Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

DIFUSI BUDAYA MELALUI GLOBALISASI DAN INTERAKSI


DARING

Guru Pembimbng:
Anggi Saptarina S.Pd.

Dibuat oleh:
Andien Putri Amalia
XI IPS 3

YAYASAN PENDIDIKAN PROKLAMASI SMA 17 AGUSTUS 1945

JAKARTA SELATAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Dengan rasa hormat dan penuh

antusias, penulis menghadirkan proposal penelitian ini yang membahas fenomena difusi budaya.

Difusi budaya, sebagai suatu proses penyebaran ide, nilai, dan praktik budaya dari satu kelompok

masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya, menjadi topik yang semakin menarik untuk

dijelajahi.

Penelitian ini didasarkan pada keinginan untuk lebih memahami bagaimana budaya dapat

menyebar, beradaptasi, dan berkembang di tengah kompleksitas dunia kontemporer. Dengan

melibatkan berbagai aspek seperti teknologi, media, dan interaksi sosial, penulis bertujuan untuk

menganalisis pola difusi budaya yang berkembang dalam masyarakat modern. Penulis yakin hasil

penelitian ini akan memberikan kontribusi berarti tidak hanya bagi bidang akademis, tetapi juga

untuk pemahaman kita tentang keberagaman budaya di era global ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

terwujudnya proposal ini. Demikian pula kritik dan saran selalu penulis harapkan demi

kesempurnaan proposal ini dan yang akan datang. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi semua

pihak terkait, utamanya seluruh peserta didik.

Jakarta, 27 Januari 2024


Penulis,

Andien Putri Amalia

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHSAN .............................................................................................................. 6
3.1 Difusi Budaya ................................................................................................................... 6
3.1.1 Bentuk Penyebaran Budaya ...................................................................................... 7
3.1.2 Jenis Penyebaran Budaya .......................................................................................... 7
3.2 Media Sosial ..................................................................................................................... 7
3.3 Globalisasi ........................................................................................................................ 9
3.3.1 Ciri-Ciri Globalisasi .................................................................................................. 9
3.3.2 Dampak Globalisasi terhadap Budaya Lokal .......................................................... 10
3.4 Hubungan Antara Media Sosial dengan Kebudayaan Masyarakat ................................. 10
3.5 Pengaruh Media Sosial terhadap Kebudayaan ............................................................... 11
3.4.1 Dampak-dampak positif pengaruh media sosial terhadap kebudayaan: ................. 13
3.4.2 Dampak-dampak negatif pengaruh media sosial terhadap kebudayaan: ................ 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 16
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16
4.2 Saran ........................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam

bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan sekalipun manusia tetap memerlukan orang lain.

Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik atau melibatkan dua belah pihak.

Media sosial online merupakan wahana sosial di mana masyarakat berbagi berbagai

momen dalam hidup mereka dengan teman-temannya, seperti berolahraga, memasak

makan malam, atau sekadar berfoto selfie untuk bersenang-senang, melalui sarana visual,

misalnya foto. Hal ini mencerminkan gaya hidup yang disukai masing-masing pengguna

dan secara kolektif membentuk “budaya” suatu masyarakat ketika terdapat preferensi yang

sama-sama dimiliki oleh para anggota masyarakat.[1] Dari interaksi-interaksi tersebut

dapat dilihat bahwa terjadi perubahan social dalam kehidupan masyarakat. Secara umum

dapat dipahami bahwa perubahan sosial terjadi karena pengaruh dari dalam masyarakat

tersebut, oleh karena faktor unsur-unsur budaya yang semakin kuat dalam mempengaruhi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa bisa suatu budaya dengan budaya lain dapat berkolaborasi?

2. Bagaimana teknologi dan media digital memfasilitasi atau menghambat proses difusi

budaya dalam konteks interaksi daring?

3. Apakah terdapat dampak negatif seperti distorsi atau stereotip budaya yang mungkin

muncul dalam proses difusi budaya melalui interaksi daring?

1
1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi dampak teknologi digital terhadap difusi budaya dan bagaimana

perubahan dalam teknologi berkontribusi pada perubahan budaya.

2. Mendorong pemahaman multikultural dan toleransi melalui analisis tentang bagaimana

berbagai budaya berinteraksi dan berdampingan dalam ruang digital.

