Anda di halaman 1dari 13

Tugas : Psikologi

JENIS-JENIS GANGGUAN ABNORMAL


Dosen Pembimbing : Ibu Epi Saptaningrum, SKep., Ners., MKes

Disusun oleh :

Novia Windi Dilla Puspita (P1337420422081)

KELAS : 1B

PROGRAM STUDI :
DIPLOMA III KEPERAWATAN BLORA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2022
Tugas : Cari contoh untuk masing-masing gangguan dan jelaskan !
1. Gangguan Kecemasan
2. Gangguan Mood
3. Gangguan Kepribadian
4. Gangguan Makan
5. Gangguan Identitas Gender
6. Gangguan Abnormal Anak dan Remaja
7. Gangguan Penyalahgunaan Obat dan Zat Tertentu
8. Skizofrenia

JAWABAN :

1) Gangguan Kecemasan
a. Pengertian Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan umum adalah rasa cemas atau khawatir yang berlebihan
dan tidak terkendali terhadap berbagai hal. Kondisi ini bisa disertai dengan
gejala fisik, seperti banyak berkeringat, sulit bernapas, atau jantung berdebar.

b. Penyebab Gangguan Kecemasan


Penyebab dari gangguan kecemasan umum belum diketahui secara pasti.
Meski demikian, kondisi ini diduga terkait dengan sejumlah faktor, seperti:
- Riwayat gangguan kecemasan umum pada keluarga
- Riwayat trauma atau peristiwa yang menyebabkan stres, seperti
bullying atau perundungan
- Riwayat penyalahgunaan narkoba, kecanduan alkohol, atau
gangguan pada sistem saraf
- Penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, seperti
radang sendi (arthritis)
- Kondisi tertentu, seperti sering latah

c. Gejala Gangguan Kecemasan


Ada beberapa gejala gangguan kecemasan umum yang bisa dikenali, antara
lain:
▪ Merasa cemas dan khawatir secara berlebihan terhadap berbagai
kondisi
▪ Berpikir secara berlebihan tentang rencana dan solusi untuk setiap
kemungkinan terburuk yang belum tentu muncul
▪ Mudah merasa tersinggung, gelisah, gugup, dan tersudut
▪ Merasa ragu-ragu, takut, dan sulit untuk mengambil suatu keputusan
▪ Sulit untuk berkonsentrasi

d. Macam-macam Gangguan Kecemasan


a) Gangguan Panik
Jenis gangguan kecemasan yang paling umum adalah gangguan panik.
Kondisi ini ditandai dengan muncul rasa panik atau cemas secara
berulang kali. Seringnya, gejala panik muncul secara tiba-tiba dan
tanpa ada alasan yang jelas. Gejala yang biasanya menyertai gangguan
panik adalah berkeringat, jantung berdebar, sesak, nyeri dada, gemetar,
ketakutan, hingga merasa lemas tidak berdaya.
Gangguan panik biasanya akan berlangsung selama beberapa menit,
hingga beberapa jam. Kabar buruknya, gejala serangan ini bisa terjadi
kapan dan di mana saja.
b) Gangguan Kecemasan Sosial
Kondisi yang juga dikenal dengan istilah fobia sosial ini diartikan
sebagai rasa cemas atau takut saat harus menghadapi situasi sosial.
Pengidap gangguan ini juga cenderung kesulitan untuk berinteraksi
dengan orang lain, misalnya merasa takut untuk mengatakan atau
melakukan sesuatu di depan orang lain atau di tempat umum. Pengidap
gangguan ini percaya bahwa melakukan hal tersebut akan
mempermalukan diri sendiri.
c) Gangguan Kecemasan Umum
Gangguan kecemasan umum menyebabkan pengidapnya merasa cemas
secara berlebihan terhadap banyak hal. Kondisi ini umumnya terjadi
dalam waktu yang lama, biasanya berbulan-bulan. Secara umum,
pengidap gangguan ini akan sangat mengkhawatirkan banyak hal dan
berujung pada overthinking. Kondisi ini bisa menyebabkan
pengidapnya menjadi tidak fokus dan sulit untuk menjalani hidup
dengan tenang.

e. Contoh Kasus Gangguan Kecemasan


Pasien adalah pria berinisial N, 40 tahun, yang mengeluh sulit tidur selama
dua bulan terakhir. Ia merasa gelisah dan jantungnya berdebar serta kerap
pusing dan sesak nafas.

