Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi dibentuk dan dikelola secara demokratis untuk memenuhi

kebutuhan anggota tanpa menjadikan laba sebagai tujuan utama karena koperasi

didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Menurut

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, pengertian

koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Koperasi merupakan salah satu unit ekonomi yang didasarkan atas asas

kekeluargaan. Menurut data dari laporan tahun 2016 dari International

Cooperative Alliance (ICA, 2016) ada sebanyak 300 koperasi terbesar di dunia.

Koperasi yang mengalami perkembangan pesat di banyak negara di dunia, yaitu

khususnya di negara-negara industri yang maju, termasuk Amerika Serikat,

negara-negara di Kawasan Eropa Barat termasuk Skandinavia, dan juga di negara-

negara di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura. Menurut

sektor, Sebagian besar dari 300 koperasi terbesar yaitu adalah koperasi industry

makanan dan pertanian, yaitu sebesar 33,5%, ritel sebesar 31,9%, asuransi sebesar

18,3%, dan keuangan sebesar 7,1%.

Di Indonesia, koperasi juga mempunyai peran sangat penting. Hal ini

ditegaskan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 bahwa koperasi

1
merupakan badan usaha berbasis pada kepentingan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Undang-undang Nomor 17 tahun 2012

tentang perkoperasian, juga menegaskan bahwa Koperasi Indonesia adalah badan

hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi

dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan

usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan Bersama di bidang ekonomi,

social, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Prinsip koperasi

menjelaskan bahwa keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, satu

orang satu suara, pengawasan koperasi oleh anggota, dan berpatisipasi aktif dalam

kegiatan ekonomi koperasi.

Perkembangan koperasi di Indonesia dari segi kuantitatif berdasarkan data

BPS (Badan Pusat Statistik) dari tahun 1997-2016, hasil perkembangan koperasi

ditandai dengan jumlah koperasi yang aktif di Indonesia selalu meningkat dengan

pesat yaitu Tahun 1997 sejumlah 45.899 menjadi 150.223 tahun 2016. Namun

dari segi kualitatif berdasarkan pertumbuhan jumlah koperasi aktif mengalami

penurunan pada tahun 1997 sebesar 12,20% menjadi 2,02% tahun 2016, sehingga

masih perlu diperbaiki agar mencapai kondisi yang diharapkan.

Suatu koperasi bisa dikatakan baik tentunya dengan melihat atau menilai

kinerja keuangan dalam mengelola koperasi tersebut. Untuk mempertahankan

keberadaan koperasi diperlukan suatu sistem pengelolaan dan manajemen

koperasi yang baik. Salah satunya dengan melakukan eveluasi dan penilaian

koperasi. Koperasi memerlukan penilaian kinerja keuangan sesuai dengan prestasi

2
yang diraihnya secara periodik, mengingat keberhasilan kinerja keuangan koperasi

akan menentukan tingkat kesehatan usahanya.

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat

mengukur keberhasilan sesuai perusahaan dalam menghasilkan laba

(Sucipto,2003). Kinerja keuangan dapat diukur dari berbagai indikator dan salah

satu sumber adalah laporan keuangan. Adapun analisis kinerja keuangan yang

sering digunakan adalah rasio indeks yang menunjukkan hubungan antara dua

data keuangan. Analisis rasio merupakan suatu metode analisis mengenai

hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu

atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. (Munawir,2004).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan sangat penting

digunakan sebagai bahan evaluasi dan alat pertimbangan dalam pengambilan

keputusan keuangan koperasi. Dalam penelitian ini, kinerja Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) Matiandano di desa Pendolo Kecamatan Pamona Selatan

Kabupaten Poso. Diukur menggunakan Rasio Keuangan,yaitu: Rasio Likuiditas,

Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas untuk menunjukkan baik

atau buruknya keadaan keuangan koperasi tersebut. Penelitian ini dilakukan pada

Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano karena penelitian

tertarik dengan mengetahui banyaknya jumlah anggota koperasi yang sebesar 245

orang, serta dengan laporan pertanggungjawaban dalam analisis neracanya hanya

ada Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas dan Aktivitas maka masih perlu

dilakukan pengukuran rasio yang sesuai. Berdasarkan masalah diatas, penelitian

tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “ANALISIS

3
KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI

(KPN) MATIANDANO DI DESA PENDOLO KECAMATAN PAMONA

SELATAN KABUPATEN POSO”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kinerja

keuangan pada KPN “ Matiandano” Di desa Pendolo pada periode Tahun 2019-

2021?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

Mengetahuikinerja keuangan pada KPN “ Matiandano” di desa Pendolo

berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas

pada periode tahun 2019-2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan dan kontribusi bagi beberapa pihak yang terkait, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Sintuwu Maroso

2. Bagi Koperasi

a. Memberikan tambahan informasi yang akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengetahui perkembangan keuangan berdasarkan

analisis rasio keuangan.

4
b. Memberikan bantuan kepada koperasi untuk mengetahui dan memahami

kondisi keuangan.

3. Bagi Universitas

Sebagai bahan referensi tambahan yang akan melakukan penelitian di

bidang koperasi khususnya mengenai analisis rasio keuangan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

1.1 Tinjauan Pustaka

1.1.1 Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha atau organisasi yang dimiliki dan

dioperasikan oleh para anggotanya untuk memenuhi kepentingan bersama

dibidang ekonomi.Secara etimologi ‘koperasi’ berasal dari kata ‘co- operation’

yang berarti kerja sama. Jadi, setiap anggota memiliki tugas dan tanggung jawab

dalam operasional koperasi serta memiliki hak suara yang sama dalam

pengambilan keputusan. (Faozan Tri Nugroho, 2021)

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,

koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan

hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal

untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Koperasi banyak dijumpai di sekitar dalam kehidupan sehari-hari.Ada berbagi

macam koperasi, mulai koperasi sekolah, koperasi desa, koperasi perusahaan dan

banyak lagi. (Nugroho, 2021)

6
b. Prinsip Koperasi

Prinsip dasar koperasi telah tercantum dalam Undang-undang No. 25

Tahun 1992 dan Undang-Undang No.12 Tahun 1967.Koperasi harus bekerja

berdasarkan ketentuan Undang-Undang umum mengenai organisasi usaha

(perseorangan, persekutuan, dsb) serta hukum dagang dan hukum pajak. Prinsip

dasar koperasi (Nugroho, 2021) yang meliputi:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Proses pengelolaannya dilakukan secara demokratis.

3. Pemberian balas jasa kepada anggotanya disesuaikan dengan modal anggota

tersebut.

4. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) mengedepankan rasa keadilan sesuai

dengan kinerja dari masing-masing anggota.

5. Mandiri. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan

independen.

