Anda di halaman 1dari 6

DIMENSI INTERIOR, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2014: 1-6 DOI:10.9744/interior.12.1.

1-6
ISSN 1693-3532

Kajian Terapan Sustainable Design pada Ruang-Bangunan


Pusat Pendidikan Alam dan Budaya Kaliandra Sejati di Pasuruan,
Jawa Timur
Vivi Hendry
Independent Interior Designer, Lumajang, Indonesia
E-mail: vivi.hendry18@yahoo.com

ABSTRAK
Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep sustainable design. Sustainable design sebagai bagian dari
pembangunan berkelanjutan memperhatikan keseimbangan tiga aspek, yaitu sosial, ekonomi, dan ekologi. Penelitian ini mengkaji
upaya terapan sustainable design pada Pusat Pendidikan Alam dan Budaya (PPAB) Kaliandra Sejati dan hasil evaluasi terapannya.
PPAB sebagai wadah aktivitas pendidikan alam dan budaya, dirancang agar memiliki hubungan timbal-balik yang seimbang dengan
lingkungannya dan berkelanjutan. Namun, hasil uraian analisis menunjukkan bahwa upaya menuju sustainable design tidak mudah
dilakukan, banyak faktor penghambat yang menyebabkan ketidakseimbangan ketiga aspek. PPAB memiliki fokus terbesar pada aspek
sosial, kemudian ekologi dan ekonomi.

Kata kunci: Sustainable design, upaya terapan, PPAB Kaliandra Sejati

ABSTRACT
The other reaction of crisis environment is sustainable design concept. Sustainable design as a par t of sustainable development
paid attention the balance of three aspects that is social, economy, and ecology. This research studies about applied effort in
Pusat Pendidikan Alam dan Budaya (PPAB) Kaliandra Sejati and the result of applied evaluation. PPAB as a place for activities
of nature and culture education is designed to have the balance and sustainable mutual relation with its environment. But, th e
result of analysis revealed that an effort to sustainable design is not easy to be applied, there is many obstacle that causes the
unbalance of three aspects. The biggest focus that applied in PPAB is social aspect, then ecology and economy.

Keywords: PPAB Kaliandra Sejati, Applied effort, Sustainable design

PENDAHULUAN memakai unsur rumah tropikal, serta perwujudan visi-misi


Mengutip kalimat pembukaan pada brosur, “Belajar didalamnya, menimbulkan pertanyaan apakah
dari pengalaman masa lalu dan saat ini, supaya dapat perancangan Kaliandra Sejati sudah menerapkan
memenuhi kebutuhan di masa depan, agar tidak terjadi sustainable design yang mengarah pada aspek kemajuan
kesenjangan antara alam dengan apa yang dibutuhkan sosial, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan ekologi
manusia. Setiap orang harus mengetahui, menyadari, dan yang sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
memiliki komitmen untuk melakukan aksi bersama, Pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban pasti,
sehingga dapat menikmati peng-ALAM-an seni hidup.” sehingga perlu dikaji sejauh mana terapan sustainable
Inilah yang menjadi ilham berdirinya Pusat Pendidikan design pada kompleks bangunan tersebut. Kaliandra telah
Alam dan Budaya Kaliandra Sejati pada tahun 1997. mendapat banyak penilaian positif melalui berbagai diskusi
Visi Kaliandra ‘terciptanya manusia yang mandiri, dan publikasi. Evaluasi dan representasi Kaliandra sebagai
berbudaya, secara berkelanjutan’ diterapkan melalui contoh bangunan dengan konsep berkelanjutan di
program pengembangan sosial, ekonomi, dan lingkungan Indonesia, perlu dilakukan untuk memberikan sumbangan
dalam misinya. Kaliandra terdiri dari beberapa kompleks ilmu pengetahuan dalam bidang arsitektur-interior.
bangunan yang dirancang menyelaraskan dengan
lingkungan sekitar. Lokasi pada ketinggian 850 mdpl di
METODE PENELITIAN
lereng Gunung Arjuna sangat menguntungkan dalam
mewadahi aktivitas dan produktivitas Kaliandra agar lebih Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-
maksimal. Didukung dengan konsep arsitektur yang kuantitatif dan bersifat eksploratif-evaluatif. Tahapan
penelitian dilakukan dengan mengadopsi dan