2) Gangguan Mood
a. Pengertian Gangguan Mood
Mood disorder atau gangguan suasana hati adalah gangguan kesehatan mental
yang memengaruhi keadaan emosi seseorang. Gangguan ini menyebabkan
seseorang mengalami kebahagiaan yang ekstrem, kesedihan yang ekstrem,
atau keduanya secara bergantian, dalam waktu yang lama.

b. Penyebab Gangguan Mood


Gangguan mood disebabkan oleh banyak etiologi. Beberapa faktor memegang
peranan dalam menyebabkan gangguan mood, termasuk diantara genetik,
faktor perinatal, perubahan biokimia pada sistem saraf, serta peran lingkungan.

c. Gejala Gangguan Mood


Gejala yang timbul pada penderita kondisi ini bisa berbeda-beda. Hal ini
tergantung pada jenis gangguan mood serta usia masing-masing penderitanya.
Secara umum, berikut adalah tanda-tanda, ciri-ciri, atau gejala mood disorder
yang sering terjadi:
- Perasaan sedih, cemas, atau hampa yang terus menerus terjadi.
- Merasa putus asa atau tidak berharga.
- Kurang energi atau merasa lesu.
- Rasa bersalah yang berlebihan.
- Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan.
- Perubahan berat badan, seperti berat badan berkurang atau
bertambah.
- Terlalu sering tidur atau tidak butuh tidur.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disenangi.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Mudah marah, bahkan hingga terjadi permusuhan.
- Sering memikirkan kematian, cenderung menyakit diri sendiri,
hingga keinginan untuk bunuh diri.

d. Macam-macam Gangguan Mood


Berikut adalah jenis-jenis mood disorder atau gangguan suasana hati yang
mungkin terjadi:
• Depresi mayor
Depresi mayor (major depressive disorder/MDD) adalah gangguan
mood yang umum terjadi, tetapi merupakan suatu kondisi yang serius.
Gangguan ini ditandai dengan periode kesedihan ekstrem yang
berkepanjangan dan terus menerus. Penderitanya pun kerap tidak dapat
menjalani dan menikmati aktivitas yang biasa dilakukan.
• Bipolar disorder
Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah penyakit mental yang
ditandai dengan perubahan mood parah dari fase mania ke depresi.
Fase mania digambarkan sebagai periode kegembiraan yang ekstrem,
sedangkan depresi dapat menyebabkan kesedihan atau keputusasaan
yang parah.
• Dysthymia
Persistent depressive disorder (dysthymia) adalah bentuk atau jenis
depresi jangka panjang (kronis). Kondisi ini ditandai dengan suasana
hati yang buruk, termasuk mudah tersinggung, berlangsung setidaknya
selama dua tahun.
• Siklotimia
Siklotimia sering didefinisikan sebagai jenis gangguan bipolar yang
lebih ringan. Seseorang dengan gangguan siklotimia mengalami
perubahan mood yang tidak teratur dan terus menerus untuk waktu
yang lama, meski dalam skala ringan dibanding tipe gangguan bipolar
lainnya.
• Seasonal affective disorder (SAD)
Seasonal affective disorder (SAD) adalah bentuk depresi yang terjadi
selama musim tertentu. Gangguan mental ini biasanya terjadi di awal
musim dingin atau hujan, dan mulai membaik pada musim panas.
• Premenstrual dysphoric disorder
Jenis gangguan mood ini umumnya terjadi tujuh hingga sepuluh hari
sebelum wanita menstruasi dan hilang dalam beberapa hari setelah
masa tersebut dimulai. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh
perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi.
Adapun gejala yang paling khas dari jenis ini adalah marah, mudah
tersinggung, berkurangnya minat pada aktivitas sehari-hari, hingga
masalah tidur.
• Disruptive mood dysregulation
Jenis ini merupakan gangguan mood yang terjadi pada anak-anak.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan ledakan emosi, seperti marah dan
mudah tersinggung, yang intens dan tidak sesuai dengan
perkembangan di usianya.
• Gangguan mood terkait penyakit lain
Suasana hati yang tidak normal dan terus menerus juga bisa terjadi
karena efek dari kondisi medis atau penyakit tertentu. Beberapa
kondisi medis yang umum menyebabkan gangguan mood ini, yaitu
kanker, cedera, infeksi, atau penyakit kronis lain.
• Gangguan mood yang terkait penggunaan zat
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penggunaan zat, seperti alkohol,
obat-obatan terlarang, paparan racun, atau bentuk pengobatan tertentu.

