Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL BOOK&JURNAL REVIEW

MK. PATOLOGI DAN REHABILITASI


SOSIAL PRODI S1 BK-FIP

Skor nilai :

CRITICAL BOOK & JURNAL REVIEW “REHABILITASI SOSIAL”

DISUSUN

Oleh :

Kelompok 6

Nama/Nim Anggota Kelompok :

Serla Anggraini/1212451020

Ayu Sahara/1212451023

Kiki Ratna Sari/1212451015

Debby Dwinta/1212451017

Setia Wulandari/1211151006

Sintia Arta Anggun.S/ 1212451022

DOSEN PENGAMPU : Dr. Nur’aini, MS.

MATA KULIAH : PATOLOGI DAN REHABILITASI SOSIAL

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2023
CRITICAL BOOK REVIEW SERLA ANGGRAINI

a. Buku 1 : Ariesani Hermawanto & Melaty Anggriani,Globalisasi Revolusi


Digital dan Lokalitas:Dinamika Internasional dan Domestik di Era Borderless World
Judul Bab : Westernisasi Pengaruh Globalisasi
b. Sub Bab : Akses Nilai Sosial dan Budaya
c. Ringkasan :
Akses Nilai Sosial dan Budaya
Revolusi komunikasi juga terjadi akibat pengaruh kebutuhan dari sebuah akses nilai
sosial dan budaya. Nilai sosial di masyarakat berkaitan dengan adat istiadat yang telah menjadi
budaya masyarakat tertentu dan menjadi sebuah aturan dan norma dalam melakukan pola
interaksi sosial. Akan tetapi, nilai sosial juga berpotensi membatasi kreativitas masyarakat
sehingga masyarakat sukar berkembang dan menjalankan kehidupannya hanya sesuai dengan
nilai-nilai sosial yang ada.
Ini tidak lepas dari sedikitnya arus informasi dan pengetahuan yang diterima masyarakat
tersebut; yang pada akhirnya sulit membuka diri untuk mengembangkan potensi yang ada.
Untuk itu perlu sebuah alat untuk memicu keluarnya potensi dengan mengembangkan budaya
yang ada sebelumnya, serta memunculkan kreativitas baru asalkan tidak merusak nilai sosial
dasar yang telah menjadi pedoman dalam bermasyarakat.
Kehadiran teknologi dan informasi akan membantu masyarakat dalam proses
pengembangan hal tersebut melalui kreativitas yang dimiliki. Masuknya pengetahuan baru dari
berbagai belahan dunia melalui percepatan arus informasi yang diterima akan mengubah
perspektif lama dari masyarakat.
Cepat atau lambatnya perkembangan masyarakat seringkali bergantung pada kepercayaan
yang telah menjadi sebuah nilai sosial dan budaya dalam mengatur kehidupannya. Tanpa
disadari bahwa batasan nilai sosial tersebut bisa menyebabkan progresivitas pemikiran
masyarakat berlangsung lama dan lambat.
Teknologi informasi mempunyai konsekuensi terhadap luasnya interaksi sosial dalam
masyarakat global. Ini menyebabkan terjadinya rekonstruksi pada pemikiran lama yang
membatasi pengembangan diri masyarakat. Masyarakat dapat mulai untuk membenahi diri dan
pribadi masing-masing sebagai upaya transformasi sosial untuk perkembangan kehidupan
yang jauh lebih baik. Sebagai contoh adalah teknologi informasi dan komunikasi yang dapat
membawa perubahan dalam perekonomian masyarakat baik domestik maupun internasional.
Masyarakat dapat mengatur system perdagangan secara lintas negara melalui
pemanfaatan teknologi komunikasi digital dalam memasarkan produknya. Sistem jejaring
internet memberi kemudahan dalam bertransaksi dan mengurangi biaya produksi ekonomi;
termasuk adalah melalui media sosial yang memfasilitasi proses penjualan secara online; baik
melalui Facebook, Twitter ataupun instagram. Ini bagi pengusaha memberi kemudahan dan
biaya yang relatif murah. Perkembangan teknologi pun membawa pengaruh besar pada
pengembangan potensi dari generasi muda bangsa. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk
menghadirkan pengetahuan baru bagi pengembangan kreativitas di banyak bidang usaha.
Namun di bagian lain, banyaknya akses nilai sosial dan budaya yang luas dapat membawa
dampak yang perlu diwaspadai. Hal ini karena nilai sosial dan norma dalam masyarakat
seringkali berbeda satu sama lain, sehingga masuknya gambaran ide-ide baru tanpa disadari
akan mengubah standarisasi ekspresi budaya dan social sebelumnya apabila tidak ada
filterisasi budaya. Sebagai contoh, akses yang mudah melalui media elektronik seperti televisi,
Youtube dan sebagainya.
Bentuk gaya hidup di negara-negara lain demikian mudah diakses yang memungkinkan
terjadinya konstruksi pemikiran dan budaya baru bagi remaja dan masyarakat yang
mengkonsumsinya. Ketika budaya tersebut menjadi menjadi tren dan diikuti padahal tidak
sesuai dengan nilai dan norma budaya masyarakat tersebut, maka bisa berdampak buruk
seperti misalnya gaya hidup bebas dan hedonis seperti yang berkembang di negara-negara
Barat dsn sebagainya.

