Makalah
Disusun untuk Memenuhi Salah Tugas dalam Mata Kuliah Literasi Teknologi
Informasi yang Diampu oleh Bapak Hen Hen Lukmana .,S,Pd, M.Kom.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah tentang "Budaya
Digital".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Gamelan 4
2. Tari Pendet 4
3. Reog Ponorogo 5
4. Digitalisasi Kebudayaan di Indonesia 5
5. Perkembangan dan Perubahan Budaya Digital 7
6. Budaya Media Sosial 9
7. Akses dan Infrastruktur 10
8. Museum dan Galeri virtual 12
9. Pelestarian Bahasa 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Budaya digital adalah hasil dari penggunaan teknologi digital dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan adanya budaya digital, kita dapat berinteraksi,
berkomunikasi, menciptakan, dan mengonsumsi konten di dunia digital.
Budaya digital mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan,
pekerjaan, komunikasi, hiburan, belanja, politik, dan budaya populer. Budaya
digital terbentuk melalui interaksi antara manusia dengan teknologi digital.
Budaya digital mengubah secara tidak langsung bagaimana cara kita hidup,
bekerja, belajar, dan bersosialisasi.
Aspek budaya digital meliputi fenomena dan perubahan yang terjadi dalam
budaya manusia sebagai hasil dari pengaruh teknologi digital. Ada tiga aspek
penting dalam membangun budaya digital yaitu Partisipasi masyarakat dalam
interaksi di ruang digital, remediasi dalam dunia digital dengan pola pikir baru,
dan mengubah kebiasaan lama ke dalam kebiasaan baru yang bermanfaat, dan
bricolage atau memanfaatkan apa yang sudah ada dan membentuknya menjadi
hal baru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan
permasalahan yaitu:
1. Apa Pengertian Budaya dan Budaya Digital?
2. Bagaimana Budaya di Indonesia?
3. Bagaimana Digitalisasi Kebudayaan di Indonesia?
4. Bagaimana Perkembangan dan Perubahan Budaya Digital?
5. Apa Saja Jenis Budaya Digital?
6. Bagaimana Pengaruh Budaya Digital dan Peran Pemerintah?
7. Bagaimana Pelestarian Budaya Seni, Budaya, dan Bahasa di Ruang
Digital?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian budaya dan budaya digital
1
2. Untuk mengetahui budaya di Indonesia
3. Untuk memahami digitalisasi kebudayaan di Indonesia
4. Untuk mengetahui perkembangan dan perubahan budaya digital
5. Untuk mengetahui jenis budaya digital
6. Untuk memahami pengaruh budaya digital dan peran pemerintah
7. Untuk mengetahui pelestarian budaya seni, budaya, dan bahasa di ruang
digital
D. Manfaat
1. Makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang budaya,
digitalissasi, perkembangan, perubahan, jenis, pengaruh, peran pemerintah,
dan pelestarian seni, budaya, dan bahasa budaya digital.
2. Bagi penyusun, makalah ini diharapkan mampu menjadi makalah yang
berkualitas.
3. Bagi penyusun selanjutnya, makalah ini diharapkan mampu menjadi
referensi bagi penyusunan makalah selanjutnya dan bisa dikembangkan
menjadi lebih sempurna.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian budaya dan Budaya Digital
Budaya adalah cara hidup yang dikembangkan dan dianut oleh sekelompok
orang. Dan itu akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Kebudayaan terdiri
dari beberapa elemen kompleks. Ini termasuk adat istiadat, bahasa, karya seni,
isistem keagamaan dan politik. Bahasa sama halnya dengan kebudayaan dan tidak
dapat dipisahkan bagi manusia. Budaya digital mengacu pada kompleksitas nilai,
norma, praktik, dan ekspresi yang dihasilkan dari penggunaan teknologi digital
dalam kehidupan sehari-hari. Budaya digital memungkinkan kita berinteraksi,
berkomunikasi, membuat, dan mengonsumsi konten di dunia digital. Seiring
dengan berkembangnya budaya digital, cara kita berpikir, bertindak, dan
berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita juga ikut berkembang.