e. Contoh Kasus Gangguan Mood


Baby Blues merupakan gangguan yang berbeda dengan depresi postpartum.
Baby blue merupakan kejadian yang lebih ringan dan lebih sering terjadi.
Baby Blues biasanya terjadi pada hari ke-1 sampai hari ketiga setelah
melahirkan, dan dapat dikenali melalui mood swings yang tiba-tiba, tangisan
tanpa sebab, mudah marah, tidak sabaran, kurang tidur, kecemasan, perasaan
sendiri, dan mudah tersinggung.

3) Gangguan Kepribadian
a. Pengertian Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah salah satu jenis penyakit mental. Kondisi ini
menyebabkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak
normal dan sulit untuk diubah. Penderita gangguan kepribadian juga
mengalami kesulitan untuk memahami situasi dan orang lain.

b. Penyebab Gangguan Kepribadian


Penyebab gangguan kepribadian belum diketahui secara pasti. Seperti
kepribadian yang normal, kepribadian yang tidak normal pun dibentuk oleh
banyak faktor. Penyimpangan pada faktor-faktor inilah yang dapat membentuk
gangguan kepribadian.
Dua faktor utama yang dinilai sangat berperan besar dalam terbentuknya
gangguan kepribadian adalah gen yang diwariskan oleh orang tua
(temperamen) dan lingkungan.

c. Gejala dan Macam-macam Gangguan Kepribadian


Berdasarkan jenisnya, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu gangguan kepribadian kelompok A, kelompok B, dan kelompok C.

Orang dengan gangguan kepribadian kelompok A umumnya memiliki


pemikiran dan perilaku yang aneh dan tidak wajar. Jenis-jenis dari gangguan
kepribadian kelompok A antara lain:
• Gangguan kepribadian skizotipal
Pada jenis gangguan kepribadian ini, penderitanya memiliki
kecemasaan atau rasa tidak nyaman dalam situasi sosial, memiliki
tingkah laku, cara bicara, dan gaya berpakaian yang tidak wajar, serta
suka berkhayal.
• Gangguan kepribadian skizoid
Jenis ini adalah gangguan kepribadian yang penderitanya bersifat
dingin, suka menyendiri, dan menghindari interaksi sosial atau
hubungan yang dekat dengan orang lain.
• Gangguan kepribadian paranoid
Pada gangguan kepribadian paranoid, penderitanya memiliki
kecurigaan dan rasa tidak percaya terhadap orang lain secara
berlebihan, termasuk pada pasangan.
Sementara itu, gangguan kepribadian kelompok B memiliki ciri-ciri pola pikir
dan perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta perilaku yang cenderung
dramatis dan emosional. Gangguan pribadian kelompok B terdiri dari:
▪ Gangguan kepribadian ambang
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang
penderitanya berperilaku impulsif dan berisiko, memiliki emosi yang
tidak stabil dan rapuh, dan juga memiliki dorongan untuk menyakiti
diri sendiri. Orang yang memiliki gangguan kepribadian ini juga
cenderung rentan mengalami identity crisis.
▪ Gangguan kepribadian antisosial
Pada jenis gangguan kepribadian ini, penderitanya kerap mengabaikan
norma sosial yang berlaku, melanggar hukum, memiliki sikap kasar
dan agresif, dan tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain.
Psikopat atau sosiopat dan Ripley Syndrome sadalah 2 jenis
kepribadian yang termasuk dalam gangguan kepribadian antisosial.
▪ Ganggian kepribadian narsistik
Pada gangguan kepribadian narsistik, penderitanya merasa yakin
bahwa dirinya lebih istimewa dibandingkan orang lain, cenderung
arogan, dan selalu mengharapkan pujian dari orang lain.
▪ Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan kepribadian yang
penderitanya terlalu mencemaskan penampilan, cenderung dramatis
dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian.
Meski tiap jenisnya berbeda-beda, gangguan kepribadian kelompok C
memiliki satu ciri yang sama, yaitu rasa cemas dan ketakutan. Berikut ini
adalah jenis gangguan kepribadian kelompok C:
o Gangguan kepribadian dependen
Gangguan kepribadian dependen adalah gangguan kepribadian yang
penderitanya sangat bergantung pada orang lain dalam hal apa pun,
tidak percaya diri dan merasa tidak bisa melakukan apa-apa jika
sendirian, dan tidak bisa membela diri.
o Gangguan kepribadian menghindar
Gangguan kepribadian ini disebut juga avoidant personality disorder.
Gangguan kepribadian jenis ini adalah gangguan kepribadian yang
penderitanya menghindari kontak sosial, terutama dalam kegiatan baru
yang melibatkan orang asing, karena merasa takut tidak diterima atau
akan dipermalukan.
o Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Pada gangguan kepribadian obsesif kompulsif, penderitanya bisa
dikatakan “gila kendali”, sulit bekerja sama dengan orang lain karena
standar yang terlalu tinggi, mudah cemas atau takut jika sesuatu
berjalan tidak sesuai dengan aturannya atau keinginannya, dan keras
kepala.