A. Buku 2 : MENGENAL LEBIH DALAM KOMMUNIKASI LINTAS


BUDAYA DI ERA 5.0
a. Judul Bab : Pengaruh Masuknya Budaya Populer Melalui Media Sosial
terhadap Kebiasaan Masyarakat Lokal di Negara Indonesia
b. Sub Bab :-
c. Ringkasan :
Kemajuan teknologi internet mempermudah dan mempercepat terjadinya proses
pertukaran informasi suatu kebudayaan di setiap negara. Media sosial seperti Twitter,
Instagram, YouTube, dan Telegram menjadi sebuah alat yang paling utama dalam terjadinya
proses keluar masuknya sebuah informasi. Masuknya budaya populer ke Indonesia
memberikan hiburan yang berbeda bagi masyarakat Indonesia sendiri. Tampilan visual
mengenai budaya populer yang disajikan di berbagai macam jenis media sosial menciptakan
kenyamanan bagi para penontonnya. Budaya populer telah mendominasi dan menjadi sebuah
trend bagi masyarakat Indonesia. Setiap kegiatan yang dilakukan orang-orang barat dinilai
lebih modern dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat lokal sendiri. Budaya populer ini
sudah menjadi cerminan yang diterapkan serta dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
menjadi penyebab terjadinya pengikisan budaya dan kebiasaan lokal yang sebelumnya menjadi
sebuah warisan kebudayaan Indonesia. Perlahan nilai kebudayaan tradisional mulai hilang
karena tidak dapat menyaingi budaya populer dalam pergaulan masyarakat yang begitu pesat
menyebar di seluruh dunia.
Pada saat ini tanpa kita sadari bahwa budaya dan kebiasaan Indonesia telah memudar
secara perlahan. Budaya populer yang masuk ke Indonesia memberikan dampak negatif dan
positif. Dampak positif dari masuknya budaya populer ke Indonesia adalah menciptakan pola
pikir masyarakat yang lebih maju sehingga mendukung adanya modernisasi, ilmu pengetahuan
semakin berkembang, masuknya informasi lebih cepat, proses komunikasi antar Negara lebih
cepat, dan lain. Di samping itu, masuknya budaya populer tentu memberikan dampak negatif.
Dampak negatif masuknya budaya populer di Indonesia ini sudah sangat memprihatinkan
karena adanya kecenderungan masyarakat dalam mengikuti budaya populer sehingga
menghilangkan nilai, budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Misalnya cara berpakaian,
saat ini masyarakat terutama para remaja di Indonesia mulai mengikuti cara berpakaian budaya
populer, masyarakat menilai bahwa cara berpakaian budaya populer lebih modern dan tidak
kuno. Karena jika kita tidak mengikuti cara berpakaian budaya populer akan dinilai kuno dan
kampungan di kalangan masyarakat sekitar. Mereka rela untuk menggunakan baju yang
memperlihatkan auratnya hanya agar dinilai lebih modern. Hal ini jauh dari nilai dan
kebudayaan masyarakat lokal. Tak hanya itu, kebiasaan dengan pola hidup berhura-hura dan
pergaulan bebas juga menjadi ciri dari dampak munculnya budaya populer di Indonesia.
Dengan kehidupan hedonisme masyarakat Indonesia merasa lebih modern dan mengikuti
perkembangan zaman. Hal inilah yang menjadi penyebab pudarnya nilai-nilai dan kebiasaan
masyakat lokal di Indonesia.
Berbagai cara harus dilakukan untuk mengatasi pengaruh masuknya budaya populer ke
Indonesia guna mengembalikan nilai, budaya dan kebiasaan masyarakat lokal di Indonesia.
Pada saat inilah sebaiknya semua pihak terlibat dalam pemberdayaan masyarakat guna lebih
memilih dan memilah sebuah informasi yang diterima di media sosial agar tidak terjebak dan
terpengaruh dengan informasi budaya populer yang tentunya bertentangan dengan nilai,
budaya, dan kebiasaan masyakat di Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus menyaring
kembali informasi yang akan kita terima dan mulai melestarikan budaya lokal yang sudah
menjadi tradisi secara turun menurun. Kita juga sebaiknya menggunakan media sosial sebaik
mungkin seperti halnya memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke mata dunia. kebudayaan
