat dari bahan kain katun, linen, dan lain – lain serta kemeja sendiri dapat
berlengan Panjang ataupun yang berlengan pendek. Di dalam buku Men’s
Wardrobe edisi “ Chic Simple” kemeja merupakan pakaian yang memiliki
kerah, berlengan panjang, memiliki kancing dari ujung atas hingga ujung
bawah serta beberapa model memiliki kantong atau saku di salah satu sisi
ataupun bisa juga di kedua sisinya. Kemeja dikenal di daratan Eropa dengan
sebutan Camisa, yang tidak berbeda dengan bentuk aslinya, Blus dari bahasa
Perancis, yang banyak digunakan untuk wanita serta Hem dari bahasa

43
Belanda. Pada awalnya kemeja dikenal di Eropa dengan ciri khas memiliki
renda di sepanjang dada hingga perut. Pada abad ke 17 di Eropa, kemeja
merupakan pakaian dari para bangsawan atau bisa juga petinggi – petinggi
pada saat itu, kemeja putih berenda menjadi pakaian kebangsaan dari kerajaan
Inggris, biasanya kemeja tersebut dipadupadankan dengan Tuxedo.

2.14.1 Jenis Kemeja


Menurut Nanie berikut adalah jenis – jenis kemeja serta
pengertiannya, antara lain:
1. Kemeja Chambray
Chambray memiliki wujud yang mirip dengan kemeja denim
secara visual namun kemeja chambray berbeda dengan denim.
Kemeja chambray menggunakan kain tenun polos, dengan kain
tersebut kemeja chambray lebih ringan dari kain denim yang
dalam pembuatannya menggunakan tenunan kepar atau twill
weave. Keunggulan ini menjadikan kemeja chambray sebagai
pilihan yang bagus apabila menyukai tampilan dari denim namun
mencari bahan yang ringan dan lebih murah pastinya dibanding
denim.

2. Kemeja Oxford Button-Down


Sebutan Oxford Button-Down diambil dari jenis kain Oxford yang
menjadi bahan kemeja ini, kemeja ini sudah menjadi standard gaya
berpakaian pria selama bertahun – tahu, bahkan hingga saat ini
pun kemeja ini masih digunakan biasanya untuk acara yang semi
formal hingga formal. Kemeja ini memiliki tekstur kainnya cukup
tebal sehingga memberikan kesan kasual. Kemeja ini memiliki
kancing kerah dan gantungan di bagian belakang kuk (bagian
belakan di bawah kerah) menjadi ciri khas desain kemeja Oxford
yang umum.

44
3. Kemeja Hawaii atau Kemeja Pantai
Kemeja Hawaii bermotif ceria dan berwarna cerah, Sebutan
“Hawaii” pada kemeja ini mengacu pada bagian kerah di kemeja
ini yang terbuka sehingga menjadikkannya cocok untuk dijadikan
pakaian pantai. Kemeja ini kembali mendapat perhatian lagi oleh
pecinta fashion berkat kebangkitan mode era tahun 50an, dimana
tren old-school yang sedang menjadi kegemaran anak muda saat
ini.

2. Kemeja Flanel
Kemeja ini merupakan suatu jenis kemeja yang dibuat
menggunakan bahan kain flanel, sejenis kain tekstil yang
memiliki tekstur lembut serta halus yang dibuat melalui
serangkaian proses pemanasan dan penguapan. Kain flnnel
umumnya bermotif kotak, tetapi motif kotak tidak selalu itu
kemeja flanel, apapun motifnya kemeja yang dibuat dengan kain
flannel sudah bisa disebut kain flanel.
3. Kemeja Lengan Pendek
Kemeja berlengan pendek identik dengan pakaian orang tua dan
serta ketinggalan zaman. Tetapi para desainer serta merek pakaian
ternama telah menjadikan gaya kasual ini ke dalam ranah yang
keren, modern, dan up to date yang cocok digunakan oleh anak-
anak muda baik untuk bekerja maupun hanya sekadar bermain.
Dalam beberapa tahun terakhir ini kemeja berlengan pendek
kembali menjadi pilihan di kalangan pecinta mode. Dalam
beberapa tahun ini kemeja berlengan pendek menjadi tren saat
musim panas di negara-negara yang memiliki empat musim
tentunya kemeja ini cocok digunakan di Indonesia dengan iklim
tropisnya . Dengan bermacam pola dan  corak  mulai dari  tropikal
serta pola geometris hingga warna pastel dan garis-garis vertikal.
4. Kemeja Denim

45
Kemeja denim merupakan jenis kemeja yang dibuat
menggunakan bahan kain tenunan kepar atau twill weave. Kemeja
berjenis denim tidak terbatas oleh jenis lengannya baik pendek
maupun panjang. Kain denim merupakan material khas berwarna
biru yang identik dengan gaya kaum muda yang tidak lekang
dimakan waktu. Pada tahun 50an denim menjadi popular dengan
dikenakannya pakaian ini oleh aktor-aktor Hollywood di berbagai
kesempatan baik di film maupun penampilan lainnya.
5. Kemeja Linen
Sesuai dengan namanya kemeja ini dibuat dengan kain linen.
Kain linen sendiri merupakan produk tekstil yang dibuat dari serat
tumbuhan alami, yakni tumbuhan linen. Kain linen dikenal
sebagai produk tekstil yang mampu bertahan lama, asal dirawat
dengan baik. Teksturnya yang agak kaku namun ringan dan
mudah jatuh diklaim sebagai salah satu jenis bahan yang nyaman
dipakai.

2.15 Artwork pada Kemeja


Ilustrator dan komikus komik Jokowi bergaya Tintin, Hari Prast
menciptakan artwork di kemeja produksi brand Tenue de Attire. Selain
bergambar Jokowi dan Prabowo, dua gambar lainnya menampilkan keberagaman
Indonesia.
Satu gambar menampilkan kesenian Reog Ponorogo dengan latar gunung
berapi aktif di Indonesia. Di gambar kemeja lainnya ada perpaduan antara
Gatotkaca, astronot, dan gambar pewayangan lainnya.

46
Gambar 2.20 Kemeja Artwork Hari Prast

Sumber:
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/26/183724120/ajakan-
bersatu-dalam-kemeja-motif-ilustrasi-jokowi-prabowo?page=all

2.16 Pakaian Sebagai Komunikasi


Kemeja, pakaian ,dan fashion telah menjadi suatu fenomena kultural saat
hal tersebut menjadi praktik suatu penandaan. Melalui pakaian, setiap
penggunanya mampu mengkomunikasikan suatu tatanan sosialnya sendiri.
Roach dan Eicher menyebutkan bahwa fashion dan pakaian secara simbolis
mengikat satu komunitas.
Pakaian juga digunakan untuk mereflesikkan, meneguhkan,
menyembunyikan ataupun membangun suasana hati. Setidaknya untuk
orang – orang yang memakai pakaian dengan garis dan warna yang kontras
bisa mengekspresikan suasana hati yang gembira pada orang lain dan juga
meneguhkan suasana hati yang sama dengan pemakainya (Roach dan
Eicher, 1979:8)

2.17 Ekspresi

Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk


berkomunikasi secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah
setiap orang selalu menyatakan hati dan perasaannya.