1
DIMENSI INTERIOR, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2014: 1-6

mengembangkan metode penelitian terapan secara siklus (bersifat kuantitatif) untuk memperoleh gambaran tentang
oleh Henri HCM Christians yang dikutip oleh Larasati [1] sejauh mana sustainable design telah diterapkan dan
urutan siklus seperti berikut dengan penyesuaian lima mempermudah menarik kesimpulan. Data angka tersebut
tahapan yang dilaksanakan, mengacu pada siklus dalam bentuk prosentase. Hasil analisis akan mendasari
penelitian terapan (dikembangkan dalam konteks terapan kesimpulan dan saran.
sustainable design):
• Practical Problem (deskripsi dan interpretasi), dimulai
DESKRIPSI OBJEK KAJIAN
dari deskripsi dan pengertian umum pembangunan
berkelanjutan dan sustainable design yang menjadi Objek kajian yang dipilih adalah Pusat Pendidikan
dasar untuk latar belakang penelitian dan merumuskan Alam dan Budaya (PPAB) Kaliandra Sejati. Kaliandra
masalah. diambil dari nama pohon bernama latin Caliandra
• Diagnosis (generalisasi, desain), yaitu tahap calothyrsus. Pohon ini dikenal karena kemampuannya
mengidentifikasi metode yang relevan terhadap bertahan hidup di lahan kritis dan memperbaikinya lewat
permasalahan. Diagnosis dilakukan dengan akar yang menghasilkan nitrogen. Zat ini banyak
mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan dibutuhkan lahan tanaman. Daun hingga kayunya juga
latar belakang dan pendekatan kajian sustainable dikenal baik bisa dimanfaatkan oleh manusia. Kemampuan
design pada practical problem, kemudian digunakan pioneer-nya ini menginspirasi pengelola untuk membuka
untuk memformulasikan parameter sustainable design sebuah pusat pendidikan alam dan budaya (PPAB).
yang bersifat kontekstual. PPAB Kaliandra Sejati merupakan kompleks
• Plan (menentukan rencana dan objek), menentukan bangunan dengan arsitektur tradisional dalam konteks
objek kajian untuk dikaji upaya terapan sustainable baru di jaman modern yang bertujuan agar tetap memiliki
design serta mengumpulkan data melalui berbagai kelangsungan hidup. Kaliandra adalah adalah sebuah
metode. kawasan budaya dengan visi: “terciptanya manusia yang
• Intervention (tindakan atau proses), yaitu tahap mandiri, berbudaya, dan berkelanjutan.” Konsep
menganalisis data objek yang dilakukan dengan Kaliandra mirip seperti konsep bangsawan tuan tanah di
membandingkan fakta yang ada di lapangan dengan Eropa jaman dahulu, dengan para pekerja yang bekerja di
menggunakan parameter terapan sustainable design tanah tersebut, namun dalam hal ini adalah dalam konteks
yang diformulasikan pada tahap diagnosis sebagai media yang sangat manusiawi.
pengukur dalam proses analisis. Data-data setiap sub- PPAB Kaliandra Sejati berlokasi di lereng kaki
aspek akan di-check list dan dihitung prosentase upaya Gunung Arjuna (3.339 mdpl). Kaliandra termasuk wilayah
yang telah diterapkan dan yang belum diterapkan. desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan,
• Evaluation (intervensi pada terapan), menyusun Jawa Timur, sekitar 1,5 km dari Taman Safari Prigen.