6. Koperasi bisa menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

7. Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerja sama.

c. Fungsi Koperasi

Setiap badan atau organisasi pasti memiliki fungsi.Begitu juga dengan

koperasi. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun1992 pasal 4, fungsi

koperasi (Nugroho, 2021) adalah :

1. Membangun dan meningkatkan potensi ekonomi para anggota dan juga

masyarakat secara umum sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud.

7
2. Koperasi memiliki peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup

anggotanya dan masyarakat.

3. Memperkuat perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

ekonomi nasional di mana koperasi menjadi fondasinya.

4. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang lebih baik

melalui usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi

ekonomi.

d. Jenis-Jenis Koperasi

Berdasarkan fungsinya, koperasi dibedakan menjadi lima jenis (Nugroho,

2021) :

1. Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi serba usaha yang menyediakan

berbagai layanan sekaligus, seperti jasa simpan pinjam dan menyediakan

makanan pokok.

2. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang memberi pinjaman

anggotanya. Jadi anggota dapat meminjam uang dengan mudah dan bunga

yang rendah.

3. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyediakan layanan jasa untuk

anggotanya, jasa asuransi misalnya.

4. Koperasi produsen adalah koperasi yang menjual produk anggotanya.

Koperasi yang menjual berbagai bahan kebutuhan pokok.

8
2.1.2 Laporan Keuangan

2.1.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.Menurut Rudianto

(2010: 10), “Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis,

menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan

melaporkan aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk informasi

keuangan”.

Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data

keuangan perusahaan. Dalam proses akuntansi didefinisikan berbagai transaksi

atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan, yang dilakukan

melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan, dan pengiktisaran transaksi-

transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang

relevan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang mampu

memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil

perusahaan dalam suatu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam

bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan

atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya.Kondisi keuangan dan hasil-

hasil operasi perusahaan tercemin dalam laporan keuangan perusahaan, pada

hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang mana dapat

9
menggambarkan performa atau kinerja keuangan dari perusahaan yang

bersangkutan.

Akuntansi merupakan kegiatan pencatatan, pengelompokan, peringkasan

dan pelaporan data keuangan suatu perusahaan. Pada tahap pelaporan, laporan

akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.Laporan keuangan merupakan

ringkasan dari suatu prosespencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-

transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan,

2001).

2.1.2.2 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Rudianto (2010), laporan keuangan koperasi adalah laporan

pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi pada suatu

periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode

tersebut.Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 27

Tahun 1992, karakteristik laporan keuangan koperasi meliputi:

1. Laporan koperasi merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus

kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan;

2. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan

laba rugi dan laporan arus kas yang penyajiannya secara komparatif;

3. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari system jaringan koperasi,

maka beberapa akun atau istilah yang sama akan muncul, baik pada kelompok

aktiva maupun kewajiban/ kekayaan bersih;

10
4. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha

(SHU). SHU koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk

anggota dan bukan anggota. SHU yang dibagikan kepada anggota harus berasal

dari usaha yang diselenggarakannya untuk anggota. Pada rapat anggota

tahunan SHU ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam undang-undang dan anggaran dasar koperasi.

Komponen pembagian SHU sesuai dengan undang-undang adalah sebagai

berikut:

Sisa hasil usaha yang berasal Hasil usaha yang berasal dari
dari bukananggota
Anggota
a. Cadangan koperasi a. Cadangan koperasi

b. Anggota sebanding dengan b. Dana pengurus

jasa yang diberikan c. Dana pegawai/karyawan

c. Dana pengurus d. Dana Pendidikan koperasi

d. Dana pegawai/karyawan e. Dana sosial

e. Dana Pendidikan koperasi f. Dana pembangunan

f. Dana sosial daerah kerja

g. Dana Pembangunan daerah

kerja

Komponen-komponen tersebut selama belum dicairkan, disajikan dalam

kelompok kewajiban lancar pada neraca, sedangkan cadangan koperasi

11
merupakan bagian SHU yang tidak dibagikan dan dapat digunakan untuk

memupuk modal sendiri dan menutup kerugian.

5. Dengan adanya konsep system jaringan koperasi dan pengaturan pemerintah,

maka terdapat aktiva (sumber daya) yang dimiliki koperasi tetapi tidak

dikuasainya, dan sebaliknya terdapat aktiva (sumber daya) yang dikuasai oleh

koperasi tetapi tidak dimilikinya.

6. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan konsolidasi dari

koperasi-koperasi.

2.1.3. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah

laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari

unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang

baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Hery, 2015:132).

Menurut Harahap (2011: 190), mengungkapkan analisis laporan keuangan

berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih

kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai

makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non-

kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang

sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Hery (2015: 134), Langkah-langkah atau prosedur dalam

melakukan analisis laporan keuangan yaitu:

12
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan

selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode;

2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan secara

cermat dengan memasukan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan ke

dalam rumusan-rumusan tertentu;

3. Memberikan interpresentasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang

telah dilakukan;

4. Membuat laporan hasil analisis;

5. Memberikan rekomendasi sehubungan dengan hasil analisis yang telah

dilakukan.

2.1.4. Analisis Ratio Keuangan

Menurut Samryn (2001), Rasio adalah suatu angka yang menunjukan

hubungan antara suatu unsure dengan unsure lainnya dalam laporan

keuangan .Sedangkan analisa rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk

mengukur kelemahan dan kekuatan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang

keuangan.

Analisa rasio keuangan merupakan alat informasi yang dibutuhkan baik

oleh pihak intern perusahaan dalam hal ini pimpinan perusahaan maupun pihak

ekstern perusahaan yaitu para kreditur dan investor.Bagi perusahaan informasi

tersebut berguna untuk mengetahui kondisi atau keadaan suatu perkembangan

perusahaan, dimana pimpinan dapat mengambil kebijaksanaan dan keputusan

yang tepat, guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.Sedangkan

13
bagi kreditur dan investor informasi laporan keuangan suatu perusahaan berguna

untuk pengambilan keputusan yang menyangkut hal pemberian atau penolakan

kredit. Adapun bentuk-bentuk rasio keuangan yaitu :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan

kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.

2. Rasio Solvabilitas (Leveragotation)

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana asset perusahaan dibiayai utang. Dengan kata lain,

rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya,

baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka Panjang.

3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan

sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,kas modal, jumlah karyawan,

jumlah cabang dan sebagainya (Harahap, 2007: 304). Rasio Profitabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan

14
modal saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2012:81). Rasio rentabilitas antara

lainnet profit margin, return on asset dan rentabilitas modal sendiri.

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

5. Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu

perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang

aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan sangat

maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal (Fahmi, 2011:

132).