Darwin (dalam Matsumoto & Ekman, 2007) menyatakan bahwa pada


prinsipnya guratan ekspresi emosi adalah tindakan yang bersifat tingkah laku
lengkap, dan kombinasi dengan tanggapan jasmani lain yaitu suara, postur,

47
gestur, pergerakan otot, dan tanggapan fisiologis lainnya. Misalnya guratan
ekspresi emosi yang ditunjukan oleh raut wajah seseorang adalah bagian dari
emosi. Menurut Safaria dan Saputra (2009) guratan ekspresi merupakan
bentuk komunikasi seperti kata-kata dan merupakan bentuk komunikasi yang
lebih cepat dari kata-kata itu sendiri.

Gunarsa (dalam Safaria & Saputra, 2009) berpendapat bahwa ekspresi


emosi ialah suatu bentuk komunikasi melalui perubahan raut wajah dan
gesture yang menyertai emosi, sebagai luapan dari emosi, mengungkapkan,
menyampaikan perasaan kepada orang lain, dan menentukan bagaimana
perasaan orang lain. Menurut Susanto (dalam Zuhana, 2010) pengekspresian
emosional seseorang akan memberikan informasi yang diperlukan oleh
individu untuk mengambil suatu keputusan yang dapat dilakukan melalui
komunikasi.

Menurut Barrett dan Fossum (dalam Kurniawan & Hasanat, 2007) emosi
adalah manifestasi dari keadaan fisiologis dan kognitif manusia, yang dalam
pengungkapannya merupakan cermin dari pengaruh budaya dan sistem sosial.
Memperkuat pendapat tersebut, Berry (dalam Kurniawan & Hasanat, 2007)
menambahkan bahwa emosi dipelajari individu sebagai nilai-nilai budaya
dalam lingkungan sosial yang ditinggali. Maka kultur dan sistem sosial
dimana individu tersebut tinggal dan menetap mengatur serta membatasi
kepada siapa, kapan, dan dimana seseorang bisa mengungkapkan dan
merahasiakan emosi-emosi yang sedang ia rasakan, serta berhubungan
dengan cara pengungkapan emosi tersebut baik verbal maupun nonverbal.

2.18 Body Language


Menurut Richard E. Potter dan Larry A. Samoval dalam Intercultural
Communication: A Reader (Cengage Learning, 2014), bahasa tubuh
adalah proses pertukaran pikiran dan gagasan dengan penyampaian pesan
berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang
yang digunakan), diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh.

48
Menurut David Cohen dalam buku “bahasa tubuh dalam pergaulan” yang
menjelaskan tentang bahasa tubuh sebagai bentuk topeng-topeng
mengungkapkan bahwa bahasa tubuh juga menyingkapkan topeng-topeng
kita. Manusia belajar menggunakan topeng sejak kecil dan banyak diantara
kita dapat melakukannya dengan baik. Banyak isayarat-isyarat nonverbal
tantang perasaan bersifat sangat halus dan terjadi hanya sekilas. Membacanya
seperti mencoba menguraikan pola dari selendang yang dipakai seseorang
yang sedang lewat. Anda dapat melakukannya, tapi membutuhkan keahlian
dan latihan.

2.19 Studi Komparasi


Adapun beberapa komparator yang dirasa sesuai dengan perancangan yang
akan dibuat dan setema dengan judul yang diangkat, komparator ini juga sebagai
landasan pada perancangan visual. Berikut beberapa studi komparasi:

1. Ulun Banjarmasin
Ulun Banjarmasin adalah sebuah kaos yang berilustrasikan
budaya Banjarmasin yang dirancang oleh Bastian Sentosa A,
Ahmad Adib, dan Anang Tri Wahyudi dari DKV Universitas
Kristen Petra. Perancangan ini bertujuan untuk mengenalkan
kekayaan alam dan kebudayaan kota Banjarmasin melalui media
kaos.

49
Gambar 2.21 Ulun Banjarmasin

Sumber: Jurnal Ulun Banjarmasin

2. Yoroyo
Yoroyo adalah sebuah kaos yang berlustrasikan event
budaya dan pariwisata di Kota Suarabaya. Yoroyo dirancang
oleh Dito Prakoso dan Raditya Eka Rizkiantono dari Desain
Produk dan DKV ITS. Yoroyo betujuan untuk mengenalkan
event – event wisata budaya dan pariwisata kota Surabaya.

Gambar 2.20 Yoroyo

Sumber: Jurnal Yoroyo Surabaya

Analisa
Ulun Banjarmasin Yoroyo
Ilustrasi Budaya Banjarmasin diangkat Mengangkat event – event
Budaya sebagai ilustrasi pada media budaya di Kota Surabaya.
Indonesia kaos dengan

Tujuan Bertujuan untuk mengenalkan Betujuan untuk


kekayaan alam dan kekayaan mengenalkan banyaknya
budaya Kota Banjarmasin event – event wisata
budaya dan pariwisata di

50
Kota Surabaya yang
dianggap sebagai kota
metropolitan
Target Target audiens dari Ulun Target audiens dari yoroyo
Banjarmasin 15-25 tahun adalah usia 18-26 tahun

Warna Ulun Banjarmasin merancang Warna yang digunakan


enam kaos yang berwarna Yoroyo adalah putih pada
coklat, ungu, hitam, merah, biru, media kemeja dan warna
dan tosca dengan warna ilustrasi pastel pada ilustrasi
putih hitam adan ada kuningnya. budaya.

51
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Masalah

Analisis masalah ialah suatu proses sistematis dalam pencarian dan


pengaturan transkripsi wawancara, studi komparator, serta teori-teori lain yang
telah dikumpulkan untuk memberi pemahaman mengenai materi-materi
tersebut serta dapat memungkingkan penyajian dari data yang sudah
ditemukan. Sebagai landasan dalam analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis S.W.O.T dan analisis STP untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selanjutnya, berdasarkan dari
hasil analisis masalah tersebut selesai dilaksanakan, maka dibuat media yang
akan penulis rancang.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara online melalui Google Meeting dan penyebaran


Google Form. Kegiatan penelitian dimulai pada tanggal Maret 2021 hingga
November 2021.

3.3 Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan


kualitatif. Penelitian ini lebih mengandalkan pada pengumpulan data kualitatif

52
misalnya kata-kata, kalimat, dan gambar yang sifatnya sebagai pelengkap.
Metode Penelitian kualitatif ialah penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen utamanya
(Sugiyono, 2005). Perbedaan dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian
kualitatif lebih mengandalkan narasi sedangkan kuantitaif mengandalkan
angka.

