Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BENTUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI

INDONESIA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Multikiltural

DOSEN PENGAMPU: Dr.SURAHMAN,M.Pd.I

Di Susun Oleh:

ZULKARNAIN SYAH (181121039)

ENDY DHARMA PANGESTU (181121005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS


TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.WB
Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha esa karena atas rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah dengan judul “BENTUK
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA. Sholawat
serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Nuhammad SAW, yang selalu
kita nantikan syafaatnya di hari akhir.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, khususnya dosen mata kuliah Pendidikan
Multukultural Dr.Surahman,M.Pd.I yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,baik dari segi isi,
cover atau tata letak desain, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamuallaikum Wr.Wb

Bengkalis, 20 September 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAAN
A. Penertian Penembangan Pendidikan Multikulrural di Indonesia…………...2
B. Bentuk Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia…………….2
C. Sejarah Penegmbangan Pendidikan Multikultural di Indonesia…………….3
D. Asas Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia……………….4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................7
B. Saran ..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

III
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multikultural yang memilikikeragaman agama, adat
istiadat, budaya, dan suku bangsa.Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan aset
yang sangat berharga. Namun, dengan adanya keberagaman tersebutmenyebabkan
Indonesia rawan akan terjadinya berbagai konflik. Sebagai contoh, masih banyak
ditemukannya kasus konflik antar agama maupun suku bangsa. Kedua konflik tersebut
merupakansebagian kecil dari kasus bagaimana suatu perbedaan dapatmenimbulkan
dampak negatif. Oleh karena itu, mereka harus dapatmengola dan memanfaatkan
keberagaman tersebut dengan baik dan benar dengan cara saling menghargai satu sama
lain, sertamenghilangkan sekat-sekat agama dan budaya.

Pada (Budirahayu & Saud,2020) menjelaskan bahwa Multikulturalisme merupakan


ide untuk menggambarkan pandangan dalam menghormati perbedaan dan keragaman
dalam kehidupan atau kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan
keanekaragaman dalam budaya dan etnis yang ada dalam masyarakat.

Apabila bermodalkan multikultural atau Bhinneka Tunggal Ika maka sudah


sepantasnya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.Tapi pada kenyataanya setelah
beberapa tahun Indonesia merdeka tetap saja banyak rakyat yang hidupnya belum
sejahtera dan belum merasakan kehidupan yang aman dan nyaman.(Kurniadi (2020), n.d.)
kesadaran akan pentingnya multikultural perlu dibangkitkan pada suatu masyarakat agar
menjadi benteng pertahanan, sehingga tidak mudah terpecah belah dikarenakan perbedaan.

Menurut Lickona (1992), sepuluh tanda perilaku manusia yang menunjukkan arah
kehancuran suatu bangsa yaitu: (1) meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, (2)
ketidak jujuran yang membudaya, (3) semakin tingginya rasa tidak hormat kepada
orangtua, guru, dan pemimpin,(4) pengaruh antar group terhadap tindak kekerasan, (5)
kecurigaan dan kebencian akan meningkat, (6) penggunaan bahasa buruk , (7) etos kerja

IV
yang menurun, (8) rasa tanggung jawab sosialindividu dan warga negara menurun, (9)
tingginya perilaku merusak diri, (10) semakin hilangnya pedoman moral.(Awaru, 2017)

Pendidikan multikultural sendiri perlu untuk dikembangan dandidukung agar dapat


meningkatkan mutu dan kualitashasil pendidikan, Karena keberagaman bukanlah sesuatu
yang dapatditerima begitu saja tetapi harus diupayakan melalui proses pendidikan yang
multikulturalistik, yakni pendidikan untuk semua,dan pendidikan yang memberikan
perhatian serius terhadap pengembangan sikap toleran, respek terhadap perbedaan etnik,
budaya, dan agama, dan memberikan hak-hak sipil termasuk padakelompok minorita.

