Anda di halaman 1dari 7

Majalah Kedokteran UKI 2016 Vol XXXII No.

2
April - Juni
Artikel Asli

Infeksi Oportunistik pada Pasien Terinfeksi HIV di Rumah Sakit dr. Soedarso,
Pontianak, Kalimantan Barat

Diana Natalia,1* Wiwi E Susanti,2 Afifah Mukarromah3

Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura


1

Klinik Melati Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso Kota Pontianak
2

3
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Abstrak
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yaitu limfosit CD4. Dengan semakin berkembangnya penyakit di
tubuh, jumlah limfosit CD4 juga semakin menurun dan dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi oportunistik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi infeksi oportunistik di Pontianak, Kalimantan Barat. Desain
penelitian ini menggunakan studi deskriptif-retrospektif yang dilakukan di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso, kota
Pontianak tahun 2013 dengan jumlah 85 pasien terinfeksi HIV. Hasil penelitian didapatkan infeksi oportunistik
yang tersering adalah tuberkulosis (27,9%), diikuti dengan diare (25,6%) dan kandidiasis orofarings (11,6%).
Infeksi oportunistik terjadi pada 71,6% pasien, terutama pada pasien dengan jumlah CD4 < 200 sel/µL.

Kata kunci: koinfeksi, Orang dengan HIV/AIDS, prevalensi

Opportunistic Infection Among HIV Infected Patient in dr. Soedarso Hospital,


Pontianak, West Kalimantan

Abstract
HIV attacks CD4 lymphocytes immune system. As the disease develops in the body, the number of CD4 lymphocyte
also decreases which can increase the risk of opportunistic infections. The purpose of this study was to evaluate the
prevalence of opportunistic infections in Pontianak, west Kalimantan. This study use an descriptive-retrospective
method. The study was conducted at Klinik Melati RSUD dr. Soedarso in 2013 in 85 HIV infected patients. The
results showed the most common opportunistic infection was tuberculosis (27.9%), followed by diarrhea (25.6%)
and oropharyngeal candidiasis (11.6%). Opportunistic infection occured in 71,6 % patients, especially with CD4
count <200cell/µl.