3.3.1 Teknik Pengambilan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah :

1. Studi Literatur
Menurut pendapat dari Danial dan Warsiah Studi Literatur adalah
peneliti melakukan suatu penelitian dengan mengumpulkan banyak
buku atau media – media yang tertulis yang berkesinambungan
terhadap masalah dan tujuan penelitian. Tujuan dari teknik ini
adalah untuk mengemukakan berbagai teori dari beberapa literatur
yang berkesinambungan dengan masalah yang sedang dibahas serta
dijadikan sebagai acuan dalam pembahasan hasil dari penelitian.
Studi kepustakaan dilakukan dengan tujuan utama yaitu mencari
dasar pijakan atau fondasi untuk mendapatkan serta membangun
suatu landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukan hipotesis
penelitian atau dugaan sementara. Data yang digunakan berasal dari
tulisan pada buku, penelitian serupa, jurnal, dan artikel, literatur
review yang berisikan tentang suatu konsep yang sedang diteliti.

2. Software
Dalam perancangan visual pada produk ini dibutuhkan software -
software seperti Procreate untuk merancang ilustrasi dengan
menggunakan brush pencil lalu diberi color overlay dan Layouting
di aplikasi Adobe Photoshop. Untuk media pendukung stiker

53
menggunakan Adobe Illustrator lalu hangtag dan kemasan
menggunakan adobe photoshop, adapun pembuatan video teaser
menggunakan aplikasi procreate untuk gif menggunakan technical
pen dan light pen untuk efek terang. Software digunakan agar
perancangan kemeja bermotif ini dapat mendapatkan hasil yang
maksimal.

3. Wawancara
Menurut pendapat dari Sugiyono (2016:317) wawancara dapat
digunakan sebagai teknik dalam pengumpulan data untuk
menemukan suatu permasalahan yang harus diteliti serta apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam terhadap perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Peneliti mewawancarai beberapa responden untuk mendapatkan
jawaban yang dapat peneliti simpulkan. Pertanyaan wawancara
yang peneliti buat berhubungan dengan studi literature yang peneliti
baca, lalu peneliti jabarkan pertanyaan jadi beberapa pertanyaan,
dan narasumber yang peneliti tuju adalah seputar desainer.

3.3.2. Metode Analisa Data

3.3.2.1 Analisis SWOT


1. Strength (Kekuatan)
 Masih sedikit produk ilustrasi tentang Tarian Indonesia.
 Pembuatan ilustrasi menggunakan media kemeja sehingga
makna ilustrasi dapat disampaikan lebih luas.
 Banyak tema budaya yang bisa dipilih untuk diilustrasikan.

2. Weakness (Kelemahan)

54
 Membutuhkan teknik tertentu dalam pengaplikasian ilustrasi
pada media.
 Ilustrasi harus bisa cocok dengan media utama

3. Opportunity (Peluang)
 Trend kemeja berilustrasi budaya sedang menjadi tren
 Menggunakan warna sesuai karakteristik Gen Z
4. Threat (Ancaman)
 Sudah terdapat brand besar yang mengangkat tema
Indonesia
 Cukup sulit menentukan ilustrasi serta posisinya pada media
utama.

3.3.3 Metode Pengumpulan data

Data yang telah diperoleh memiliki peranan yang penting dalam


menjawab pokok – pokok permasalahan yang ada. Data mengenai
kemeja bermotif pariwisata budaya peneliti menggunakan
kuesioner untuk mendapatkan jawaban. Data ini nantinya akan
digunakan untuk mengetahui konsep yang akan digunakan dalam
merancang sebuah kemeja bermotif . Sumber data pada penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer
Data primer merupakan data yang telah dikumpulkan secara
langsung oleh orang yang tengah melakukan suatu penelitian.
Sumber dari data primer pada penelitian ini diperoleh dari
wawancara. Pertanyaan wawancara diambil dari studi literature
yang telah dibaca lalu diwawancara ke beberapa narasumber
yang telah dituju oleh peneliti seperti fashion designer da
enthusiast, graphic designer, mahasiswa marketing pariwisata,
marketer, dan lulusan komunikasi Universitas Brawijaya.

55
2. Data sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber kedua
dari data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. Data ini
diperoleh melalui studi literature yang telah peneliti tentukan
yaitu, journal atau penelitian serupa, literature pendukung,
survey, dll.

3.4 Proses Cara Pembuatan

1. Sebelum pengerjaan
Menentukan masalah yang akan diangkat serta judulnya , mengumpulkan
studi literature sebagai landasan penelitian dan penelitian serupa serta
mencari inspirasi.

2. Proses pengerjaan
Setelah mendapatkan beberapa studi literatur, penelitian serupa serta
inspirasi, penulis mulai membuat sketsa kasar hinggal finalisasi ilustrasi
untuk digunakan pada media utama serta pendukung.

3. Pasca pengerjaan
Setelah finalisasi ilustrasi ditentukanlah media pendukung yang akan
digunakan lalu dibuatlah desain pada media pendukung dengan melalui
tahap sketsa storyboard untuk video teaser, dan penentuan typeface pada
media pendukung.

56
3.5 Skema Penelitian

Latar Belakang
Pudarnya budaya Indonesia di Indonesia sendiri membuat peneliti ingin mengenalkan budaya
Indonesia terutama budaya pariwisata Indonesia melalui kemeja motif.

Rumusan Masalah
Bagaimana merancang ilustrasi digital tarian tradisional Indonesia untuk
merepresentasikan Budaya Indonesia.

Elemen Visual
57
Ilustrasi Warna Tipografi

Studi Komparasi

Pengumpulan Data

Primer
Sekunder
Wawancara
Studi literatur

Analisis Data

Konsep Perancangan

Proses Perancangan

Hasil Perancangan

Implementasi

Media Utama Media Pendukung


Kemeja motif Promotional Media :
- Packaging
- Stiker
- Price tag
- Media Sosial
BAB IV
KONSEP DESAIN

4.1 Wawancara Para Ahli

4.1.1 Narasumber
Dalam penelitian ini penulis meminta 10 para ahli untuk
diwawancarai agar penulis dapat menentukan rancangan media untuk
mewakili Gen Z, berikut identitas, pengalaman, dan pengaruh
narasumber terhadap penelitian ini:

58
1. Tania Anjani
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa di Sorbone University Paris
Pengalaman : a. Model Saroengan pada tahun 2016
b. Kurator di Nike pada tahun 2018
c. Model brand Schott NYC pada tahun 2018
2. Gizza Hummaira
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa di APU, Beppu, Japan
Pengalaman : a. Co-Founder Saroengan pada tahun 2015
b. Stylist Indonesian Fashion Week tahun 2015 &
2016
c. Kostum musical petualangan Sherina pada
tahun 2018
d. Graphic Design untuk Organisasi Mahasiswa
Indonesia APU Beppu
3. Arya Mar’at
Umur : 23Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa di FEUI International
Pengalaman : a. Design Cover FRIENDS by Petrus
b. Graphic Design album Kara Chenoa
Waktu : Minggu, 11 April 20:47

