Anda di halaman 1dari 10

FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN

DEHISIENSI LUKA OPRASI


(POST SC)

DI SUSUN OLEH :
RAHEL NOVELIN MOULA
NIM:
20010023

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA MANDIRI POSO
2022
BAB I
KONSEP MEDIS

A. Definisi

Sectio caesarea adalah suatu pembedahan yang dilakukan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding perut serta dinding uterus untuk melahirkan janin dari dalam
rahim (Padila, 2015).
Sectio caesarea yaitu suatu persalinan yang dibuat dimana janin yang
dilahirkan dengan cara melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
serta berat janin diatas 500 gram (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012).
Luka yang sering terjadi diarea kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka bedah sectio
caesarea, luka bedah abdomen karena kasus ginekologi, atau luka akibat komplikasi
proses persalinan (Maryunani, 2014). Luka merupakan suatu keadaan yang
mengakibatkan terputusnya kontinuitas jaringan. Penyebabnya bisa karena trauma,
operasi, ischemia, dan tekanan (Ekaputra, 2013).
Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya kontinuitas jaringan tubuh
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh dan mengakibatkan
terganggunya aktivitas sehari – hari (Damayanti, Pitriani, & Ardhiyanti, 2015).
Luka Operasi yaitu luka akut yang dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan
untuk terapi atau rekonstruksi (Murtutik & Marjiyanto, 2013).

B. ETIOLOGI

Seringnya, infeksi luka operasi disebabkan oleh bakteri Staphyolococcus,


Streptococcus, dan Pseudomonas. Ketika pembedahan melibatkan organ perineum,
usus, sistem alat kelamin, atau saluran kemih, coliform dan bakteri anaerob dapat
menjadi penyebab terjadinya infeksi ini.
Bakteri dapat menginfeksi luka operasi melalui beberapa cara, misalnya dari kontak
petugas kesehatan atau alat bedah yang telah terkontaminasi, melalui udara yang kotor,
atau bisa juga muncul dari kuman yang sudah ada dalam tubuh yang kemudian
menyebar ke dalam luka.

C. MANIFESTASI KLINIK

Tanda gejala infeksi luka operasi menurut (Muttaqien et al., 2014) yaitu :
a. Terdapat nyeri dan pus disekitar luka sectio caesarea.
b. Terdapat kemerahan dan bengkak di sekeliling luka sectio caesarea.
c. Terdapatnya peningkatan suhu tubuh.
d. Terjadinya peningkatan sel darah putih.
Tanda dan gejala yang terjadi pada infeksi luka menurut (Smeltzer, 2002) yaitu :
a. Rubor
Rubor atau kemerahan yaitu hal pertama yang terlihat ketika mengalami
peradangan, saat reaksi peradangan timbul terjadi pelebaran arteriola yang
mensuplai darah ke tempat peradangan. Sehingga darah lebih banyak mengalir ke
mikrosirkulasi lokal serta kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah.
Keadaan yang serperti ini disebut hyperemia yang menyebabkan warna merah lokal
karena peradangan akut.

b. Kalor
Kalor ini terjadinya bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut,
kalor disebabkan oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki
suhu 37 derajat celcius akan disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami
radang lebih banyak dari pada ke daerah yang normal.

c. Dolor
Pengeluaran zat seperti histamin atau bioaktif dapat merangsang suatu saraf.
Rasa sakit pula disebabkan oleh suatu tekanan meninggi akibat pembengkakan
jaringan yang meradang.

d Tumor
Pembengkakan disebabkan oleh hiperemi dan juga sebagian besar ditimbulkan
oleh pengiriman cairan serta sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringa
interstitial.

e. Functio Laesa
Function laesa merupakan reaksi dari suatu peradangan, tetapi secara
mendalam belum diketahui mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang.

D. PATOFISIOLOGI

Dampak jika ibu nifas mengalami suatu infeksi luka post sectio caesarea
dan jika tidak segera ditangani dengan cepat akan mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada jaringan epidermis maupun dermis serta gangguan sistem
persyarafan, dan kerusakan jaringan seluler (Hasanah & Wardayanti, 2015).

E. KOMPLIKASI

Ada lima jenis komplikasi yang bisa terjadi akibat infeksi luka operasi.
1. Selulitis
Infeksi bekas luka operasi bisa menyebabkan terjadinya selulitis. Kondisi ini terjadi
ketika infeksi menyebar ke jaringan di bawah kulit dan menimbulkan bekas yang khas.

2. Sepsis
Salah satu komplikasi infeksi yang harus diwaspadai adalah sepsis. Kondisi ini sangat
berbahaya dan mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi karena bakteri menyebar melalui
aliran darah ke seluruh tubuh, kemudian menyebabkan perubahan tanda vital, seperti
suhu tubuh, tekanan darah, serta frekuensi denyut jantung dan pernapasan.

