Anda di halaman 1dari 20

MEMAHAMI

KONSEP SENI

DISUSUN OLEH :
NAOMI SIREGAR DONGORAN
KELAS 10 TATA BOGA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 8


PEKANBARU
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-
masing suku bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di setiap seni budaya
tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni dan kebudayaan mulai
ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan seni dan kebudayaannya sebagai
jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia
secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat
Indonesia yang suka meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya Indonesia tersebut banyak
cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan
sampai di saat seni budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-
nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang
semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya
Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak
remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan seni budayanya kini
terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat
kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-
penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak
dan saksikan melalui layar televisi, koran, internet dan sebagainya yang sering membuat kita
geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai
penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif
yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri
makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita
saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya seni dan kebudayaan
orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-
norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja
yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Seni dan Kebudayan-kebudayaan Barat
tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan
lawan jenis.

B. Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan penulis uraikan dalam penulisan makalah tentang seni dan budaya
indonesia yaitu:
1. Apa pengertian dari seni?
2. Apa saja pembagian seni?
3. Apa fungsi dan nilai seni?
4. Bagaimana konsep seni ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika?
5. Apa saja kegiatan berkarya seni?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulis membuat makalah tentang seni dan budaya di Indonesia adalah untuk
memenuhi dan melengkapi tugas yang di berikan di mata Kuliah Seni Budaya. Selain itu tujuan
penulisan makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca dan agar masyarakat mau
melestarikan seni dan kebudayaan di Indonesia yang telah di warisi leluhur kita terdahulu kelak
dikemudian hari.

D. Manfaat Penulisan
Penulis membuat makalah tentang seni dan budaya Indonesia ini manfaatnya yaitu agar
kita dapat mengenal seni dan kebudayaan kita lebih dalam, dapat menambah pengetahuan kita
serta melestarikan semua kebudayaan yang ada di Negara kita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Seni
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga
dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni adalah suatu cara dari diri kita sendiri untuk mengekspresikan sesuatu, yang mungkin
tidak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata dan bisa dengan musik, bisa dengan lukisan, bisa
dengan tarian sesuai dengan cirikhasnya.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “sani” yang artinya
“Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris dengan istilah “ART” (artivisial)
yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.

 Arti Seni Menurut berbagai Sumber


Bangsa Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam budaya (BHINEKA TUNGGAL
IKA), yang sekaligus merupakan ciri khas dan asset dari bangsa Indonesia, memang sebagian
besar dari generasi muda sudah banyak sekali jenis-jenis kebudayaan di miliki bangsa terlupakan
dari ingatan generasi bangsa Indonesia, tidak banyak orang yang perduli dengan keberadaan
budaya, apakah akan berkembang atau menciut, dan pemberian apresiasi kepada pecinta seni dan
budaya pun tidak banyak, seolah-olah keinginan untuk mengembangkan budaya tidak ada dalam
benak sangpenerus bangsa.
Tidak seharusnya juga kita melupakan dikarenakan perkembangan zaman dan pengaruh dari
budaya barat yang memang sangat berbeda jauh dengan akar budaya yang tertanam sejak
Indonesia Merdeka.
Para pengolah seni bukan tidak mau mewariskan budaya-budaya yang memang turun
temurun dari leluhur pewaris budaya, tetapi keinginan dari sang penerus yang memang sudah
enggan karena beranggapan bahwa seni nenekmoyangnya yang ada di Indonesia, sudah tidak
level lagi dengan pergaulan yang hampir kebablasan akibat pengaruh perubahan zaman.
Jika kita menengok kemasa yang lalu dimana kebudayaan indonesia yang sangat
dibanggakan dan di cintai, serta apresiasi mereka (masyarakat dan penggerak seni), seiring dan
berdampingan demi terlaksanannya pementasan budaya, sangat membanggakan sekali dan
sangat jauh berbeda sekali dengan kebaradaannya sekarang yang semakin terpojok dan
tertinggal.
Berbeda-beda tapi satu tujuan “Bhineka Tunggal Ika” dengan beraneka ragam seni dan
budaya tapi tetap Bangsa Indonesia, apakah memang kebudayaan turun temurun ini akan hilang
diterjang badai zaman yang tidak menentu, dan kapankah kebangkitan kebudayaan Indonesia
akan kembali di banggakan oleh seluruh rakyat Indonesia, dan menjadi tameng Indonesia kepada
bangsa lain bahwa bangsa Indonesia memang layak untuk diperhitungkan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan
masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a. Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena
kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
b. Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan
upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu.
c. Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan
manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
d. Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan
dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e. Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan
realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang
mencerminkan “dunia besar”.

