Guru Pembimbng:
Anggi Saptarina S.Pd.
Dibuat oleh:
Andien Putri Amalia
XI IPS 3
JAKARTA SELATAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Dengan rasa hormat dan penuh
antusias, penulis menghadirkan proposal penelitian ini yang membahas fenomena difusi budaya.
Difusi budaya, sebagai suatu proses penyebaran ide, nilai, dan praktik budaya dari satu kelompok
masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya, menjadi topik yang semakin menarik untuk
dijelajahi.
Penelitian ini didasarkan pada keinginan untuk lebih memahami bagaimana budaya dapat
melibatkan berbagai aspek seperti teknologi, media, dan interaksi sosial, penulis bertujuan untuk
menganalisis pola difusi budaya yang berkembang dalam masyarakat modern. Penulis yakin hasil
penelitian ini akan memberikan kontribusi berarti tidak hanya bagi bidang akademis, tetapi juga
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terwujudnya proposal ini. Demikian pula kritik dan saran selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan proposal ini dan yang akan datang. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi semua
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam
bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan sekalipun manusia tetap memerlukan orang lain.
Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik atau melibatkan dua belah pihak.
Media sosial online merupakan wahana sosial di mana masyarakat berbagi berbagai
makan malam, atau sekadar berfoto selfie untuk bersenang-senang, melalui sarana visual,
misalnya foto. Hal ini mencerminkan gaya hidup yang disukai masing-masing pengguna
dan secara kolektif membentuk “budaya” suatu masyarakat ketika terdapat preferensi yang
dapat dilihat bahwa terjadi perubahan social dalam kehidupan masyarakat. Secara umum
dapat dipahami bahwa perubahan sosial terjadi karena pengaruh dari dalam masyarakat
tersebut, oleh karena faktor unsur-unsur budaya yang semakin kuat dalam mempengaruhi.
2. Bagaimana teknologi dan media digital memfasilitasi atau menghambat proses difusi
3. Apakah terdapat dampak negatif seperti distorsi atau stereotip budaya yang mungkin
1
1.3 Tujuan Penelitian
3. Meneliti bagaimana interaksi daring mempengaruhi proses adopsi budaya dan apakah
digital. Fokus pada peran platform media sosial, pembuat konten, dan elemen-elemen
5. Memahami dampak interaksi daring terhadap identitas budaya individu dan kelompok.
Ini melibatkan penelitian tentang bagaimana individu dan kelompok merespons dan
budaya menyebar dan berubah melalui interaksi daring. Ini melibatkan pemahaman
tentang pola, mekanisme, dan faktor-faktor yang memengaruhi difusi budaya dalam era
digital.
2. Penelitian ini dapat menentukan relevansi dan dampak perubahan teknologi digital
3. Melalui pemahaman difusi budaya dalam konteks digital, penelitian ini dapat
2
ketika budaya tradisional harus beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan
digital.
digital. Ini dapat membantu memecah batasan dan mempromosikan pemahaman lintas
budaya.
5. Penelitian ini dapat memperkaya literatur akademis di bidang budaya, komunikasi, dan
teknologi digital. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi peneliti masa depan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Budaya sebagai seluruh sistem gagasan dan ras, tindakan, serta karya yang dihasilkan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar, kemudian
dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar sekali pada
individu-individu baik sejak permulaan adanya masyarakat sampai kini, didalam melatih dirinya
memperoleh dunianya yang baru. Dari setiapa generasi manusia, tidak lagi memulai dan menggali
yang baru dengan berbagai macam cara, kemudian meneruskan kegenerasi selanjutnya segala apa
yang telah mereka pelajari dari masa lampau dan apa yang telah mereka tambahkan pada
keseluruhan aspek kebudayaan itu. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam
setiap itulah kebudayaan itu tak dapat di pisahkan dengan individu dan masyarakat, yang akhirnya
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebudayaan sangat erat kaitannya
dengan manusia sebagai anggota masyarakat jadi kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan
manusia karena manusia merupakan bagian dari anggota masyarakat yang hidup bersama dalam
suatu wilayah yang menghasilkan kebudayaan. Diibaratkat antara masyarakat dan kebudayaan itu
seiring sejalan. Dengan demikian, tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan
bigitupun sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Kebutuhan-
kebutuhan masyarakat tersebut diatas, untuk sebgaian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karena kemampuan
manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil
4
ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Perkembangan teknologi informasi
membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku
masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan
jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam
memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Media sosial adalah sebuah media online, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan blog dan dunia
virtual.
