Anda di halaman 1dari 12

INTEGRASI DAN TANTANGAN GENERASI MUDA DALAM MEWUJUDKAN

MULTIKULTURALISME DI ERA DIGITAL

Mata Kuliah :

AGAMA, PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME

Dosen Penguji :

Drs. Husien Oh, M.Si

Disusun Oleh :

Arifin Dwi Prasetyanto (183112350350076)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NASIONAL

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Agama, Pluralisme dan
Multikulturalisme yang berjudul “Integrasi dan Tantangan Generasi Muda Dalam Mewujudkan
Multikulturalisme di Era Digital” tepat pada waktunya.

Makalah tugas ini dibuat untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan Integrasi dan Tantangan Generasi Muda Dalam Mewujudkan
Multikulturalisme di Era Digital. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pengampu
yang telah memberikan materinya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan maupun lainnya. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan dalam penyempurnaan makala ini. Demikian makalah ini saya
buat, semoga makalah ini dapat menambah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Jakarta, 22 Juli 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2

BAB I.................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN...............................................................................................................................6

A. Multikulturalisme di Indonesia...........................................................................................6

B. Integrasi dan Tantangan Generasi Muda...........................................................................8

KESIMPULAN...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk di pandang dari latar belakang suku,
bangsa, sosial budaya, dan agama adalah kenyataan yang tidak bisa dielakan (Fauzan, 2015).
Lebih dari itu pendidikan merupakan sebuah proses memanusiakan manusia dimana
manusia diharapkan mampu memahami dirinya, orang lain, alam dan lingkungan
budayanya. Pertautan antara pendidikan dan multikultural merupakan solusi atas realitas
budaya yang beragam sebagai sebuah proses pengembangan seluruh potensi yang
menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku
dan aliran atau agama. Multikulturalisme merupakan sebuah konsep dalam upaya
membangun sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda, selain itu
berbeda dalam hal etnik, ras, agama, budaya bahasa maupun warna kulit dengan menghargai
dan menghormati hak-hak termasuk hak-hak minoritas.
Di ere digital dewasa ini, kita tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan global. Gelombang
globalisasi bukan hanya membawa nilai-nilai positif, tetapi juga mengandung nilai-nilai
negatif seperti adanya perpecahan, perselisihan, ketidakharmonisan dalam masyarakat.
Dengan melihat fenomena tersebut, maka pendidikan Indonesia haruslah peka menghadapi
arus perputaran globalisasi. Dengan adanya arus globalisasi menuntut pengakuan perbedaan
di Indonesia yang terdiri dari banyak suku, bahasa, budaya, agama, dan ras yang berbeda di
setiap daerah. Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang sangat
signifikan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan seperti dimulai dengan digitalisasi sistem
pendidikan yang mengharuskan setiap elemen dalam bidang pendidikan untuk mampu
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Salah satu contoh adalah sistem pembelajaran di
dalam kelas, pembelajaran yang semula diselenggarakan secara langsung di kelas bukan
tidak mungkin akan digantikan melalui sistem pembelajaran secara tidak langsung atau
melalui jaringan internet. Dalam dunia pendidikan, dengan adanya teknologi infromasi
memberikan dampak positif dengan semakin maju dan berkembangnya sistem pembelajaran
kita, akan tetapi juga memberikan dampak negatif bagi dunia pendidikan kita apabila tidak
mampu menjawab tantangan yang muncul di era sekarang. Menanggapi perkembangan era
digital saat ini yang semakin cepat, tentu ada dampak positif dan dampak negatif dari
berkembangnya era digital saat ini, selain itu ini merupakan peluang sekaligus tantangan
bagi Indonesia dalam upaya memajukan seluruh aspek dan tatanan kehidupan di Indonesia
termasuk dalam hal memberikan pengetahuan, pemahaman kepada masyarakat mengenai
multikultural sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat yang dapat menghargai, menerima
dan menghormati akan perbedaan. Dalam kajian pendidikan multikultural mencakup aspek-
aspek mengenai sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya termasuk dalam
upaya menanggapi era digital yang terjadi saat ini. Secara tidak sadar era digital telah
mengubah tatanan kehidupan masyarakat dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Masyarakat kini lebih gemar bersosial di media sosial, berbisnis secara online, belajar
dengan menggunakan internet, dan mencari informasi dengan internet/media sosial. Di era
digital setiap individu dapat mengakses apapun dimanapun dan kapanpun tidak terbatas
ruang dan waktu. Dengan perubahan yang terjadi saat ini bukan tidak mungkin tidak adanya
suatu konflik, perselisihan, pertikaian di era digital mengenai multikultural perselisihan
karena tidak adanya rasa menghargai dan menghormati akan perbedaan terutama di media
sosial yang saat ini populer di Indonesia.

