Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH

Nama : Tersiana Bale Lomi

Nim : 136802718

Kelas/Semester : B/ VIII (Delapan)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2022
1. Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat


mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang
pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur lingkungan
kepemimpinannya. Jadi dalam kepemimpinan ada keterkaitan antara pemimpin dengan
berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh pemimpin tersebut. Dalam rangka memelihara
dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, diperlukan manajemen keperawatan
yang efektif dan efesien. Untuk mampu melaksanakannya dibutuhkan berbagai
keterampilan, salah satu diantaranya adalah keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan
diperlukan dalam setiap kegiatan keperawatan. Setiap perawat, apakah staf, ketua tim,
kepala ruangan, pengawas atau kepala bidang keperawatan perlu memiliki ketrampilan
kepemimpinan sehingga efektif dalam mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan.

Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat berupaya memberikan


kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasinya untuk pencapain
tujuan. Agar perawat mempunyai ketrampilan kepemimpinan diperlukan pemahaman
tentang teori, gaya dan cara-cara bagaimana seorang dapat berperan sebagai pemimipin
yang efektif.

2. Syarat Kepemimpinan
3. Seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a. Prestasi
b. Tanggung jawab
c. Partisipasi
d. Status kapasitas
Seorang pemimpin juga harus memiliki kemempuan dan syarat yaitu:
Kemandirian, rasa ingin tahu, multi terampil, antusiasme tinggi, mudah
bearadaptasi,sabar dan ulet, komunikatif, serta pandai berbicara, berjiwa wirasuasta,
dinamis, sanggup dan berani mengambil resiko, berpengetahuan luas dan haus akan ilmu
penegtahuan, memliki motivasi tinggi, punya imajinasi tinggi.
4. Karateristik Pemimpin yang baik
Pemimpin yang baik hendaknya memiliki karateristik sebagai berikut:

a. Tanggung Jawab yang Seimbang.


b. Mode Perencanaan yang Positif.
c. Memilih Keterampilan Komunikasi Yang Baik
d. Memiliki Pengaruh yang Positif.
e. Mempunyai Kemampuan Untuk Meyakini Orang Lain
5. Peran Pemimpin
a. Interpersonal role
b. Informational role
c. Decisional role
6. Asas-asas Kepemimpinan
a. Azas Kemanusian
b. Azas Efisiensi
c. Azas kesejahteraan
7. Fungsi Kepemimpinan dalam keperawatan
a. Fungsi instruktif
Pemeimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah),
bagaimana(cara menjalankan perintah), bila mana (waktu memulai,melaksanakan
dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar
keputasan dapat di wujutkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang di pimpin
hanya menjalankan perintah.
b. Fungsi konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai dua arah.
c. Fungsi partisipatif
Dalam menjalankan fungsi partisipatif pemimpin berusaha menggatikan orang-
orang yang di pimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya.
d. Fungsi delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan kewenangan
wewenang membuan atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang di beri kepercayaan
untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya dengan tanggumg jawab.
e. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendaliann berasumsi bahwa kepemimpinana yang efektif aktifitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,sehimgga
memungkinkan tercapainya tujuan Bersama secara maksimal.
8. Gaya kepemimpinan
a) Teori Bakat
Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori bakat muncul karena
adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin hanya dimiliki oleh orang yang
dilahirkan dengan bakat tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap
orang bisa menjadi pemimpin, dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
kepemimpinannya.
b) Teori Perilaku, yang biasa digunakan Kurt Lewin (1960)
 Otokratik : Pada gaya otokratik pemimpin melakukan kontrol maksimal
terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan
kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian tugas dari pada
hubungan interpersonal. Gaya ini cenderung menyebabkan permusuhan
dan agresif atau apatis sampai menurunnya inisiatif. Contoh Kepala Ruang
menetapkan jadwal dinas, sanksi sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan
alasan staf perawat yang mengajukan ijin.
 Demokratik : Pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam proses
pengambilan keputusan. Lebih menekankan pada hubungan interpersonal
dan kerja kelompok. Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan serta memotivasi mereka
untuk menentukan tujuan dan mengembangkan rencana. Hal ini cenderung
meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. Contoh Kepala Bidang
Keperawatan selalu meminta Kepala Ruang memberikan masukan untuk
sebuah perubahan kebijakan.
 Laissez Fair : Pemimpin memberikan kebebasan bertindak, menyerahkan
perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa diberi petunjuk atau
bimbingan serta pengawasan. Pemimpin sangat sedikit merencanakan dan
membuat keputusan. Gaya kepemimpinan ini efektif bila bawahan
mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi. Bila
kemampuan dan tanggung jawab bawahan kurang cenderung
menimbulkan keresahan dan frustasi. Contoh Kepala Ruang tidak pernah
mau tahu apa yang sedang terjadi di ruangan, staf perawat yang tidak
disiplin tidak mendapat teguran yang penting aman.
c) Teori Situasional
Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan perubahan situasi
yang terjadi. Jadi seseorang pemimpin yang efektif pada situasi tertentu belum
tentu mampu bersikap dan bertindak efektif pada situasi lain.
d) Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikoloki ynag memandang individu hanya
dari sisi fenomena jasmania dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata
lain behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasan
individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang
efektif bila ada pemahaman tentang pekerja lebih berorientasi pada manusia
sebagai pelaku.
e) Teori humanistic