B. Macam – Macam Seni


Di zaman sekarang ini seni memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK.
Kita tidak bisa terlepas dari yang namanya seni, tanpa adanya seni hidup kita tidak akan indah,
karena seni merupakan hal pendukung terbentuknya keindahan. Misalnya saja rumah, tanpa
adanya rasa keindahan, maka rumah yang kita huni sekarang ini akan bermodel kuno. Begitu
juga dengan tekhnologi yang sekarang ini berkembang, pasti didukung dengan adanya seni.
Contohnya adalah motor, motor zaman dulu dengan yang sekarang pasti mempunyai model
yang berbeda. Pastinya yang sekarang lebih bagus dari pada yang dulu. berikutu ni adalah
macam macam seni yang akan saya jelaskan secara umum :
a. Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap
yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam
bentuk gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa adalah meliputi kemampuan
memahami dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan
memahami dan berkarya grafis ,kemampuan memahami dan membuat kerajinan tangan, serta
kemampuan memahami dan berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi in pada
dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang
kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme hingga jaman
melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni yang secara performatif
mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan dirasakan ke
dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni
rupa dipertimbangkan secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar
perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi bentuk kasat mata
yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia.
berhubungan dengan unsur cabang kesenian.
b. Seni Musik
Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan
notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan
instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik
Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang
kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba. Jenis alat musik Barat
antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan
terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni musik meliputi kemampuan
memahami dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan
notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dengan
perangkat musik secara cepat. Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi,
kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau
instrumen secara terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik
yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi
pada bunyi yang teratur, bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni musik banyak
berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis,
eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan musik melalui bunyi-bunyian
yang tidak berirama dan bernada. Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance hingga
abad milenium. Secara progresif aliran musik yang berkembang pada saat ini lebih ke arah musik
yang memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap
menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam
penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab itu,
dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara penyampaian makna musik
untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah
dipahami, dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik dengan penghayat
musiknya.
c. Seni Teater
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater,
kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang
casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan
penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar dirinya adalah penguasaan
khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan
membuat sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang
harus dikuasai seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis
teknologi. Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara dalam
wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan,
diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah bagian penting dari
penjelmaan profesi yang harus dimiliki.
d. Seni Tari
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi
unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-
maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan,
baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam
penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah
dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya
tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi
lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek keindahan secara
teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan membuat perangkat
multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya manusia dalam
adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta
diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi
bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia
dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual masyarakat
pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting hingga kini pada puncak kesenian
daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari
yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang
diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.
Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral
maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah
hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan tarian untuk
dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni
atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-
maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin
halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia
untuk dinikmati.Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme dan animisme. Oleh
sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan
beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi
suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun
nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme
mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara keagamaan. Dalam
perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan
inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman
modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya
penari yang baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu
merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus
diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi syarat sebagai penari
yang profesional.
e. Kerajinan Tangan
Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada keterampilan tangan dalam
bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni
lipat,seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain
dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan
keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila kita tidak
memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala
serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian yang ada berwujud musik,
rupa, teater, dan tari secara multilingual, multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni yang paling kalian senangi. Coba
berilah contoh salah satu cabang seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang
pernah kalian buat atau kalian kenali.
f. Seni Berwawasan Teknologi
Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara signifikan mampu mengadopsi
berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang pengetahuan baru.Salah satu
reformasi di bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni
berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi adalah
munculnya cabang seni, seperti seni peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema),
audio-visual (keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang
berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan
di bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi
pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan
wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan bakat-
bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan seseorang memahami obyek ke
dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi.
Dengan imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam
menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah
ada ke bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.
Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas merupakan kekuatan dasar yang sangat
efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar
kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan meningkatkan dan mengembangkan
bahasa gerak, rupa, bunyi, dan suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan
reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan
psikologis.
Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural dan multidimensional
mampu menjangkau secara luas atas beberapa hal yakni.
1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar,
2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya
3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan
, serta,
4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.
Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar
pengembangan penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat
menjembatani lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model profesional.
Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang berkualitas,
memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan
profesionalismenya baik di depan umum maupun d lingkup pendidikan formal yang dimiliki.
Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator yang
dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat
keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai pendekatan keahlian
yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal
terprogram, serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke
depan menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur
menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada landasan yang kuat dan
memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi yang mengerucut dan mampu
menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat menciptakan
kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis
profesional sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh
dalam berwirausaha serta potensial dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan
demikian wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional
menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi. Beberapa
indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut di bawah ini.
1. Menekankan kepada produk/hasil,
2. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,
3. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,
4. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep profesional,
5. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas simbol
profesionalismenya,
6. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan karakteristik
konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok koloni.
7. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas adalah simbol
pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang terasah dalam
performa profesionalisme yang diidamkan.
8. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan koreografer.