4. Atika Zalsabila / Caca


Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : a. Project Manager di Give Good Official
b. Operational Development Manager di Atelier
Pedra
Pengalaman : a. Stylist Melissa pada tahun 2017
b. Stylist 707 pada tahun 2018
c. Wedding styling

59
5. Anjanette Zahra / Nanet
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : a. Founder & Marketing Get Noods
b. Digital Marketing Inbound ID
Pengalaman : a. LO dan Merhcandise Brawijaya Fashion Week

2018
b. Ticketing dan Marketing Bergoyang
Berdendang
6. Gandatama R. Wigamayo / Igam
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : a. Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarukmo
b. Co-Founder clothing brand Project Log
Pengalaman : a. Marketing hotel The 101 Yogyakarta 2018

7. Rania Fatimah
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Owner brand clothing ROUE by Rania
Pengalaman : a. Mendesain dress untuk Via Vallen di acara The

Next Didi Kempot, The Voice Kids Junior 2018.

b. Photoshoot Persona Management 2019.


8. Shila Sandi
Umur : 23 Tahun
Pekerjaan : a. Mahasiswi desain grafis di Taylor’s
University
b. Bekerja sebagai desain grafis di Malt Studio
dan Lakke Studio
Pengalaman : a. Graphic design Footurama 2017.

60
b. Graphic design OKGO Store Kuala Lumpur
2019.
9. Thania Pane
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : a. Mahasiswi Branding di Universitas Prasetya
Mulia
b. Digital Marketing internship dan timeline
photoshoot
di IKYK
Pengalaman : a. Asisten photoshoot IKYK pada tahun 2021.
b. Branding/marketing Pop Up Market 2017-
2019.
10. Dinda Yasmin
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : a. Mahasiswi Branding di Universitas Prasetya
Mulia
b. Influencer
Pengalaman : a. Model make up Rollover Reaction, Day and
Nigh, Masshiro&co, Makna Talk, Love and Flair.
b. Cast series Tinder Indonesia.
c. Endorsment Uniqlo

4.1.2 Hasil Wawancara


Kesimpulan dari wawancara 10 narasumber bahwa kemeja sangat
cocok digunakan sebagai sarana pengenalan budaya karena anak muda
jaman sekarang khususnya milenial sangat dekat dengan fashion dan
fashion sudah tidak asing lagi digunakan sebagai bahan promosi dan
sarana pengenalan identitas budaya, sudah banyak negara yang telah
menggunakan kemeja bermotif atau berilustrasikan budaya Indonesia.
Menurut 10 narasumber generasi Z lebih memilih kemeja sebagai
sarana pengenalan budaya yang memiliki motif atau ilustrasi lebih

61
sederhana dan lebih dominan polos dibanding gambar pada kemeja itu
sendiri, karena dengan desain yang simple dapat mix and match
kemeja tersebut dengan pakaian lainnya dan dengan desain yang
sederhana lebih dapat perhatian dari orang sekitar karena desain yang
lebih menarik untuk dilihat bahkan digunakan. Untuk desainnya
sendiri sebagian besar dari para narasumber memilih untuk
menggunakan gambar orang dalam berbudaya Indonesia karena secara
vision lebih menarik dan mendeskripsikan budaya Indonesia.
Beberapa lainnya narasumber juga memberi saran dikasih motif –
motif budaya Indonesia seperti ukiran candi, motif baju adat karena
lebih terlihat simple. Kesimpulannya para Gen Z lebih menyukai
pakaian yang simple, berwarna netral dan tidak ramai sehingga mudah
di padukan oleh pakaian lainnya.
Beberapa para ahli pun memberi beberapa inspirasi untuk
rancangan media yang akan penulis buat, berikut inspirasi dari
beberapa peneliti:

Gambar 4.1 Inspirasi


4.1.3 Analisa Data

62
Analisa data ini berdasarkan kajian teori atau studi literature
berdasarkan bab 2 dan wawancara para ahli. Analisa data ini sebagai
mempermudah suatu masalah dalam rancangan ini.

Analis Wawancara Studi Literatur Studi Komparasi


a
Desain  Motif atau  Ilustrasi Dekoratif  Desain Ilustrasi
Ilustras ilustrasi lebih adalah suatu gambar yang digunakan
i sederhana dan untuk menghiasi adalah kekayaan
lebih dominan sesuatu dengan alam dan budaya
polos dibanding sebuah bentuk yang pada kota
gambar pada disederhanakan Banjarmasin
kemeja ataupun dilebih – dengan motif
 Menggunakan lebihkan didalam jenis
gambar orang (Soedarso,1990) ilustrasi
dalam  Kemeja dari Hari dekoratif.
berbudaya Prast memiliki  Ilustrasi yang
Indonesia desain ilustrasi yang digunakan adalah
karena secara full dan ditambah event wisata
vision lebih elemen penghias. budaya di
menarik dan Surabaya dengan
mendeskripsikan jenis kartun.
budaya
Indonesia
Warna lebih menyukai pakaian  Warna-warna netral  Warna yang
yang simple, berwarna adalah warna hitam, digunakan Ulun
netral dan tidak ramai putih, biru, abu-abu, Banjarmasin
sehingga mudah di dan termasuk adalah putih,
padukan oleh pakaian dalamnya adalah hitam, dan
lainnya warna cokelat, kuning pada
perak, dan emas ilustrasi dan

63
(Meilani:2013) berbagai warna
 Biru adalah warna untuk masing –
yang gembira, masing media
warna ini biasa uatama (kaos).
dikaitkan dengan  Yoroyo
ketenangan, menggunakan
kelembutan, warna pastel
pengertian(Johannes pada ilustrasi dan
Linschoten) warna netral atau
 Warna dari kemeja putih pada media
ilustrasi Hari Prast utama.
menggunakan
warna warni.
 Menurut Mylène
Genty Generasi Z
memiliki
karakteristik berani
dan peduli
lingkungan
sehingga memiliki
warna favorit yaitu
kuning dan Gen Z
Yellow.

4.1.3.1 Analisis STP


1. Segmenting
a. Geografis
Domisili : Indonesia
b. Demografis
Usia : 17-25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki, Perempuan

64
Pekerjaan : Bebas atau tidak terbatas
SES : Middle – High
c. Psikografis
Kepribadian : Aktif
Kebiasaan : - memiliki gaya hidup yang berbudaya
Indonesia
- Peduli dengan kebudayaan Indonesia
- Gemar local brand
2. Targeting
Ada beberapa target segmen yang peneliti tuju, yaitu:
a. Kalangan usia 17-25 tahun yang memiliki ketertarikan
terhadap melestarikan budaya Indonesia dan local brand.
b. Masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap
kebudayaan Indonesia.
3. Positioning
Rancangan yang dibuat lebih mencakup tema yang lebih
luas karena mencakup beberapa tarian budaya di Indonesia
sedangkan Ulun hanya mengkhususkan Banjarmasin dan
Yoroyo mencakup budaya Surabaya. Selain itu Yoroyo dan
Ulun menggunakan media utama kaos dan peneliti
menggunakan media utama kemeja yang bisa digunakan
formal dan nonformal.