3. Jaringan Parut
Infeksi yang terjadi karena bekas luka operasi juga bisa menyebabkan munculnya
jaringan parut. Tak hanya itu, bekas luka yang mengalami komplikasi juga bisa memicu
munculnya kumpulan nanah dan abses pada kulit.

4. Infeksi Lanjutan
Infeksi pada bekas luka operasi juga bisa memicu terjadinya infeksi kulit lainnya,
seperti impetigo. Selain itu, infeksi juga bisa menyebabnya perkembangan infeksi lebih
lanjut yang disertai dengan tetanus.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

➢ Mengamati gejala yang timbul pada pengidap.

➢ Memeriksa luka, seperti tampilan sayatan luka operasi.

➢ Mengambil sampel cairan dari luka operasi guna menemukan bakteri dari
sayatan yang menjadi penyebab dari luka infeksi.

G. PENATALAKSANAAN

Beberapa tindakan perawatan bisa Anda lakukan untuk mempercepat proses pemulihan
dan penyembuhan luka. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan Anda telah
melakukan tindak perawatan luka besar dengan benar.
Berikut ini sejumlah cara perawatan luka besar dan luka pasca operasi yang tepat:
1. Menjaga luka tetap kering
Dalam waktu 24 jam setelah operasi, jangan biarkan luka Anda terkena cairan. Untuk
menjaga luka supaya tetap kering, Anda sebaiknya tidak mandi pada hari pertama
setelah menjalani operasi bedah. Konsultasikan dengan dokter apabila Anda ingin
mandi pasca operasi.
Setelah 24 jam, hindari mandi dengan cara berendam. Mandi dengan cara berendam
dapat membuat luka menjadi lembek dan terbuka kembali. Selain itu, jaga supaya luka
Anda tidak terkena produk mandi seperti sabun atau shampo.

2. Membatasi aktivitas pada tempat luka


Agar luka tidak terbuka kembali, batasi aktivitas pada bagian tubuh Anda yang
mengalami luka. Sebagai contoh, jika luka ada pada tangan, hindari beraktivitas
menggunakan tangan yang terdapat luka bekas operasi.
Untuk mempercepat proses penyembuhan, dokter biasanya akan meminta untuk
menghindari aktivitas-aktivitas seperti mengangkat benda maupun melakukan olahraga
berat selama satu bulan pasca operasi. Apabila luka terbuka kembali, segeralah
berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan.

3. Menjaga luka tetap bersih


Sebagai upaya mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi, selalu jaga
area sekitar luka tetap bersih. Untuk membersihkan luka, Anda bisa menggunakan kasa
atau kain yang telah direndam dalam air sabun.
Hindari membersihkan luka dengan pembersih kulit, sabun antibakteri, obat antiseptik,
losion, krim, dan produk herbal. Penggunaan benda-benda tersebut dapat berpotensi
merusak kulit yang mengalami luka serta memperlama proses penyembuhan.

4. Memilih plester yang sesuai untuk luka besar


Menggunakan plester dapat membantu menjaga luka tetap bersih dan steril. Plester
mencegah kotoran-kotoran yang berpotensi menempel pada luka. Selain itu, plester
juga dapat membantu melindungi luka dari cairan, terutama ketika mandi.
Cairan meningkatkan risiko luka Anda terbuka kembali. Oleh sebab itu, pastikan Anda
memilih plester dengan ukuran yang sesuai untuk luka besar Anda dan terbuat dari
bahan yang kedap air. Pastikan juga plester tidak menyakitkan saat dilepas.

H. PENCEGAHAN
Sebaiknya lakukan pencegahan berikut agar kamu terhindar dari kondisi infeksi luka
operasi:
• Pastikan tubuh kamu dalam keadaan bersih ketika kamu melakukan tindakan operasi.
• Hindari memakai pakaian maupun aksesori apa pun ketika akan melakukan tindakan
operasi.
• Setelah tindakan operasi, pastikan luka tertutup dalam keadaan kering dan bersih.
Kegiatan mandi dilakukan sebelum operasi dan beberapa hari setelah tindakan operasi.
• Sebaiknya minum antibiotik profilaksis terlebih dulu sebelum operasi.
• Hindari terlalu sering menyentuh area tubuh yang menjadi lokasi tindakan operasi.
• Hindari menggaruk area tubuh yang menjadi lokasi tindakan operasi ketika gatal.
Sebaiknya diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc jika mengalami kondisi
yang tidak biasa, seperti gatal, panas atau mengeluarkan nanah.