C. Sifat Dasar Seni


Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu
mencipta karya baru.
b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman
merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni
harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan
perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator)
menghayati, memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang
dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik
kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang
waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra
sejarah hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam
fungsi dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
D. Struktur Seni
The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur- unsur
yang membangun karya seni sebagai berikut:
a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk
suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa
adalah garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan
melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan wiraga. Bidang seni teater adalah
gerak, suara dan lakon.
b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu
karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal)
danjudul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai
kehidupan, yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang
metafora atau alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik.
c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu
karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik
berkarya. Tana medium tak ada karya seni.
d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si
seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri
bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan
isi karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam
menanggapai sesuatu.
E. Nilai Seni
Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting yang
bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan sebagai
keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu
ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat dalam
bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami
dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang bersifat kasat mata
maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari
nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang
kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya
(publik seni).
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan,
3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang
menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,yakni:
Ø keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual),
Ø keindahan dalam arti estetis murni,
Ø keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam
arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang
hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan
benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi
tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan lebih penting
menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau
memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir
atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih
mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang
negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.
F. Pengertian Ekspresi
Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya
seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa
adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan
lakon.
G. Fungsi dan Tujuan Seni
a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara
yang berhubungan dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh :
Gamelan yang dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang,
Angklung, dan Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang,
dan Ageng.
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena
didalamnya terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan
dikarenakan kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin.
Pelajaran menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran,
film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA.
c. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan,
gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni
tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah
lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan,
Sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian
yang tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya
tidak untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari
kontemporer, dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung,
hanya bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan
seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni
guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk
perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui
terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999)
menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan
yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa
gamelandapat mempertajam pikiran.
H. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni
lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi
estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya.
Effendi.S.E, mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali karya sehingga menumbuhkan
pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermatikelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya,
mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi,
maupun moderen Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan
dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang
diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masingbidang seni.
c. Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam
kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif maupun
obyektif.
f. Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1). pendekatan
aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik. Pendekatan aplikatif, adalah
pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macamkegiatan seni. Pendekatan kesejarahan
adalah, dengan cara menganalisis dari sisiperiodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan
problematik, dengan caramemahami permasalahan di dalam seni. Seorang pengamat akan
berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebua pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada
pengalaman estetik, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