2.1.5 Kinerja

2.1.5.1 Pengertian Kinerja

Kinerja bisa disebut juga performance (prestasi kerja). Menurut

Mangkunegara (2001), adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kualitas yang dimaksud disini adalah

dilihat dari kehalusan, keberhasilan dan ketelitian dalam pekerjaan sedangkan

kuantitas dilihat dari jumlah atau banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan

karyawan. Handoko (2000), mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana

organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

Berdasarkan pendapat para beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa penilaian prestasi kerja (kinerja) adalah penilaian yang dilakukan secara

sistematis untuk mengetahui hasil kerja karyawan dan kinerja organisasi.Untuk

menentukan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggapan yang lebih baik

15
di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal

promosi jabatan dan penentuan imbalan.Tujuan dari kinerja adalah memperbaiki

atau meningkatkan kinerja organisasi dari SDM organisasi. Secara spesifik, tujuan

dari evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan persyaratan kinerja.

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka lebih

termotivasi untuk berbuat lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi

sama dengan prestasinya yang terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan

aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap pekerjaan yang

diembannya sekarang.

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga

karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui

rencana itu jika tidak ada hal yang perlu dirubah.

2. Penilaian kinerja perusahaan

Menurut Hasibuan (2000), penilaian kinerja adalah kegiatan manajer

untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai serta menetapkan

kebijaksanaan selanjutnya. Evaluasi atau penilaian perilaku meliputi penilaian

kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan partisipasi

pegawai.

16
Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari

individu dalam organisasi. Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut

penentuan tingkat kontribusi individu atas kinerja yang diekspresikan dalam

penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Penilaian kinerja perusahaan memiliki beberapa sasaran :

a. Membuat analisis kerangka dari waktu yang lalu secara berkesinambungan

dan periodik baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.

b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit

keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan.

c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung

jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa

yang harus dicapai, sarana dan prasarana yang di perlukan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan.

d. Menentukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi dan

berdasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinan untuk menyusun

suatu proposal mengenai system promosi lainnya, seperti imbalan.

Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2005), belum adanya kesamaan

antara perusahaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dalam

menentukan unsur yang harus dinilai dalam proses penilaian kerja yang

dilakukan manajemen disebabkan perusahaan, juga karena belum terdapat standar

baku tentang unsur yang perlu diadakan penilaian. Berikut adalah unsur-unsur

penilaian dalam proses penilaian kinerja.

17
a. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan menaati,

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

kesadaran dan tanggung jawab.

b. Hasil Kerja

Yang dimaksud adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

c. Tanggung Jawab

Kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan

yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta

berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang

dilakukan

d. Ketaatan

Kesanggupan seorang tenaga kerja untuk menaati segala ketepatan, peraturan

perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku.

e. Kejujuran

Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan

wewenang yang telah diberikan.

f. Kerjasama

Kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain

mampu dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah

18
ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-

besarnya.

g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil

keputusan.Langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari

manajemen lainnya.

h. Kepimpinan

Kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain

sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas

pokok.

2.1.4.3 Penelitian Terdahulu

Pratama (2016) melakukan analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada koperasi tahun 2011-2015 dengan

tujuan untuk mengetahui kinerja Koperasi CU Dharma Hatiku Yogyakarta.Hasil

yang didapat secara keseluruhan mengalami penurunan pada setiap penilaian rasio

keuangannya yaitu pada rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

Sari (2016) melakukan analisis rasio keuangan sebagai alat ukur untuk

menilai kinerja koperasi berdasarkan peraturan Menteri negara koperasi dan usaha

kecil dan menengah republic Indonesia nomor: 06/PER/M.KUKM/V/2006,

dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan KPRI “Subur” Kecamatan

Pasarkliwon Surakarta tahun 2011-2015. Kinerja keuangan KPRI “Subur”

19
kategori cukup, rasio aktivitas berada pada kategori sangat baik, rasio

profitabilitas berada pada kategori cukup, dan rasio solvabilitas memiliki kategori

baik.

2.2. Kerangka Pikir

Koperasi pegawai negeri “Matiandano” di desa Pendolo bergerak dibidang

jasa, untuk itu diperlukan sebuah sistem penilaian kinerja manajemen perusahaan,

dalam hal ini penilaian kinerja dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio

keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan.Rasio keuangan adalah rasio

yang mengetahui posisi keuangan dan untuk mengetahui hubungan dari neraca

dan laporan laba rugi dalam laporan keuanga, laporan keuangan dapat

dimanfaatkan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi.Kinerja keuangan

koperasi mencerminkan kemampuan pengelolaan keuangan koperasi dalam

menjalankan aktivitas usahanya untuk mengetahui kinerja koperasi maka perlu

analisis laporan keuangan.

Adapun rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas yang dilihat current

rasio berfungsi untuk mengukur sejauh mana aktiva lancar memenuhi kewajiban-

kewajiban lancar.Selanjutnya rasio aktivitas yang dilihat dari perputaran piutang

yang berfungi untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi

kas dalam setahun.Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas dari

teori yang telah dibahas maka dapat disusun skema kerangka berpikir yang

menggambarkan tentang Analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja pada

koperasi pegawai negeri Matiandano di desa Pendolo.

20
Laporan keuanganKPN “Matiandano”
Desa Pendolo

Neraca Laporan
Laba Rugi

Analisis Rasio
Keuangan
1. Rasio likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Rentabilitas
4. Rasio aktivitas

PenPenilaian kinerja koperasi berdasarkan Peraturan


Menteri Negara Operasi Usaha Kecil dan Menengah

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

21
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) di desa

Pendolo Kecamatan Pamona Selatan.Pengambilan data di tempat tersebut dengan

tujuan untuk mengetahui rasio keuangan pada Kinerja Koperasi Pegawai

NegeriMatiandano.Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 2

(dua) bulan, yaitu dimulai pada April sampai dengan Mei 2022.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

yaitu dengan melakukan perhitungan-perhitungan terhadap data keuangan yang

diperoleh untuk memecahkan masalah yang ada sesuai dengan tujuan

penelitian.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja keuangan dan

kemampuan keuangan koperasi pegawai negeri Matiandano tahun 2019 sampai

dengan tahun 2021.

3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer adalah, data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian.

22
b. Data Sekunder adalah, data yang diperoleh dalam bentuk dokumen misalnya

laporan keuangan dan lain-lain.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Dokumentasi

Teknik melalui dokumentasi adalah melakukan pengumpulan datayang

menyangkut dokumen dokumen.Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data

dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap analisis rasio keuangan yang

ada pada KPN (koperasi pegawai negeri) di desa Pendolo Kecamatan Pamona

Selatan. Metode ini merupakan metode pengumpulan data, mencatat hal-hal yang

diperlukan berkaitan dengan data yang diteliti.

b. Wawancara (interview)

Teknik melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara

langsung melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang

dipandang dapat memberikan keterangan dan jawaban terhadap pertanyaan yang

diajukan yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung dengan karyawan yang

bertugas dalam pengelolaan keuangan pada KPN Matiandano Kecamatan Pamona

Selatan.Wawancara ini dilakukan kepada bagian Bendahara dan Sekretaris KPN.