4.2 Anilsa Perancangan


4.2.1 Mindmap

65
4.2.2 Keyword dan Big Idea
Dalam perancangan ini terdapat beberapa keyword untuk menentukan
elemen visual pada karya ini dari mindmap diatas. Dalam perancangan
ilustrasi pada media kemeja ini memiliki beberapa kata kunci yaitu Budaya
Indonesia, peduli Budaya Indonesia / budaya lokal, kesadaran, dan
pengetahuan.

Big idea dari rancangan ini adalah ilustrasi budaya Indonesia dalam media
kemeja sebagai sarana pengenalan budaya.

4.2.3 Judul Tema


Judul tema yang diangkat adalah “Indonesiana Clobber”
yang berarti outfit Indonesia. Kata Indonesiana sendiri diambil dari
kata Indonesia sedangkan clobber adalah bahasa Britania yang
berarti pakaian atau outfit. Clobber sendiri bisa dibilang slang
words di Britania.

4.3 Konsep Perancangan Media

66
4.3.1 Moodboard
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada 10
narasumber, banyaknya saran inspirasi dari narasumber kepada penulis,
lalu penulis memasukkan inspirasi dari narasumber dan inspirasi dari
penulis sendiri kedalam beberapa tema moodboard, sebagai berikut:

Gambar 4.2 Moodboard

4.3.2 Tipografi Nama dan Penulisan


Tipografi yang digunakan adalah jenis tipografi sans serif dan
script. Berdasarkan 2.8.1 pada bab 2 sans serif sendiri adalah font yang tidak
memiliki sirip dan jenis ini menimbulkan kesan modern sesuai dengan terget
audiens sedangkan script adalah font seperti tulisan manual. Untuk jenis font
sans serif ini dipilih Poppins sebagai tipografi rancangan ini dan brush adalah
Brush Script MT. Tipografi ini terdapat pada media pendukung sebagai
identitas dan panduan.

67
Brush
Script
MT

Gambar 4.3 Tipografi


4.3.3 Konsep Ilustrasi
Berdasarkan bab 2 saya, ilustrasi yang saya gunakan adalah
ilustrasi digital dengan metode dusel dan arsir yang berjenis dekoratif
karena serupa dengan asli namun ada proses pengurangan dan bisa juga
ada proses penambahan elemen berdasarkan 2.5.2. dari ilustrasi tersebut
sayamenambahkan elemen motif pada bagian kostum dan pengurangan
warna.
Berdasarkan teori yang terdapat pada bab 2.9.1 disebutkan bahwa
tari memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi, seni tari juga
mempunyai keistimewaan yaitu berupa ekspresi manusia yang akan
menyampaikan pesan dan pengalaman subyektif si pencipta atau penata
tari kepada penonton atau orang lain, selain itu properti dalam tari juga
mengkomunikasikan bahwa semua yang ada memiliki makna khusus
Sumandiyo Hadi (2005 : 13-26).
Dibuat 6 ilustrasi penari Indonesia yaitu Serampang 12 yang
menggambarkan proses kisah cinta remaja putra dan putri dari
pandangan pertama hingga pernikahan yang tertera pada 2.3.2.5 dan
diilustrasikan remeja putra menjemput remaja putri yang telah Bersama
dituliskan pada 2.3.2.5.1, lalu ada Penari Nandak Ganjen yang berisikan
para penari perempuan yang genit dan centil digambarkan 2.3.2.6
digambarkan penari melebarkan tangan dan kepala miring yang dimana

68
saat diasli menggerakan kepala ke kanan dan kiri layaknya permepuan
yang genit, setelah itu ada tari bosara atau paduppa yang
menggambarkan kebudayaan bugis saat menerima tamu dengan bosara
atau wadah kue dengan atribut tudung saji seperti yang tertera bagian
2.3.2.4, lalu digambarkan juga penari Merak yang diminta oleh
Presiden Soekarno yang menggambarkan burung merak, keindahan
pada burung merak yang digambarkan pada tarian untuk menghibur
presiden, dan tamu – tamu negara luar pada tahun 50an yang tertera
pada 2.3.2.8, setelah itu digambarkanlah Penari Bedhayah yang
ditarikan hanya saat kenaikan tahta raja yang ditarikan oleh wanita
sesuai dengan namanya “Bedhayah” yang digerakkan dengan lembut
seperti 2.3.2.7, yang terakhir Tari Janger (untuk media pendukung)
yang menggambarkan sepasang perempuan dan laki – laki dalam satu
waktu namun bedatarian, tarian yang diperankan laki – laki adalah tari
Kecak yang tertera pada 2.3.2.1.
Pada ilustrasi terdapat penari sedang menari digambarkan dari
gestur tubuh dan ekpresi yang strain. Ekspresi pada ilustrasi penari
yang dirancang menimbulkan gestur yang merepresentasikan perasaan
dan cara berkomunikasi yang lebih cepat dari kata – kata berdasarkan
2.17.
4.3.4 Konsep Media Pendukung
Dalam perancangan ini dibutuhkan media pendukung sebagai
mendukung keefektifitas dalam pengenalan budaya, berikut media pendukung
yang dipilih untuk mendukung perancangan:
1. Kemasan
Sebagaimana di 2.10.1 kemasan ini dibuat sebagai proteksi pada
media utama yaitu kemeja dan sebagai sarana promosional dan
identitas perancangan.
2. Label atau Hangtag

69
Label dibuat untuk memberi informasi pada media utama, selain
itu label juga sebagai tanda pengenal pada media utama seperti
terdapat pada 2.11 mengenai label.
3. Stiker
Stiker dibuat sebagai bonus atas media utama. Beberapa stiker
mengandung identitas pada media utama seperti halnya pada 2.12
mengenai stiker.
4. Instagram
Media promosi yang digunakan adalah Instagram lebih spesifiknya
Instagra, Feeds berupa foto media yang dirancang. Sesuai dengan
target audiens yaitu generasi Z sesuai dengan karakternya sosial lewat
dunia maya dan berinteraksi lewat sosial media seperti salah satunya
Instagram seperti pada 2.14.1 karakteristik generasi Z.
5. Storyboard Teaser
Dibuat dua video teaser dibuat selama tidak lebih dari 15 detik dan
pengambilan gambar pun diambil sangat sederhana dan tidak bertele
– bertele karena target yang ditentukan adalah generasi Z menurut
2.14.1 generasi Z mempunyai karakteristik tidak suka yang bertele –
tele dan sederhana, dan dibuat GIF (loop) untuk video teaser kedua
berupa ilustrasi yang akan diimplementasikan pada media utama.
Untuk video teaser pertama pengambilan hanya satu shot hanya saja
dizoom pada media yang dirancang dan penutupan berupa typeface
berlatar belakang hitam karena warna ini adalah warna netral dan
dapat menimbilkan kepercayaan diri berdasarkan 2.7 mengenai
warna dan untuk video teaser dua diberi shape muka pada menari lalu
diberi ilustrasi yang akan idgunakan pada media utama.