d. Contoh Kasus Gangguan Kepribadian


Shirley Mason memiliki masa kecil yang terbilang sulit karena menerima
kekerasan dari orang tuanya sendiri. Semasa hidupnya, ia mengaku sering
berpindah tempat tanpa tahu bagaimana ia bisa mengunjungi tempat tersebut.
Bahkan, kisah hidup Shirley Mason telah diabadikan dalam buku berjudul
“Sybill” dan diangkat ke layar televisi miniseri

4) Gangguan Makan
a. Pengertian Gangguan Makan
Eating disorders merupakan gangguan makan atau perilaku terkait makan
yang berlangsung terus-menerus sehingga menyebabkan masalah kesehatan
serius, baik fisik maupun psikososial. Eating disorders dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Apabila
terjadi dalam jangka panjang, kondisi ini dapat membahayakan organ tubuh
seperti jantung, tulang, sistem pencernaan, bahkan dapat mengancam jiwa
(life-threatening).

b. Penyebab Gangguan Makan


penyebab pasti munculnya gangguan makan binge eating disorder ini belum
diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko
seseorang mengalami BED, yaitu:
• Terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan pola
makan
• Memiliki riwayat gangguan kejiwaan, seperti depresi, gangguan
bipolar, dan kecanduan alkohol atau obat-obatan
• Terjadi gangguan pada zat kimia di otak yang mengatur pola makan
• Trauma emosional, misalnya akibat di-bully, mengalami kekerasan
seksual, stres berat, atau ditinggal orang terkasih
• Memiliki berat badan berlebih
• Memiliki citra negatif atau ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh

c. Gejala dan Macam-macam Gangguan Makan


• Bulimia nervosa
Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang membuat penderitanya
makan secara berlebihan, kemudian ingin segera membuang makanan
yang dikonsumsinya dengan cara yang tidak sehat.
• Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat
badan yang terlalu rendah dan rasa takut jika berat badannya naik. Hal
ini membuat penderita membatasi asupan makan, karena merasa berat
badannya berlebihan, meskipun pada kenyataannya, tubuhnya sudah
ramping atau justru terlalu kurus.
• Gangguan makan berlebihan
Gangguan makan berlebihan atau binge eating disorder ditandai
dengan perilaku makan yang cepat dan dalam porsi sangat banyak,
meski tidak lapar atau bahkan sudah sangat kenyang. Akibatnya,
penderita gangguan ini memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

d. Contoh Kasus Gangguan Makan


Brenda seorang remaja berusia 16 tahun yang terdiagnosa mengalami
gangguan makan AN (Anorexia Nervosa). Ia dirujuk untuk menemui dokter.
Berat badan ideal dari Brenda adalah 70 kg sementara ketika dirujuk ke
dokter, berat badan Brenda hanya 52 kg. Hanya dalam enam bulan saja
sebelum terdiagnosa, Brenda sudah kehilangan 17,5 kg yang menyebabkan
dirinya mengalami masalah-masalah medis yang cukup parah. Detak jantung
dan suhu tubuhnya menjadi sangat tidak stabil, dan ia berisiko mengalami
serangan jantung. Brenda juga mengalami malnutrisi, kehilangan rambut, dan
lanugo pada tangan dan kakinya.