Adanya media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat. Perubahan-
perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial positif seperti kemudahan memperoleh dan
perubahan sosial yang cenderung negatif seperti munculnya kelompok – kelompok sosial yang
mengatasnamakan agama, suku dan pola perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari norma
5
BAB III
PEMBAHASAN
ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur
kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi adalah
penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses
difusi berlangsung menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada
Peristiwa yang terjadi pada belahan bumi yang lain dapat di-saksikan dan didengarkan
pada waktu yang bersamaan, meski orang berada di wilayah yang sangat jauh dari tempat
kelaparan yang terjadi di Afrika dengan mudah dan cepat dapat segera diketahui dalam
hitungan detik, bahkan secara langsung dapat diketahui saat itu juga. Arus globalisasi
semakin berkembang sehingga pembauran kebudayaan asing tidak bisa dihindarkan. Hal ini
juga berati semakin mempermudah terjadinya proses pembauran atau percampuran pada suatu
a) Unsur budaya timur dan barat masuk ke Indonesia dilakukan dengan teknik meniru
b) Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi
c) Cara makan yang dilakukan orang Eropa menggunakan sendok ditiru oleh Orang
Indonesia
6
3.1.1 Bentuk Penyebaran Budaya
1) Symbiotic, yaitu pertemuan antarindividu dari satu masyarakat dan individu-
Contohnya proses barter yang terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan
dan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Misalnya, masuknya para pedagang dari
Gujarat, Persia dan Arab yang berniat berdagang, tetapi tanpa disadari
faktor.
tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi
dan mendistribusikan isi media,. Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita,
gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi
dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri.
7
Media sosial merupakan tempat, layanan, dan alat bantu yang memungkinkan setiap
orang terhubung sehingga dapat mengekspresikan dan berbagi dengan individu lainnya
dengan bantuan internet. Media sosial dimulai dari tahun 1978 dengan menemukan papan
buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan
surat elektronik. Hingga di tahun 1999 muncul situs Blogger, yaitu sebuah situs yang
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat situs halamannya sendiri; bisa dikatakan
bahwa Blogger adalah tonggak berdirinya media sosial. Dari tahun inilah media sosial
(www.data.goodstats.id)
8
3.3 Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Globalisasi adalah sebagai suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan
agama.
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional)
9
3.3.2 Dampak Globalisasi terhadap Budaya Lokal
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna
contohnya media online, internet dapat dimanfaatkan untuk membantu generasi muda
mereka sendiri. Pergeseran tipe khalayak dari tipe khalayak positif pada masa media
tradisional menuju tipe khalayak aktif adalah keuntungan lain yang dimiliki oleh media
online. Bentuk hubungan antara media dan khalayak tidak lagi sekedar interaksi antara
10
bisa menjadi konsumen sekaligus produsen pesan dirasa dapat memberikan kemudahan
berkomunikasi antara satu orang dengan orang yang lain. Penggunaan media sosial dapat
menjangkau tempat yang tidak bisa kita jangkau secara langsung. Contoh dari hal tersebut
adalah server game di aplikasi Discord; sebuah peladen platform chat dan suara yang
memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan anggota lain dalam grup atau
server. John Dewey, mengungkapkan bahwa masyarakat tidak hanya berada dan
lebih dari itu masyarat menjadi ada karena masyarakat ada di dalam transmisi dan
komunikasi itu. Dan itu terjadi lebih dikarenakan ada pertukaran tanda-tanda verbal dari
kata-kata yang telah diberi makna yang sama oleh komunitas dalam proses komunikasi
Belum tentu semua negara memiliki budaya yang beragam seperti Indonesia.
keanekaragaman ini menjadi modal untuk memajukan bangsa Indonesia kearah yang lebih
maju. Namun, pada era globalisasi ini timbul berbagai macam tantangan dan ancaman di
berbagai aspek kehidupan termasuk pada bidang kebudayaan. Banyak budaya asing yang
melejitnya media komunikasi dan informasi terutama internet. Masuknya budaya asing
sering kali membuat masyarakat merasa bahwa budaya tersebut lebih baik dari pada budaya
11
bangsanya sendiri, bahkan kebudayaan asing justru dapat mematikan karya seni budaya
bangsa sendiri.
Kebudayaan Indonesia pada era saat ini, telah terpengaruhi oleh budaya luar akibat
arus globalisasi. Di mana masyarakat saat ini lebih memilih dan menyukai budaya luar atau
sendiri (budaya lokal) karena beranggapan budaya lokal adalah budaya yang kuno dan tidak
sesuai dengan trend atau pergaulan saat ini. Hal tersebut berpengaruh terhadap identitas
budaya luar, sehingga budaya lokal yang seharusnya dilestarikan, dipelihara, dan
oleh budaya-budaya luar. (Aprianti dkk., 2022). Globalisasi budaya yang begitu pesat harus
tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai
hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah,
dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan
kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru
semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian
rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan
modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam
menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan
12
3.4.1 Dampak-dampak positif pengaruh media sosial terhadap kebudayaan:
1) Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang. Dengan
adalah makhluk sosial, dan tentunya salah satu kebutuhan manusia adalah
bersosialisasi. Sekarang dengan adanya media sosial kita tidak perlu lagi
baru yang berbeda kota, beda pulau, beda budaya, atau mungkin beda
negara. Jadi, melalui media sosial kita bisa lebih mudah bersosialisasi dan
mempersingkat jarak dan waktu menjadi sangat pendek dan sekejap mata
saja.