Tanda perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa yang
telah

Dikemukakan oleh Lickona diatas,telah nampak di Indonesia.Kekerasan remaja


menjadi hal yang lumrah dalam negeri ini.Kelompok-kelompok yang lahir seperti geng
motor yang menjadi kegiatan malam para remaja dan dewasa merupakan bukti
kecenderungan terhadap kekerasan.Perilaku merusak diri adalah yang sering dijumpai di
dalam masyarakat dimana seharusnya menurut (Awaru, 2020) bahwa perlunya pemberian
pendidikan seks kepada anak karena merekalah merupakan lingkungan sosial pertama bagi
anak.Namun hal ini sangatlah minim dilakukan karena golongan tua banyak
mementingkan diri sendiri juga menyebarkan isuisu kebencian terhadap orang lain.

Konflik-konflik dan tanda-tanda kehancuran bangsa dapat diminimalisir dengan


adanya Kesadaran akan multikultural.Namun ini bukanlah hal yang mudah.Diperlukan
kefokusan,tekad dan kerja keras yang kuat untuk mewujudkan nya.Pendidikan
multikultural pada sekolah merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan sejak dini
untuk membangun kesadaran pentingnya toleransi,perbedaan suku,agama,ras, dan budaya
yang ada pada masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
2. Bagaimna Bentuk Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
3. Bagaimana sejarah penegmbangan pendidikan multikultural di Indonesia
4. Bagaimana asas Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia

C. TUJUAN

V
1. Mengetahui penegtian pengembangan pendidikan multikultural
2. Menegetahui Bentuk Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
3. Menegtahui sejarah penegmbangan pendidikan multikultural di Indonesia
4. Mengetahui asas Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penegrtian Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia


Pendidikan multikultural di Indonesia adalah merupakan suatu gerakan
pembaharuan dan peroses untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang setara
untuk seluruh siswa. Sebagai sebuah gerakan pembahruan disini menjelaskan bahwa
pendidikan multikultural masih dipandang asing bagi masyarakat umum, bahkan
pendidikan multikultural ini juga masi diperdebatkan dikalangan pakar-pakar
pendidikan.1
Pengembangan pendidikan multikultural sendiri merupakan suatu peroses
pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan
hrtrrogenitasinya dengan didasari pada perinsip-perinsip persamaan, saling
menghormati dan memiliki komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial yang ada
saat ini.
Dalam konteks Indonesia yang dikenal dengan kemajuan masyarakatnya,
maka peran pendidikan yang berbasisi multikultural menjadi sangat straregis untuk
dapat mengelolah kemajemukan secara kereatif, agar natiknya konflik yang muncul
dapat dicegah dan dikoleksi secar cerdas sehinga dapat menjadi bagian dari
pencerahan kehidupan bangsa ke depanya.2

B. Bentuk Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia

1
Sutma Terisna, Pengembangan Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajarnn Bahasa Indonesia Di
Sekolah, Jurnal Ilmiah Sekolah Vol 1, No2 (2017): 108.
2
Puspita Yeni, Pentingnya Pendidikan Multikultural (Palembang: Prosiding Seminar Nasional
Universitas Pgri Palembang, 2018), 123.

VI
Pendidikan multikultural ini sangat relevan dilaksanakan dalam mendukung
proses demokratisasi, dalam pendidikan multikultural terdapat beberapa hal terkait
mengenai pengakuan hak asasi manusia, tidak adanya diskriminasi dan di upayakan
keadilan sosial. Selain itu, dengan pendidikan multikultural ini dimungkinkan
seseorang dapat hidup dengan tenang di lingkungan kebudayaan yang berbeda dengan
yang dimilikinya. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dan bahkan
paling majemuk di dunia, karena itu agar kemajemukan ini tidak berkembang menjadi
ancaman disintegrasi harus diupayakan untuk dikelola.3