Teori ini menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya


dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori
ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated
organism”. Orgnaisasi memiliki stuktur dan sistem control tertentu. Fungsi
kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk
merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada
waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok (Blanchard & Zigarmi,
2001). Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap
hasil yang tinggi juga. Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana
seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
f) Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen
Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam suatu pengelolaan
yaitu manajer/ pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan dan lingkungan. Dia
menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus
mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori
ini perlu didukung oleh teori motivasi, interaksi dan teori transformasi.
g) Teori Motivasi 
Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
 Maslow (hierarki kebutuhan) yaitu fisiologis (gaji pokok), aman
(perecanaan yang regular), kasih sayang (kerja sama secara tim), harga diri
(pencapaian posisi), aktualisasi (tantangan dalam bekerja)
 Clayton Alderfer (teori ERG) yaitu Existence (fisiologis), Relatedness
(kasih sayang), Growth (harga diri dan aktualisasi)
 Frederich Herzberg (teori dua faktor) yaitu motivators (kepuasaan kerja),
hygiene (lingkungan yang kondusif)
 Mc Clelleand (teori belajar) yaitu affiliation (bersahabat), power
(memerintah orang lain), achievement (suka tantangan, kompetisi dan
menyelesaikan masalah secara detail) 
h) Teori Z (Ouchi 1981)
Teori ini merupakan pengembangan teori Y dari Mc Gregor. Komponen teori Z
meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai
keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat dan
pendekatan yang holistik terhadap staf. Teori ini lebih menekankan pada staf
dibandingkan dengan kualitas produksi.
i) Teori Interaktif (Schein 1970)
Teori ini berasumsi bahwa manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks,
mereka mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan,
motivasi seseorang tidak tetap tetapi berkembang sesuai perubahan waktu, tujuan
bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula, penampilan seseorang dan
produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus diselesaikan, kemampuan
seseorang , pengalaman, dan motivasi, tidak ada strategi yang paling efektif bagi
pemimpin dalam setiap situasi.
9. Pemimpin Keperawatan ( Nursing Manager)

Kepemimpinan keperawatan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pasien


meskipun mereka kelihatannya jauh dari pasien. Para pemimpin keperawatan melakukan
kontak dengan pasien secara langsung maupun tidak langsung.  Stomer (1985)
mengemukakan sebaiknya seorang pemimpin keperawatan / manager keperawatan
mendorong stafnya untuk melaksanakan melalui:

a. Membuat kebijaksanaan yang jelas dan mendorong perilaku etikal.


b. Tanggung jawab kepemimpinan.
c. Menyebarluaskan kode etik melalui teknik kerja yang aktif.
d. Mendorong staf untuk menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus,
pelatihan atau pendidikan keperawatan berkelanjutan.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin keperawatan yang sukses
adalah sebagai berikut:

a. Meluaskan pandangan hari ini kemasa depan


b. Mengetahui posisi diri.
c. Sensitif terhadap masalah dan melihat pengaruhnya.
d. Mengikuti  kecenderungan / perubahan-perubahan.
e. Mempelajari alat / hal-hal yang harus dikuasai
f. Berfikir terus-menerus
g. Pendengar yang baik.
h. Mempelajari peraturan.
i. Mencegah merendahkan orang lain.
j. Mengembangkan keadaan yang tidak menentang.
k. Belajar mempercayai.
l. Meningkatkan harga diri.
m. Gembira.
n. Berusaha untuk maju.
o. Menjadi seorang pemimpin.

Dengan demikian seorang pemimpin keperawatan harus memahami kunci-kunci


keterampilan dalam manajemen keperawatan antara lain:

a. Keterampilan berkomunikasi.
b. Keterampilan memberi motivasi kepada staf.
c. Keterampilan kepemimpinan.
d. Keterampilan mengatur waktu.
e. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
10. Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan

Mengimplementasikan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan tanggung jawab


perawat, melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan. Untuk itu diperlukan suatu keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang
efektif divisualisasikan sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya
saling berhubungan.

Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care " memaparkan
tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang efektif melalui :

a. Perencanaan dan pengorganisasian.


Adalah pekerjaan / kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Untuk itu
diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan dapat dikerjakan dengan baik.
Adalah menjadi suatu kewajiban perawat menciptakan suasana yang memberikan
kenyamanan dan keamanan pada pasien melalui suatu pengorganisasian yang
baik.
b. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments and giving
directions) Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah sakit
maka diperlukan memberi pengarahan secara jelas dan singkat.
c. Memberi bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan. Pemimpin harus
memiliki kemampuan untuk membantu stafnya dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan, sehingga pasien mendapat kepuasan dalam asuhan keperawatan.
d. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and
participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat berpartisipasi, misalnya
perawat melakukan kesalahan maka berikan informasi dan jelaskan melalui suatu
diskusi. Hargai upaya yang telah dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi
kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan keperawatan dalam kerja
sama tim (team work) adalah sangat penting sehingga dapat meningkatkan kerja
sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
e. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan kegiatan yang
penting dalam kepemimpinan keperawatan. diinformasikan kepada perawat
tentang kegiatan yang ada diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian
pekerjaan oleh staf perawat.
f. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung jawab yang besar
dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti
asuhan keperawatan yang dibedakan pada pasien dengan aspek individunya.
Untuk dibutuhkan juga di dalam pengawasan / observasi tidak hanya penampilan
fisik tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi asuhan
keperawatan.
g. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan
baik. Seorang pemimpin juga harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai
perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.

Anda mungkin juga menyukai