kesimpulan analisis (sintesa) dan rekomendasi untuk Kawasan PPAB Kaliandra Sejati mempunyai luas sekitar
objek rancang bangun dengan pendekatan sejenis. 16 hektar, dengan kondisi yang masih alami dan dikelilingi
oleh alam pegunungan yang asri. Semua yang ada dalam
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara. kawasan PPAB didesain sebagai media pembelajaran alam
Data primer diperoleh dari observasi lapangan, direkam dan budaya, khususnya Jawa (dan Nusantara).
dalam bentuk foto atau gambar yang dilengkapi dengan Bangunan-bangunan di kawasan Kaliandra berkonsep
catatan tertulis mengenai keterangan yang dianggap unsur bangunan tradisional bernuansa Jawa (dan
relevan dengan penelitian; wawancara dengan narasumber Nusantara). Bentuk Joglo yang dipakai di kawasan
yang representatif, seperti arsitek-pemilik, manager Kaliandra beraneka ragam, mulai dari Jawa Tengahan,
lapangan, atau minimal level manager yang menguasai Kudusan, Jawa Timuran, Mataraman, dan sebagainya
lapangan; dan interpretasi peristiwa. Data sekunder yang dibuat dengan konstruksi dan konteks modern. Pada
diperoleh dari tinjauan pustaka (buku referensi) terkait ornamentasinya, mulai dari ukiran Madura, Tuban,
teori-teori yang mendasari latar belakang dan rumusan Pasuruan hingga Kolonial. Arsitektur Jawa mendominasi
masalah; kajian dokumen resmi atau arsip dari pihak Pusat dalam proses pengenalan budaya Jawa di Kaliandra.
Pendidikan Alam dan Budaya mengenai data fisik dan Kepedulian terhadap lingkungan diungkapkan pada
non-fisik objek kajian; majalah; jurnal; internet, dan lain desain bangunan yang terbuka, diseluruh unit bangunan
sebagainya. Hasil pengumpulan data akan diolah dan yang ada memakai penghawaan alami, sehingga pengguna
dianalisis. dapat menikmati bernafas dalam sejuknya udara tanpa
Pengolahan data dilakukan dengan mengelompokkan pengatur suhu (AC). Udara pegunungan mengalir bebas,
data. Berbagai teori dipisahkan dan ditabulasi dalam menerobos masuk ke setiap ruang bangunan. Kegiatan
konteks sustainable design untuk dijadikan parameter memasaknya masih menggunakan kayu bakar, dan
acuan pada analisis. Data mengenai objek kajian makanan yang disajikan berasal dari hasil kebun sendiri.
dikelompokkan menjadi data fisik dan non-fisik. Analisis Kamar mandi juga mendapat sentuhan keterbukaan.
data dilakukan dengan membandingkan teori dan fakta Listrik masih menggunakan jasa negara, dengan
yang ada di lapangan, untuk memperoleh kelebihan dan penggunaan seminimal mungkin. Komitmen terhadap
kekurangan terapan sustainable design. Analisis data segala sesuatu yang ramah lingkungan menjadi acuan
bersifat kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan data. dasar konsep pengembangan semua fasilitas dan kegiatan
Dalam penelitian kualitatif tidak menutup kemungkinan di kawasan PPAB Kaliandra Sejati.
adanya data angka, sehingga setiap aspek kajian terapan Pemilihan material bangunan juga diterapkan sebagai
akan di-check list, kemudian dihitung secara sederhana upaya yang menjadikannya contoh pelestarian lingkungan.