Adapun bentuk pengembangan pendidikan multikultural dapat bermacammacam


sebagai berikut:
1. Penambahan materi multilultural yang dalam aktualisasinya berupa
pemberian materi tentang berbagai budaya yang ada di tanah air dan
berbagai budaya di belahan dunia. Semua bidang studi bisa bermuatan
multikultural.
2. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri
3. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri
4. Pada wilayah kerja sekolah, pendidikan multilultural mungkin berarti,
a. suatu kurikulum yang berhubungan dengan pengalaman kelompok
etnis,
b. suatu program yang mencakup pengalaman multicultural
c. suatu total school reform, upaya yang didesain untuk meningkatkan
keadilan pendidikan kelompok budaya, etnis, dan ekonomis
5. Gerakan persamaan. Gerakan persamaan ini lebih dilihat sebagai kegiatan
nyata daripada sekedar dibicarakan di forum-forum ilmiah
6. Proses. Sebagai proses tujuan pendidikan multikultural yang berasal
keadilan sosial, persamaan, demokrasi, toleransi, dan penghormatan hak
asasi manusia tidak mudah tercapai. Perlu proses panjang dan
berkelanjutan. Perlu ada pembudayaan di segenap sektor kehidupan.

Penerapan pendidikan multikultural di Indonesia tidak boleh terlepas dari tujuan


umumnya yakni: 1) perlu ada pemahaman pengembangan dasar mengenai proses terciptanya
sistem serta pelayanan penyediaan pendidikan yang setara. 2) kurikulum beserta karakter
3
Wuri Wuryandani, “Pembelajaran Berbasis Multikultural Di Sekolah Dasar Untuk Mengembangkan
Karakter Bangsa,” Jurnal Ilmiah Vol. 1 No. 2, (2015): 13.

VII
guru, pedagogi, iklim kelas, budaya serta konteks lingkungan sekolah haruslah dihubungkan
agar tercipta suasana yang setara.

Pandangan mengenai sekolah haruslah sama dengan apa yang ada dilingkungan
masyarakat kecil, karena memiliki hubungan bahwa siswa dipandang sebagai individu yang
memiliki karakteristik yang terwujud dalam bakat dan minat serta harapan yang menjadi hak
siswa. Menurut (Hartono, n.d.) dalam tulisannya mengatakan bahwa anak didik yang datang
kesekolah dengan identitas etnik (suku bangsa) haruslah dikenali dan dipahami
identifikasinya oleh para guru. Karena hal ini merupakan hal dasar dalam kegiatan
pembelajaran.

C. sejarah penegmbangan pendidikan multikultural di Indonesia


Untuk mengembangkan Pendidikan Multikultural, kita harus memahami
sejarah singkat Pendidikan Multikultural di Indonesia. Sejarah multikultural adalah
sejarah masyarakat majemuk. Maksutnya dari Sifat kemajemu ini adanya keragaman
budaya yang terlihat dari perbedaan bahasa, suku bangsa dan keyakinan agama serta
kebiasaan-kebiasaan kultural lainnya. Di dalam Sejarah Pendidikan Multikultural ini
memiliki beberapa teori utama sebagai berikut:4
1. teori melting pot
teori melting pot ini di wawancara oleh J.Hektorst. Johan De Crevecour,
mengatakan bahwa teori ini menggembangkan becampurnya manusia yang
memiliki latar belakang yang berbeda menjadi bangsa baru. Kemudian megalami
berbagai perkembangan antara lain
a. sekitar abat 15-16 bangsa eropa ini melakukan perjalanan untuk menjelajahi
dunia. Mereka menjumpai suku-suku asing yang berbed dari mereka.
Kemudian mereka mempelajari bahasa mereka, budaya mereka dan hal tertentu
dikenal dengan mata etnografi.
b. Pada tahun 1800-an bangsa etnografi itu muli tersusun menjadi karangan-
karangan dan masyarakat kebudayaan mulai berevolusi dalam jangka waktu
yang sangat lama.
c. Pada abat ke 20 di mana bangsa eropa mulai menbentuk koloni-koloni
d. Pada masa 1930-an di mana multikulturalisme ini sudah berkembang pesat.