Indonesia juga dapat menjadi sorotan dunia dengan bantuan media sosial. Hal ini mungkin saja
terjadi jika kita sebagai generasi muda benarbenar melestarikan budaya lokal semaksimal
mungkin.
Peranan orang tua dan keluarga secara dasar dapat menjadi peranan penting. Orang tua
dan keluarga pastinya lebih memiliki banyak waktu dengan kita. Orang tua adalah figur utama
dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota
keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas
perilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar
kita harus orang-orang yang “Tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Orang tua harus bisa
mengambil porsi lebih banyak di antara porsi yang lainnya (Sita, 2013). Peranan orang tua
sangat penting dalam peristiwa ini karena orang tua sangat dibutuhkan dalam segala macam
pengawasan terhadap anaknya sendiri. Orang tua bisa mengawasi dengan siapa anak-anaknya
bergaul. Di sisi lain, orang tua juga harus melihat bagaimana pergaulan yang sedang terjadi di
luar sana, guna menghindari pergaulan bebas yang sedang marak terjadi seperti saat ini. Pada
masyarakat modern seperti saat ini peran orang tua menjadi sebuah role model bagi anak-
anaknya. Melalui interaksi yang terjadi di dalam keluarga remaja akan mengikuti apa yang
diajarkan dan dicontohkan oleh orang tuanya.
Peranan tokoh agama dan budaya juga dapat berperan dalam pemberdayaan masyarakat.
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keagamaan dan sanggar-
sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat
khususnya kalangan generasi muda. Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui
program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan yang
lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang
berbasis agama (Sita, 2013). Budayawan dan seniman yang bergabung di sebuah organisasi
dapat menciptakan sebuah program yang bisa menarik perhatian para masyarakat terutama
kalangan remaja di Indonesia agar mereka menghindari budaya hedonisme dan modernisasi
sehingga para masyarakat dapat mencintai dan melestarikan kebudayaan lokal. Jika hal ini
dapat dilaksanakan secara maksimal oleh tokoh agama dan budayawan, maka pembinaan
kepada masyarakat dapat ditingkatkan seperti halnya pengarahan penanaman pentingnya nilai-
nilai Pancasila dan nilai-nilai agama. Kegiatan ini bisa diciptakan di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah seperti sanggar kesenian, maupun remaja masjid.
Tak hanya itu, peranan pemerintah juga menjadi peranan yang cukup penting dalam
menangani peristiwa masuknya budaya populer ini. Pemerintah sebaiknya menata ulang sistem
pendidikan yang ada di Indonesia. Terutama pada bidang kurikulum yang ditetapkan. Waktu
yang ditetapkan pemerintah dalam sistem pengajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan
keagamaan para remaja di sekolah hanya selama dua jam saja dalam satu minggu. Waktu yang
ditetapkan tentunya kurang efektif dalam upaya mengubah perilaku siswa, dengan begitu perlu
waktu tambahan jam pelajaran dan kreatifisan guru pada mata pelajaran tersebut. Dan
sebaiknya setiap mata pelajaran umum lainnya juga dapat memasukan nilai-nilai keagamaan
bahkan nilai etika ketika sedang mengajar para siswa. Guru-guru di sekolah juga lebih
mengenalkan kembali para tokoh-tokoh serta kebudayaan yang ada di Indonesia guna
menimbulkan rasa cinta para siswa terhadap bangsanya sendiri.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya populer sangat
mempengaruhi kebiasaankebiasaan masyarakat lokal di Indonesia. Dengan hadirnya teknologi
yang semakin canggih memudahkan masyarakat Indonesia menerima segala macam informasi
melalui media sosial, khususnya budaya populer yang kini secara perlahan telah memudarkan
kebiasaan lokal di Indonesia.
CRITICAL JURNAL REVIEW SERLA ANGGRAINI