2
Vivi: Kajian Terapan Sustainable Design pada Ruang-Bangunan Pusat Pendidikan Alam

Meski didominasi kayu, namun jenisnya dipilih pada Wilayah kedua berada pada area yang lebih tinggi
ketersediaannya di alam. Material batu bata diekspos dan adalah Kampoeng Hastinapura. Wilayah ini diperuntukkan
disusun sedemikian rupa mengingatkan pada arsitektur bagi pengunjung dengan level privasi dan tingkat layanan
candi peninggalan Majapahit. Susunan sebata demi sebata yang berbeda dari sebelumnya. Pada wilayah ini terdapat
seolah-olah mengembalikan kewibawaan arsitektur Jawa lima bungalow kayu yang dinamai dengan pakem-pakem
membuat PPAB Kaliandra Sejati disebut ‘Batako’ oleh pewayangan untuk mengentalkan budaya Jawa, yaitu
masyarakat sekitar. Bentuk, material, lansekap, zoning, Pandawa Lima (Nakula, Sadewa, Yudhistira, Bima, dan
semuanya memainkan perannya masing-masing dalam Arjuna), restoran (Grya Dhahar Roro Ireng), Pendopo
rangka pendidikan pelestarian alam dan budaya. Parikesit, dan kolam renang ‘Tirta Gumandar’. Bungalow
Pada wilayah Kampoeng Bharatapura terdapat 15 unit di Kampoeng Hastinapura dapat menampung total 40
bangunan yang sebagian besar diberi nama gunung- orang. Berikut sebagian dokumentasi ruang-bangunan dan
pegunungan di Jawa Timur, yaitu Rumah Pedati, elemen interior komplek Kaliandra Sejati (gambar 1):
Musholla, Kantor Bromo, Pendapa Arjuna, Bale Bagong,
dapur, rumah makan Penanggungan, dan enam rumah
penginapan (Rumah Ringgit, Rumah Arjuna, Rumah ANALISIS TERAPAN SUSTAINABLE DESIGN
Welirang, Rumah Ijen, Rumah Tengger, dan Rumah PADA RUANG-BANGUNAN KALIANDRA SEJATI
Anjasmara). Rumah penginapan di wilayah ini dapat Upaya terapan sustainable design yang dilakukan
menampung total 110 orang. Wilayah ini juga dilengkapi dalam desain PPAB Kaliandra bersifat sangat kontekstual
dengan klinik kesehatan dan rumah kesenian lengkap dalam waktu, respon isu, dan perkembangan teknologi
dengan gamelan, wayang, dan alat-alat kesenian pada masa tertentu. Deskripsi terapan diuraikan dalam 3
tradisional lain. aspek utama, yaitu sosial, ekologi, dan ekonomi sebagai
Tapak dalam Pusat Pendidikan Alam dan Budaya dari berikut:
organisasi ruang-bangunannya mengadopsi susunan
perkampungan Jawa tradisional. Nuansa perkampungan Terapan Sosial
Jawa tampak pula pada gaya arsitektural setiap unit Konteks budaya yang terdapat di kompleks PPAB
bangunan yang mengadopsi budaya Jawa dengan Kaliandra Sejati tidak saja meliputi arsitektur maupun seni
percampuran budaya nusantara. Pada Kampoeng rupa patungnya, melainkan juga pada elemen interiornya.
Hastinapura, organisasi ruang-bangunan didesain Dinding rumah Jawa kebanyakan terbuat dari bilah-bilah
mengikuti kontur tanah lereng Gunung Arjuna. papan kayu. Alternatif bahan lainnya adalah anyaman
Kampoeng Hastinapura juga mengambil konsep gaya bambu, alang-alang, daun kelapa, atau daun nipah [2].
budaya nusantara, namun tidak sekental di Kampoeng Dinding tidak diapresiasi secara fisik dalam bangunan
Bharatapura. Jawa. Hal ini berkaitan dengan cara berpikir orang Jawa
yang tidak mementingkan materi atau kebendaan, tetapi
lebih mementingkan keselarasan antara mikro-kosmos dan
makro-kosmos [3]. Pertimbangan yang paling utama
adalah “manunggaling kawula lan gusti” yang
diejawantahkan dalam bentuk persenyawaan yang tuntas
antara arsitektur, alam, manusia, dan Tuhannya [4].
Dalam hal ini, Budiharjo mengemukakan bahwa arsitektur
Jawa adalah arsitektur yang dikelilingi oleh pagar. Yang
disebut sebagai rumah yang utuh seringkali bukan
merupakan bangunan dengan dinding yang masif,
melainkan halaman yang berisi sekelompok unit bangunan
sengan fungsi yang berbeda-beda.
Selain konteks budaya, bahasan sosial di Kaliandra
Sejati juga meliputi bahasan Hubungan dan Aktivitas
Sosial; Kenyamanan Pengguna Bangunan; Organisasi
Ruang dan Bangunan; Pemberdayaan Masyarakat Lokal;
Fasilitas Pendidikan, Keamanan, Keselamatan, dan
Kesehatan. Ringkasan hasil analisisnya dikemukakan
sebagai berikut (Tabel 1):
Tabel 1. Ringkasan Analisis Aspek Sosial

Check
Aspek Sub Aspek Keterangan
List
Membina hubungan sosial yang
konstan yang dibina bukan √
hanya saat ada ritual tertentu
Hubungan Gotong Hubungan sosial dimana setiap
dan royong orang saling kenal dan
aktivitas mempengaruhi dalam

sosial meningkatkan kualitas sumber
daya manusia
Aktivitas Ada kolaborasi atau kerja sama
Gambar 1. Sebagian dokumentasi ruang-bangunan Kaliandra Sejati. √
sosial yang yang memungkinkan orientasi