1.2 Permasalahan

Pentingnya pendidikan multikultural dalam upaya menjawab tantangan di era digital. Hal ini
penting untuk dibahas dalam upaya membangun pemahaman kepada masyarakat akan
pentingnya multikultural sehingga masyarakat dapat memahami, menerima, menghargai,
dan menghormati terhadap perbedaan, sekaligus menanggapi dan menjawab tantangan di era
digital dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terjadi
saat, tentu perlu ada persiapan, pemahaman, pengetahuan sehingga tidak tergerus dalam arus
era digital.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Multikulturalisme di Indonesia

Multikulturalisme berasal dari adanya suatu kebudayaan. Secara etimologi,


multikulturalisme terdiri dari multi yang berarti banyak, kultur yang berarti budaya, dan
isme yang berarti paham aliran. Jadi, multikulturalisme adalah suatu paham, corak, kegiatan,
yang terdiri dari banyak budaya pada suatu daerah tertentu. Multikulturalisme di Indonesia
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Namun pada kenyataannya kondisi
demikian tidak pula diiringi dengan keadaan sosial yang membaik. Bahkan banyak
terjadinya ketidak teraturan dalam kehidupan sosial di Indonesia pada saat ini yang
menyebabkan terjadinya berbagai ketegangan dan konflik. Seiring dengan perkembangan
zaman yang dipengaruhi oleh adanya globalisasi banyak terjadi krisis sosial-budaya yang
terjadi di masyarakat. Misalnya seperti merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap
hukum, etika, moral, d an kesantunan sosial. Indonesia adalah negara yang terdiri dari
beragam masyarakat yang berbeda seperti agama, suku, ras, kebudayaan, adat istiadat,
bahasa, dan lain sebagainya menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang
majemuk.
Dalam kehidupan yang beragam seperti ini menjadi tantangan untuk mempersatukan bangsa
Indonesia menjadi satu kekuatan yang dapat menjunjung tinggi perbedaan dan keragaman
masyarakatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan pendidikan multikultural yang ditanamkan
kepada anak-anak lewat pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Seorang guru
bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan terhadap anak didiknya dan dibantu oleh
orang tua dalam melihat perbedaan yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Namun pendidkan multikultural bukan hanya sebatas kepada anak-anak usia sekolah tetapi
juga kepada masyarakat Indonesia pada umumnya lewat acara atau seminar yang
menggalakkan pentingnya toleransi dalam keberagaman menjadikan masyarakat Indonesia
dapat menerima bahwa mereka hidup dalam perbedaan dan keragaman. Ada tiga tantangan
besar dalam melaksanakan pendidikan multikultural di Indonesia, yaitu:
1. Agama, suku bangsa dan tradisi
Agama secara aktual merupakan ikatan yang terpenting dalam kehidupan orang Indonesia
sebagai suatu bangsa. Bagaimanapun juga hal itu akan menjadi perusak kekuatan
masyarakat yang harmonis ketika hal itu digunakan sebagai senjata politik atau fasilitas
individu-individu atau kelompok ekonomi. Di dalam kasus ini, agama terkait pada etnis atau
tradisi kehidupan dari sebuah masyarakat. Masing-masing individu telah menggunakan
prinsip agama untuk menuntun dirinya dalam kehidupan di masyarakat, tetapi tidak berbagi
pengertian dari keyakinan agamanya pada pihak lain. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui
pendidikan multikultural untuk mencapai tujuan dan prinsip seseorang dalam menghargai
agama.