3.4 Populasi dan Sampel

Adapun populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

23
1) Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data laporan

keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan pada Koperasi

Pegawai Negeri Matiandano di Kecamatan Pamona Selatan.

2) Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang berkaitan

dengan pengelolaan keuangan periode 3 tahun 2019, 2020, dan 2021

Koperasi Pegawai Negeri Matiandano di Desa Pendolo Kecamatan Pamona

Selatan.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa dalam menganalisis data

koperasi dari tahun 2019 sampai 2021 , yaitu dengan analisis rasio keuangan.

1) Menghitung rasio likuiditas

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk beberapa kali atau dalam bentuk

presentase. Aktiva lancer menggambarkan alat bayar dan diasumsikan

semua aktiva lancer benar-benar bisa digunakan untuk membayar.

Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100%
Hutang Lancar

b. Ratio Sangat Lancar (Quick Ratio)

Rasioini menggambarkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid

mampu menutupi hutang lancar.

24
Aktiva Lancar−Persediaan
Quick Ratio = x 100%
Hutang Lancar

2) Menghitung rasio solvabilitas

a. Rasio Hutang atas Aktiva (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan hutang dapat dihitung oleh aktiva yang dimiliki

perusahaan.

Total Hutang
Debt Ratio= x 100%
Total Aktiva

b. Ratio Hutang atas Modal (Debt toEquity)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva

atau dapat juga dikatakan berapa besar porsi hutang bila dibandingkan

dengan aktiva.

Jumlah Hutang
Debt to Equity = x 100%
Jumlah Mo dal

3) Menghitung Ratio Rentabilitas

a. Margin Laba Bersih (Profit Margin)

Semakin besar rasionya akan menjadi semakin baik karena dianggap

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba adalah cukup tinggi.

Laba Bersih
Profit Margin = x 100 %
Penjualan

b. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Investment)

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba aktiva yang

dimiliki.returnon Investment mengukur tinggi kembalian investasi yang

25
telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva

yang dimiliki perusaahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana

yang berasal dari pemilik.

Laba Bersih(SHU )
Return on Investment = x 100 %
¿ tal Aktiva

4) Menghitung Ratio Aktivas

a. Total Assets Turnover

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Penjualan
Total Assets Turnover=
Total Akiva

b. Inventory Turnover

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya

persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menggambarkan efektifitas

manajemen persediaan.

Penjualan
Inventory Turnover =
Persediaan

3.6 Definisi Operasional

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan

maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu

penelitian ilmiah yang termuat dalam definisi operasional. Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini yaitu:

1. Kinerja keuangan adalah kinerja keuangan KPN Matiandano di Desa Pendolo

Kecamatan Pamona Selatan

26
2. Rasio keuangan adalah rasio keuangan KPN Matiandano di Desa Pendolo

Kecamatan Pamona Selatan yang terdiri atas:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek yang dimilikinya pada saat jatuh tempo.

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban baik utang jangka pendek

ataupun jangka panjangnya.

c. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas adalah bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu juga bertujuan untuk

mmengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan

operasional perusahaanya.

d. Rasio Aktiva

Rasio aktiva adalah semua sumber ekonomi atau nilai suatu kekayaan

oleh suatu entitas tertentu dengan harapan memberikan manfaat ekonomi

dan social yang dapat diukur dalam satuan.

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano berdiri pada Tanggal 1 April

1978 bernama Koperasi Konsumsi yang beranggotakan Pegawai Kantor Camat

Pamona Selatan dan guru-guru TK/SD Se-Kecamatan Pamona Selatan. Kemudian

pada Tahun 1985 koperasi konsumsi beralih menjadi koperasi “Simpan Pinjam”.

Latar belakang berdirinya Koperasi Pegawai Negeri Kecamatan Pamona

Selatan pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari adanya instruksi presiden

tentang keharusan adanya Koperasi Pegawai Negeri dalam lingkungan

departemen yang ada di wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan pada Instruksi

Presiden RI tersebut,maka Kantor Kecamatan Pamona Selatan sebagai salah satu

Instansi Pemerintah tepatnya tangggal 1 April 1978 mengadakan rapat dengan

agenda utama pendirian Koperasi Pegawai Negeri.Dalam rapat pendirian koperasi

tersebut telah di sepakati nama koperasi yaitu : Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Matiandano Kecamatan Pamona Selatan dengan keanggotaan badan pendiri

koperasi terdiri atas Pegawai Kantor Kecamatan, Pegawai Kantor P dan K serta

Guru-guru TK, SD, SMP, se Kecamatan Pamona Selatan.

28
Koperasi Pegawai Negeri Kecamatan Pamona Selatan disyahkan dengan

Badan Hukum :144.BH/XIX tanggal 15 Maret 1979. Koperasi yang pada saat ini

beranggotakan 320 orang bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam.

Maksud dan tujuuan pendirian koperasi untuk kepentingan usaha para

anggotannya sehingga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraaan para anggota.

Selain itu dalam anggaran dasar dan rumah tangga koperasi.Koperasi Pegawai

Negeri Matiandano Kecamatan Pamona Selatan juga diharapkan bisa mendorong

peningkatan ekonomi masyarakat.

4.1.2 Visi dan Misi Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano

a. Visi

Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Melalui Simpan Pinjam

b. Misi

1. Merekrut ASN Guru Kecamatan Pamona Selatan dan Pamona Tenggara

menjadi anggota Koperasi Matiandano

2. Melaksanakan RAT Tiap Tahun Berjalan

3. Pencairan Dana Simpan Pinjam Tepat Waktu

4. Pencairan Dana Pinjaman

5. Memperkecil Hutang tertunda oleh Anggota.

29
4.1.3 Struktur organisasi

Struktur organisasi Koperasi Pegawai Negeri Matiandano mempunyai

bentuk atau tipe organisasi garis, dimana arus komunikasi dari atas kebawah atau

sebaliknya. Organisasi garis adalah tertua yang paling sederhana, ciri-ciri

organisasi ini adalah organisasinya kecil, jumlah karyawannya sedikit dan saling

kenal serta spesialisasi kerja masih belum begitu tinggi. Struktur organisasi adalah

menunjukkan kondisi yang statis tentang tugas dari masing-masing bagian dalam

instasi atau perusahaan pendistribusian dan penempatan sumber daya manusia.

Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok

perkoperasian Bab Vlll Pasal 19 menyebutkan alat-alat koperasi terdiri dari:

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

30
RAPAT ANGGOTA

BPK
1. Yahya Takuno KETUA
2. Dj. A. Bandola M. Sumangkut, M.Pd
3. Saniban, S.Pd

SEKRETARIS BENDAHARA
Ersin Lasiro, Amd.Kom Fredik Toralawe, Sos

KARYAWAN KARYAWAN KARYAWAN


Yuan Uka Hendrik, S.Kom Marcelina Tobondo
Keterangan :

ANGGOTA KOPERASI

Gambar 2.1
Struktur Organisasi
Koperasi Pegawai Negeri Matiandano

Dari struktur organisasi tersebut, maka dengan jelas dapat diuraikan tugas dan

tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut :

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan yang tertinggi dalam

koperasi (AD/ART Pasal 15 ayat 1). Rapat anggota juga merupakan sarana

31
komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan atau antara pengurus

dengan anggota koperasi. Berdasarkan rapat anggota pula koperasi dapat

memutuskan tentang anggaran dasar, pemilihan pengurus dan badan

pengawas, serta rencana kerja dan pertanggungjawaban pengurus rapat

anggota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun (AD/ART Pasal

15 Ayat 3).

2. Pengurus

Pengurus dalam koperasi sangat penting artinya karena pengurus merupakan

bagian pelaksanaan kegiatan operasional koperasi antara lain mempunyai

tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Mengeluarkan instruksi-instruksi yang diperlukan untuk mengatur

pelaksanaan peraturan dan atau pedoman.

b. Memberikan garis-garis pokok kebijaksanaan bagi setiap usaha dan

kegiatan.

c. Menghadiri rapat-rapat atau pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh

pejabat, instasi pemerintah maupun swasta serta anggota kelompok

lainnya.

d. Mengangkat dan memberhentikan personil/manajer dan karyawan.

e. Memberikan sanksi dan atau penghargaan.

f. Mengadakan ikatan dan kerjasama dengan pihak lain di lingkungan

koperasi yang saling menguntungkan.

3. Pengawas

32
Badan Pengawas Koperasi mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. Mengadakan pengawasan secara lengkap terhadap kegiatan usaha dan

keuangan koperasi minimal 3 (tiga) bulan sekali

b. Pengawas membuat laporan tertulis hasil pengawasannya

c. Pengawas berwenang meneliti catatan yang ada pada koperasi

d. Pengawas berhak mendapatkan keterangan yang diperlukan.

4. Personalia (Karyawan)

Sebagaimana diketahui bahwa tenaga kerja atau karyawan adalah merupakan

motor penggerak dalam menjalankan roda usaha setiap hari. Sukses tidaknya

program kerja atau kegiatan yang akan jalankan akan sangat ditentukan oleh

kemampuan, keahlian dan bakat karyawan dalam menjalankan tugas-tugas

yang telah ditetapkan oleh pengurus koperasi. Oleh karena itu karyawan

koperasi adalah aset yang sangat penting guna mencapai tujuan dan sasaran

koperasi.

4.1.4. Keadaan KPN Matiandano

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) Matiandano di desa Pendolo Kecamatan Pamona Selatan, maka

berikut ini adalah keadaan KPN Matiandano.

a. Keanggotaan

33
Hubungan kerja baik dengan Dinas Perindakop tingkat Kabupaten, antar dan

inter Pengurus, Pengawas dan Badan Usaha lainnya tetap berjalan baik dan

lancar karena masing-masing telah bekerja sesuai kemampuan dan kriteria

yang ada. Demikian pula hubungan antara Pengurus dengan Anggota tetap

berjalan dengan baik karena sebagian besar anggota telah berpartisipasi aktif

dalam mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku di koperasi. Berikut ini

keadaan anggota KPN Matiandano Per 31 Desember 2021 :

Tabel 4.1
Keadaan Anggota Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano

Keadaan 2021 Keadaan


No Kecamatan per Masuk Keluar M.D Per
31/12/2020 31/12/2021
1. Pamona 162 2 8 2 154
Selatan
2. Pamona 86 - 6 - 80
Tenggara
3. Pamona 12 - 1 - 11
Barat
Jumlah 260 2 15 2 245
*Keluar Karena Pensiun dan Pindah Tugas*

b. Keadaan Keuangan

Untuk mengembangkan koperasi, pengurus masih menggantungkan modal

dari anggota yang bersumber pada :

- Simpanan Pokok Anggota

- Simpanan Wajib Anggota

- Simpanan Sukarela Anggota

- Sisa Hasil Usaha

Perkembangan keuangan Tahun Buku 2019 sampai dengan Tahun Buku

2021 sebagai berikut :

34
Tabel 4.2
Perkembangan Pendapatan Keuangan Tahun Buku 2019-2021

No Pendapatan Tahun
Simpanan 2019 2020 2021
1. Simpanan Pokok 2.780.000 2.640.000 2.320.000

2. Simpanan Wajib 506.960.000 404.690.000 406.710.000

3. Simpanan Sukarela 170.461.000 149.579.00 107.193.000

4. Sisa Hasil Usaha 149.259.151,5 198.457.000 96.490.370

c. Rasio Keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano

1. Rasio Likuiditas

Aktivalancar
1) Rasio Lancar (Current Ratio) = x 100 %
Hutanglancar

Tabel 4.3
Standar Penilaian Current Ratio

Standar Kriteria

¿ 200% Sangat Baik


175 % - 200% Baik
150% - 174% Cukup Baik
125% - 149% Kurang Baik
¿ 125 % Buruk
Sumber : Permenkop-UKM RI 2006

2.758.580 .500,00
Tahun 2019 Current Ratio = x 100 %
701.949.766,272

= 393 %

35
2.686 .943.469
Tahun 2020 Current Ratio = x 100 %
674.428.000

= 398%

2.535.500 .782
Tahun 2021Current Ratio = x 100 %
591.714 .630

= 428%

Tabel 4.4
Current Ratio Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Matiandano Tahun 2019-2021

Tahu Aktiva Lancar Hutang Lancar Current


n (Rp) (Rp) Rasio (%)
2019 2.758.580.500,00 701.949.766,272 393%
2020 2.686.943.469 674.428.000 398%
2021 2.535.500.782 591.714.630 428%
Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat rasio lancar (current ratio)

Koperasi Pegawai Negeri Matiandano mengalami kenaikan dari Tahun 2019

sampai Tahun 2021. Pada Tahun 2019 current ratio sebesar 393%, kemudian

pada Tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 5% maka current ratio menjadi

sebesar 398%. Peningkatan ini terjadi karena adanya penurunan aktiva lancar dan

hutang lancar. Dimana pada Tahun 2019 aktiva lancar sebesar Rp.