I. Konsep Seni ditinjau dari aspek fisik, isi, estetika dan nilai
1. Aspek Fisik
Seni sebagai segala bentuk yang memiliki nilai keindahan adalah pengertian yang dipahami oleh
masyarakat pada umumnya. Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat karya
seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi.
a. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan
volume, kedalaman dan ruang, namun itu hanya tipuan pandang semata. Karya
seni dua dimensi disebut semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan.
Karya Seni Rupa 2 Dimensi hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya
yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni
grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.
b. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga
dimensi yang harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku
seni melibatkan indra gerak dan raba.
2. Aspek isi
Aspek isi atau ideoplastik adalah ide atau gagasan atau tema atau makna (meaning) dari
bentuk karya seni. Isi atau makna suatu karya seni rupa sangat bergantung pada persepsi
penikmat atau publik seni.
Pada awalnya, banyak peneliti yang masih membagi persepsi pada tiga fase yaitu,
persepsi - kognisi - intrepretasi dan evaluasi. Hal ini berbeda dengan pandangan umum pada saat
ini, bahwa pada satu tahapan terdapat aspek aspek yang berbeda, sehingga garis stimuli-respon-
tindakan tidak bersifat linier. Outline membantu asosiasi agar terjadi proses persepsi. Konsep
outline (Jerman;Gestalt) pertama kali disajikan dalam ilmu psikologi oleh Christian von
Ehrenfels pada tahun 1890. Ia mengarahkan perhatiannya pada kenyataan bahwa untuk mengerti
sebuah komposisi, keseluruhan outline lebih penting daripada bagian. Jika urutan komposisi
diubah menjadi susunan baru, semua komposisi akan menjadi sesuatu yang lain tetapi
keseluruhan outline dari komposisi tersebut tetap sama.
Ketika seniman sedang menarik outline, bagian bawah sadar ternyata mematuhi aturan
aturan tertentu, yang dikenal dengan hukum-hukum Gestalt. Sebagai contoh, ketika manusia
melihat sebuah figur yang tidak sempurna, akan dilengkapi menjadi figur yang dapat dikenal
(asosiasi). Manusia cenderung untuk melengkapi bagian bagian yang tidak lengkap berdasarkan
kemiripan gambaran dalam memorinya.Tanda tanda yang dekat satu sama lain cenderung
bergabung dalam pikiran untuk membuat kesatuan yang lebih besar. Jika terdapat kemiripan
pada beberapa tanda, maka tanda-tanda tersebut akan saling bergabung membentuk satu
kesatuan.
3. Aspek estetik.
Pada saat ini, mainstream dari penelitian estetika lebih melihat keindahan bukan sebagai
sifat dari objek itu sendiri, tetapi sebagai hasil sensasi atau interaksi antara persepsi dan objek.
Terdapat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani,
kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad
pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi ketika seseorang
mendapatkan pengalaman keindahan. Pada zaman modern, tekanan justru diletakkan pada objek,
sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya
filsafat dan psikologi.
Melihat hal tersebut, khususnya dalam hubungan dengan Konsep seni maka
pertimbangan estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melalui :
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau menciptakan
karya yang estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering dikatakan
bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses penggarapan ide
menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-unsur estetis sebagai langkah
lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan
kemampuan teknik atau ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh
dengan azas atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan untuk karya seni
sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada pemanfaatan karya seni, melekat
pengertian sikap estetik.

Berawal dari perbedaan pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
a. Teori obyektif
Menurut teori obyektif, estetik adalah kesan yang terdapat pada suatu obyek atau karya
seni rupa dengan ciri-ciri, sifat, kualitas keindahan yang dihasilkan dari kesatuan unsur
seni yang digunakannya.
b. Teori subyektif
Menurut teori subyektif bahwa suatu benda atau karya seni rupa dikatakan indah bila
dapat menimbulkan perasaan puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan sseorang
yang bersifat individual.

4. Aspek Nilai
Menurut R. S. Stites, karya seni memiliki tiga nilai :
a. Nilai pakai adalah nilai ekonomi; berkaitan dengan mata uang
b. Nilai kisah adalah nilai idiil yang bisa berupa nilai religius, moral, historic
c. Nilai formal adalah nilai khiriah atau design yang merupakan nilai intrinsik pada
karya seni itu sebagai nilai seni.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Seni budaya merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika,
termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau
karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih
maju
2. Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu
untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.
3. Seni musik (instrument art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik
dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan
instrument musik, masing-masing alat musik mempunyai nada tertentu.
4. Seni teater bisa diartikan segala keseluruhan yang mencakup gedung, pekerja (pemain
dan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pementasan atau peristiwanya). Ada juga
pihak yang mengartikan seni teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan, baik di
panggung maupun arena terbuka
5. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
estetika.
B. Saran
Sebagai seorang pelajar, kita diharuskan untuk mempelajari seni budaya dengan lebih mendalam
lagi, agar kita dapat mengapresiasi. menikmati dan sekaligus lebih mencintai seni budaya
khususnya seni budaya daerah, umumnya seni budaya negeri kita sendiri

Anda mungkin juga menyukai