4
Nur Amin, “Pendidiakn Multikultural,” Jurnal Pilar Vol.9 No 1 (2018): 19.

VIII
Kemudian teori meting pot ini banyak di keritik, karea teori ini cenderung
meghapus budayaan Sali atau budayaan asalnya dan di gantikan budaya baru di mana
ia tinggal. Jiak terori ini bayak yang di keritik akhirnya munculah teori baru yaitu
teori salad bowi.
2. teori salad bowi
terori ini di susukan oleh Horace kallen teori ini sebagai teori alternatif, karena
teori ini tidak menghapus kebudayaan asli.
Pada masa ini pendidikan hanya dijadikan sebagai alat politik untuk
melangkah kekuasaan monopoli sistem pendidikan untuk kelompok tertentu,
dengan kata lain pendidikan multikultural pada masa itu belum terlalu diangap
penting, Dengan kata lain, pendidikan multikultural belum dianggap sangat penting
Namun di sisi lain, pendidikan multikultural bisa berkembangdengan adanya waktu
tertentu.

D. Asas Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia


Menurut James A. Banks, pendidikan harus mengajarkan bagaimanan cara
untuk mencipta, dan mampu menjelaskan sejarah masa lalu bagaimana sejarah
tersebut bisa terjadi. Pendidikan multikultural di Indonesia selalu memperhatikan
keadaan dan kondisi masyarakat Indonesia yang terbentuk melalui sejarah yang
sangat panjang.5 Pendidikan multikultural memiliki beberapa asas-asas, yaitu:
1. Asas Wawasan Nasional atau Kebangsaan
Dalam asas wawasan kebangsaan yang menjadi fokus adalah bangsa atau
negara. asas ini didasarkan pada kepemilikan bersama yang merupakan ciri khas
budaya Indonesia. Pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia, dan Indonesia
merupakan negara unik yang berbeda dengan negara lain, hal ini dapat ditemukan
pada nilai-nilai budaya khususnya bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas
tersendiri berupa pakaian adat dan periuk di Sumatera Utara. Kepulauan Riau, alat
musik angklung, calung, bonang dan masih banyak lainnya. Tujuan dari ciri
khusus tersebut adalah untuk memberitahukan kepada negara lain bahwa ciri
tersebut merupakan milik negara Indonesia Negara.
2. Asas bhineka tunggal ika