3. Meneliti bagaimana interaksi daring mempengaruhi proses adopsi budaya dan apakah

ada perubahan signifikan dalam perilaku atau preferensi konsumen.

4. Menganalisis bagaimana konten budaya diciptakan, dibagikan, dan menyebar di era

digital. Fokus pada peran platform media sosial, pembuat konten, dan elemen-elemen

lain yang mendukung proses ini.

5. Memahami dampak interaksi daring terhadap identitas budaya individu dan kelompok.

Ini melibatkan penelitian tentang bagaimana individu dan kelompok merespons dan

beradaptasi terhadap budaya baru yang disajikan melalui interaksi daring.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana

budaya menyebar dan berubah melalui interaksi daring. Ini melibatkan pemahaman

tentang pola, mekanisme, dan faktor-faktor yang memengaruhi difusi budaya dalam era

digital.

2. Penelitian ini dapat menentukan relevansi dan dampak perubahan teknologi digital

terhadap difusi budaya. Ini membantu masyarakat memahami bagaimana interaksi

daring berkontribusi pada perubahan dan perkembangan budaya.

3. Melalui pemahaman difusi budaya dalam konteks digital, penelitian ini dapat

memberikan kontribusi terhadap upaya pelestarian budaya dan identitas, terutama

2
ketika budaya tradisional harus beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan

digital.

4. Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran multikultural dengan memahami

bagaimana berbagai budaya berinteraksi dan saling memengaruhi melalui platform

digital. Ini dapat membantu memecah batasan dan mempromosikan pemahaman lintas

budaya.

5. Penelitian ini dapat memperkaya literatur akademis di bidang budaya, komunikasi, dan

teknologi digital. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi peneliti masa depan

yang tertarik pada topik serupa.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Budaya sebagai seluruh sistem gagasan dan ras, tindakan, serta karya yang dihasilkan

manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar, kemudian

dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar sekali pada

individu-individu baik sejak permulaan adanya masyarakat sampai kini, didalam melatih dirinya

memperoleh dunianya yang baru. Dari setiapa generasi manusia, tidak lagi memulai dan menggali

yang baru dengan berbagai macam cara, kemudian meneruskan kegenerasi selanjutnya segala apa

yang telah mereka pelajari dari masa lampau dan apa yang telah mereka tambahkan pada

keseluruhan aspek kebudayaan itu. Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam

bertindak dan berpikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari

setiap itulah kebudayaan itu tak dapat di pisahkan dengan individu dan masyarakat, yang akhirnya

dimana manusia hidup bermasyarakat, di dalamnya pula ada kebudayaan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebudayaan sangat erat kaitannya

dengan manusia sebagai anggota masyarakat jadi kebudayaan tidak dapat dipisahkan dengan

manusia karena manusia merupakan bagian dari anggota masyarakat yang hidup bersama dalam

suatu wilayah yang menghasilkan kebudayaan. Diibaratkat antara masyarakat dan kebudayaan itu

seiring sejalan. Dengan demikian, tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan

bigitupun sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Kebutuhan-

kebutuhan masyarakat tersebut diatas, untuk sebgaian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang

bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karena kemampuan

manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil

4
ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Perkembangan teknologi informasi

membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku

masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma yang ada. Indonesia dengan

jumlah penduduk yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam

memiliki banyak sekali potensi perubahan sosial. Media sosial adalah sebuah media online, dengan

para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan blog dan dunia

virtual.

Adanya media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat. Perubahan-

perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap

keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala bentuk perubahan-perubahan pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi

sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-

kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial positif seperti kemudahan memperoleh dan

menyampaikan informasi, memperoleh keuntungan secara sosial dan ekonomi. Sedangkan

perubahan sosial yang cenderung negatif seperti munculnya kelompok – kelompok sosial yang

mengatasnamakan agama, suku dan pola perilaku tertentu yang terkadang menyimpang dari norma

– norma yang ada. [2]

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Difusi Budaya


Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur ke-budayaan dari satu kelompok

ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur

kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi adalah

penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses

difusi berlangsung menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada

menciptakan sendiri, terutama tentang hal-hal yang baru.

