Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGEMBANGAN TEORI KEPEMIMPINAN

Penyusun :
Rahel Novelin Moula (20010023)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO


Program Study S1 Keperawatan
Angkatan 2020
Teori Bakat
A. Pengertian
Bakat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dimana kemampuan tersebut
sudah melekat dalam dirinya dan dapat digunakan untuk melakukan hal-hal tertentu dengan lebih
cepat dan lebih baik dibandingkan dengan orang biasa
Pendapat lain mengatakan pengertian bakat adalah kemampuan yang ada di dalam diri
seseorang sejak lahir dimana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk mempelajari sesuatu dengan
cepat dan dengan hasil yang baik.
Pengertian Bakat Menurut Para Ahli :
1. William B. Michael
Menurut William B. Michael, pengertian bakat adalah suatu kapasitas yang ada dalam
diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh
latihan yang sudah dijalaninya.
2. S.C Utami Munandar
Menurut S.C Utami Munandar, bakat adalah sebuah kemampuan bawaan dari
seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan
dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan.
3. Kartini Kartono
Menurut Kartini Kartono, pengertian bakat adalah hal yang mencakup segala faktor
yang ada di dalam diri individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan
kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat
ini sifatnya laten potensial, sehingga masi bisa tumbuh dan dikembangkan.
4. Suganda Pubakawatja
Menurut Suganda Pubakawatja, pengertian bakat adalah benih yang berasal dari suatu
sifat yang mana baru akan tampak nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah kesempatan
dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya.
5. M. Ngalim Purwanto
Menurut M. Ngalim Purwanto, bakat adalah kecakapan pembawaan, yang mana
mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
B. Ciri – ciri kepemimpinan
1) Sering kali menghasilkan sesuatu yang lebih dari ekspektasimu selama ini
2) Merasa bisa melakukan suatu hal tapi tidak bisa mengaplikasikannya
3) Masih menganggap remeh akan sesuatu yang kenyataannya menjadi kelebihanmu
4) Banyak orang yang menilai kemampuanmu di atas rata-rata sekalipun kamu tidak
menyetujuinya
5) Kamu ada kemudahan di bidang tertentu sekalipun kenyataannya sulit bagi orang pada
umumnya
C. Gaya kepemimpinan
Teori bakat dinamakan juga teori sifat, teori karismatik atau teori transformasi. Inti dari teori
ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi karena sifat- sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam
diri pemimpin yang dapat diwujudkan dalam perilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu dinamakan
karisma atau wibawa.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN


HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023
Teori Perilaku
A. Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan dan aktifitas organisme yang bersangkutan, baik aktifitas yang
dapat diamati atau yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Manusia berperilaku atau beraktifitas
karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan atau goal. Dengan adanya kebutuhan akan
muncul motivasi atau penggerak. Sehingga individu itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan
mengalami kepuasan. Pada umumnya, perilaku dapat ditinjau secara sosial yaitu, pengaruh hubungan
antara organisasi dengan lingkungannya. Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri

B. Ciri – ciri kepemimpinan


Ciri atau karakteristik seorang pemimpin yang efektif dikelompokkan menjadi dua sifat penting,
yaitu mempunyai visi dan bekerja dari sudut efektifitas mereka. Berikut ini adalah perincian sepuluh
karakteristik pemimpin yang efektif :
1. Memiliki misi.
2. Memiliki fokus untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan membuat misi menjadi kenyataan.
3. Memenangi dukungan untuk visinya dengan memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling
cocok untuk mereka sebagai individu.
4. Secara alami lebih terfokus untuk menjadi dari pada melakukannya.
5. Secara alami tahu bagaimana mereka bekerja paling efisien dan efektif.
6. Secara alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan mereka untuk mencapai tujuan.
7. Tidak mencoba menjadi orang lain.
8. Secara alami mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektifitas alam.
9. Menarik orang lain.
10. Terus mengembangkan kekuatan dalam rangka memenuhi kebutuhan baru dan mencapai
tujuan yang baru.

C. Gaya kepemimpinan
Gaya yang berorientasi pada tugas lebih memperhatikan pada penyelesaian tugas dengan
pengawasan yang sangat ketat agar tugas selesai sesuai dengan keinginannya. Hubungan baik dengan
bawahannya diabaikan yang penting bawahan harus bekerja keras, produktif dan tepat waktu.
Sebaliknya gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan cenderung lebih mementingkan
hubungan baik dengan bawahannya dan lebih memotivasi karyawannya daripada mengawasi dengan
ketat. Gaya ini sangat sensitif dengan perasaan bawahannya. Jadi pada prinsipnya yang dipakai pada
gaya kepemimpinan yang ini bukan otak tapi rasa yang ada dalam hati. Pemimpin berusaha keras
tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran perilaku pemimpin terhadap bawahan tersebut dapat dirinci
sebagai berikut:
1. High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi tugas yang
tinggi juga.
2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi, tetapi rendah
hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan bawahan,
dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan
seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN
HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023
yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga lemah.

Teori Kontingensi dan Situasional


A. Pengertian
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen yang
menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi.