Budaya digital mencakup banyak aspek kehidupan, seperti pendidikan,
pekerjaan, komunikasi, hiburan, belanja, politik, dan budaya populer. Salah satu
karakteristik utama budaya digital adalah konektivitas. Artinya, teknologi telah
memperkuat hubungan antar manusia di seluruh dunia.Budaya di Indonesia.
B. Budaya di Indonesia
3
Gamelan adalah seperangkat alat musik yang biasa digunakan untuk
mengiringi tarian, lagu daerah, dan budaya lain seperti wayang. Gamelan
sendiri terdiri dari beberapa instrumen.
Gambar 1. Gamelan
2. Tari Pendet
Pendet berasal dari Bali dan merupakan salah satu tarian tertua di Pulau
Dewata, tarian ini sudah ada sejak tahun 1950. Biasanya tarian ini digunakan
untuk menyambut tamu-tamu penting bahkan dalam upacara keagamaan. Ciri
khas dari tarian ini adalah para penarinya membawa mangkuk perak berisi
bunga.
4
Gambar 3. Reog Ponorogo
5
Banyak sekali aspek budaya yang telah dikembangkan hingga saat ini, berikut
beberapa diantaranya;
1. Arsip Digital
Membuat arsip digital untuk menjaga kelestarian dan terpeliharanya
benda-benda bersejarah sepeti naskah, foto, dan dokumentasi budaya lainnya.
Ini memungkinkan akses yang lebih mudah bagi peneliti dan masyarakat
umum. Contoh, adanya pelestarian Manuskrip di Reksa Pustaka Pura
Mangkunegaran Surakarta. Proses pelestarian ini memiliki beberapa tahap,
diantaranya ada alih aksara/transliterasi, terjemahan, alih media(scan dan
duplikat), dan katalogisasi arsip(pembuatan nomor, tempat, judul).
2. Pendidikan dan Pembelajaran
Mengajar dan mempelajari budaya menggunakan teknologi digital. Hal ini
mencakup pembelajaran online, kursus e-learning, dan aplikasi pendidikan
yang memungkinkan individu memahami budaya mereka sendiri dan budaya
orang lain. Contoh, seseorang mencari di internet (youtube,dll), artikel maupun
jurnal yang sudah jelas tentang penelitiannya ketika seseorang tersebut ingin
mengetahui budaya di suatu daerah tertentu.
3. Seni Digital
Mengacu pada penggunaan teknologi digital sebagai alat untuk
menciptakan, mengungkapkan, dan mengekspresikan ide dan emosi dalam
karya seni. Ini melibatkan penggunaan perangkat lunak, perangkat keras, dan
media digital untuk menghasilkan berbagai bentuk seni, termasuk gambar,
animasi, video, musik, dan seni interaktif. Contoh, Seni Digital Statis yang
berbasis gambar, ilustrasi, atau lukisan yang dibuat dengan menggunakan
perangkat lunak seperti Adobe Photoshop, Corel Painter, atau berbagai
aplikasi penggambaran digital lainnya.
4. Pertunjukan dan Hiburan
Aspek pertunjukan dan hiburan dalam digitalisasi kebudayaan mencakup
penggunaan teknologi digital untuk menyelenggarakan dan menyebarkan
berbagai bentuk hiburan dan pertunjukan budaya. Ini telah semakin populer
sejak masa pandemi COVID-19. Contoh, Saat ini sudah ada beberapa
pertunjukan teater atau pertunjukan seni lainnya yang telah beralih ke format
6
digital, bahkan dibuat secara khusus untuk platform digital dengan elemen-
elemen interaktif yang memungkinkan penonton berpartisipasi dari jarak jauh.
5. Perpustakaan Digital
Perpustakaan ini menyimpan dan menyediakan akses ke koleksi digital
yang terdiri dari buku, jurnal, artikel, dokumen, dan materi lainnya dalam
format elektronik. Digitalisasi telah mengubah bagaimana perpustakaan
beroperasi dan memberikan berbagai aspek yang memengaruhi cara orang
mencari, mengakses, dan menggunakan informasi.
