Penyusun :
Rahel Novelin Moula (20010023)
C. Gaya kepemimpinan
Gaya yang berorientasi pada tugas lebih memperhatikan pada penyelesaian tugas dengan
pengawasan yang sangat ketat agar tugas selesai sesuai dengan keinginannya. Hubungan baik dengan
bawahannya diabaikan yang penting bawahan harus bekerja keras, produktif dan tepat waktu.
Sebaliknya gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan cenderung lebih mementingkan
hubungan baik dengan bawahannya dan lebih memotivasi karyawannya daripada mengawasi dengan
ketat. Gaya ini sangat sensitif dengan perasaan bawahannya. Jadi pada prinsipnya yang dipakai pada
gaya kepemimpinan yang ini bukan otak tapi rasa yang ada dalam hati. Pemimpin berusaha keras
tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran perilaku pemimpin terhadap bawahan tersebut dapat dirinci
sebagai berikut:
1. High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi tugas yang
tinggi juga.
2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang tinggi, tetapi rendah
hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan dengan bawahan,
dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan
seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAHEL NOVELIN
HUSADA MANDIRI POSO MOULA NIM : 20010023
yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga lemah.
C. Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan kontingensi merupakan gaya kepemimpinan yang mengedepankan pada
situasi kerja dan budaya organisasi. Teori ini dikemukakan oleh Frederick E. Fiedler yang
menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan yang paling baik ditentukan oleh situasi. Teori ini juga
dikenal dengan teori kontingensi kepemimpinan (contingency theories of leadership). Model
kontingensi Fiedler merupakan teori kepemimpinan yang mendapat pengakuan dari kalangan para ahli
mengingat teori kontingensi itu sangat luas dan komprehensif dalam penjelasannya pada tahun 1967.
C. Gaya kepemimpinan
Gaya kontemporer adalah sebutan untuk berbagai gaya desain yang dikembangkan pada
paruh kedua abad ke-20. Potongan garis lengkung dan bulat yang bertentangan dengan garis-garis
tegas terlihat dalam desain modern. Interior yang mengandung elemen netral dan warna tebal, dan
fokus pada dasar-dasar garis, bentuk dan bidang
C. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga
kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan.
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005 dalam Tampi, 2014).
C. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang mencirikan nilai – nilai bersikap rendah hati, merangkul semua
orang, membina hubungan dan rasa peduli