5
Wawan Dawmawan, “Pendidikan Multikultural Melalui Pekan Budaya” Vol 1 No1 (2023):
23–24.

IX
Dalam asas bhineka tunggal ika ini memfokuskan kepada keberagaman
budaya yang ada di negara Indonesia, kebudayaan tersebut bercampur menjadi
satu dalam berbagai wilayah yang ada di negara Indonesia. Keberagaman tersebut
berupa bentuk dari rumah adat, pakaian adat setiap daerah, jenis-jenis tariansetiap
daerah, makanan khas setiap daerah. Negara Indonesia sering dikenal sebagai
negara yang memiliki banyak kekayaan budaya.
3. Asas kesejahteraan
kesejahteraan ini seluruh budaya yang ada di Indonesia dianggap sederajat.
Namun negara Indonesia tentunya menghormati asas kesejahteraan ini. dalam
wilayah yang ada di Indonesia memang bayak wilayah jawa lebih dominan
memiliki penduduk yang berlimpah tetapi hanya karena penduduknya yang
berlimpah bukan karena dominasi budaya seperti halnya di negara Amerika ras
berkulit putih, lebih tinggi dibandingkan dengan ras berkulit hitam. Di Negara
Indonesia tidak ada kelompok besar (dominan) memaksa kelompok kecil.
4. Asas selara, serasi, dan seimbang
Seluruh budaya yang ada di Indonesia dibentangkan selaras dengan kemajuan
dimasing-masing daerah, diselerasikan dalam keadaan yang nyata dimasing-
masing daerah, dan seimbang dipenjuru wilayah bangsa Indonesia.
Dari asas didalam pendidikan multikultural di atas tersebut, maka dari
pendidikan multikultural di Negara Indonesia disusun dengan dasar keberagaman
nilai-nilai budaya di Indonesia
Tiga sasaran pendidikan multikultural yang dapat dikembangkan pada diri
siswa berdasarkan pandangan pembelajaran, yaitu :
➢ Pertama, pengembangan identitas kultural, merupakan kompetensi yang
dimiliki siswa untuk mengendintifikasi dirinya dengan suatu etnis tertentu, yang
mencakup pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran akan kelompok etnis serta
menimbulkan kebanggaan rasa percaya diri sebagai wrga kelompok etnis tertentu.
➢ Kedua, hubungan interpersonal, meruoakan kompetensi untuk melakukan
hubungan dengan kelompok etnis lain, dengan senatiasa berdasar pada persamaan
serta kesetaraan dan menjauhi sifat buruk sangka.
➢ Ketiga, memberdayakan diri sendiri, merupakan kemampuan untuk
mengembangkan secara terus menerus apa yang dimiliki berkaitan dengan
kehidupan multikultural.

X
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pendidikan multikultural di Indonesia adalah merupakan suatu gerakan
pembaharuan dan proses untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
setara untuk seluruh siswa.
2. Adapun bentuk pengembangan pendidikan multikultural dapat
bermacammacam sebagai berikut
a. Penambahan materi multilultural yang dalam aktualisasinya berupa
pemberian materi tentang berbagai budaya
b. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri
c. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri
d. Pada wilayah kerja sekolah, pendidikan multilultural
e. Gerakan persamaan
f. Proses. Sebagai proses tujuan pendidikan multikultural yang berasal
keadilan sosial, persamaan, demokrasi, toleransi, dan penghormatan hak

XI
asasi manusia tidak mudah tercapai
3. Sejarah multikultural adalah sejarah masyarakat majemuk. Maksudnya dari
Sifat kemajemukan ini adanya keragaman budaya yang terlihat dari perbedaan
bahasa, suku bangsa dan keyakinan agama serta kebiasaan-kebiasaan kultural
lainnya
4. Asas Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia sebagai berikut:
a. Asas Wawasan Nasional atau Kebangsaan
b. Asas bhineka tunggal ika
c. Asas kesejahteraan
d. Asas selara, serasi, dan seimbang

B. Saran

Terkait dengan hal di atas kami sebagai penulis menyaran kan agar dapat di
pahami, agar kita bisa mengetahui pengertian dari pendekatan pendidikan
multikultural, serta mengetahui pendekatan-pendekatan yang bisa dilakukan
dalam pendidikan multikultural. Dengan demikian maka kita yang nantinya
akan menjadi pendidik mampu untuk menerapkan pendidikan multikultural
dengan mudah melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Nur. “Pendidiakn Multikultural.” Jurnal Pilar Vol.9 No 1 (2018).

Dawmawan, Wawan. “Pendidikan Multikultural Melalui Pekan Budaya” Vol 1 No1 (2023).

Terisna, Sutma. “Pengembangan Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajarnn Bahasa

Indonesia Di Sekolah.” Jurnal Ilmiah Sekolah Vol1, no. No2 (2017).

Wuryandani, Wuri. “Pembelajaran Berbasis Multikultural Di Sekolah Dasar Untuk

Mengembangkan Karakter Bangsa.” Jurnal Ilmiah Vol. 1 No. 2, (2015).

Yeni, Puspita. Pentingnya Pendidikan Multikultural. Palembang: Prosiding Seminar Nasional

Universitas Pgri Palembang, 2018.

XII
XIII

Anda mungkin juga menyukai