B. Ciri – ciri kepemimpinan


- Kepemimpinan Situasional
a) Mengarahkan/telling (S1): Pemimpin memberi tahu bawahan apa yang harus
dilakukan, kemudian menjelaskan bagaimana cara melakukannya. Tahap ini mirip
dengan gaya kepemimpinan otokratis.
b) Menjual/selling (S2): Pemimpin bertujuan ‘menjual’ ide dan pesan kepada bawahan
untuk membuat mereka paham dan ikut serta dalam proses dan tugas. Tahap ini
melibatkan supervisi serta diskusi proaktif antara pemimpin dan bawahan.
c) Berpartisipasi/participating (S3): Tahap ini menggunakan pendekatan demokratis
yang memungkinkan pemimpin memberi lebih banyak kelonggaran bagi
bawahannya. Pemimpin masih mengarahkan di beberapa area. Akan tetapi, bawahan
berperan aktif untuk membuat keputusan dan menentukan cara menyelesaikan tugas.
d) Mendelegasikan/delegating (S4): Ini adalah tahap terakhir di mana pemimpin
sepenuhnya “lepas tangan” terhadap cara kerja bawahan. Dalam artian, pemimpin
sudah tidak lagi terlibat dalam proses pembuatan keputusan karyawan.
- Kepemimpinan kontingensi
a) Leader-Member Orientation. Yaitu hubungan pribadi antara pemimpin dengan para
anggotanya.
b) Task Structure. Yaitu tingkat struktur tugas yang diberikan oleh pemimpin untuk
dikerjakan oleh anggota organisasi.
c) Kekuasaan Jabatan.

C. Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan kontingensi merupakan gaya kepemimpinan yang mengedepankan pada
situasi kerja dan budaya organisasi. Teori ini dikemukakan oleh Frederick E. Fiedler yang
menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan yang paling baik ditentukan oleh situasi. Teori ini juga
dikenal dengan teori kontingensi kepemimpinan (contingency theories of leadership). Model
kontingensi Fiedler merupakan teori kepemimpinan yang mendapat pengakuan dari kalangan para ahli
mengingat teori kontingensi itu sangat luas dan komprehensif dalam penjelasannya pada tahun 1967.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN


HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023
Teori Kontenporer
A. Pengertian
Teori belajar kontemporer adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivisme.
Pembelajaran berfungsi membekali kemampuan siswa mengakses berbagai informasi yang
dibutuhkan dalam belajar.

B. Ciri – ciri kepemimpinan


1. Memanfaatkan Material yang Natural
Adapun ciri khas dari konsep satu ini adalah lebih mengandalkan pemilihan material
yang natural. Sebut saja seperti kayu asli, batu batuan alam, kayu hasil daur ulang dan juga
besi serta beton.
2. Memilih Warna yang Bernuansa Netral
Hal berikutnya yang perlu untuk Anda perhatikan dalam memilih konsep
kontemporer ini adalah pemilihan warna.
3. Pencahayaan yang Alami
Bukan hanya pemilihan warna dan material saja yang perlu diperhatikan ketika
memutuskan akan menggunakan konsep desain kontemporer ini. Elemen lain yang harus
diperhatikan adalah pencahayaan alami.

C. Gaya kepemimpinan
Gaya kontemporer adalah sebutan untuk berbagai gaya desain yang dikembangkan pada
paruh kedua abad ke-20. Potongan garis lengkung dan bulat yang bertentangan dengan garis-garis
tegas terlihat dalam desain modern. Interior yang mengandung elemen netral dan warna tebal, dan
fokus pada dasar-dasar garis, bentuk dan bidang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN


HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023
Teori Motivasi
A. Pengertian
Motivasi adalah Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan merupakan
usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya”
(Depdiknas, 2002 : 756)

B. Ciri – ciri kepemimpinan


Menurut Sardiman A.M (2005:83), motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah
berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya
masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi,
penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang
begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

C. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga
kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan.
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005 dalam Tampi, 2014).

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN


HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023
Teori Interaktif
A. Pengertian
Interaktif adalah sebuah komunikasi dua arah yang mana berupa saling melakukan aksi
hingga memiliki hubungan timbal balik yang aktif antar orang yang melakukan komunikasi.
Komunikasi yang aktif akan membuat interaksi semakin mudah.

B. Ciri – ciri kepemimpinan


interaktif memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan oleh Suparman dalam Abdul Majid
(2014). Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut ini.
Dalam model ini terdapat variasi kegiatan berupa klasika
1) kelompok serta perseorangan.
Tentunya hal ini akan membuat siswa tidak mudah bosan. Selain itu, dapat
mengembangkan kemampuan kerja sama siswa.
2) Dalam pembelajaran, keterlibatan mental siswa cukup tinggi.
Guru hanya berperan sebagai fasilatator, manajer kelas maupun narasumber. Sebab,
kontrol pembelajaran sepenuhnya ada pada siswa.
3) Pola komunikasi yang diterapkan tidak hanya searah.
Dengan melihat variasi kegiatan, maka dapat mengetahui bahwa akan terjadi banyak
komunikasi dalam pembelajaran. Tentunya, hal ini akan berdampak baik. Secara tidak
langsung, siswa dilatih untuk berkomunikasi, berdiskusi dengan teman sebayanya.
4) Suasana kelas menjadi demokratis dan menantang.
Namun, tujuan pembelajaran tetap terjaga.
5) Dapat digunakan di dalam maupun di luar kelas.
Model jenis ini fleksibel artinya bisa diterapkan di mana saja.

C. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang mencirikan nilai – nilai bersikap rendah hati, merangkul semua
orang, membina hubungan dan rasa peduli

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN


HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023

Anda mungkin juga menyukai