I. PENYIMPANGAN KDM
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, serta data yang
dikumpulkan secara sistematis yang digunakan untuk menentukan status 7ection7a
pasien saat ini. Pengkajian harus dilaksanakan secara komprehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual (Kozier et al, 2011). Pengkajian
keperawatan pada ibu post 7ection caesarea menurut (Jitowiyono & Kristiyanasari,
2012) yaitu :
a. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, 7ection7an, suku bangsa, perkerjaan, agama, alamat,
status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik.

b. Keluhan utama.
Pada pasien post 7ection caesarea keluhan utama yang timbul yaitu nyeri
pada luka post operasi.

c. Riwayat persalinan sekarang


Pada pasien post 7ection caesarea kaji 7ection persalinan yang dialami sekarang.

d. Riwayat menstruasi
Pada ibu, yang perlu ditanyakan adalah umur menarche, siklus haid, lama haid,
apakah ada keluhan saat haid, hari pertama haid yang terakhir.

e. Riwayat perkawinan
Yang perlu ditanyakan yaitu usia perkawinan, usia pertama kali kawin.

f. Riwayan kehamilan, persalinan dan nifas


Untuk mendapatkan data kehamilan, persalinan dan nifas yang perlu diketahui
yaitu HPHT untuk menentukan tafsiran partus (TP), berapa kali periksa saat
hamil, apakah sudah imunisasi TT, umur kehamilan saat persalinan, berat bada
anak saat lahir, jenis kelamin, keadaan anak saat lahir.

g. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi


Tanyakan pada ibu apakah menggunakan alat kontrasepsi, alat kontrasepsi yang
pernah digunakan, adakah keluhan saat menggunakan saat menggunakan alat
kontrasepsi, pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

h. Pola kebutuhan sehari-hari


1) Bernafas, pada pasien dengan post 7ection caesarea tidak terjadi kesulitan dalam
menarik nafas maupun saat menghembuskan nafas.

2) Makan dan minum, pada pasien post 7ection caesarea tanyakan berapa kali makan
sehari dan berapa banyak minum dalam satu hari.
3) Eliminasi, pada pasien post 8ection caesarea pasien belum melakukan BAB,
sedangkan BAK menggunakan dower kateter yang tertampung di urine bag.

4) Istirahat dan tidur, pada pasien post section caesarea terjadinya gangguan pada
pola istirahat tidur, dikarenakan adanya nyeri pasca pembedahan.

5) Gerakan dan aktifitas, pada pasien post 8ection caesarea terjadinya gangguan
8ection dan aktifitas oleh karena pengaruh anastesi pasca pembedahan.

6) Kebersihan diri, pada pasien post 8ection caesarea kebersihan diri dibantu oleh
perawat dikarenakan pasien belum bisa melakukannya secara mandiri.

7) Berpakian, pada pasien post 8ection caesarea biasanya mengganti pakaian


dibantu oleh perawat.

8) Rasa nyaman, pada pasien post section caesarea akan mengalami


ketidaknyamanan yang dirasakan pasca melahikan.

9) Konsep diri, pada pasien post 8ection caesarea seorang ibu, merasa senang atau
minder dengan kehadiran anaknya, ibu akan berusaha merawat anaknya.

10) Sosial, pada ibu 8ection caesarea lebih banyak berinteraksi dengan perawat dan
tingkat ketergantungan ibu terhadap orang lain akan meningkat.

11) Belajar, kaji tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan post partum terutama
untuk ibu dengan 8ection caesarea meliputi perawatan luka operasi, perawatan
panyudara, kebersihat vulva atau cara cebok yang benar, nutrisi, KB, seksual,
serta hal-hal yang yang perlu diperhatikan pasca pembedahan. Disamping itu
juga perlu ditanyakan tentang perawatan bayi seperti, memandikan bayi,
merawat tali pusat dan cara meneteki yang benar.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. kerusakan intergritas kulit beruhubungan dengan perubahan status nutrisi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Tujuan
Observasi :
➢ Identifikasi skala nyeri
P : penyebab nyeri pasca oprasi
Q : nyeri ringan
R : dibagian perut
S: 1
T : dari pasca oprasi dan pasien masuk rumah sakit lagi karna keluarnya cairan dari perut
bekas oprasi ( padah tanggal 17 agustus 2022)

➢ Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri


➢ Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
Terapeutik :
➢ Berikan Teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
➢ Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
➢ Fasilitasi istrahat dan tidur
➢ Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
➢ Jelaskan penyebab , periode , dan pemicu nyeri
➢ Jelaskan strtegi meredakan nyeri
➢ Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

2. . kerusakan intergritas kulit beruhubungan dengan perubahan status nutrisi


Tindakan
Observasi :
➢ Identifikasi factor yang mempengaruhi asupan gizi
➢ Identifikasi pola makan
➢ Monitor asupam oral
Terapeutik :
➢ Timbang berat badan
➢ Hitung perubahan berat badan
➢ Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
➢ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
➢ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
➢ Informasikan hasil pemantauan , jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R., 2018. Faktor Risiko Infeksi Luka Operasi Bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Berkala Kesehatan, 4(1), pp.10-
17.
Agustina, Eva. and Syahrul, F., 2017. The Effect of Operating Procedure with
Infection Incidence on Contaminated Cleaning Operating Patients (Case
Control Study in RSU HAJI Surabaya). Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(3),
pp.351-360.
Asrawal, A., Hasan, D. and Daniel, D., 2019. Faktor Risiko Terjadinya Infeksi
Daerah Operasi pada Pasien Bedah Orthopedi di Rsup Fatmawati Periode

Anda mungkin juga menyukai