2. Kepercayaan
Unsur yang penting dalam kehidupan bersama adalah kepercayaan. Dalam masyarakat yang
plural selalu memikirkan resiko terhadap berbagai perbedaan. Munculnya resiko dari
kecurigaan/ketakutan atau ketidakpercayaan terhadap yang lain dapat juga timbul ketika
tidak ada komunikasi di dalam masyarakat/plural.

3. Toleransi
Toleransi merupakan bentuk tertinggi, bahwa kita dapat mencapai keyakinan. Toleransi
dapat menjadi kenyataan ketika kita mengasumsikan adanya perbedaan. Keyakinan adalah
sesuatu yang dapat diubah. Sehingga dalam toleransi, tidak harus selalu mempertahankan
keyakinannya.Untuk mencapai tujuan sebagai manusia Indonesia yang demokratis dan dapat
hidup di Indonesia diperlukan pendidikan multikultural. Adapun pentingnya pendidikan
multikultural di Indonesia yaitu sebagai sarana alternatif pemecahan konflik, peserta didik
diharapkan tidak meninggalkan akar budayanya, dan pendidikan multikultural sangat
relevan digunakan untuk demokrasi yang ada seperti sekarang.

Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu juga dapat mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sehingga banyak terjadi berbagai macam perubahan di masyarakat
yang diakibatkan oleh masuknya berbagai macam budaya baru dari luar negeri ke Indonesia.
Melalui pendidikan multikultural yang memperkenalkan budaya asli kepada peserta didik
diharapkan agar peserta didik tidak melupakan asal budayanya sendiri. Namun demikian,
pendidikan multikultural tidak hanya dipelajari dalam pendidikan normal saja tetapi juga
perlunya di praktekan terutama bagi para kaum muda agar mulailah terbentuk karakter
seorang pemimpin bangsa di kemudian hari. Realitas menunjukkan bahwa Bangsa dan
negara Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar. Masyarakat dan bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, suku, dan agama sehingga Indonesia secara
sederhana dapat disebut sebagai masyarakat multikultural. Pluralisme pasti dijumpai dalam
setiap komunitas masyarakat. Indonesia memiliki kemajemukan suku. Kemajemukan suku
ini merupakan salah satu ciri masyarakat Indonesia yang bisa dibanggakan. Sebagai bangsa
multikultur, Indonesia harus mempunyai kesadaran multikulturalisme agar suku-suku
bangsa yang berdiam di wilayah ini menjalin interaksi dan komunikasi yang sehat dan
dinamis agar tercipta masyarakat yang demokratis, rukun, dan damai.