5) Gangguan Identitas Gender


a. Pengertian Gangguan Identitas Gender
Gangguan identitas seksual adalah kondisi di mana pasien memiliki tingkat
ketidakpuasan yang tinggi dengan jenis kelamin mereka. Kondisi ini juga
dikenal sebagai gender dysphoria. Hal ini berbeda dengan homoseksualitas
atau biseksualitas, yang lebih berorientasi pada preferensi seksual individu,
dan bukan ketidakpuasan dengan jenis kelamin dan gender yang dimiliki sejak
lahir.

b. Penyebab Gangguan Identitas Gender


Saat ini, penyebab pasti dari gangguan identitas seksual masih belum
diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini bisa dimulai
saat perkembangan janin di rahim ibu. Ketidakseimbangan hormon juga dapat
memengaruhi tubuh pasien, termasuk otak, alat kelamin, dan organ
reproduksi.

c. Gejala Gangguan Identitas Gender


Gejala gangguan identitas seksual dapat mulai terlihat sejak awal masa kanak-
kanak. Anak-anak dengan kondisi ini sering menunjukkan gejala berikut:
o Terlihat jijik saat melihat atau memikirkan alat kelamin mereka
o Berulang kali bersikeras bahwa jenis kelaminnya adalah perempuan
atau laki-laki
o Tidak mau buang air kecil sesuai kebiasaan yang ada, seperti menolak
untuk duduk atau berdiri
o Terlihat stres saat mengalami perubahan pada tubuh akibat pubertas
o Diisolasi teman sekelas dan rekan-rekan seusianya
o Menampilkan tanda-tanda kecemasan
o Menampilkan tanda-tanda kesepian dan depresi

d. Macam-macam dan Contoh Gangguan Identitas Gender


1. Lesbian
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi
seksualnya kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada
perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual,
emosional, atau secara spiritual.
2. Gay
Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk
orang homoseksual atau sifat-sifat homoseksual.
3. Biseksual
Biseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual,
atau kebiasaan seksual kepada pria maupun wanita. Istilah ini
umumnya digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk
menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun
wanita sekaligus.
4. Transgender
Orang transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau
ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir.

6) Gangguan Abnormal Anak dan Remaja


a. Pengertian Gangguan Abnormal Anak dan Remaja
Gangguan perilaku pada anak dan remaja adalah suatu kondisi ketika anak
maupun remaja sering berperilaku menyimpang dan di luar batas, sehingga
berpotensi merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Anak dan remaja yang
memiliki gangguan perilaku sering kali dianggap nakal dan bahkan agresif.

b. Gejala Gangguan Abnormal Anak dan Remaja


Gangguan perilaku pada anak dan remaja umumnya bisa terlihat ketika anak
sudah bersekolah. Akan tetapi, pada kasus tertentu, gangguan perilaku juga
bisa terlihat ketika anak berusia lebih muda, misalnya ketika masih balita .
Anak dengan gangguan perilaku biasanya akan menunjukkan pola tingkah
laku sebagai berikut:
- Mudah marah atau sulit menahan emosi
- Impulsif atau sulit menahan dorongan untuk melakukan sesuatu
- Sering membantah atau melawan orang lain, misalnya orang tua,
kakak, atau guru di sekolahnya
- Kerap melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, pada
orang lain atau hewan
- Sering mengejek orang lain atau perilaku bullying, berkelahi, dan
berbuat onar
- Gemar melempar dan merusak barang saat marah
- Sering melakukan perbuatan yang kurang baik, misalnya mencuri
dan berbohong, dan malas belajar
- Sering melanggar aturan sekolah seperti sering bolos sekolah,
merokok, atau bahkan minum minuman beralkohol
dan menggunakan narkoba.