2.758.580.500,00 sedangkan pada Tahun 2020 sebesar Rp. 2.686.943.469.

Mengalami penurunan aktiva lancar dari Tahun 2019 dan Tahun 2020 dengan

selisih Rp. 71.637.031. Begitu juga dengan hutang lancar di Tahun 2019 sebesar

Rp. 701.949.766,272 sedangkan pada Tahun 2020 sebesar Rp. 674.428.000.

36
Mengalami penurunan hutang lancar dari Tahun 2019 dan Tahun 2020 dengan

selesih Rp. 27.521.766,277. Setelah itu, current ratio di Tahun 2021 mengalami

peningkatan sebesar 30% sehingga menjadi 428%. Maka berdasarkan standar

penilaian kriteria current ratio pada Tabel 4.3, Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Matiandano masuk dalam kriteria sangat baik. Ini berarti kinerja KPN Matiandano

dapat dinilai sangat baik.

Aktiva Lancar−Persediaan
a. Quick Ratio = x 100%
Hutang Lancar

Tabel 4.5
Standar Penilaian Quick Ratio

Standar Kriteria

¿ 200% Sangat Baik


175 % - 200% Baik
150% - 174% Cukup Baik
125% - 149% Kurang Baik
¿ 125 % Buruk
Sumber : Permenkop-UKM RI 2006

2.758.580 .500−370.575.271,58
Tahun 2019 Quick Ratio = x 100%
701.949 .766,272

= 340,2 %

2.686 .943.469−370.575.000
Tahun 2020 Quick Ratio = x 100%
674.428 .000

= 343 %

2.535.500 .782−271.201 .103


Tahun 2021Quick Ratio = x 100%
591.714 .630

= 383 %

37
Tabel 4.6
Quick Ratio Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) MatiandanoTahun 2019-2021

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick


(Rp) (Rp) (Rp) Rasio (%)
2019 2.758.580.500,00 370.575.271,58 701.949.766,272 340,2
2020 2.686.943.469 370.575.000 674.428.000 343
2021 2.535.500.782 271.201.103 591.714.630 383
Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat rasio cepat (quick ratio)

Koperasi Pegawai Negeri Matiandano mengalami kenaikan dari Tahun 2019

sampai Tahun 2021. Pada Tahun 2019 quick ratio sebesar 340,2%, kemudian

pada Tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 2,8% maka quick ratio menjadi

sebesar 343%. Peningkatan ini terjadi karena adanya penurunan aktiva lancar dan

hutang lancar. Dimana pada Tahun 2019 aktiva lancar sebesar Rp.

2.758.580.500,00 sedangkan pada Tahun 2020 sebesar Rp. 2.686.943.469. Setelah

itu, quick ratio di Tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 40% sehingga

menjadi 383%. Maka berdasarkan standar penilaian kriteria quick ratio pada

Tabel 4.5, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano masuk dalam kriteria

sangat baik untuk quick rationya. Ini berarti kinerja KPN Matiandano dapat

dinilai sangat baik.

38
2. Rasio Solvabilitas

Total Hutang
a. Debt Ratio = x 100 %
Total asset

Tabel 4.7
Standar Penilaian Debt to Ratio

Standar Kriteria

25% Sangat Baik


17% - 24% Baik
9% - 6% Cukup Baik
0% - 9% Kurang Baik
Sumber : Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (Aditya D.P, 2015)

701.949.766,272
Tahun 2019 Debt Ratio = x 100 %
3.043.277 .944,5

= 23,05 %

674.428.000
Tahun 2020 Debt Ratio = x 100 %
2.969.593 .469

= 22,71%

591.714 .630
Tahun 2021 Debt Ratio = x 100 %
2.791.580 .162

= 21,19 %

Tabel 4.8
Debt Ratio Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Matiandano Tahun 2019-2021

39
Tahun Total Aktiva Total Hutang Debt Ratio
(Rp) (Rp) (%)
2019 3.043.277.944,5 701.949.766,27 23,05 %
2
2020 2.969.593.469 674.428.000 22,71 %
2021 2.791.580.162 591.714.630 21,19 %
Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat debt ratio pada Tahun 2019

sebesar 23,05%, pada Tahun 2020 terjadi penurunan debt ratio menjadi 22,71%

dengan selisih sebesar 0,34%. Kemudian di Tahun 2021 terjadi penurunan debt

ratio sebesar 21,19% dengan selisih debt ratio pada Tahun 2020 sebesar 1,52%.

Hal ini terjadi karena adanya penurunan pada total hutang yang semula di Tahun

2019 sebesar Rp. 701.949.766,272 turun menjadi sebesar Rp. 674.428.000 di

Tahun 2020 dan kembali turun menjadi sebesar Rp. 591.714.630 di Tahun 2021.

Begitupun dengan total aktiva mengalami penurunan dari Tahun 2019 sampai

dengan Tahun 2021. Maka berdasarkan standar penilaian kriteria debt ratio pada

Tabel 4.7, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano masuk dalam kriteria

baik untuk debt rationya. Ini berarti kinerja KPN Matiandano dapat dinilai baik.

Jumlah Hutang
b. Debt to Equity = x 100%
Jumlah Mo dal

Tabel 4.9
Standar Penilaian Debt to Equity Ratio

Standar Kriteria

40
¿100% Sangat Baik
70% - 100% Baik
40% - 90% Cukup Baik
0% - 39% Kurang Baik
Sumber : Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (Aditya D.P, 2015)

701.949 .766,272
Tahun 2019 Debt to Equity = x 100%
2.341.328 .178,21

= 29,98 %

674.428.000
Tahun 2020 Debt to Equity = x 100%
2.295.163 .469

= 29,38 %

591.714 .630
Tahun 2021 Debt to Equity = x 100%
2.199.865 .532

= 26,89 %

Tabel 4.10
Debt to Equity Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Matiandano Tahun 2019-2021

Tahun Jumlah Hutang Jumlah Modal Persentase


(Rp) (Rp) (%)
2019 701.949.766,272 2.341.328.178,2 29,98
1
2020 674.428.000 2.295.163.469 29,38
2021 591.714.630 2.199.865.532 26,89
Sumber : Data diolah (2022)

41
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dinilai debt to equity pada Tahun

2019 sebesar 29,98%, pada Tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 29,38% dan

pada Tahun 2021 sebesar 26,89%. Ini terjadi karena adanya penurunan jumlah

hutang dan jumlah modal dari Tahun 2020 sampai dengan Tahun 2021. Maka

berdasarkan standar penilaian kriteria debt to equity pada Tabel 4.9, Koperasi

Pegawai Negeri (KPN) Matiandano masuk dalam kriteria kurang baik untuk debt

rationya karena masuk dalam standar penilaian 0%-39% . Ini berarti kinerja KPN

Matiandano dapat dinilai kurang baik.