A. Jurnal 1 : Dzakiy Muhammad Alfadhil,Budaya Westernisasi Terhadap


Masyarakat.JURNAL SOSIAL POLITIKA.
a. Judul Bab : Westernisasi Pengaruh Globalisasi
b. Sub Bab : Budaya Definisi Rehabilitasi Sosial
c. Ringkasan :
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang dapat terjadi sebagai
akibat ketidaksesuaian antara berbagai unsur yang ada dalam kehidupan bermasyarakat
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak selaras dengan fungsinya bagi
masyarakat yang terlibat. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan budaya adalah
perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara unsur-unsur budaya yang berbeda, untuk
menciptakan kondisi yang tidak sesuai dengan kehidupan. Westernisasi merupakan gerakan
besar yang memiliki implikasi politik, sosial, budaya dan teknologi. Gerakan ini ingin
mewarnai kehidupan sehari-hari negara-negara barat. Dalam banyak hal, Westernisasi
mengubah kepribadian bangsa yang mandiri dan khas. Kemudian bangsa berubah menjadi
boneka yang sepenuhnya meniru peradaban Barat.
Westernisasi adalah arus asimilasi yang mempunyai jangkauan budaya, sosial, tekonlogi
kultural, hukum, dan bahkan jangkauaun politik. Arus ini akan sangat berbahaya jika
dampaknya sudah sangatbesar dalam arti, budaya asli suatu tempat telah di ganti dengan
budaya yang baru. Secara tidak langsung kita akan meninggalakan maupun melupakan
budaya asli kita. Westernisasi saat ini sangatlah mudah berkembang di Indonesia hal ini
disebabkan karena mulai lunturnya rasa nasionalisme dalam pemuda-pemudi Indonesia dan
mudahnya budayaasing masuk ke Indonesia, serta tidak adanya penyaringan terhadap budaya
yang masuk ke Indonesia sehingga westernisasi berkembang dengan mudah di Indonesia. Kita
dapat mengurangi perkembangan westernisasi ini dengan cara menumbuhkan rasa bangga,
menanam rasa nasionalisme, memilah/menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia dan
melestarikan budaya kita sendiri sebagai bangsa Indonesia.
B. Jurnal 2 : Gentur Sahadewa1 & Fatma Ulfatun Najicha2, KONTRIBUSI
MAHASISWA DALAM MENGHADAPI WESTERNISASI SEBAGAI BENTUK
MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN., Jurnal Kewarganegaraan
a. Judul Bab : Westernisasi Pengaruh Globalisasi
b. Sub Bab : Budaya Definisi Rehabilitasi Sosial
c. Ringkasan :
Mahasiswa sebagai kaum intelektual yang mempunyai nilai tambah harus mampu
memerankan diri secara profesional di masyarakat (Cahyono H. 2019). Salah satu bentuk
profesionalitas dalam peran tersebut adalah dalam menanggulangi dampak westernisasi ini.
Dalam masalah westernisasi dari segi bahasa, mahasiswa mampu berkontribusi untuk terus
menjaga bahasa Indonesia dengan cara membiasakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar baik dalam acara formal ataupun non formal bila diperlukan. Kita tidak dapat
menghentikan proses perkembangan bahasa-bahasa baru karena semua itu adalah bentuk