Peristiwa yang terjadi pada belahan bumi yang lain dapat di-saksikan dan didengarkan

pada waktu yang bersamaan, meski orang berada di wilayah yang sangat jauh dari tempat

berlangsungnya kejadian tersebut. Peristiwa peperangan di negara-negara Balkan atau bencana

kelaparan yang terjadi di Afrika dengan mudah dan cepat dapat segera diketahui dalam

hitungan detik, bahkan secara langsung dapat diketahui saat itu juga. Arus globalisasi

informasi semakin mempermudah proses difusi kebudayaan, setelah teknologi internet

semakin berkembang sehingga pembauran kebudayaan asing tidak bisa dihindarkan. Hal ini

juga berati semakin mempermudah terjadinya proses pembauran atau percampuran pada suatu

bangsa. Beberapa contoh terjadinya difusi, di antaranya berikut:

a) Unsur budaya timur dan barat masuk ke Indonesia dilakukan dengan teknik meniru

b) Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi

c) Cara makan yang dilakukan orang Eropa menggunakan sendok ditiru oleh Orang

Indonesia

6
3.1.1 Bentuk Penyebaran Budaya
1) Symbiotic, yaitu pertemuan antarindividu dari satu masyarakat dan individu-

individu dari masyarakat lainnya tanpa mengubah kebudayaan masing-masing.

Contohnya proses barter yang terjadi antara orang suku pedalaman Kongo dan

orang suku pedalaman Togo di Afrika.

2) Penetration pasifique, yaitu masuknya kebudayaan asing dengan cara damai

dan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Misalnya, masuknya para pedagang dari

Gujarat, Persia dan Arab yang berniat berdagang, tetapi tanpa disadari

menyebarkan agama Islam.

3) Penetration violente, yaitu masuknya kebudayaan asing dengan cara paksa.

Misalnya, kewajiban melakukan seikirei pada masa penjajahan Jepang di Asia.

3.1.2 Jenis Penyebaran Budaya


1) Difusi intramasyarakat, adalah jenis difusi yang mana penyebaran kebudayaan

antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang dipengaruhi beberapa

faktor.

2) Difusi antarmasyarakat, adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat

ke masyarakat yang lain atau sederhananya di luar dari masyarakat tersebut.

3.2 Media Sosial


P.N. Howard dan M.R Parks (2012) – Media sosial adalah media yang terdiri atas

tiga bagian, yaitu : Insfrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk memproduksi

dan mendistribusikan isi media,. Isi media dapat berupa pesan-pesan pribadi, berita,

gagasan, dan produk-produk budaya yang berbentuk digital, Kemudian yang memproduksi

dan mengkonsumsi isi media dalam bentuk digital adalah individu, organisasi, dan industri.

7
Media sosial merupakan tempat, layanan, dan alat bantu yang memungkinkan setiap

orang terhubung sehingga dapat mengekspresikan dan berbagi dengan individu lainnya

dengan bantuan internet. Media sosial dimulai dari tahun 1978 dengan menemukan papan

buletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan

surat elektronik. Hingga di tahun 1999 muncul situs Blogger, yaitu sebuah situs yang

menawarkan penggunanya untuk bisa membuat situs halamannya sendiri; bisa dikatakan

bahwa Blogger adalah tonggak berdirinya media sosial. Dari tahun inilah media sosial

semakin berkembang dan dapat memunculkan aplikasi-aplikasi baru seperti LinkedIn,

Google, Facebook, Twitter, dan sebagainya.

Berikut statistik pengguna media sosial di Indonesia tahun 2023:

(www.data.goodstats.id)

8
3.3 Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya

ialah universal. Globalisasi adalah sebagai suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau

perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi

belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition),

sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai

suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh

bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan

baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan

budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang

diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif

atau curiga terhadapnya. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap

perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan

agama.

3.3.1 Ciri-Ciri Globalisasi


1) Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang

seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa

komunikasi global terjadi demikian cepatnya

2) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling

bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional

3) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama

televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional)

4) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,

krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

9
3.3.2 Dampak Globalisasi terhadap Budaya Lokal

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni

perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari

nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social

merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan

teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana

transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.

Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi

peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja

khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna

globalisasi itu sudah sedemikian terasa.

3.4 Hubungan Antara Media Sosial dengan Kebudayaan Masyarakat

Kemunculan internet dengan berbagai variannya, bukanlah sesuatu yang harus

ditakuti. Dengan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing fiturnya,

contohnya media online, internet dapat dimanfaatkan untuk membantu generasi muda

mengenal budaya nasional sekaligus menumbuhkan ketertarikan terhadap budaya bangsa

mereka sendiri. Pergeseran tipe khalayak dari tipe khalayak positif pada masa media

tradisional menuju tipe khalayak aktif adalah keuntungan lain yang dimiliki oleh media

online. Bentuk hubungan antara media dan khalayak tidak lagi sekedar interaksi antara

audiensi-media, melainkan khalayak diposisikan pada posisi negosiasi, dimana khalayak

10
bisa menjadi konsumen sekaligus produsen pesan dirasa dapat memberikan kemudahan

bagi berlangsungnya proses literasi budaya.

Keseluruhan interaksi yang terjadi di internet merupakan cara baru dalam

berkomunikasi antara satu orang dengan orang yang lain. Penggunaan media sosial dapat

menjangkau tempat yang tidak bisa kita jangkau secara langsung. Contoh dari hal tersebut

adalah server game di aplikasi Discord; sebuah peladen platform chat dan suara yang

memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan anggota lain dalam grup atau

server. John Dewey, mengungkapkan bahwa masyarakat tidak hanya berada dan

berkelanjutan oleh karena transmisi dan komunikasi di antara anggota-anggotanya, tetapi

lebih dari itu masyarat menjadi ada karena masyarakat ada di dalam transmisi dan

komunikasi itu. Dan itu terjadi lebih dikarenakan ada pertukaran tanda-tanda verbal dari

kata-kata yang telah diberi makna yang sama oleh komunitas dalam proses komunikasi

(Liliweri, 2009: 179).

3.5 Pengaruh Media Sosial terhadap Kebudayaan


Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia merupakan suatu kekayaan.

Belum tentu semua negara memiliki budaya yang beragam seperti Indonesia.

keanekaragaman ini menjadi modal untuk memajukan bangsa Indonesia kearah yang lebih

maju. Namun, pada era globalisasi ini timbul berbagai macam tantangan dan ancaman di

berbagai aspek kehidupan termasuk pada bidang kebudayaan. Banyak budaya asing yang

masuk dan memengaruhi di Indonesia karena longgarnya sistem pemerintahan dan

melejitnya media komunikasi dan informasi terutama internet. Masuknya budaya asing

sering kali membuat masyarakat merasa bahwa budaya tersebut lebih baik dari pada budaya

11
bangsanya sendiri, bahkan kebudayaan asing justru dapat mematikan karya seni budaya

bangsa sendiri.

Kebudayaan Indonesia pada era saat ini, telah terpengaruhi oleh budaya luar akibat

arus globalisasi. Di mana masyarakat saat ini lebih memilih dan menyukai budaya luar atau

bahkan membangga-banggakan budaya luar dan gengsi menggunakan budaya bangsa

sendiri (budaya lokal) karena beranggapan budaya lokal adalah budaya yang kuno dan tidak

sesuai dengan trend atau pergaulan saat ini. Hal tersebut berpengaruh terhadap identitas

nasional bangsa Indonesia, karena masyarakatnya lebih menyukai dan menggunakan

budaya luar, sehingga budaya lokal yang seharusnya dilestarikan, dipelihara, dan

diperkenalkan sebagai kecirikhasan bangsa Indonesia, menjadi tertimbun dan terlupakan

oleh budaya-budaya luar. (Aprianti dkk., 2022). Globalisasi budaya yang begitu pesat harus

diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian

tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai

hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah,

dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan

kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur

formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.

Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru

semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian

rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan

modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam

menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan

eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh

12
3.4.1 Dampak-dampak positif pengaruh media sosial terhadap kebudayaan:
1) Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang. Dengan

memanfaatkan media sosial atau jejaring sosial, semua orang bisa

melakukan komunikasi secara online. Seperti yang kita ketahui, manusia

adalah makhluk sosial, dan tentunya salah satu kebutuhan manusia adalah

bersosialisasi. Sekarang dengan adanya media sosial kita tidak perlu lagi

susah-susah mencetak foto, menulis surat, kemudian mengirimkannya

melalui kantor pos kepada keluarga di kampung halaman.