3. Rasio Rentabilitas

Laba Bersih(SHU )
a. Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan

Tabel 4.11
Standar Penilaian Net Profit Margin

Standar Kriteria

≥15% Sangat Baik


¿10% s/d ¿ 15% Baik
¿5% s/d ¿ 10% Cukup Baik
¿1% s/d ¿5% Kurang Baik
≥1% Sangat Kurang
Sumber : Permenkop-UKM RI 2006

176.259.152
Tahun 2019 Net Profit Margin = x 100 %
2.710.636 .000,00

= 6,50 %

198.457 .000
Tahun 2020 Net Profit Margin = x 100 %
2.702.999 .000

= 7,34 %

42
96.490.370
Tahun 2021 Net Profit Margin = x 100 %
2.480.298 .000

= 3,88 %

Tabel 4.12
Net Profit Margin Koperasi Pegawai Negeri
(KPN)Matiandano Tahun 2019-2021

Tahun Laba Bersih Penjualan Profit


(Rp) (Rp) Margin
(%)
2019 176.259.152 2.710.636.000,00 6,50

2020 198.457.000 2.702.999.000 7,34

2021 96.490.370 2.480.298.000 3,88

Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat untuk net profit margin

presentase dari Tahun ke Tahun terjadi perubahan yaitu di Tahun 2019 sebesar

6,50 %, di Tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 7,34% dan turun drastis di

Tahun 2021 sebesar 3,88%. Maka berdasarkan penilaian kriteria net profit margin

pada Tabel 4.11 di Tahun 2019 dan Tahun 2020 masuk dalam kriteria cukup baik

serta di Tahun 2021 masuk dalam kriteria kurang baik. Hal ini menunjukkan

bahwa kinerja dapat dikatakan kurang baik untuk itu KPN matiandano di Tahun

2022 diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya.

43
Laba Bersih(SHU )
b. Return on Investment = x 100 %
t o tal Aktiva

Tabel 4.13
Standar Penilaian Return on Investment

Standar Kriteria

¿10% Sangat efisien

6% - 9% Efisien
0% - 5% Cukup efisien
¿ 10% Kurang efisien
Sumber : Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (Aditya D.P, 2015)

176.259.152
Tahun 2019 Return on Investment = x 100 %
3.043.277 .944,5

= 0,058 %

198.457 .000
Tahun 2020 Return on Investment = x 100 %
2.969.593 .469

= 0,067 %

96.490 .370
Tahun 2020 Return on Investment = x 100 %
2.791.580 .162

= 0,035 %

44
Tabel 4.14
Return on Investment Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Matiandano Tahun 2019-2021
Tahun Laba Bersih Total Aktiva Return on
(Rp) (Rp) Investment
(%)
2019 176.259.152 3.043.277.944,5 0,058

2020 198.457.000 2.969.593.469 0,067

2021 96.490.370 2.791.580.162 0,035

Sumber: Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat Return on Investment pada Tahun

2019 sampai Tahun 2021 tidak terjadi peningkatan yang sangat signifikan yaitu

pada Tahun 2019 sebesar 0,058%, Tahun 2020 sebesar 0,067% dan Tahun 2021

sebesar 0,035%. Untuk kriteria penilaian Return on Investment pada KPN

matiandano masuk dalam kriteria cukup efisien. Ini terjadi karena tidak adanya

peningkatan laba bersih yang dihasilkan oleh KPN Matiandano.

4. Rasio Aktiva

Penjualan
a. Total Assets Turnover =
Total Aktiva

Tabel 4.15
Standar Penilaian Total Assets Turnover

Standar Kriteria

≥3,5 kali Sangat Baik


2,5 kali s/d ¿ 3,5 kali Baik
1,5 kali s/d ¿ 2,5kali Cukup
1 kali s/d ¿ 1,5 kali Kurang
¿ 1 kali Sangat Kurang

45
Sumber : Pemenkop-UKM RI 2006

2.710.636 .000,00
Tahun 2019 Total Asset Turnover =
3.043.277 .944,5

= 0,89 Kali

2.702.999 .000
Tahun 2020Total Asset Turnover= x 100 %
2.969.593 .469

= 0,91 Kali

2.480.298 .000
Tahun 2021Total Asset Turnover= x 100 %
2.791.580 .162

= 0,88 Kali

Tabel 4.16
Total Assets Turnover Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Matiandano Tahun 2019-2021

Tahun Penjualan Total Aktiva Assets


(Rp) (Rp) Turnover
2019 2.710.636.000,00 3.043.277.944,5 0,89 kali

2020 2.702.999.000 2.969.593.469 0,91 Kali

2021 2.480.298.000 2.791.580.162 0,88 Kali

Sumber: Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat dilihat rasio perputaran persediaan

pada KPN Matiandano yaitu rasio perputaran persediaan pada Tahun 2019 sebesar

0,89 kali, kemudian pada Tahun 2020 sebesar 0,91 kali dan pada Tahun 2021

sebesar 0,88 kali. Presentase yang di peroleh dapat dilihat rata-rata sebesar 1%.

Maka berdasarkan standar penilaian kriteria assets turnover pada Tabel 4.15,

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano masuk dalam kriteria kurang untuk

nilai Total Asset Turnover karena masuk dalam standar penilaian yaitu 1 kali s/d

46
1,5 kali. Ini berarti kinerja KPN Matiandano dinilai kurang menghasilkan

penjualan berdasarkan total aktiva yang dimilikinya.

Penjualan
b. Inventory Turnover =
Persediaan

Tabel 4.17
Standar Penilaian Inventory Turnover

Standar Kriteria

¿5 kali Sangat efisien

Sumber : Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (Aditya D.P, 2015)

2.710.636 .000
Tahun 2019 Inventory Turnover =
370.575.271,58

= 7,31 Kali

2.703.999 .000
Tahun 2020 Inventory Turnover =
370.575.000

= 7,29 Kali

2.480.298 .000
Tahun 2021 Inventory Turnover =
271.201.103

= 9,15 Kali

Tabel 4.18
InventoryTurnover Koperasi Pegawai Negeri
(KPN) Matiandano Tahun 2019-2021

Tahun Penjualan Persediaan Inventory


(Rp) (Rp) Turnover
2019 2.710.636.000,00 370.575.271,58 7,31 Kali

2020 2.702.999.000 370.575.000 7,29 Kali

47
2021 2.480.298.000 271.201.103 9,15 Kali

Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat dinilai rasio perputaran persediaan

pada KPN Matiandano yaitu rasio perputaran persediaan pada Tahun 2019 sebesar

7,31 kali, kemudian pada Tahun 2020 sebesar 7,29 kali dan pada Tahun 2021

sebesar 9,15 kali. Pada Tahun 2021 terjadi peningkatan dengan selisih 1,86 kali

dengan Tahun 2020. Maka berdasarkan standar penilaian kriteria inventory

turnover pada Tabel 4.17, Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano masuk

dalam kriteria sangat efisien untuk inventory turnover karena masuk dalam

standar penilaian yaitu ¿5 kali. Ini berarti kinerja KPN Matiandano dapat dinilai

sangat efisien.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) Matiandano Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso selama

periode Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2021, dapat disajikan hasil perhitungan

rasio keuangan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.19
Kondisi Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano
Tahun 2019-2021

Jenis Rasio Keuangan 2019 2020 2021 Kriteria


A. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio 393% 398% 428% Sangat Baik

48
2. Quick Ratio 340,2% 343% 383% Sangat Baik

B. Rasio Solvabilitas

1. Debt ratio 23,05% 22,71% 21,19% Baik

2. Debt to equity 29,98% 29,38% 26,89% Kurang Baik

C. Rasio Rentabilitas

1. Net Profit Margin 6,50% 7,34% 3,88%] Cukup Baik

2. Return on Investment 0,058 % 0,067% 0,035% Cukup efisien

D. Rasio Aktiva

1. Total assets turnover 0,89 kali 0,91 kali 0,88 kali Kurang

2. Inventory turnover
7,31 kali 7,29 kali 9,15 kali Sangat efisien
Sumber : hasil olahan data (2022)

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat hasil penilaian kinerja keuangan

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano menggunakan rasio keuangan yaitu

rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan rasio aktiva.

1. Kondisi Keuangan dilihat dari Rasio Likuiditas

Berdasarkan Tabel 4.19 secara keseluruhan dapat diketahui nilai current ratio

pada KPN matiandano dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 terjadi

peningkatan di mana masuk dalam kriteria sangat baik karena nilai presentase

yang diperoleh ¿200%. Dapat dikatakan bahwa Koperasi ini memiliki modal

yang sangat mampu membayar utang-utangnya. Sedangkan untuk nilai quick

ratio pada KPN Matiandano dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 terjadi

peningkatan dimana masuk dalam kriteria sangat baik. Ini berarti Koperasi ini

juga sangat mampu melunasi kewajiban atau hutangnya.

49
2. Kondisi Keuangan dilihat dari Rasio Solvabilitas

Berdasarkan Tabel 4.19 secara keseluruhan untuk nilai debt ratio dari Tahun

2019 sampai Tahun 2021 masuk dalam kriteria Baik. Ini berarti kinerja

koperasi berdasarkan debt ratio dikatakan baik karena jumlah total aktiva

yang disajikan dalam laporan keuangan dapat menutupi hutang-hutangnya.

Untuk mempertahankan tingkat rasio hutang terhadap aktiva maka sebaiknya

perusahaan dapat lebih meningkatkan total aktivanya agar bisa menutupi

hutangnya. Sedangkan untuk nilai debt to equity secara keseluruhan masuk

dalam kriteria kurang baik.

3. Kondisi Keuangan dilihat dari Rasio Rentabilitas

Berdasarkan Tabel 4.19 secara keseluruhan untuk nilai net profit margin dan

return on investment dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 masuk dalam

kriteria cukup baik atau cukup efisien. Dapat dikatakan koperasi ini cukup

baik dan cukup efisien berdasarkan standar penilaian kinerja keuangannya.

4. Kondisi Keuangan dilihat dari Rasio Aktiva

Berdasarkan Tabel 4.19 secara keseluruhan untuk nilai total assets turnover

dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 masuk dalam kriteria belum efisien.

Untuk itu koperasi ini diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya dalam

mengelolah perputaran aset yang ada. Sedangkan untuk nilai inventory

turnover dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 masuk dalam kriteria sangat

efisien.

50
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan kinerja keuangan pada

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Matiandano di Desa Pendolo Kecamatan

Pamona Selatan Kabupaten Poso sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 nilai yang ditunjukan

oleh Qurrent Ratio dan Quik Ratio diperoleh dalam kriteria sangat baik,

karena rasionya >200% .

51
2. Rasio solvabilitas dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 berdasarkan nilai

yang ditunjukan oleh Debt Ratio termasuk dalam kriteria baik, sedangkan

Debt to Equity termasuk kriteria kurang baik karena kurang dari 39%.

3. Rasio rentabilitas dari Tahun 2019 sampai Tahun 2020 berdasarkan nilai Net

Profit Margin termasuk kriteria cukup baik karena berada pada rentang 5%-

10% sedangkan Tahun 2021 ROI termasuk kategori cukup efisien karena

berada pada rentang 0-5%.

4. Rasio aktiva dari Tahun 2019 sampai Tahun 2021 berdasarkan nilai Total

Asset Turnover termasuk kategori kurang karena berada pada rentang 1 kali

atau kurang dari 1,5 kali sedangkan nilai intervory turnover termasuk kategori

sangat efisien karena masuk dalam standar >5 kali.

5.2. Saran

Berdasarkan data hasil penelitian, analisis yang telah dilakukan dan kesimpulan

yang diperoleh maka penulis memberikan saran yaitu untuk meningkatkan

likuiditas, koperasi ini diharapkan dari Tahun ke Tahun meningkatkan aktiva

lancarnya dan untuk meningkatkan aktiva koperasi ini diharapkan meningkatkan

efektivitas penjualan.

52
DAFTAR PUSTAKA

Aditya D.P 2015. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.

Algifari.2013. Statistika Deskripsi Plus untuk Ekonomi dan Bisnis.UPP STIM


YKPN, Yogyakarta.

Aminah, Siti. 2016. “Analisis Common size Statement dan Trend untuk Menilai
Kinerja Keuangan PT.KAI”. Jurnallmu dan Riset Manajemen.Vol. 5.
(Maret).No.3.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta, Bandung.


Hanafi, Mamduh M., dan Halim, Abdul. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
STIE YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2017. Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Hery.2015 .Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan . CAP,


Yogyakarta.

53
Nugroho Faozan, 2021, Pengertian Koperasi, Tujuan, Prinsip, Fungsi dan Jenis-
Jenisnya, (https://m.bola.com/ragam/read/4451491/pengertian-koperasi-
tujuan-prinsip-fungsi-dan-jenis-jenisnya?page=2), Diakses pada Tanggal 17
Januari 2021
Pratama, Hilarius Andhika Heru. 2016. “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan
Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada Koperasi Tahun
2011-2015”.Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wartoyo. 2013. “Analisis Common size terhadap Kinerja Keuangan Bank


Syariah”.Jurnal.Islam IAIn Syekh Nurjati Cirebon.

William Marianno. 2017. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja


Keuangan Perusahaan. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Samta
Dharma, Yogyakarta.

54

Anda mungkin juga menyukai