kreativitas dari manusia yang tentunya berkembang mengikuti zaman (Zaim, 2015, p. 174).
Namun, kita tetap dapat mempertahankan keaslian suatu bahasa. Lagi pula, Pasal 36 UUD
1945 berbunyi “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”, yang berarti sebagai warga negara
kita harus mempertahankan penggunaan bahasa Indonesia agar tetap lestari. Mahasiswa
sebagai agen perubahan juga dapat menangani masalah westernisasi berkaitan dengan budaya
gotong-royong. Dengan membiasakan diri untuk terjun ke masyarakat dan tidak bersifat egois.
Mahasiswa sebagai warga negara tidak hanya melaksanakan pendidikan formal saja,
melainkan juga harus paham akan peran dan tanggung jawabnya di masyarakat. Hal ini
sebagaimana ditulis oleh Wahab dan Sapriya (2011, p. 311): Warga negara yang baik adalah
warga negara yang paham dan dapat melaksanakan hak dan kewajiban dengan baik sebagai
individu, peka dan memiliki tanggung jawab sosial, mampu memecahkan masalahnya sendiri
dan masalah sosial masyarakat sesuai fungsi dan perannya (socially sensitive, socially
responsible, dan socially intelligence), agar tercapai kualitas pribadi dan perilaku warga
masyarakat yang baik (socio civic behavior dan desirable personal qualities).
Indonesia yang multikultur rentan akan perpecahan yang diakibatkan kurangnya
semangat persatuan dan kesatuan. Upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan ini terus
mengalami tantangan setiap waktunya. Kemajuan teknologi tidak terhindarkan. Fenomena
globalisasi pasti akan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia sesuai dengan
perkembangan zaman. Sebagai Mahasiswa, efek dari globalisasi berupa westernisasi yang
mampu menimbulkan berbagai masalah dari segi sosial, budaya, maupun ekonomi dapat
ditanggulangi jika mahasiswa mau berkontribusi aktif dan terjun langsung ke dalam
masyarakat. Sebagian dari masalah westernisasi berupa munculnya bahasa-bahasa baru tidak
dapat terelakkan. Hal yang bisa diupayakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan tetap
menjaga intensitas penggunaan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Mahasiswa harus
mampu merangkul suara-suara yang ada di sekitarnya, seperti suara buruh. Hal ini agar tidak
terjadi kecemburuan sosial yang berdampak pada rusaknya persatuan dan kesatuan. Mahasiswa
sebagai agen perubahan juga tidak boleh bersifat egois/apatis terhadap masyarakat. Mahasiswa
harus mengingat bahwa implikasi dari pendidikan formal mereka adalah pengabdian pada
masyarakat. Pengabdian dalam masyarakat tersebut dapat berupa berbagi ilmu dan pemahaman
serta aksi nyata. Dengan memahami berbagai masalah berkaitan dengan westernisasi dan
melakukan kontribusi nyata menyelesaikan permasalahan tersebut, mahasiswa mampu untuk
menjaga persatuan dan kesatuan di bumi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai