Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SANJI SITANGGANG

NIM : 1212451007

Dosen Pengampu : Mirza Irawan S.Pd.M.Pd.Kons.

LK MODUL

PERAN PEMIMPIN DALAM PENGDELEGASIAN WEWENANG, PENGAMBILAN


KEPUTUSAN DAN KEBIJAKAN ORGANISASI

A. Peran Pemimpin dalam Pengdelegasian wewenang


Pendelegasian adalah proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi untuk
secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan
keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan pemastian
tugas. Sedangkan Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai
tujuan tertentu.Tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan,
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara
individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi
tugas, kewenangan, hak,tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban,
yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi.
Berikut adalah definisi atau pengertian dari pendelegasian wewenang (Delegasi) oleh
beberapa pakar:
• Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, “Pendelegasian wewenang adalah memberikan
sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator kepada delegate untuk
dikerjakannya atas nama delegator”.
• Ralph C.Davis, “Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses
ketika kita menyerahkanwewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan
melaksanakan pertanggung jawaban”.

• Harold Koontz and Cyril O’Donnel, “Pendelegasian wewenang merupakan pokok


yang didapat kembali oleh pemberiwewenang.Hal itu adalah suatu sifat wewenang,
si pemilik wewenang (pemimpin) tidak selamanya menyelesaikannya sendiri
kekuasaan inidengan menyerahkan wewenang itu”.
Dari berbagai definisi tentang pendelegasian wewenang, dapat disimpulkan bahwa,
Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan
pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga
mereka dapat mengerjakan sebagian pekerjaan delegator(pimpinan).
Pendelegasian hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin memiliki
peranan dalam memahami dan mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian
itu, yakni:

• Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab
penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada
bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas.
• Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit
kepadasetiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya.
• Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas
sukses atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang
ditimbulkan oleh setiap bawahannya.

.Ada beberapa sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki efek negatif


ataupun positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut:
• Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena berbagai alasan, yaitu
pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan status quo, serta tidak
memercayai orang lain/mencurigai.
• Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak tahu
ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari kewajibannya.
• Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin takut atau sangat
hati-hati, atau kurang/tidak percaya.
• Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung jawab

B. Peran Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan


dengan fungsi manajemen. Misalnya, saat manajer merencanakan, mengelola,
mengontrol, mereka membuat keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik tidak
menjelaskan pengambilan keputusan tersebut secara umum. Dalam The Functions of
the Exec Barnard memberikan analisis komprehensif mengenai pengambilan
keputusan menyatakan "Proses keputusan merupakan teknik untuk mempersempit
pilihan." Proses pengambilan keputusan terbagi dalam beberapa langkah. Hal ini
dapat ditelusuri dari ide yang dikembangkan Herbert A. Simon, ahli teori keputusan
dan organisasi yang memenangkan hadiah Nobel, yang mengonseptualisasikan tiga
tahap utama dalam proses pengambilan keputusan:

• Aktivitas inteligensi, Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon


mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang
memerlukan pengambilan keputusan.

• Aktivitas desain, Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,


pengembangan, dan analisis masalah.
• Aktivitas memilih, Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnyamemilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Adapun Langkah- langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan
koleganya:
• Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan
diagnosis dibuat. Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang
ekstensif dan sistematis, tetapi masalah yang sederhana tidak.
• Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar
yang ada untuk mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain
merupakan proses pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya
mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
• Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi:
dengan penilaian pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan
analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis dan dengan
tawarmenawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua
manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun
kemudian dibuat.
Adapun peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan yaitu seorang
pemimpin dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi
pemimpin. Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku
mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang
ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan,
sehingga dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa
aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan. Proses pengambilan
keputusan Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti: Identifikasi
masalah, Mendefinisikan masalah, Memformulasikan dan mengembangkan
alternative, Implementasi keputusan dan Evaluasi keputusan.

C. Peran Pemimpin dalam Kebijakan Organisasi


Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunya seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran.
Teori kepemimpinan menjelaskan berbagai hal mulai dari cara menjadi pemimpin
sampai halhal mendetail seperti bagaimana cara menjadi pemimpin yang efektif
sesuai dengan organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin atau leader memiliki
peranan dan fungsi kepemimpinan dalam organisasi. Adapun peran dan fungsi yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
• Bersikap adil (Arbitrating) Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan
diantara para anggotanya adalah mutlak. Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya
merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar
pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan organisasi.Tetapi dalam hal-hal
tertentu mungkin akan terjadi ketidaksesuaian/timbul persoalan dalm hubungan
diantara para bawahan. Apabila diantara mereka tidak biasa memecahkan persoalan
tersebut, pemimpin perlu turun tangan untuk segera menyelesaikan. Dalam hal ini
memecahkan persoalan hubungan diantara bawahan, pemimpin harus bertindak adil
dan tidak memihak.
• Memberikan sugesti (Suggesting) Sugesti bisa disebut sarana atau anjuran. Dalam
rangka kepemimpinan, sugesti merupakan kewibawaan atau pengaruh yang
seharusnya mampu menggerakan hati orang lain. Sugesti mempunyai peranan yang
sangat penting dalam memilihara dan membina rasa pengabdian, partisipasi dan
harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para bawahan.
• Mendukung tercapainya tujuan (Supplying Objectives) Tercapainya tujuan
organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai
sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara
optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai seperti: mekanisme
dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
• Menciptakan rasa aman (Providing Security) Setiap pemimpin berkewajiban
menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat dilaksanakan
apabila setiap pemimpin selalu mampu memilihara hal-hal yang positif, sikap
optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan demikian
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala
perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan dari
pimpinan.
• Sebagai wakil organisasi (Representing) Setiap bawahan yang bekerja pada unit
organisasi apapun selalu memandang atasan atau pemimpinnya mempunyai
peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpnan yang menganut
prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-segalanya,
oleh karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan selalu
memberikan kesan tertentu terhadap organisasinya. Penampilan dan kesan-kesan
positif seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang positif pula terhadap
organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga
diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang
dipimpinnya.
• Sumber inspirasi (Inspiring) Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber
semangat bagi para bawahannya. Oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu
dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan menerima
dan memahami tujuan organisasi secara antusias, dan bekerja secara efektif kea rah
tercapainya tujuan organisasi.
• Bersikap Menghargai (Praising) Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya
pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam
suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dan penghargaan dari atasannya.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan penghargaan
atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.

Anda mungkin juga menyukai