70
Adanya storyboard video sebagai pedoman video teaser ini, sebagai
berikut:

TYPEFACE

Shot 1 Shot 4

Shot 2 Shot 3

Gambar 4.4 Storyboard 1

Gambar 4.4 Storyboard 2

71
4.4 Perancangan
4.4.1 Typeface
Typeface digunakan agar mendukung visual yang diangkat pada
mediayang dirancang. Jenis typeface yang digunakan untuk judul pada
media pendukung adalah sans serif dengan font Poppins yang di design
oleh Ninad Kale dan Brush Script MT oleh Robert E di desain pada tahun
1942. Penulis memilih font ini karena memiliki kesan modern yang
cocok untuk generasi Z sehingga dapat menarik target audiens.
Sedangkan typeface yang digunakan pada isi text sebagai pedoman dan
informasi pada media pendukung adalah Helvetica karena mudah dibaca
dan Times New Roman karena serif sendiri cocok untuk jenis tulisan text
seperti pada 2.8.1. untuk typeface Brush Script MT untuk media
pendukung stiker dan untuk salah satu media utama yang dirancang
sebagai pemberi identitas pada ilustrasi.

Gambar 4.5 Typeface Judul

Gambar 4.6 Typeface Text

4.4.2 Warna

72
Berdasarkan bab 2 pada bagian 2.7.1 bahwa warna-warna yang
disebut netral dalam busana adalah warna hitam, putih, biru, abu-abu,
dan termasuk dalamnya adalah warna cokelat, perak, dan emas
(Meilani:2013).

Setelah dilakukan pembuatan sketsa kasar dipilih lah warna putih,


midnight blue, dan navy blue. Menurut C.S Jones warna biru mampu
merangsang kemampuan berkomunikasi, ekspresi artistic dan juga
sebagai simbol kekuatan, masih menurut pendapat C.S Jones putih
sebagai warna yang murni dan tidak menggunakan campuran apapun
memberi arti yang suci dan bersih, untuk desian yang minimalis
penggunaan warna putih dapat menjadi pilihan yang ideal. Sehingga
pemilihan warna biru dan putih sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan ilustrasi dirasa cocok. Untuk kuning seendiri
dipilih berdasarkan studi literature pada 2.14.1 mengenai karakteristik
Gen Z yang berani dan peduli lingkungan sehingga menyukai earth
tone khususnya kuning.

4.4.3 Sketsa Ilustrasi


Menurut Eko Agus Prawoto, arti sketsa adalah sebuah desain awal
atau planing ketika akan menciptakan sebuah gambar, sketsa juga
merupakan gambar sementara.
Berdasarkan bab 2 saya, ilustrasi yang saya gunakan adalah
ilustrasi digital. Dalam ilustrasi digital tersebut saya menggunakan
teknik arsir. Dalam perancangan ilustrasi digital tersebut menggunakan
pewarnaan dengan pencil brush dengan opacity rendah agar terlihat
seperti menggunakan teknik dusel dengan jenis ilustrasi dekoratif,
karena serupa dengan asli namun ada proses pengurangan.

73
Berikut proses sketching hingga finalisasi ilustrasi:

Gambar 4.6 Proses Sketsa Ilustrasi

Masing – masing tarian melewati proses sketsa yang sama, sketch


kasar terlebih dahulu tanpa motif lalu dipertegas bagian – bagian
penting dan bayangan – bayangan, lalu proses finalisasi. Setelah
dilakukan sketsa pada masing - masing 5 lalu dijadikan satu frame.
Setelah itu diedit pada adobe Photoshop untuk dijadikan satu frame dan
disetting color overlay. Sketsa ini menggunakan software Procreate
dengan menggunakan brush HB Pencil dan Narinder Pencil dengan
opacity 6% untuk dussel tipis menggunakan tangan dan arsiran tipis
dengan opacity 47% menggunakan pen , 70% outline pada beberapa
asset dan motif ilustrasi, dan 100% untuk outline dan mempertegas
elemen.

Gambar 4.8 Ilustrasi diberi Color Overlay

74
4.5 Hasil Perancangan
Berikut hasil perancanngan yang telah sesuai dengan kajian teori,
penelitian wawancara, analisa dan melewati konsep perancangan, proses
perancangan, dan berikut hasilnya.

4.5.1 Ilustrasi
Melalui beberapa proses sketsa pada ilustrasi maupun motif dalam
ilustrasi tersebut terpilih lah ilustrasi tersebut berjenis dekoratif karena
adanya pengurangan warna dan penambahan elemen seperti motif
sehingga memberi kesan kreatif sesuai dengan bab 2. Hasil perancangan
ilustrasi ini melewati proses sketsa, pengarsiran, dan dusel pada
procreate, lalu finalisasi di photoshop untuk merubah warna overlay
sesuai dengan media. Berikut hasil ilustrasi yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan media yang digunakan:

Gambar 4.9 Hasil Ilustrasi

4.5.1 Typeface Judul dan Text

75
Setelah melakukan proses pemilihan jenis font sans serif dengann
font poppins untuk tipografi judul, berikut typeface yang digunakan pada
rancangan ini dalam media pendukung.

Gambar 4.10 Typeface Judul

Tidak hanya typeface pada judul namun typeface pada isi dalam
media pendukung pun telah dirancang sesuai kajian teori tipografi pada
bab 2. Typeface isi ini terdapat pada label atau hangtag sebagai
informasi, sebagai berikut:

Gambar 4.11 Typeface Text

4.5.1 Simbol
Berdasarkan 2.10.1 pada media pendukung label terdapat beberapa
symbol yang berfungsi untuk memberi petunjuk untuk menjaga media
utama dalam menghindari dari masalah. Simbol ini digunakan sebagai

76
pengganti atau sinonim dari penafsiran petunjuk agar lebih sederhana dan
sebagai kebutuhan visual.

4.6 Implementasi
4.6.1 Media Utama
Ilustrasi yang sudah jadi dilayoutting pada media utama
yaitu kemeja, dibuat tiga pilihan karena akan digunakan tiga warna
berdasarkan studi literatur dan wawancara dan untuk layoutting sendiri
ada dua opsi untuk ilustrasi bagian belakang agar lebih terlihat dan dua
opsi ilustrasi bagian depan saku agar terlihat lebih simple dibanding opsi
lainnya, jadi dibuat opsi yang lebih simple ada juga yang lebih ramai
sesuai selera. yang telah dibuat dapat diimplementasikan pada media
utama yaitu kemeja, berikut implementasi media utama:

77
Gambar 4.12 Implementasi Media Utama
4.6.2 Media Pendukung
4.6.2.1 Packaging
Packaging yang dirancang menggunakan hardbox
yang dilapisi art paper yang berwarna #0B2765. Kemasan
ini bervolume 25 x 25 x 10. Kertas buram didalam kemasan
agar media utama tetap bersih dan rapih. Terdapat ilustrasi

78
yang sama seperti media utama agar menjelaskan identitas
yang berdasarkan 2.10.1 fungsi kemasan.