3
DIMENSI INTERIOR, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2014: 1-6

Check Check
Aspek Sub Aspek Keterangan Aspek Sub Aspek Keterangan
List List
lebih laba (koperasi atau kios Tersedia perpustakaan [10] √
kompleks bersama) [1] Tersedia ruang pelatihan [10] √
Tersedia pusat daur ulang [5] √ Edukasi publik untuk
Pelestarian benda-benda pengubahan gaya hidup dari

purbakala yang ada pada lokasi × Pendidikan konsumeristik ke reuse dan
Arkeologi pembangunan recycle [10]
Sengaja membuat benda yang Tersedia program-program

serupa untuk tujuan edukasi pelayanan jasa untuk √
Pengaruh budaya setempat pemberdayaan masyarakat [10]

terhadap bentuk bangunan Tersedia teknologi untuk
Konteks Sejarah Keamanan ×
Elemen desain dari budaya lokal mengontrol kejahatan
budaya √ dan
dan arsitektur vernakular Penyediaan keamanan dalam
keselamatan ×
Tradisi kebudayaan asli proyek bagi tenaga kerja [10]
sebaiknya tetap dilakukan √ Tersedia ruang kesehatan/klinik
Fasilitas √
(ritual) [10]
Kebudayaan
Pengadaan makanan, musik, Pemilihan material dan
asli
seni dan kerajinan tangan √ komponen bangunan yang aman √
kebudayaan asli bagi kesehatan [1] [7]
Arsitektur dari budaya lokal √ Penggunaan finishing dan
Menggunakan teknik reduksi maintenance yang tidak
Pencahayaan √ ×
panas dan silau [7] Kesehatan berdampak buruk bagi
Menyediakan ventilasi yang kesehatan [1] [7]
cukup untuk pertukaran udara √ Tersedia kebutuhan air bersih
[7] [8] untuk kebutuhan sehari-hari [1] √
Penghawaan Pengadaan tanaman dan pohon [7]
peneduh untuk penyegaran Pengaturan jarak benda

udara dan menjaga kenyamanan elektronik dari pengguna untuk ×
temperatur [8] mengurangi radiasi [8]
Menggunakan bahan finishing
dan maintenance yang alami Keterangan Jumlah Perhitungan
× Bagian yang terpenuhi 37 37/
45x
100% = 82,2%
dan memproduksinya sendiri [1]
Bagian yang tidak terpenuhi 8 8/
Polusi dalam [5] 445 x 100% = 17,8%

ruang Insulasi kebisingan [9] × Total 45 100%


Ventilasi yang cukup untuk

menghindari polusi dalam ruang
Memanfaatkan suara-suara
Terapan Ekonomi
Kenyamana
n pengguna Akustik alami (kicau burung, aliran √ Bahasan analisis aspek ekonomi meliputi:
bangunan (Sustainable sungai, dll) Pemberdayaan Sumber Daya Lokal; Efisiensi Bangunan
Construstion, Membuat suara-suara buatan
2007) yang berdampak positif bagi √ dan Penggunaan Bangunan; Biaya Yang Dikeluarkan; dan
psikologis (kolam air) Alokasi Dana. Ringkasan analisisnya dikemukakan
Akses ke fasilitas publik yang sebagai berikut (Tabel 2):
mudah dicapai dengan
transportasi publik/pribadi, √
Akses vista
sehingga pengguna tidak merasa Tabel 2. Ringkasan Analisis Aspek Ekonomi
keluar
terkungkung [1]
bangunan
Memiliki media komunikasi dan Check
√ Aspek Sub Aspek Keterangan
informasi [10] List
Sifat dan bentuk ruang yang Penyediaan lapangan kerja
meningkatkan kualitas hidup dengan memberdayakan √

dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat
aktivitas [7] Sumber daya
Aksesbilitas Tersedia fasilitas untuk
Bangunan bebas hambatan [7] × manusia [1]
ruang- pemberdayaan ekonomi lokal
Organisasi ruang yang Pemberdaya √
bangunan (industri rumahan/kios
memenuhi kebutuhan aktivitas √ an sumber
bersama)
individu dan komunal [1] daya lokal
Menggunakan material lokal
Tersedia ruang dalam dan luar Sumber daya
untuk memperpendek jarak ×
yang multifungsi serta √ alam [7]
Organisasi transportasi
ruang dan menunjang hubungan sosial [10] Perhitungan volume bangunan
bangunan Tersedia lahan untuk perluasan secara seksama untuk efisiensi √
bangunan baik secara vertikal √ desain
maupun horisontal [1] Volume Perhitungan volume bangunan
Fleksibilitas
Desain modular untuk bangunan secara seksama untuk efisiensi
ruang
beradaptasi terhadap material agar tidak √
√ Efisiensi
perubahan internal bangunan menghasilkan sisa material
[10] bangunan
berlebihan
dan
Untuk kepentingan umum, Efisiensi air dan listrik dalam
penggunaan
seperti berkebun, pertanian √ penggunaan dari awal
bangunan √
Ruang organik, serta penghijauan [1]) pembangunan hingga
[10]
terbuka Tersedia area pelestarian Penggunaan bangunan beroperasi
vegetasi sekitar atau ruang √ bangunan Efisiensi penggunaan barang
terbuka hijau [1] elektromagnetik untuk

Pelatihan agar dapat mengurangi emisi dan
Edukasi
berkembang menjadi fasilisator √ penghematan biaya listrik
publik yang
[1] Biaya untuk penggunaan air-
meningkatka Selama √
Edukasi mengenai pendidikan listrik [1]
Pemberday n kualitas √ pembangunan
[1] Gaji untuk tenaga kerja √
aan SDM
Edukasi mengenai kesehatan [1] √ Low-cost maintenance dengan
masyarakat
Menggunakan masyarakat lokal penggunaan bahan pembersih
lokal √ Bangunan ×
[1] Biaya yang alami mandiri (self produce)
Pembanguna beroperasi
Realisasi proyek yang cepat dikeluarkan dan bahan finishing alami [1]
n proyek
sehingga tidak menambah stress √ Efisiensi pemakaian energi √
[7]

4
Vivi: Kajian Terapan Sustainable Design pada Ruang-Bangunan Pusat Pendidikan Alam

Check Check
Aspek Sub Aspek Keterangan Aspek Sub Aspek Keterangan
List List
untuk penghematan biaya [1] pasang-surut, gelombang laut,
Minimalisasi biaya pengolahan angin)
limbah dengan pengolahan × Energi geotermal (energi panas
×
limbah sederhana bumi)
Memiliki modal yang Pemisahan sampah berdasarkan
memungkinkan untuk √ jenis untuk membantu daur √
perluasan bangunan [1] ulang [10]
Penangana
Tersedia dana untuk Limbah padat Pengolahan sampah mandiri [1] √
n limbah
Dana untuk pengaplikasian teknologi × Pengolahan sampah mandiri
fisik bangunan berkelanjutan [10] yang memungkinkan orientasi √
Tersedia dana untuk laba [1]
maintenance secara berkala Menggunakan material lokal
×
bukan hanya saat bangunan untuk memperpendek jarak √
perlu perbaikan [1] transportasi [7]
Tersedia dana untuk Sumber Jika menggunakan material non-
Alokasi dana
pemberdayaan masyarakat √ lokal, harus memperhatikan

lokal penggolongan bahan yang
Tersedia dana untuk ekologis [7]
Dana untuk
pelaksanaan program/kegiatan √ Penggunaan material secara
kebutuhan Pemilihan √
keluar Peredaran renewable dan reduced [7]
non-fisik [10] Material
Tersedia tender khusus untuk bahan Penggunaan material secara
dan Sumber √
memberi kontraktor lokal reused dan recycled [11]
× Daya Alam
mengambil bagian dalam Menggunakan material yang
proses pembangunan proyek √
eko-label [1]
Menggunakan material organik:
Keterangan Jumlah Perhitungan menggunakan bahan baku alam
Bagian yang terpenuhi 12 12/ x 100% = 66,67%
18 tidak lebih cepat daripada alam √
Penggunaan
Bagian yang tidak terpenuhi 6 6/ x 100% = 33,33% mampu membentuk
18 material
Total 18 100% penggantinya [1] [7]
Jika memerlukan finishing,
gunakan yang berbahan alami
×
Terapan Ekologi atau yang sedikit berdampak
negatif terhadap lingkungan [7]
Bahasan analisis aspek ekonomi meliputi: Konservasi Air;
Memperhatikan jarak
Konservasi Energi; Penanganan Limbah; Pemilihan antarbangunan agar gerak udara √
Material dan Sumber Daya Alam; dan Situasi Site. Lokasi dan terjamin [1]
orientasi Penyesuaian kelompok ruang
Ringkasan analisisnya dikemukakan sebagai berikut arah hadap dengan orientasi arah edar √
(Tabel 3): bukaan matahari-angin [7]
Situasi site
Mengikuti kontur tanah [6] √
Tabel 3. Ringkasan Analisis Aspek Ekologi View yang menarik √
Check Memanfaatkan iklim
Aspek Sub Aspek Keterangan Iklim dan
List (http://www.nps.gov/dsc/dsgnc √
vegetasi
nstr/gpsd/ch5.html)
Memiliki sumur resapan mandiri × sekitar
Memanfaatkan vegetasi sekitar √
Memiliki bak penampung air
Sumber √
hujan
Penyediaan air bersih √ Keterangan Jumlah Perhitungan
Bagian yang terpenuhi 24 24/ x 100% = 72,73%
Menggunakan panel surya untuk 33
× Bagian yang tidak terpenuhi 9 9/ x 100% = 27,27%
memanaskan air 33

