Anda di halaman 1dari 31

Nur Widya

 Kepemimpinan adalah perpaduan


berbagai perilaku yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain bersedia dan
dapat menyelesaikan tugas - tugas
tertentu yang dipercayakan kepadanya
(Ordway Tead).
Ada beberapa yang pernah dikemukakan,
antara lain :
 Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar (the great men theory)
atau teori bakat (Trait theory) ini adalah
teori klasik dari kepemimpinan. Di sini
disebutkan bahwa seorang pemimpin
dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu
yang diperlukan seseorang untuk menjadi
pemimpin diperolehnya sejak lahir.
 Teori situasi (situasional theory )
Teori ini muncul sebagai hasil
pengamatan, dimana seseorang
sekalipun bukan keturunan pemimpin,
ternyata dapat pula menjadi pemimpin
yang baik. Hasil pengamatan tersebut
menyimpulkan bahwa orang biasa yang
jadi pemimpin tersebut adalah karena
adanya situasi yang menguntungkan
dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan
untuk muncul sebagai pemimpin.
 Teori Ekologi
Hasil pengamatan pada teori ekologi
menyebutkan bahwa seseorang memang
dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin,
tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik
memang ada bakat - bakat tertentu yang
terdapat pada diri seseorang yang
diperoleh dari alam.
 Gaya Kepemimpinan Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator
(dictatorial leadership style ) ini upaya
mencapai tujuan dilakukan dengan
menimbulkan ketakutanserta ancaman
hukuman. Tidak ada hubungan dengan
bawahan, karena mereka dianggap hanya
sebagai pelaksana dan pekerja saja.
 Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada gaya kepemimpinan ini (autocratic
leadership style) segala keputusan berada
di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik
dari bawahan tidak pernah dibenarkan.
Pada dasarnya sifat yang dimiliki sama
dengan gaya kepemimpinan dictator
tetapi dalam bobot yang agak kurang.
 Gaya Kepemimpinan Demokratis
(democratic leadership style) 
peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan yang
dilakukan secara musyawarah
 Hubungan dengan bawahan
dibangun dengan baik.
Segi positif dari gaya kepemimpinan ini
mendatangkan keuntungan antara lain:
 Keputusan serta tindakan yang lebih obyektif
 Tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya
moral yang tinggi
Sedangkan kelemahannya
 keputusan serta tindakan kadang - kadang lamban
 rasa tanggung jawab kurang
 keputusan yang dibuat terkadang bukan suatu
keputusan yang terbaik.
 Gaya Kepemimpinan Santai
Pada gaya kepemimpinan santai (laissez -
faire leadership style) ini peranan pimpinan
hampir tidak terlihat karena segala
keputusan diserahkan kepada bawahan, jadi
setiap anggota organisasi dapat melakukan
kegiatan masing - masing sesuai dengan
kehendak masing - masing pula.
Seorang pemimpin yang efektif
adalah seorang pemimpin yang
dapat mempengaruhi orang lain agar
dapat bekerja sama untuk mencapai
hasil yang memuaskan bagi
terjadinya perubahan yang
bermanfaat
Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6
komponen :
 Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan
bermakna bagi kelompok. Memilih
pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinan
dan dalam bidang profesinya.
 Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya
untuk memahami kebutuhan sendiri serta
kebutuhan orang lain.
 Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
 Mengerahkan energi yang cukup untuk
kegiatan kepemimpinan
 Mengambil tindakan
 Manajer atau
kepemimpinan adalah
orang yang bertugas
melakukan proses atau
fungsi manajemen
dikelompokkan sebagai berikut :
 Pimpinan tingkat pertama (Lower
Manager)
 Pimpinan tingkat menengah
(Middle Manager)
 Pimpinan puncak (Top Manager)
 Pimpinan yang langsung
berhubungan dengan para pekerja
yang menjalankan mesin peralatan
atau memberikan pelayanan
langsung pada konsumen
 Pimpinan ini diutamakan memiliki
proporsi peranan technical skill yang
terbesar dan konseptual skill yang
terkecil.
 Pimpinan ini menjadi saluran informasi dan
komunikasi timbal balik antara Lower Manager
dan Top Manager , yakni pimpinan puncak (di atas
Middle Manager) sehingga pimpinan ini
diutamakan memiliki kemampuan mengadakan
hubungan antara keduanya.
 Konseptual skill ketrampilan dlm penyusunan
konsep2, identifikasi, dan penggambaran hal2
yang abstrak
 Technical skill adalah ketrampilan dalam
melakukan pekerjaan secara teknik. Hubungan
antara manusia merupakan ketrampilan dalam
melakukan komunikasi dengan sesama manusia
lain.
 Pimpinan puncak adalah manajer
yang menduduki kewenangan
organisasi tertinggi dan sebagai
penanggung jawab utama
pelaksanaan administrasi.
 Pimpinan ini memiliki proporsi
peranan konseptual skill yang
terbesar dan technical skill yang
terkecil.
 Human Relations
Adalah hubungan antar manusia intern
dalam organisasi guna membina
lancarnya tim kerja.
 Public Relations
Adalah hubungan antar manusia ekstern
keluar organisasi.
 Sebagai pengambil keputusan
 Sebagai pemikul tanggung jawab
 Mengerahkan sumber daya untuk
mencapai tujuan sebagai pemikir
konseptual
 Bekerja dengan atau melalui orang lain
 Sebagai mediator, politikus, dan
diplomat.
 Sebagai penghubung interpersonal, yaitu
merupakan simbul suatu kelompok dalam
melakukan tugas secara hukum dan sosial,
mempunyai tanggung jawab dan memotivasi,
mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan
serta merupakan penghubung jaringan kerja di luar
kelompok.
 Sebagai inovator atau pembaharu
 Sebagai pemberi informasi, yaitu memonitor
informasi yang ada di lingkungan organisasi,
menyebarluaskan informasi dari luar kepada
bawahan dan mewakilikelompok sebagai pembicara.
 Menghimpun kekuatan
 Merangsang perdebatan masyarakat
 Membuat kedudukan perawat di media
massa
 Memilih suatu strategi utama yang paling
efektif, bertindak di saat yang tepat
 Mempertahankan kegiatan
 Memelihara formaf desentralisasi
organisasi
 Mendapatkan dan mengembangkan data
penelitian yang terbaik
 Mempelajari pengalaman
 Jangan menyerah tanpa mencoba.
 Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan
kepemimpinan dalam keperawatan meliputi:
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi
pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja.
 Pekerjaan dalam suatu ruangan
hendaknya direncakan dan
diorganisasikan. Semua kegiatan
dikoordinasikan sehingga dapat
dikerjakan pada waktu yang tepat dan
dengan cara yang benar. Sebagai
seorang kepala ruangan perlu
membuat suatu perencanaan
kegiatan di ruangan.
 Setelah membuat penugasan, perlu diberikan
pengarahan kepada para perawat tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara
singkat dan jelas.
 Dalam memberi pengarahan, seorang pemimpin
harus mampu membaut seseorang memahami
apa yang diarahkan dan juga mempunyai
tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan
tersebut dikerjakan dengan benar. Untuk ini
diperlukan kemampuan dalam hubungan antar
manusia dan teknik-teknik keperawatan.
 Bimbingan merupakan unsur yang penting
dalam keperawatan. Bimbingan berarti
menunjukkan cara menggunakan berbagai
metoda mengajar dan konseling.
 Bimbingan yang diberikan meliputi
pengetahuan dan keterampilan dalam
keperawatan. Hal ini akan membantu
bawahan dalam melakukan tugas mereka
sehingga dapat memberikan kepuasan
bagi perawat dan klien.
 Kerjasama dapat ditingakatkan melalui
suasana demokrasi  setiap
individu/perawat mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka, dan mereka
mendapat pujian serta kritik yang
membangun.
 Bawahan perlu mengetahui bahwa
pemimpin mempercayai kemampuan
mereka.
 Partisipasi individu dalam kelompok
diusahakan untuk membuat setiap perawat
merasa dihargai termasuk bagi mereka yang
sering menarik diri atau yang pasif.
 Seorang pemimpin perlu mengusahakan
agar setiap perawat mengetahui kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam suatu
ruangan.
 Yang perlu dilakukan adalah melaporkan
kepada atasan langsung tentang
pencapaian kerja bawahan. Agar dapat
melakukan koordinasi dengan efektif,
diperlukan suatu perencanaan yang baik
dan penggunaan kemampuan setiap
individu dan sumber-sumber yang ada.
 Dilakukan melalui pengamatan terhadap
staf dan pekereaan mereka.
 Evaluasi merupakan proses berkelanjutan
untuk menganalisa kekurangan dan
kelebihan staf sehingga dapat mendorong
mereka mempertahankan pekerjaan yang
baik dan memperbaiki kekuranngan yanng
ada.
 Agar seorang pemimpin dapat
menganalisa perawat lain secara efektif, ia
juga harus dapat menilai diri sendiri
sebagai seorang perawat dan seorang
pemimpin secara jujur.
a. Membantu perawat lain mencapai tujuan
yang ditentukan
b. Mengarahkan kegiatan-kegiatan
keperawatan
c. Tanggungjawab atas tindakan
keperawatan yang dilakukan
d. Pelaksanaan keperawatan berdasarkan
standar
e. Penyelesaian pekerjaan dengan benar
f. Pencapaian tujuan keperawatan
g. Kesejahteraan bawahan
h. Memotivasi bawahan
Thanx

Anda mungkin juga menyukai