7
mencari informasi, berbelanja, dan mengakses hiburan. Ini telah menciptakan
budaya digital di mana hampir semua aktivitas keseharian dapat dilakukan
secara online. Contoh Peningkatan Aksebilitas Internet diantaranya
membangun jaringan kabel serat optik, menara seluler, dan hotspot Wi-Fi di
daerah terpencil atau yang belum terjangkau.
2. Perubahan di Dunia Pendidikan dan Pekerjaan
Perubahan di dunia pendidikan dan pekerjaan mengacu pada perubahan
besar yang telah terjadi dalam sistem pendidikan dan dunia kerja sebagai
dampak dari perkembangan teknologi dan budaya digital. Terlebih pandemi
Covid-19 yang semakin mendukung adanya perubahan ini, seperti E-Learning
dan WFH.
3. Era E-Commers
Perubahan dalam perilaku berbelanja setiap orang menyebabkan
pertumbuhan industri e-commerce. Orang-orang sekarang lebih cenderung
berbelanja secara online karena dapat berbelanja lebih mudah dan cepat karena
dapat dilakukan dirumah atau di manapun daripada ke toko fisik, hal ini secara
tidak langsung telah membentuk budaya belanja online.
4. Kecepatan dan Viralitas
Kecepatan memengaruhi seberapa baik konten dan informasi tersebar.
Semakin cepat informasi menyebar, semakin besar kemungkinannya untuk
menjadi viral. Dalam budaya digital, sebuah tren, berita, atau konten yang
menarik perhatian sering kali popularitasnya meningkat dalam waktu yang
sangat singkat. Viralitas dapat dipercepat dengan mempercepat proses
penyebaran informasi. Ketika sesuatu menjadi viral, maka hal itu dibagikan
dan disebarkanluaskan oleh banyak orang. Seperti yang dapat diketahui, saat
ini viralitas sangat membantu dalam berbagai hail. Contoh, misalnya saat
sebuah kasus yang kurang diperhatikan oleh para penegak hukum. Ketika
membagikannya di media dan menjadi viral, maka para penegak hukum
biasanya langsung bertindak untuk menyelesaikannya.
8
E. Jenis Budaya Digital
9
7. Budaya Gaming: Dunia video game, termasuk esports, streaming game, dan
komunitas gamer, merupakan bagian penting dari budaya digital.
8. Budaya Kreasi Konten: Orang-orang semakin banyak menciptakan konten
digital seperti vlog, podcast, dan blog, yang berkontribusi pada budaya digital.
9. Budaya Keamanan Digital: Kesadaran tentang keamanan digital dan privasi
online semakin penting dalam budaya digital saat ini.
10. Budaya Pembelajaran Online: Pendidikan dan pelatihan online semakin
populer, terutama selama masa pandemi COVID-19.
Budaya digital mempunyai dampak besar pada masyarakat dan ekonomi, dan
peran pemerintah dapat memengaruhi cara budaya digital berkembang. Berikut
adalah beberapa pengaruh budaya digital dan peran pemerintah
10
4. Ekonomi Digital: Pemerintah dapat memberikan insentif dan kebijakan yang
mendukung pertumbuhan ekonomi digital, seperti startup teknologi, e-
commerce, dan industri kreatif.
5. Pengaruh Sosial: Budaya digital dapat memengaruhi pola perilaku dan interaksi
sosial. Pemerintah dapat memainkan peran dalam mempromosikan etika dan
tanggung jawab dalam interaksi online.
6. Penciptaan Konten dan Ekspresi Budaya: Pemerintah juga dapat mendukung
penciptaan dan ekspresi budaya digital lokal, seperti seni digital dan musik,
untuk mempertahankan identitas budaya dalam era digital.
Jadi, peran pemerintah dalam budaya digital dapat mencakup aspek regulasi,
pendidikan, akses teknologi, dan dukungan terhadap ekonomi digital. Bertujuan
untuk memastikan penggunaan teknologi digital yang positif dan inklusif dalam
masyarakat.