Keywords: co-infection, people living with HIV/AIDS, prevalence

*DN: Penulis Koresponden; E-mail: dnat_2005@yahoo.com

60
Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui prevalensi dan jenis infeksi
Human immunodeficiency virus oportunistik (IO) pada penderita HIV/
(HIV) adalah virus yang menyerang AIDS di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso,
sistem kekebalan tubuh dan melemahkan Pontianak tahun 2013.
kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.
Kumpulan gejala penyakit akibat lemahnya Bahan dan Cara
sistem kekebalan tubuh disebut AIDS.1
Laporan epidemiologi AIDS global Penelitian ini merupakan penelitian
menunjukkan terdapat 34 juta orang deskriptif- retrospektif. Penelitian dilakukan
terinfeksi HIV di seluruh dunia.2 Di di Klinik Melati RSUD dr. Soedarso, kota
Indonesia jumlah kasus HIV dan AIDS Pontianak selama bulan Oktober-November
yang dilaporkan pada tahun 2013 adalah 2014. Populasi penelitian ini adalah semua
29 037 kasus HIV dan 5 608 kasus AIDS. pasien baru rawat jalan HIV/AIDS di Klinik
Di Kalimantan Barat laporan tahun 1987 Melati RSUD dr. Soedarso, kota Pontianak
sampai dengan 31 Desember 2013 terdapat pada bulan Januari sampai Desember
3 973 pasien terinfeksi HIV dan 1 699 tahun 2013. Data yang dianalisis berasal
penderita AIDS3. Jumlah kasus HIV positif dari rekam medik pasien. Kriteria inklusi
di RSUD dr Soedarso yang dilaporkan dari penelitian ini adalah pasien baru dengan
bulan Januari sampai Juni 2013 sebanyak rekam medik lengkap.
124 kasus.4 Prevalensi kasus HIV/AIDS
adalah 0,027/1000 penduduk Kalimantan Hasil
Barat dan insidens 8,12%.
Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan Dari hasil penelusuran rekam medis
pada sistem kekebalan tubuh yang antara didapatkan jumlah pasien baru terinfeksi
lain ditandai oleh penurunan jumlah sel HIV sebanyak 124 orang, tetapi yang
CD4, yang merupakan bagian penting sistem memenuhi kriteria inklusi penelitian ini 85
kekebalan. Jumlah CD4 darah merupakan orang. Karakterisitik pasien dapat dilihat
salah satu parameter yang digunakan pada Tabel 1.
untuk mengetahui apakah pasien telah Sebanyak 61 dari 85 (71%) pasien
atau akan memasuki fase AIDS.5 Rusak- mengalami IO. Jenis IO yang ditemukan
nya sistem kekebalan menjadikan pasien adalah infeksi jamur parasit, bakteri dan
rentan terhadap infeksi yang disebabkan infeksi virus (Tabel 2). Juga ditemukan IO
oleh mikro-organisme lain. Infeksi yang yang tidak diketahui penyebabnya karena
disebabkan oleh mikro-organisme lain pada diagnosis hanya ditegakkan berdasarkan
AIDS disebut sebagai infeksi oportunistik.6 gejala klinis. Sebanyak 48 dari 61 pasien
Penurunan jumlah CD4 merupakan faktor (78,7 %) mempunyai hitung CD4 <200 sel/
resiko infeksi oportunistik pada AIDS.3 µl dan 13 pasien (21,3 %) dengan jumlah
Infeksi oportunistik yang paling umum CD4 >200 sel/µl. Dua puluh satu (34,4%)
dijumpai di Indonesia adalah tuberkulosis pasien memiliki lebih dari satu IO (Tabel 3).
paru, pneumonia pneumocystis (PCP), Dari 85 pasien terinfeksi HIV, delapan
kandidiasis oral, diare, dermatitis, herpes pasien (9,4%) telah meninggal dunia. Dari
zooster, herpes simplex, limfadenopati delapan pasien tersebut, empat menderita
generalisata persisten, toksoplasmosis dan tuberkulosis, dua orang dengan diare
ensefalopati.4 dan dua orang tidak diketahui penyebab

61
kematiannya. Pasien yang meninggal disebutkan bahwa usia produktif (21-40
dengan dua kejadian IO sebanyak satu tahun) menduduki prevalensi tertinggi
orang, dengan satu IO sebanyak lima orang infeksi HIV. Salah satu penyebabnya adalah
dan tanpa IO sebanyak satu orang. perubahan pola transmisi HIV yang saat ini
terjadi pada usia muda sehingga manifestasi
Diskusi AIDS juga terjadi pada usia tersebut. Sama
halnya dengan di Indonesia, penderita HIV
Infeksi HIV menurunkan imunitas yang kebanyakan adalah laki-laki usia produktif.3
mengakibatkan penderita rentan terhadap Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa
infeksi oportunistik. Pada penelitian ini, faktor risiko infeksi HIV pada laki-laki ialah
kelompok terbanyak yang menderita man, money dan mobile dan umumnya pada
infeksi HIV adalah laki-laki berusia 26- usia produktif (>15 tahun).
35 tahun. Menurut Vinay et al.,7 di India,

Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian (n=85)

62
Tabel 2. Kejadian Infeksi Oportunistik

Tabel 3. Infeksi Oportunistik pada pasien terinfeksi HIV

Infeksi oportunistik terjadi seiring kali lipat dibandingkan dengan CD4 >50 sel/
menurunnya CD4 pada penderita HIV. µl. Agaknya tinggi angka kematian dengan
Jumlah CD4 <200 sel/µl akan meningkatkan jumlah CD4 rendah berhubungan dengan
resiko IO. Jumlah CD4 yang rendah IO yang merupakan penyebab kematian
berkaitan dengan rendahnya respons imun penting pada infeksi HIV.
terhadap infeksi dan juga pembentukan Infeksi oportunistik terbanyak dalam
antibodi terhadap virus HIV. Penelitian penelitian ini adalah tuberkulosis (TB),
Indah et al., (dikutip dari Karjadi et al.8) yang disebabkan bakteri Mycobacterium
mendapatkan risiko kematian pada penderita tuberculosis (27,9 %). Tuberkulosis terutama
HIV dengan CD4 <50 sel/ µl meningkat tiga terjadi pada pasien dengan jumlah sel CD4

63
<200 sel/µl (24,4%). Penelitian Lubis9 penelitian ini tidak diketahui organisme
di Jakarta juga memperlihatkan bahwa penyebab diare.
tuberkulosis merupakan IO terbanyak pada Kandidosis orofarings (KOF) merupakan
HIV (67,4%). Infeksi M. tuberculosis dapat infeksi Candida pada mukosa mulut dan
terjadi karena infeksi primer, reaktivasi jaringan sekitar. Infeksi pada rongga mulut
infeksi laten ataupun infeksi berulang dari biasanya berbentuk pseudomembran (thrush).
lingkungan. Risiko terjadinya TB pada Penyebab tersering adalah C. albicans, yang
orang dengan HIV berkisar antara 5–10% merupakan organisme komensal di rongga
per tahun. Pada tahun 2000, beban HIV/TB mulut, akan tetapi juga dapat disebabkan oleh
global menunjukkan bahwa 9% dari 8,3 juta Candida glabrata, Candida tropicalis dan
kasus TB pada orang dewasa (15–49 tahun) Candida dubliniensis.8 Kandidiasis orofarings
berhubungan dengan infeksi HIV. Angka merupakan infeksi oportunistik tersering pada
ko-infeksi tertinggi terdapat di Afrika sub- penderita HIV. Kandidosis orofarings juga
Sahara, dan di Asia Tenggara terutama merupakan AIDS defining illness, sehingga
Myanmar dan Thailand.10 Tuberkulosis munculnya KOF bahkan pada kadar CD4
mempengaruhi perjalanan klinik penyakit yang masih dalam batas normal perlu
HIV menjadi lebih buruk. Angka diwaspadai karena mengindikasikan bahwa
tuberkulosis pada pasien terinfeksi HIV 40 pasien terinfeksi HIV akan memasuki fase
kali lebih tinggi dibanding orang yang tidak AIDS. Sebelum era HIV/AIDS, KOF tidak
terinfeksi HIV.9 banyak dilaporkan pada orang non HIV.
Diare menduduki urutan kedua Kini, penelitian Bandar et al,15 menunjukkan
terbanyak IO pada populasi HIV dalam 63,3% pasien terinfeksi HIV di Jakarta
penelitian ini (25,6%). Diare merupakan menderita KOF yang disebabkan Candida
salah satu gejala yang paling umum pada albicans (74,58%) dan Candida non C.
infeksi HIV dan dialami oleh lebih dari albicans (C. krusei, C. parapsilosis, dan C.
90% pasien dengan AIDS. Diare dan tropicalis).
penurunan berat badan adalah prediktor Pneumocystis pneumonia (PCP)
independen kematian pada HIV/AIDS.11 terjadi pada 20-30% pasien AIDS, bahkan
Bakteri yang dapat menyebabkan diare dengan pengobatan sekalipun PCP dikaitkan
pada pasien terinfeksi HIV adalah: Shigella dengan kematian 20-40% pasien terinfeksi
spp, Salmonella spp, Camplylobacter spp, HIV.11 Infeksi PCP terjadi bila jumlah CD4
Escherechia coli, Clostridium difficile, penderita <200 sel/µl. PCP merupakan infeksi
Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, oportunistik serius pada penderita HIV.
Pleisiomonas shigelloides, Aeromonas Walaupun insidensnya dilaporkan menurun,
hydrophila dan Yersinia enterocolitica.12 PCP meningkat di negara dengan pendapatan
Infeksi parasit oportunistik pada individu per kapita yang rendah sampai sedang.16
yang imunokompeten akan menyebabkan Penelitian di RS. Cipto Mangunkusumo
diare yang self limited, tetapi pada individu memperlihatkan kejadian PCP 13,4% pada
imunokompromis umumnya disertai penderita AIDS, namun data tersebut belum
dengan penurunan berat badan, anoreksia, didukung dengan pembuktian laboratorium.17
sindroma malabsorbsi, bahkan demam dan Dalam penelitian terhadap 55 pasien AIDS
nyeri abdomen bahkan kematian. Infeksi dengan kelainan paru yang dirawat di
oportunistik oleh parasit Cryptosporidium beberapa rumah sakit di Jakarta, ditemukan
parvum, Blastocystis hominis dan delapan pasien menderita PCP. Jumlah CD4
Strongyloides stercoralis sering dijumpai pada pasien PCP tersebut <50 sel/µl dan
pada pasien terinfeksi HIV.13,14 Dalam lima pasien terbukti mengalami ko-infeksi

64
dengan TB.17 Dalam penelitian ini tiga dari dapat berupa kelainan pigmentasi, kulit
empat pasien juga dengan CD4 <50 sel/µl, bersisik, erupsi papuler pruritik, dermatitis
namun tidak disertai ko-infeksi TB. seboroik, dermatitis numularis, infeksi parasit
Dalam hal IO yang disebabkan oleh (tungau, skabies), kelainan akibat alergi obat
virus pada penelitian ini didapatkan hepatitis dan keganasan (sarkoma).19
B, herpes simplex dan herpes zooster. Virus Limfadenopati persisten merupakan
herpes berkontribusi terhadap perkembangan kondisi yang biasa terjadi pada pasien yang
penyakit HIV sebagai ko-faktor, meskipun terinfeksi HIV. Penyebab limfadenopati
mekanismenya yang tepat belum diketahui. pada infeksi HIV adalah TB, kriptokokosis,
Herpes zooster terjadi pada 8-11% pasien histoplasmosis, limfoma dan sarkoma.20
yang terinfeksi HIV.11 Penelitian ini mendapatkan dua kasus
Toksoplasmosis juga dapat ditemukan limfadenopati, namun tidak diketahui
sebagai toksoplasmosis kongenital pada penyebabnya.
bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan
toksoplasmosis yang sering kali tidak Kesimpulan
bermanifestasi klinis pada ibu. Penelitian
lain menemukan kadar Ig–antitoksoplasma Prevalensi IO pada populasi pasien
yang tinggi pada orang Indonesia tanpa terinfeksi HIV di klinik Melati RSUD dr.
disertai manifestasi klinis.18 Pada pasien Soedarso sebesar 71,8%. Sebanyak 34,4%
terinfeksi HIV toksoplasmosis ensefalitis pasien yang terinfeksi memiliki lebih dari
dapat terjadi karena reaktivasi infeksi kronis. satu penyebab infeksi oportunistik.
Pada penelitian ini didapatkan dua kasus
toksoplasmosis ensefalitis dengan jumlah Daftar Pustaka
CD4 15 sel/µl dan 8 sel/µl.5 Toksoplasmosis
ensefalitis merupakan infeksi susunan saraf 1. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku Ajar
pusat yang cukup sering pada penderita HIV Patologi. Jilid I: Edisi 7. Jakarta : EGC; 2012
2. UNAIDS Global Report: UNAIDS Report on
dengan prevalensi 10%. Toksoplasmosis The Global AIDS epidemic. 2012
biasanya terjadi pada penderita HIV dengan 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
CD4 <100 sel/mm3 dan terutama yang belum Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
mendapat terapi pencegahan (profilaksis) Penyehatan Lingkungan. Statistik Kasus HIV/
dengan kotrimoksazol.7,8 AIDS di Indonesia, Dilapor s/d Desember 2013.
Update Maret 2014.
Penyebab dermatitis pada AIDS ber- 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
macam-macam dan prevalensinya berkisar Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
antara 8-21% pada pasien terinfeksi HIV di Penyehatan Lingkungan. Statistik Kasus HIV/
India.11 Pada penelitian ini didapatkan delapan AIDS di Indonesia, Dilapor s/d Juni 2013.
kasus (10%) dermatitis yang diagnosis hanya 5. Sharma S, Dhungana GP, Pokhrel BM, Rijal BP.
Opportunistic infections in relation to CD4 level
ditegakkan berdasarkan effloresensi kulit. among HIV seropositive patients from central
Kelainan kulit pada pasien terinfeksi HIV Nepal. Nepal Med Coll J. 2010; 12 (1): 1-4
dapat disebabkan karena infeksi oportunistik 6. International Association of Providers of AIDS
dan non-infeksi oportunistik. Kelainan kulit Care. Opportunistic infections. 2013. Diunduh
karena infeksi oportunistik dapat terjadi oleh dari http://www.aidsinfonet.org/fact_sheets/view/
500. 15 Mei 2014
karena jamur (kandidiasis, histoplasmosis 7. Vinay KV, Sandeep GN, Vishal KBDN. Study of
dan kriptokokosis kulit), bakteri (S. aureus) the relationship between CD4 count and clinical
dan virus (herpes simpleks, herpes zooster, features in HIV– infected patients in South Indian
dan human papilloma virus). Kelainan kulit Population. Indian J Fundamen Appl Life Sci
yang tidak disebabkan infeksi oportunistik 2012; 2 (3):153-161

65
8. Karjadi TH, Yunihastuti E, Pramudita RA, enteric protozoa in the immunosuppressed human
Azizas S, Imran D, Estiasari, Edwar L. Pattern population. Clin Microbiol Rev. 2009; 22 (4):
of opportunistic infection of newly diagnosed 634-50.
HIV‐infection patients in Cipto Mangunkusumo 15. Bandar IN, Widodo D, Djauzi S, Muthalib
Hospital 2008‐2009. In: Muktiarti D, Karjadi TH A, Soegondo S, Wahyuningsih R. Correlation
et al (ed). Abstract and Program book Clinical between CD4 count and intensity of Candida
Research Meeting 2010. colonization in the oropharynnx of HIV/
9. Lubis ZD. Gambaran karakteristik individu AIDS infected patients. Acta Med Indones.
dan faktor risiko terhadap terjadinya infeksi 2006;38:119-25.
oportunistik pada penderita HIV/AIDS di Rumah 16. Fajar MY. Pneumocystis pneumonia pada
Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Suroso Tahun infeksi human immunodeficiency virus. CDK.
2011. Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat 2013;40(4):253-6.
Universitas Indonesia. 2012 17. Wahyuningsih R. Ancaman infeksi jamur pada era
10. Lubis R. Ko-infeksi HIV/AIDS dan TB. USU HIV/AIDS. Maj Kedokt Indones. 2009; 59(12):
e-journal. 2007;11(1):76-81. 569-72.
11. Ministry of Health & Family Welfare Government 18. Laksemi DAAS, Artama WT, Wijayanti MA.
of India. National AIDS Control Organisation Seroprevalensi yang tinggi dan faktor-faktor
(NACO). Guidelines for prevention and risiko toksoplasmosis pada darah donor dan
management of common opportunistic infections wanita di bali (high seroprevalence and risk
malignancies among HIV-Infected adult and factors of toksoplasmosis among blood donors
adolescent. 2007. and women in bali) J Veteriner. 2013; 14: 2014-
12. Pawlowski SW, Cirle AW, Richard G. Diagnosis 12
and treatment of acute or persistent diarrhea. 19. Sugianto YFR. Kelainan kulit pada orang dengan
Gastroenterol.2009; 136(6): 1876-86. HIV-AIDS. Artikel RSUP Kariadi. 2012;10922.
13. Kurniawan A, Wahyuningsih R, Susanto L. Diunduh http://www.rskariadi.co.id 9 September
Infeksi parasit dan jamur pada pasien terinfeksi 2015
HIV. Maj Kedok FK UKI. 2008;26(1):33-8. 20. Hadadi A, Jafari S, Jebeli ZH, Hamidian R.
14. Stark D, Barrat JLN, Hal SV, Marriott D, Frequency and etiology of lymphadenopathy in
Harkness J, Ellis JT. Clinical significance of Iranian HIV/AIDS patients. Asian Pac J Trop
Biomed. 2014; 4(1): 171-7

66

Anda mungkin juga menyukai