2.2 Integrasi dan Tantangan Genrrasi Muda

Seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan tidak mungkin
pendidikan dan segala sistemnya akan ikut mengalami perubahan. Contoh dalam proses
pembelajaran di kelas yang dulunya harus dilakukan tatap muka secara langsung, dengan
adanyara revolusi industri ini pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan online, seperti
memanfaatkan media sosial atau media pendukung lainnya. Semakin majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang pendidikan juga memberikan dampak negatif atau
permasalahan baru yang dapat menghambat proses pendidikan di Indonesia. Sala satu
dampak nyata permasalaha pendidikan di Indonesia saat ini adalah gagalnya pendidikan
multikultural untuk generasi muda kita dan juga identitas nasional yang mulai luntur dalam
diri generasi muda khususnya anak usia sekolah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih
adanya tawuran antar sekolah, diskriminasi kaum minoritas di lingkungan pendidikan,
fanatisme, radikalisme yang saat ini menjadi permasalah di lingkungan pendidikan,
kurangnya rasa toleransi, pandangan stereotipe budaya atau suku, seks bebas dan tindakan
kriminal yang banyak dilakukan oleh generasi muda kita anak usia sekolah. Faktorfaktor
dasar yang menyebabkan munculnya berbagai tindakan kekerasan dapat dirumuskan sebagai
berikut (Armando Ariyanto, 1998):
a) Kesenjangan atau kecemburuan sosial yang tidak dapat dipecahkan dengan
penggusuran atau menghilangkan orang lain
b) Memperjuangkan demokrasi dan keadilan, walaupun antara demokrasi dan
kekerasan adalah sebuah kontradiksi. Karena demokrasi merupakan perwujudan
kebebasan dalam mencapai keadilan, sedangkan kekerasan justru menyebarkan
ketakutan dan konflik yang tidak menentu yang lebih berakar pada sempitnya
pandangan individu.
c) Kekerasan bagian dari skala besar reformasi dan pembangunan bangsa.
d) Kekerasan merupakan tindakan spontan emosional individu atau kelompok
e) Konflik agama, organisasi, kelompok, suku, dan fanatisme yang berlebihan

Pada kondisi sekarang menciptakan pola ketergantungan antara sesama manusia, dan
wilayah, karena pada era saat ini batasan wilayah sudah bukan menjadi penghalang untuk
saling berinteraksi dan bertukar budaya antar sesama manusia, golongan, dan wilayah.
Melihat kondisi tersebut dan segala permasalahan serta tantangan yang dihadapi bangsa
Indonesia utamanya dalam hal pendidikan, mengharuskan pendidikan di Indonesia untuk
terus berkembang dan mampu bersaing dengan bangsa lain, dimana diperlukannya
pendidikan yang kreatf, inovatif dan berorientasi pada pemanfaatan teknologi. Salah satu
permasalahan utama pendidikan di Indonesia di era digital ini adalah pendidikan
multikultural mampu menjadi pemecah berbagai masalah pendidikan di Indonesia seperti
tawuran, paham radikalisme, diskriminasi, stereotipe budaya, toleransi, dan tindakan
kriminal yang dilakukan oleh anak usia sekolah. Dampak langsung dari berbagai
permasalahan tersebut adalah semakin lunturnya identitas nasional sebagai bangsa
Indonesia. Salah satu upaya atau konsep awal dalam penanganan masalah dan tantangan
pendidikan di Indonesia pertama bagaimana proses penanaman nilai etika dalam diri anak
usia sekolah atau generasi muda Indonesia, ada beberapa aspek yang dipadang penting
dipertimbangkan berkenaan dengan pemilihan etika dalam konteks pluralisme atau
hubungan antar sesama manusia. Pertama, karena masalah hubungan sosial antar sesama
manusia merupakan wilayah kajian etika, yakni bagaimana sikap manusia memperlakukan
manusia lain yang berbeda latar belakang. Kedua, dari segu etika sendiri menekankan bahwa
etika sangat penting karena merupakan solusi untuk dalam mengatasi berbagai
pertimbangan, keputusan, dan kepastian moral secara rasional dan objektif tentang hal-hal
yang harus dilakukan dalam bersosial dalam lingkungan baik di lingkungan keluarga,
pendidikan, dan masyarakat.
Pendidikan multikultural sangat erat kaitannya dengan identitas nasional bangsa Indonesia,
bagaimana dengan mengimplementasikan pendidikan multikultural dalam kehidupan secara
langsung berperan penting dalam memperkuat identitas nasional bangsa Indonesia rasa cinta
tanah air, loyalitas kepada bangsanya yakni bangsa Indonesia. Penguatan identitas nasional
melalui pendidikan multikultural sendiri bertujuan untuk mewujudka generasi muda yang
mempunyai kesadaran kewarganegaraan multikultural, sebagai generasi muda Indonesia
yang sadar terhadap arti penting identitas nasional, persamaan harkat dan martabat manusia,
penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekaan dengan tetap mengakui dan
melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara khususnya pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi. Melalui penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural yang benar, diharapkan
generasi muda Indonesia yang merupakan penerus bangsa mampu menjawab berbagai
tantangan pendidikan di era digital. Membentuk generasi muda yang kreatif, inovatif,
berkarakter, berintegritas dan menjunjung tinggi toleransi sesuai dengan nilai-nilai identitas
nasional sebagai bangsa Indonesia dengan segala keanekaragaman budayanya. Dari hal
tersebut, tentu didapat bahwa pemuda yang berkualitas, pemuda yang memiliki daya saing
adalah harapan besar untuk masa depan yang lebih baik. Pemuda yang memiliki pendidikan
berkualitas dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Karena menjadi pemimpin bukanlah suatu
hal yang mudah. Harus mampu memaksimalkan kemampuan, sikap, naluri dan ciri-ciri
kepribadiannya sehingga mampu mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat
saling bekerja sama mencapai satu tujuan. Untuk menjadikan pemuda ideal menjadi
pemimpin yang berkualitas di masa depan, tentu diperlukan penunjang yang baik. Seperti
pendidikan yang maksimal, juga aksesnya sehingga pemuda memiliki bekal yang cukup
untuk membentuk karakter pemimpin yang ideal.
Generasi muda harus berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen
perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan
moral diwujudkan dengan menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak
pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan
mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan
dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab,
hak, menekankan pentingnya keragaman suku bangsa dan kewajiban sebagai warga negara.
Walaupun kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan
kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial
dan akademik, pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat
sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada kesenangan semata/hura-hura,
tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini. Agar generasi
muda tidak terkontaminasi dengan keadaan tersebut, maka pemuda harus kembali
menegakkan   Pancasila sebagai dasar negara, keragaman multikultural dalam kebudayaan
dan kesejateraan, dan ideologi bangsa serta  harus mengamalkan butir-butir dari Pancasila,
agar mengetahui jati dirinya.
Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Bangsa ini.
Kaum Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia,
baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan
pendidikannya merupakan faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan
Bangsa. Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan para
mahasiswa dan para pemuda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya
untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan
negara kita dikumandangkan, para pemuda dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam
memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa
penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan Negara.

BAB III
KESIMPULAN

Pada prinsip dasarnya multikultural mengakui dan menghargai akan keberagaman dengan
mengubah perilaku sosial masyarakat di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.
Bangsa Indonesia dengan wilayahnya yang sangat luas yang terdiri dari beriburibu etnis,
bahasa, agama, tradisi dan budaya yang berinteraksi dan berbaur sehingga terbentuklah
masyarakat yang multi etnis. Dalam konteks Indonesia kesadaran multikulturisme perlu
ditanamkan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Dalam konteks tersebut
terdapat pengakuan serta toleransi antar etnis yang bermuara pada terjalinnya kerja sama dan
kepercayaan sehingga tercipta kehidupan yang damai dan demokratis. Di dalam kegiatan
pembelajaran, pendidik harus mampu mengembangkan multiculture-oriented yang
mengedepankan keadilan sosial dan budaya.
Di era digital yang semakin moderen ini seharusnya para generasi muda sekarang dapat
menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan
meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun
Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan
budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah
yang ada di Negara kita. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa
Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras
atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan
antar bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa kepada Negara harus semakin erat dan semakin
tinggi rasa bangga yang tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum/article/view/15250
https://binus.ac.id/character-building/2020/05/multikulturalisme/
https://core.ac.uk/download/pdf/298086074.pdf
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/download/1834/1703

Anda mungkin juga menyukai