2) Memperluas jaringan pertemanan. Dengan bermedia sosial kita bisa

memperluas pertemanan, karena kita akan berteman dengan orang-orang

baru yang berbeda kota, beda pulau, beda budaya, atau mungkin beda

negara. Jadi, melalui media sosial kita bisa lebih mudah bersosialisasi dan

menjalin hubungan pertemanan yang positif dengan banyak orang.

3) Mempersingkat jarak dan waktu. Sekarang masyarakat sudah tidak perlu

lagi mempermasalahkan jarak dan waktu, karena media sosial bisa

mempersingkat jarak dan waktu menjadi sangat pendek dan sekejap mata

saja.

4) Penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat. Ketika kita ingin

memberi kabar tentang suatu informasi kepada teman atau kerabat, media

sosial bisa membantu untuk menyebarkan informasi dengan lebih cepat

melalui mengirim pesan, maupun telepon atau video call.

5) Sarana pembelajaran. Media sosial ini semakin mempermudah kita dalam

proses pembelajaran. Melalui media sosial para pelajar secara aktif bisa

lebih kreatif dan mandiri sehingga kualitas pelajaran pun bisa semakin

13
meningkat baik dari segi pengetahuan maupun kualitas. Jika kita sedang

ingin mempelajari sebuah ilmu baru, kita bisa dengan mudah mencari

tutorial ataupun materi terkait melalui media sosial, kita bisa mendapatkan

materimateri tersebut tanpa perlu membayar alias gratis. Hal ini tentu akan

sangat menguntungkan bagi kita yang ingin menambah skill namun tidak

sanggup mengikuti kelas khusus karena biaya yang besar.

3.4.2 Dampak-dampak negatif pengaruh media sosial terhadap kebudayaan:


1) Menurunnya moral dikalangan masyarakat. Saat ini, moral dikalangan

masyarakat Indonesia mengalami tingkat penurunan yang tinggi, yaitu

menurunnya akhlak atau budi pekerti seseorang. Ini bisa disebabkan

karena media sosial, karena secara tidak sadar membuat masyarakat

Indonesia khususnya kalangan remaja dan pelajar teracuni setiap hari

dengan media sosial.

2) Melemahnya tradisi-tradisi yang ada di masyarakat. Kehadiran media

sosial dapat memengaruhi dan mengganggu interaksi langsung antar

manusia. Semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendiri

dengan media sosial, tidak peduli dengan lingkungan sekitar

3) Media sosial membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Kalau

sisi positif nya media sosial ini bisa mendekatkan yang jauh artinya bisa

mendekatkan kerabat atau saudara yang jauh tempat tinggalnya. Namun,

media sosial juga bisa menjauhkan yang dekat. Ketika kakak dengan

adik, suami dengan istri, orang tua dengan anak yang seharusnya dekat

14
menjadi jauh ketika duduk bersamaan, karena masing-masing sibuk

dengan gadgetnya.

4) Mengakibatkan merosotnya prestasi bagi pelajar. Prestasi belajar siswa

menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di internet.

Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi

berkurang karena lebih mementingkan media sosialnya daripada prestasi

belajarnya sendiri. Mereka akan menjadi malas untuk belajar, bahkan

sampai malas untuk berinteraksi sosial di dunia nyata. Jika terlalu asyik

bermain media sosial menyebabkan malas untuk membuka kembali

buku pelajaran sekolah atau kuliah. Saat ingin mengerjakan tugas

sekolah atau kuliah pun inginnya segera cepat karena sudah terfokus

dengan media sosial.

15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Difusi budaya muncul sebagai unsur sentral dalam konteks globalisasi. Melalui

interaksi daring, budaya dapat menyebar dengan cepat dan menciptakan jaringan koneksi

lintas batas yang mendalam. Budaya dalam negeri dapat kita memperkenalkan dan

sebarluaskan melalui jejaring media sosial dan kita juga dapat merasakan bagaimana

budaya luar negeri berjalan. Dampak dari hal ini dapat bersifat menguntungkan dan

merugikan, hanya diri kita sendirilah yang bisa memilah mana yang baik dan tidak.