Pemanfaatan energi air untuk Total 33 100%


×
Penggunaan pembangkit listrik
Konservasi Menggunakan alat plumbing
air [7]
Dari perhitungan data-data di atas, dapat diketahui
yang mendukung konservasi air ×
[5] bahwa upaya yang sudah diterapkan di PPAB Kaliandra
Penyaringan grey water untuk dalam aspek sosial adalah sebesar 82,2%; dalam aspek
menyiram kebun atau membilas ×
kloset [7]
ekonomi adalah sebesar 66,67%; dan dalam aspek ekologi
Limbah cair Penyaringan black water adalah sebesar 72,73%. Sedangkan upaya yang belum
dengan composting toilet untuk diterapkan di PPAB Kaliandra dalam aspek sosial adalah
×
menghasilkan kompos/pupuk
cair [10] sebesar 17,80%; dalam aspek ekonomi adalah sebesar
Memaksimalkan pencahayaan

33,33%; dan dalam aspek ekologi adalah sebesar 27,27%.
alami dari pagi-sore [1] [7] Perhitungan akhir secara keseluruhan adalah sebagai
Pencahayaan Menggunakan lampu hemat
dan energi pada malam hari secara √ berikut (Tabel 4):
penggunaan efisien [5] [7]
listrik Mematikan lampu dan benda Tabel 4. Prosentase terapan Sustainable Design di PPAB Kaliandra
elektronik jika tidak dipakai √
(Pilatowicz, 1995) Keterangan Perhitungan
Memaksimalkan penghawaan Upaya yang telah diterapkan (82,2% + 66,67% + 72,73%) : 3 = 73,87%

alami sepanjang hari [7] [8] Yang belum diterapkan (17,8% + 33,33% + 27,27%) : 3 = 26,13%
Konservasi
Menghindari alat penyejuk Total 100%
energi
udara (AC) atau menggunakan

AC hemat energi dan
Penghawaan
seperlunya saja [1]
Pengadaan tanaman dan pohon
peneduh untuk penyegaran
SIMPULAN
√ Kesimpulan kajian sustainable design pada ruang-
udara dan menjaga kenyamanan
temperatur [8] bangunan PPAB Kaliandra Sejati dalam merespon prinsip
Energi Energi surya (energi cahaya,
terbarukan panas, bioenergi)
× berkelanjutan yang meliputi keseimbangan antara aspek
(Frick, 2006) Energi rotasi bumi (energi × sosial, ekonomi, dan ekologi adalah sebagai berikut:

5
DIMENSI INTERIOR, VOL. 12, NO. 1, JUNI 2014: 1-6

1. Upaya yang telah diterapkan dalam konteks pendekatan pusat daur ulang untuk limbah padat. Memperhatikan
sustainable design antara lain: penggolongan bahan yang mengarah pada nilai
• Mempertimbangkan kemajuan sosial yang meliputi ekologis
hubungan dan aktivitas sosial yang rutin dan Kekurangan: Belum memanfaatkan energi terbarukan
berpengaruh positif; melestarikan budaya lokal; sebagai pembangkit listrik. Belum menerapkan
memperhatikan kenyamanan pengguna bangunan; pengelolaan limbah cair dengan baik. Belum
proses organisasi ruang dan bangunan; menerapkan bahan finishing alami.
memberdayakan masyarakat lokal; serta menyediakan
fasilitas pendidikan, keamanan, kesehatan, dan
REFERENSI
keselamatan.
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang meliputi [1] Larasati, Dwinita. 2007. Sustainable Housing in
pemberdayaan sumber daya lokal (SDM dan SDA); Indonesia. Netherlands: Delft University of
efisiensi bangunan dan penggunaan bangunan secara Technology.
benar dalam penggunaan energi; mempertimbangkan [2] Ismunandar K. 2001. Joglo: Arsitektur Rumah
biaya yang dikeluarkan; dan alokasi dana yang jelas. Tradisional Jawa. Effhar.
• Mempertimbangkan keseimbangan ekologi yang [3] Mulder, Niels. 1986. Kepribadian Jawa dan
meliputi konservasi air; konservasi energi; Pembangunan Nasional. Gadjah Mada University
penanganan limbah secara mandiri; pemilihan material Press.
dan sumber daya alam yang berteknologi ramah [4] Budiharjo, Eko. 1997. Esensi Arsitektur Tradisional
lingkungan; dan situasi site yang dapat memberi nilai Jawa. Arsitek dan Arsitektur Indonesia
lebih bagi pengguna. Menyongsong Masa Depan. Ed. Eko Budiharjo.
Hasil perhitungan akhir untuk upaya yang telah Yogyakarta: Andi Offset.
diterapkan oleh PPAB Kaliandra Sejati dari ketiga [5] Kubba, Sam. 2003. Space Planning for Commercial
aspek yang telah diterapkan adalah sebesar 73,87%, and Residential Interiors. USA: McGraw-Hill.
perhitungan ini tidak termasuk rencana pengembangan [6] Frick, Heinz dan Tri Hesti Mulyani. 2006. Arsitektur
untuk lebih merespon isu-isu lingkungan. Dari Ekologis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa [7] ______, Heinz dan F.X. Bambang Suskiyatno. 2007.
sustainable design sudah diterapkan dengan cukup baik Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta:
di PPAB Kaliandra Sejati sejak awal terkait dengan Penerbit Kanisius.
visi-misi yang ditetapkan. [8] Pilatowicz, Grazyna. 1995. Eco Interiors. United
2. Hasil evaluasi dari terapan sustainable design pada States of America: by John Wiley & Sons, Inc.
objek kajian terkait dengan sustainable design secara [9] Prawiro, Ruslan H. 1983. Ekologi Lingkungan
garis besar adalah sebagai berikut: Pencemaran. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
• Aspek Sosial [10] Sustainable Construction. Jakarta: PT Gramedia
Kelebihan: Memiliki fokus pada pemberdayaan Pustaka Utama, 2007.
masyarakat setempat, khususnya bidang pendidikan [11] Mc Gowan, Maryrose. 2003. Interior Graphic
alam dan budaya, sehingga saling memberi pengaruh Standard. New Jersey: John Wiley & Son. Inc.
positif satu sama lain. Memperhatikan sistem utilitas [12] http://www.nps.gov/dsc/dsgncnstr/gpsd/ch5.html
yang ‘bekerja sama’ dengan iklim, yang
mempengaruhi kenyamanan pengguna bangunan.
Banyak mengangkat nilai-nilai kebudayaan asli
(Indonesia), khususnya Jawa (dan Nusantara).
Kekurangan: Belum menggunakan sistem proteksi
dan teknologi pengontrol kejahatan. Bangunan
cenderung tidak bebas hambatan, khususnya bagi
kebutuhan penyandang cacat (mengingat objek kajian
merupakan bangunan publik).
• Aspek Ekonomi
Kelebihan: Memberi lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat dan memiliki kegiatan yang
sudah berorientasi laba, sehingga dapat meningkatkan
ekonomi lokal. Memperhatikan efisiensi bangunan
dan penggunaan bangunan untuk menghemat biaya
pengeluaran.
Kekurangan: Penggunaan material non-lokal yang
tidak memperhatikan jarak transportasi, sehingga
tidak hemat biaya. Belum menerapkan low-cost
maintenance dengan penggunaan bahan pembersih
alami secara mandiri (self produce).
• Aspek Ekologi
Kelebihan: Memanfaatkan situasi site dengan baik.
Konservasi energi dan air yang cukup baik. Memiliki

Anda mungkin juga menyukai