memberi kabar tentang suatu informasi kepada teman atau kerabat, media
proses pembelajaran. Melalui media sosial para pelajar secara aktif bisa
lebih kreatif dan mandiri sehingga kualitas pelajaran pun bisa semakin
13
meningkat baik dari segi pengetahuan maupun kualitas. Jika kita sedang
ingin mempelajari sebuah ilmu baru, kita bisa dengan mudah mencari
tutorial ataupun materi terkait melalui media sosial, kita bisa mendapatkan
materimateri tersebut tanpa perlu membayar alias gratis. Hal ini tentu akan
sangat menguntungkan bagi kita yang ingin menambah skill namun tidak
sisi positif nya media sosial ini bisa mendekatkan yang jauh artinya bisa
media sosial juga bisa menjauhkan yang dekat. Ketika kakak dengan
adik, suami dengan istri, orang tua dengan anak yang seharusnya dekat
14
menjadi jauh ketika duduk bersamaan, karena masing-masing sibuk
dengan gadgetnya.
Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi
sampai malas untuk berinteraksi sosial di dunia nyata. Jika terlalu asyik
sekolah atau kuliah pun inginnya segera cepat karena sudah terfokus
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Difusi budaya muncul sebagai unsur sentral dalam konteks globalisasi. Melalui
interaksi daring, budaya dapat menyebar dengan cepat dan menciptakan jaringan koneksi
lintas batas yang mendalam. Budaya dalam negeri dapat kita memperkenalkan dan
sebarluaskan melalui jejaring media sosial dan kita juga dapat merasakan bagaimana
budaya luar negeri berjalan. Dampak dari hal ini dapat bersifat menguntungkan dan
merugikan, hanya diri kita sendirilah yang bisa memilah mana yang baik dan tidak.
Globalisasi tidak selamanya buruk, dan tugas kita sebagai penerus bangsa yaitu dapat
menyaring mana budaya yang baik agar bisa masuk ke bangsa ini. Hal ini menunjukkan
bahwa perlunya kesadaran tinggi terhadap budaya lokal oleh anak muda bangsa, karena
tidak sedikit pula anak-anak muda sekarang sudah meninggalkan tradisi daerah mereka
masing-masing.
harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat
ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari
keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit
pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang
diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus “melakoni”
16
perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan
tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai
hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah,
4.2 Saran
Langkah antisipatif mencegah pudarnya budaya daerah antara lain: 1) Diadakannya
festival budaya secara berkala, diikuti oleh anak anak sekolah maupun di luar sekolah; 2)
Diadakannya festival budaya ini di maksudkan agar pemuda pemudi indonesia dan
daerah seperti wayang kulit, atau seni budaya lain di sekolah agar siswa tau tentang seni
budaya Indonesia yang keberadaannya mulai hilang di telan derasnya arus globalisasi; 4)
Diadakannya Fashion Show baju baju adat agar siswa siswi tahu tentang beragam baju adat
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia; dan 5) Memahami budaya dan bentuk-bentuk lain
yang meningkatkan kecintaan pada budaya kita sendiri dan menambahkan budaya daerah
17
DAFTAR PUSTAKA
Quanzeng, Darío García-García, Mahohar Paluri, Jiebo Luo, and Jungseock Joo. "Cultural diffusion and
trends in facebook photographs." In Proceedings of the International AAAI Conference on Web and Social Media,
vol. 11, no. 1, pp. 347-356. 2017.
Cahyono, Anang Sugeng. "Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di
Indonesia." Publiciana 9, no. 1 (2016): 140-157.
Sutardi, Tedi. Antropologi: Mengungkap keragaman budaya. PT Grafindo Media Pratama, 2007.
Alfadhil, Dzakiy Muhammad, Agung Anugrah, and Muhammad Hafiz Alfidhin Hasbar. "Budaya
westernisasi terhadap masyarakat." Jurnal Sosial-Politika 2, no. 2 (2021): 99-108.
Hairil, Hairil, Firdaus W. Suhaeb, and Ashari Ismail. "Identitas Budaya di Era Globalisasi." JISIP (Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan) 7, no. 3 (2023): 2145-2150.
Aprinta, Gita. "Fungsi media online sebagai media literasi budaya bagi generasi muda." Jurnal The
Messenger 5, no. 1 (2013): 16-30.
Suneki, Sri. "Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah." CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan
Pendidikan Kewarganegaraan 2, no. 1 (2012).
Setyawati, Yuliana, Qori Septiani, Risky Aulia Ningrum, and Ratna Hidayah. "Imbas negatif globalisasi
terhadap pendidikan di Indonesia." Jurnal Kewarganegaraan 5, no. 2 (2021): 306-315.
Ramadhan, Wisnu. “Pemanfaat Sosial Media Untuk Perkembangan Budaya.” Himpunan Mahasiswa Sistem
Informasi, n.d. https://student-activity.binus.ac.id/himsisfo/2021/09/pemanfaat-sosial-media-untuk-perkembangan-
budaya/.
18