Globalisasi tidak selamanya buruk, dan tugas kita sebagai penerus bangsa yaitu dapat

menyaring mana budaya yang baik agar bisa masuk ke bangsa ini. Hal ini menunjukkan

bahwa perlunya kesadaran tinggi terhadap budaya lokal oleh anak muda bangsa, karena

tidak sedikit pula anak-anak muda sekarang sudah meninggalkan tradisi daerah mereka

masing-masing.

Diperlukan peran kebijaksanaan pemerintah yang harus lebih mengarah kepada

pertimbangan-pertimbangan cultural atau budaya dari pada semata-mata hannya ekonomi

yang merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Maka pemerintah perlu mengembalikan

fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa

harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat

ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari

keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit

pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang

diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus “melakoni”

dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan

16
perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan

menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi budaya yang begitu pesat

harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian

tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai

hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah,

dalam rangka keperluan turisme, politik dsb.

4.2 Saran
Langkah antisipatif mencegah pudarnya budaya daerah antara lain: 1) Diadakannya

festival budaya secara berkala, diikuti oleh anak anak sekolah maupun di luar sekolah; 2)

Diadakannya festival budaya ini di maksudkan agar pemuda pemudi indonesia dan

masyarakat tau bahwa adanya budaya Indonesia; 3) Diadakannya pertunjukan kesenian

daerah seperti wayang kulit, atau seni budaya lain di sekolah agar siswa tau tentang seni

budaya Indonesia yang keberadaannya mulai hilang di telan derasnya arus globalisasi; 4)

Diadakannya Fashion Show baju baju adat agar siswa siswi tahu tentang beragam baju adat

yang dimiliki oleh bangsa Indonesia; dan 5) Memahami budaya dan bentuk-bentuk lain

yang meningkatkan kecintaan pada budaya kita sendiri dan menambahkan budaya daerah

sebagai muatan lokal di sekolah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Quanzeng, Darío García-García, Mahohar Paluri, Jiebo Luo, and Jungseock Joo. "Cultural diffusion and
trends in facebook photographs." In Proceedings of the International AAAI Conference on Web and Social Media,
vol. 11, no. 1, pp. 347-356. 2017.

Cahyono, Anang Sugeng. "Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di
Indonesia." Publiciana 9, no. 1 (2016): 140-157.

Sutardi, Tedi. Antropologi: Mengungkap keragaman budaya. PT Grafindo Media Pratama, 2007.

Alfadhil, Dzakiy Muhammad, Agung Anugrah, and Muhammad Hafiz Alfidhin Hasbar. "Budaya
westernisasi terhadap masyarakat." Jurnal Sosial-Politika 2, no. 2 (2021): 99-108.

Karsidi, Dr Ravik. "Sosiologi pendidikan." (2005).

Hairil, Hairil, Firdaus W. Suhaeb, and Ashari Ismail. "Identitas Budaya di Era Globalisasi." JISIP (Jurnal
Ilmu Sosial dan Pendidikan) 7, no. 3 (2023): 2145-2150.

Aprinta, Gita. "Fungsi media online sebagai media literasi budaya bagi generasi muda." Jurnal The
Messenger 5, no. 1 (2013): 16-30.

Setiawan, Daryanto. "Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap


budaya." JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study 4, no. 1 (2018): 62-72.

Suneki, Sri. "Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah." CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan
Pendidikan Kewarganegaraan 2, no. 1 (2012).

Setyawati, Yuliana, Qori Septiani, Risky Aulia Ningrum, and Ratna Hidayah. "Imbas negatif globalisasi
terhadap pendidikan di Indonesia." Jurnal Kewarganegaraan 5, no. 2 (2021): 306-315.

Ramadhan, Wisnu. “Pemanfaat Sosial Media Untuk Perkembangan Budaya.” Himpunan Mahasiswa Sistem
Informasi, n.d. https://student-activity.binus.ac.id/himsisfo/2021/09/pemanfaat-sosial-media-untuk-perkembangan-
budaya/.

18

Anda mungkin juga menyukai