Anda di halaman 1dari 4

KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN


Dosen Pengampu: M. Zainal Abidin, Skep., Ns., Mkes

Disusun Oleh:
Nur Khofifatussukriyyah
(P1337420422120)

TINGKAT 2B
PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023/2024
A. DEFINISI
Kemampuan seseorang untukmempengaruhi orang lain sebagai pengikutnya.
Kepemimpinan dalam keperawatan : kemampuan dan keterampilan pimpinan
perawat mempengaruhi para perawat dibawah pengawasannya untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.

B. TEORI KEPEMIMPINAN
- Sullivan & Decleur,1989 : Kepemimpinan merupakan keterampilan
mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya.
- Truman dalam Gilles, 1996 : Kepemimpinan adalah kemampuan membuat
seseorang mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan atau menyukainya.
- Marquis dan Huston,1998 : Great Man Theory: Menekankan bahwa setiap orang
adalah pemimpin (yang dibawa sejak lahir) dan mereka mempunyai karakteristik
tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain.
- Bennis, 2001 : menyatakan bahwa pemimpin membuat suatu visi yang jelas dan
menarik orang lain untuk mengikutinya.
- Ngalim Purwanto, 1993 : Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu
seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui “human
relation” dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau
bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang
menjadi tujuantujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam RS
Kepemimpinan di rumah sakit diselenggarakan dengan pendelegasian wewenang
kepada para karyawan dan mendukung berbagai macam upaya dan kreatifitas
para karyawan, serta memberikan kesempatan yang seluasluasnya dalam setiap
pengambilan keputusan termasukpembagian intensif.
Azas – azas kepemimpinan
1. Azas Kemanusiaan : seorang pemimpin memperhatikan bawahan dan
memandang bawahan sebagai manusia.
2. Azas Efisiensi ; Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin mampu
mengefisiensikan untuk kepentingan kelompoknya.
3. Azas Kesejahteraan yang Lebih Merata : Pemimpin berusaha mengurangi
kesenjangan dan konflik yang dapat mengganggu jalannya organisasi.

C. GAYA KEPEMIMPINAN
Aspek perilaku:
1. Positif
2. Negatif
Aspek kekuasaan dan wewenang:
1. Otokratik/ Otoriter
Pemimpin berorientasi pada tugas, menggunakan posisi dan power dalam
memimpin. Pimpinan menentukan semua tujuan, pengambilan keputusan.
Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan rewad
danpunishment.
Exp : Kepala ruang menetapkan jadwal dinas, penentukan sanksi sesuai
aturan tanpa mempertimbangkan alasan staf perawat yang mengajukan ijin.
2. Demokratik
Pemimpin menghargai sifat dan kemampuan setiap staf, menggunakan
pribadi dan posisi untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok
untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam
penerapannya. Informasi diberikan seluasluasnya dan terbuka.
Ex : Kepala Bidang Keperawatan selalu meminta Kepala Ruang memberikan
masukan untuk sebuah perubahan kebijakan dalam lingkungan kerja.
3. Partisipasif
Merupakan gabungan antara otokratik dan demokratik, yaitu pimpinan
menyampaikan hasil analisa dari masalah dan mengusulkan tindakannya.
Staf dimintai saran dan kritik serta mempertimbangkan respon staf terhadap
usulnya. Keputusan akhir oleh kelompok
4. Lazziz-fair
Pimpinan hanya formalitas, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervise dan koordinasi. Kendali minimal hanya sebagai
tempat informasi.
Exp : Kepala Ruang tidak pernah mau tahu apa yang sedang terjadi di
ruangan, semisal terdapat staf perawat terlambat atau tidak disiplin maka
tidak mendapat teguran yang penting aman.
Aspek situasi:
Menekankan pada situasi yang dihadapi baik oleh pimpinan maupun bawahan
Kepemimpinan Situasional:
Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif
dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang
dimiliki pimpinannya.
Ada 4 tingkat kematangan bawahan
1. M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan.
2. M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa
ia bisa.
3. M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin.
4. M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk
menyelesaikan tugas.
Gaya yang efektif untuk kepemimpinan sitiasional:
1. Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan
tugas dan kinerja anak buahnya;
2. Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka
kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas;
3. Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan;
4. Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan
tugas kepada bawahannya.
Transformasional dan Transaksional
a. Kepemimpinan transformasional berusaha untuk menginspirasi kinerja yang
luar biasa dengan cara memberikan motivasi kepada pengikutnya agar dapat
meningkatkan kinerja,
b. Memberikan contoh untuk lebih mementingkan kelompok dari pada individu
untuk kebaikan bersama, dan memberikan fasilitas kepada pengikut untuk
lebih semangat dalam
c. Gaya kepemimpinan transaksional, pemimpin akan meningkatkan kinerja
dengan memotivasi pengikutnya dengan memberikan penghargaan untuk
memberikan semangat kerja kepada pengikutnya.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Situasi (Fisik dan Waktu)
2. Karakteristik Pribadi (Intelegensi, Kepribadian, Perilaku)
3. Anggota (Orang atau kelompok yang dipimpin)
Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan:
a. Perencanaan dan pengorganisasian
b. Membuat penugasan & memberi pengarahan
c. Pemberian bimbingan
d. Mendukung kerjasama & pastisipatif
e. Kegiatan koordinasi
f. Evaluasi hasil kerja

Anda mungkin juga menyukai