Gambar 4.14 Kemasan


4.6.2.2 Hangtag

Hangtag atau label adalah media pendukung yang


bertujuan untuk memberikan informasi pada media utama serta
menggambarkan identitas perancangan berdasarkan 2.11.1 fungsi
label.

Gambar 4.15 Hangtag


4.6.2.3 Stickers

79
Gambar 4.16 Stiker

80
Stiker adalah media pendukung yang dapat
menggambarkan suatu identitas dari produk berdasarkan 2.12, oleh
karena itu stiker dirancang menyerupai ilustrasi pada media utama
dan diberi sedikit informasi.

4.6.2.3 Feeds Instagram

Gambar 4.17 Feeds Instagram

Media pendukung Instagram adalah sebagai media promosi


media utama yang berisikan foto – foto dari media utama kepada
target audiens yang gemar menggunakan social media berdasrkan
karakteristik generasi Z pada 2.14.1, lalu menggunakan akun
Instagram penulis karena mengatasnamakan penulis.

4.6.2.3 Teaser Video

Media pendukung video ini berdasarkan storyboard dan


media pendukung ini bertujuan untuk memberikan sedikit
gambaran mengenai media utama yang dirancang. Dibuatlah 2
video teaser berupa gif dari beberapa ilustrasi yang telah dibuat dan
video media utama.

81
Gambar 4.18 Video Teaser 1 & 2

4.7 Kuesioner

4.7.1 Deskripsi Responden


Umur : 19 – 24 Tahun
Jenis Kelamin : 19 Perempuan
11 Laki – laki
4.7.2 Hasil Kuesioner
Dalam proses mendapatkan hasil umpan balik, dari 13

pertanyaan kuesioner dan telah disebarkan kepada narasumber

didapatkan hasil sebagai berikut:

Responden dengan pertanyaan “Belum pernah melihat atau

mengetahui tarian pada ilustrasi sebelumnya” diketahui sejumlah

82
10 orang (32,3%) menyatakan sangat setuju, 9 orang (29%)

menyatakan setuju, 8 orang (25,8%) menyatakan ragu-ragu, 4

orang (20%) menyatakan tidak setuju. Sehingga hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas masih belum tahu apakah

sebelumnya pernah melihat atau mengetahui tarian pada ilustrasi.

Responden dengan pertanyaan “Dalam proses pengenalan

budaya, pengenalan ilustrasi (visual) lebih mudah dalam

menyampaikan pesan dibandingkan verbal” dengan diketahui

sejumlah 5 orang (35,5%) menyatakan sangat setuju, 12 orang

(38,7%) menyatakan setuju, 6 orang (29,4%) menyatakan ragu-

ragu dan, 1 orang (3,2%) menyatakan stidak setuju dan angat

tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa pengenalan

budaya melalui ilustrasi (visual) lebih mudah dalam

menyampaikan pesan dibandingkan secara verbal.

Responden dengan pertanyaan “Arsiran serta teknik dussel

(pengulangan garis dan terang gelapnya pada gambar) dapat

menambah kesan lugas pada ilustrasi” dengan diketahui sejumlah

14 orang (45,2%) menyatakan sangat setuju, 12 orang (41,9%)

menyatakan setuju, 1 orang menuatakan ragu – ragu dan tidak

setuju, dan 2 orang (6,5%) menyatakan sangat tidak setuju.

83
Sehingga hal ini menunjukkan bahwa Arsiran serta teknik dussel

dapat menambah kesan lugas pada ilustrasi.

Responden dengan pertanyaan “Dalam ilustrasi tersebut,

karakter setiap penari dapat dilihat secara jelas melalui setiap

arsiran (pengulangan garis pada kostum tarian) dan dusel (terang

dan gelapnya pada bayangan)yang dibuat” dengan diketahui

sejumlah 12 orang (45,2%) menyatakan sangat setuju dan setuju,

2 orang (6,5%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (3,2%)

menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan

bahwa karakter setiap penari dapat dilihat secara jelas melalui

setiap arsiran dan dusel.

Responden dengan pertanyaan “Ilustrasi lebih indah dan

sederhana dengan ilustrasi dekoratif (pengurangan pada warna

dan penambahan pada motif kostum penari)” dengan diketahui

sejumlah 7 orang (22,6%) menyatakan sangat setuju, 9 orang

(29%) menyatakan setuju, 10 orang (32,3%) menyatakan ragu-

ragu, 4 orang (12,9%) menyatakan tidak setuju 1 orang (10%)

menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan

bahwa ilustrasi lebih indah dan sederhana dengan ilustrasi

dekoratif masih dinyatakan ragu.

84
Responden dengan pertanyaan “Ilustrasi lebih menarik

dengan ilustrasi dekoratif (pengurangan pada warna dan

penambahan pada motif kostum penari)” dengan diketahui

sejumlah 9 orang (29%) menyatakan sangat setuju, 10 orang

(21,3%) menyatakan setuju, 10 orang (32,3%) menyatakan ragu-

ragu, dan 2 orang (6,5%) menyatakan tidak setuju Sehingga hal

ini menunjukkan bahwa ilustrasi lebih menarik dengan ilustrasi

dekoratif.

Responden dengan pertanyaan “Dalam prosesnya,

pembuatan ilustrasi ini dibuat menggunakan metode digital art

sehingga kualitas hasilnya lebih baik dari metode konvensional

(lukis atau gambar langsung)” dengan diketahui sejumlah 7 orang

(22,6%) menyatakan sangat setuju, 10 orang (32,3%) menyatakan

setuju, 6 orang (19,4%) menyatakan ragu - ragu dan tidak setuju,

2 orang (6,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga hal ini

menunjukkan bahwa kualitas hasil dari metode digital art lebih

baik dari metode konvensional.

Responden dengan pertanyaan “Ilustrasi pada kemeja

sesuai bayangan saya pada tari tradisional Indonesia” dengan

diketahui sejumlah 23 orang (74,2%) menyatakan sangat setuju, 4

orang (12,9%) menyatakan setuju, 1 orang (3,2%) menyatakan

85
tidak setuju dan ragu ragu, 1 orang (6,5%) menyatakan sangat

tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa ilustrasi pada

kemeja sesuai bayangan saya pada tari tradisional Indonesia.

Responden dengan pertanyaan “Ilustrasi pada media

kemeja dapat merepresentasikan budaya Indonesia” dengan

diketahui sejumlah 27 orang (87,1%) menyatakan sangat setuju, 2

orang (6,5%) menyatakan setuju, dan 1 orang (3,2) menyatakan

ragu – ragu dan tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan

bahwa ilustrasi pada media kemeja dapat merepresentasikan

budaya Indonesia.

Responden dengan pertanyaan “Ilustrasi tari tradisional

Indonesia cocok dengan media kemeja (dari segi jenis ilustrasi

dan warna)” dengan diketahui sejumlah 5 orang (16,1%)

menyatakan sangat setuju, 17 orang (54,8,1%) menyatakan setuj,

7 orang (22,6%) menyatakan ragu-ragu, 2 orang (6,5%)

menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan

bahwa ilustrasi tari tradisional Indonesia cocok dengan media

kemeja.

Responden dengan pertanyaan “Warna pada ilustrasi dan

media cocok dengan anak muda atau generasi Z” dengan

86
diketahui sejumlah 4 orang (12,9%) menyatakan ssangat etuju, 18

orang (58,1%) menyatakan setuju, 8orang (25,8%) menyatakan

ragu-ragu, 1 orang (10%) menyatakan tidak setuju. Sehingga hal

ini menunjukkan bahwa warna pada ilustrasi dan media cocok

dengan anak muda atau generasi Z.

Responden dengan pertanyaan “Ilustrasi tari tradisional

Indonesia cocok untuk anak muda atau generasi Z” dengan

diketahui sejumlah 3 orang (9,7%) menyatakan sangat setuju 22

orang (71%) menyatakan setuju, 3 orang (9,7%) menyatakan

ragu-ragu dan tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa

ilustrasi tari tradisional Indonesia cocok untuk anak muda atau

generasi Z.

87
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan judul pada tugas akhir dari penulis yang bertujuan
merancangkan kemeja bermotif atau berilustrasi budaya Indonesia yang telah
dilaksanakan oleh penulis pada bab – bab sebelumnya, maka kesimpulan dari
bab – bab sebelumnya adalah :

1. Ilustrasi yang telah dibuat diketahu bahwa sesuai dengan


fungsinya yaitu sebagai representasi budaya Indonesia.
Berdasarkan hasil kuesioner umpan balik dari 31 responden, 27
responden sangat setuju.
2. Ilustrasi digital tarian Indonesia pada media kemeja untuk
merepresentasikan budaya Indonesia menggunakan aplikasi
procreate untuk membuat ilustrasi, adobe photoshop untuk
menambahkan color overlay dan media pendukung.
3. Sebagian besar maish ragu – ragu bahwa ilustrasi lebih indah,
sederhana, dan menarik dengan ilustrasi dekoratif (pengurangan
pada warna dan penambahan pada motif kostum penari).
4. Ilustrasi budaya Indonesia menggunakan arsiran dan dussel yang
diketahui dapat mempertegas suatu ilustrasi berdasarkan hasil
kuesioner umpan balik 31 responden. Dari 31 responden, 14
responden responden sangat setuju dan 12 responden setuju.
5. Perancang ilustrasi budaya Indonesia pada media kemeja yang
didukung oleh media kemasan, label atau hangtag, stiker, social
media Instagram, dan teaser video.

88
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dirangkum oleh penulis, maka penulis


dapat memberikan saran, yaitu:
1. Untuk penelitian selanjutnya. Setelah proses perancangan ilustrasi
pada kemeja disarankan bahwa sebaiknya dilakukan survey tempat
atau vendor untuk pengaplikasian pada media, jadi perancangan
dan implementasi sesuai.
2. Untuk masyarakat. Perancangan ilustrasi pada media kemeja ini
dapat digunakan untuk mengenalkan budaya Indonesia serta
memaerkan keunikan budaya Indonesia.

89
DAFTAR PUSTAKA

(2017) Retrieved from repository.unpas.ac.id:


http://repository.unpas.ac.id/30087/3/133040228_BAB%202_20171.pdf
Arifianto, B. (2019, Februari 12). medium.com. Retrieved from medium.com
Website: https://medium.com/@goatpost/tipe-kemeja-pria-e01f05f2ceaa
Button Down Vintej. (n.d.). Retrieved from Button Down Vintej Web dite:
https://buttondownvintej.com/jenis-kemeja-
pria/kamusbesarbahasaIndonesia

90
Erwanti, M. O. (2018, Desember 10). detiknews. Retrieved from detiknews Web
site: https://news.detik.com/berita/d-4335951/kbri-promosi-budaya-
indonesia-di-belanda-lewat-peragaan-busana
Faigin, G. (2012). The Artist's Complete Guide to FAcial Expression.
Fitinline. (2019, Februari 11). Fitinline. Retrieved from Fitinline Website:
https://fitinline.com/article/read/7-fakta-menarik-seputar-kemeja-flanel-
lengkap-dengan-tips-padupadan-untuk-anda-coba/
Fourhooks Blog. (2015, April 26). Retrieved from Fourhooks Blog Web site:
http://fourhooks.com/marketing/the-generation-guide-millennials-gen-x-y-
z-and-baby-boomers-art5910718593/
Gibbons, Z. (2018, Desember 10). Antara Sulsel. Retrieved from Antara Sulsel
Web site: https://makassar.antaranews.com/berita/106438/indonesia-
promosi-budaya-lewat-peragaan-busana
Gischa, S. (2020, September 23). Kompas.com. Retrieved from Kompas.com
Website:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/23/130000869/cara-
melestarikan-budaya-indonesia?page=all
Hope, D., & Tozian, G. (2002). The Aloha Shirt. Hillsbro, Ore. : Beyond Words
Pub., 2000.
Kaihatu, D. T. (n.d.). Manajemen Pengemasan.
Kemenparekarf. (n.d.). Rencana Strategis Kemenparekraf 2020-2024.
Muaini. (2018). Buku Ajar Kebudayaan dan Pariwisata.
Nurullita, H. (n.d.). Dari Damarwulan ke Jinggoan: Dinamika Kesenian Janger
di Banyuwangi 1930'an-1970. Yogyakarta.
Pinterest. (n.d.). Retrieved from Pinterest Web site:
https://www.pinterest.com/pin/287737863665772406/
Putra, R. W. (2021). Pengantar Desain Komunikasi Visual dalam Penerapan.
Rahardjo, S. T. (2019). Desain Grafis Kemasan UMKM .
Riadi, M. (2019, Desember 14). KajianPustaka.com. Retrieved from
KajianPustaka.com Web site:

91
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pariwisata-pengertian-unsur-
bentuk-dan-jenis-wisata.html
Satenstein, L. (2021). How Lockdown Revived the Model-Beloved Workwear
Label Peels.
Stillman, D., & Stillman, J. (2017). Gen Z @ Work.
Widyananda, R. F. (2021, Februari 10). merdeka.com. Retrieved from
merdeka.com Web site: https://www.merdeka.com/jatim/pengertian-
budaya-menurut-pandangan-para-ahli-jangan-sampai-keliru-kln.html

92
93

Anda mungkin juga menyukai