11
Gambar 8. Museum dan Galeri virtual
d. Arsip Online: Membuat arsip online komprehensif yang mencakup
informasi tentang seni, seniman, dan konteks budaya dapat memfasilitasi
pelestarian.
e. Penggunaan Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality
(VR): AR dan VR dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman
interaktif
f. Penggunaan Media Sosial: Media sosial dapat digunakan untuk
mempromosikan seni, menghubungkan seniman dengan khalayak yang
lebih luas.
g. Perlindungan Hak Cipta: Dalam ruang digital, penting untuk melindungi
hak cipta seni dan karya seniman.
h. Kolaborasi dengan Ahli Teknologi: Kolaborasi dengan pakar teknologi
informasi dan pakar keamanan siber sangat penting untuk melindungi
data budaya dan seni dari potensi ancaman online.
i. Pendidikan dan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
melestarikan seni dan budaya di ruang digital dan bagaimana mereka
dapat berkontribusi terhadapnya adalah kunci keberhasilan.
j. Mengatasi Tantangan Teknis: Mengatasi tantangan teknis seperti
perubahan format file, kerusakan data, dan perangkat keras yang
ketinggalan jaman adalah bagian penting dalam melestarikan seni di
ruang digital.
2. Pelestarian Budaya
Pelestarian budaya melalui digital dapat dihadirkan secara menarik
dengan berbagai fitur yang tersedia, sehingga juga dapat mengubah cara
12
pandang masyarakat khususnya generasi muda yang mengikuti model
perkembangan zaman. Langkah-langkah melakukan upaya pelestarian budaya
melalui media digital antara lain dengan berbagi informasi tentang budaya
yang ada, menyediakan produk daerah terutama produk unggulan, meneliti dan
memperdalam budaya yang ada di negara kita, mentransformasikan budaya
lokal dan nasional menjadi jati diri dan jati diri, bekerjasama dengan budaya
yang ada.
Teknologi masa kini dapat dijadikan sebagai wadah untuk menjaga dan
meningkatkan eksistensi di bidang kebudayaan, khususnya bagi kita generasi
muda yang sehari-harinya tidak bisa lepas dari media teknis, sehingga dapat
menjadi teladan dan penggerak dalam upaya pelestarian budaya.
3. Pelestarian Bahasa
Teknologi digital menawarkan ruang penggunaan bahasa yang semakin
luas tanpa adanya hambatan antar individu. Secara umum penggunaan bahasa
Indonesia di ruang digital sangat beragam. Secara formal, bahasa Indonesia
yang digunakan dalam media digital masih belum mengikuti kaidah
kebahasaan yang pasti. Kebanyakan dari mereka tidak mengikuti Prinsip Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD). Hal ini sering terlihat pada gaya berbahasa
remaja ketika berbicara bahasa Indonesia di media sosial. Misalnya kata
“memang” dihilangkan huruf pertamanya menjadi “emang", kata “begini”
menjadi “gini”, atau penggunaan singkatan seperti “sy” (saya).
13
BAB III|
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
budaya digital terbentuk dari interaksi antar manusia dan teknologi digital.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang. Budaya digital merupakan hasil penggunaan teknologi
digital dalam kehidupan sehari-hari. Dalam budaya digital, kita dapat
berinteraksi, berkomunikasi, membuat dan mengonsumsi konten di dunia
digital. Budayadigital ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti
Pendidikan, pekerjaan, komunikasi, hiburan, belanja, politik, dan budaya
popular.
Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri
yang telah diwariskan secara turun temurun oleh orang terdahulu. Banyak
sekali aspek budaya yang telah berubah ke digital. Contohnya seperti arsip
digital, Pendidikan dan pembelajaran daring, seni digital, pertunjukan dan
hiburan, dan perpustakaan digital. Perkembangan dan budaya digital
merupakan fenomena yang sangat dinamis dan terus berubah seiring
perkembangan teknologi. Berikut beberapa aspek penting yang ada dalam
perkembangan dan perubahan budaya digital diantaranya peningkatan
asekbilitas internet, perubahan di dunia Pendidikan dan pekerjaan, era E-
commers, dan Kecepatan dan Viralitas.
Budaya digital itu adalah cara individu dan masyarakat berinteraksi,
berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam dunia digital. Diantaranya situs web,
media sosial, meme, streaming, berita digital, e-commerce, gaming, kreasi
konten, keamanan digital, dan pembelajaran online. Budaya digital mempunyai
dampak besar pada masyarakat dan ekonomi. Seperti mempengaruhi akses dan
infrastruktur, pengaruh regulasi dan hukum, Pendidikan dan literasi digital,
ekonomi digital, pengaruh social, dan penciptaan Konten dan ekspresi budaya
. Jadi, peran pemerintah dalam budaya digital dapat mencakup aspek regulasi,
pendidikan, akses teknologi, dan dukungan terhadap ekonomi digital,
14
semuanya dengan tujuan memastikan penggunaan teknologi digital yang
positif dan inklusif dalam masyarakat.
Pelestarian Budaya Seni, BUdaya, Bahasa di ruang digital mencakup
beberapa fitur digital khususnya generasi muda yang mengikuti perkembagan
jaman. Untuk melestarikan budaya seni di ruang digital sendiri mencakup
beberapa upaya yaitu pelestarian seni, karya seniman,dan warisan budaya di
lingkungan online. Pelestarian budaya melalui digital yaitu sebagai wadah
untuk meningkatkan eksistensi di bidang kebudayaan. Penggunaan Bahasa di
ruang digital semakin luas dan beragam mengikuti kaidah kebahasaan yang
pasti. Kebanyakan orang-orang tidak mengikuti Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Hal ini terlihat pada gaya Bahasa remaja Ketika berbicara Bahasa
Indonesia di media social. Misalnya kata “begini” dihilangkan kata pertamanya
menjadi “gini” atau penggunaan singkatan seperti sy (saya). Meskipun sudah
memasuki era digital, masyarakat tetap harus mempertahankan penggunaan
Bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
memiliki banyak kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca. Oleh karena itu, kami menyarankan pembaca untuk melihat
dan membaca secara langsung sumber referensi yang telah kami cantumkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Arifianti, Dian. (2019). Pemanfaatan Media Sosial dalam Pelestarian Kebudayaan
Daerah di Indonesia. Jurnal Komunikasi Islam.
Lestari, Sri. (2019). Digitalisasi Arsip Sejarah di Indonesia: Suatu Tinjauan Kritis.
Indonesia Journal of History Education.
16
s1.stekom.ac.id/informasi/baca/KEAMANAN-DIGITAL-DAN-CARA-
MENJAGANYA-DI-ERA
MODERN/c4cafd15085b6132042bb3ad5378caafa554b6bf. Diakses pada
tanggal 12 September 2023, Pukul 12.22.
Dwi Rifqi, M.Z. (2023). Kecepatan Viralitas Opini Vs Prestasi : Menelurusi Dampak
dari Era Medsos. https://tabloidmatahati.com/kecepatan-viralitas-opini-vs-
prestasi-menelurusi-dampak-dari-era-medsos/. Diakses pada tanggal
Murfianti, Fifi. (2019). Meme di Era Digital dan Budaya Siber. Jurnal ISI Surakarta.
Volume. 11, No. 1.
Lestari, Sri. (2019). Digitalisasi Arsip Sejarah di Indonesia: Suatu Tinjauan Kritis.
Indonesia Journal of History Education.
17
Umam. Siti Badriyyah. Contoh Budaya-budaya Indonesia yang Wajib Dilestarikan.
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-budaya-budaya-indonesia/. Diakses
pada tanggal 12 September 2023, Pukul 10.52.
Wandy. Dewi Ratnaningrum. (2019). Wadah Aktivitas Seni Digital dan Kerajinan.
Jurnal Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur (STUPA). Volume. 1, No.
2.
Buku Pembelajaran Digital Literasi. Seri Buku Mahasiswa. (2023). Halaman 62-71.
18