c. Macam-macam dan Contoh Gangguan Abnormal Anak dan Remaja


▪ Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
ADHD merupakan gangguan perilaku yang paling sering ditemui pada
anak-anak. ADHD ditandai dengan gejala sulit fokus dalam
mengerjakan sesuatu, ceroboh, banyak bicara, dan tidak bisa diam
(hiperaktif). Selain itu, anak dengan ADHD juga sering kali berbuat
usil, jahil, atau mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
▪ Autisme
Autisme merupakan gangguan perilaku pada anak yang membuat anak
sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang
memiliki gangguan autisme sering kali mengalami perubahan atau
perilaku yang berbeda dari anak-anak lain
▪ Oppositional defiant disorder (ODD)
ODD biasanya mulai muncul pada anak yang berusia 8–12 tahun.
Selain mudah marah, anak dengan ODD biasanya berperilaku
menentang atau tidak patuh pada aturan, baik di rumah maupun
sekolah.
▪ Conduct disorder (CD)
Conduct disorder adalah gangguan perilaku dan emosi serius yang
membuat anak menunjukkan perilaku kekerasan, suka merusak benda
tertentu, dan cenderung sulit mengikuti aturan di sekolah maupun di
rumah.
7) Gangguan Penyalahgunaan Obat dan Zat Tertentu
a. Pengertian Gangguan Penyalahgunaan Obat dan Zat Tertentu
Dikenal juga dengan substance abuse disorder, gangguan penyalahgunaan zat
terjadi ketika seseorang menggunakan obat ataupun zat tertentu yang tidak
legal. Bisa merupakan obat yang diresepkan atau bahkan obat yang bisa dibeli
sendiri di apotik, dengan dosis yang sering kali tidak sesuai.

b. Gejala Gangguan Penyalahgunaan Obat dan Zat Tertentu


Gejala seseorang mungkin mengalami gangguan penyalahgunaan zat adalah
gejala-gejala psikis seperti:
- Kehilangan minat pada hal yang dahulu disukai.
- Mengalami masalah dalam interaksi sosial atau pertemanan.
- Tidak lagi menjaga atau memelihara diri sendiri.
- Lebih sering menyendiri.
- Makan lebih banyak atau justru lebih sedikit dari biasanya.
- Pola tidur berantakan.
- Emosi berubah-ubah dengan cepat.
- Langsung marah besar bila dikonfrontasi tentang penyalahgunaan
obat.
- Sering berbohong demi menggunakan obat.

8) Skizofrenia
a. Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi tingkah laku,
emosi, dan komunikasi. Penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi,
delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.

b. Penyebab Skizofrenia
Penyebab skizofrenia sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, ada faktor
yang diduga dapat meningkatkan terjadinya skizofrenia, di antaranya faktor
genetik dan pengaruh lingkungan.

c. Gejala Skizofrenia
Gejala skizofrenia terbagi menjadi dua kategori, yakni gejala positif dan gejala
negatif. Gejala positif ditandai dengan perubahan persepsi yang
mengakibatkan penderita berperilaku tidak wajar. Gejala tersebut bisa berupa
halusinasi, delusi (waham), atau perilaku tidak normal.
Sementara itu, gejala negatif ditandai dengan ketidakmampuan penderita
dalam bersosialisasi. Gejala ini ditandai dengan kecenderungan penderita yang
menarik diri dari pergaulan dan tidak peduli dengan penampilan.

d. Macam-macam Skizofrenia
• Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia jenis ini merupakan yang paling sering muncul gejalanya,
termasuk di antaranya adalah delusi dan halusinasi. Pengidap
skizofrenia paranoid biasanya menunjukkan perilaku yang tidak
normal seakan ia sedang diawasi, sehingga ia kerap menunjukkan rasa
marah, gelisah, bahkan benci terhadap seseorang. Namun, mereka yang
mengalami skizofrenia jenis ini masih memiliki fungsi intelektual dan
ekspresi yang tergolong normal.
• Skizofrenia Katonik
Skizofrenia katonik ditandai dengan adanya gangguan pergerakan.
Pengidap skizofrenia jenis ini cenderung tidak bergerak atau justru
bergerak hiperaktif. Pada beberapa kasus juga ditemukan sama sekali
tidak mau berbicara, atau senang mengulangi perkataan orang lain.
Pengidap skizofrenia katonik juga sering kali tidak memedulikan
kebersihan dirinya, serta tidak mampu menyelesaikan aktivitas yang
dilakukan.
• Skizofrenia Tidak teratur
Skizofrenia tidak teratur merupakan jenis yang memiliki kemungkinan
paling kecil untuk disembuhkan. Pengidap skizofrenia jenis ini
ditandai dengan ucapan dan tingkah laku yang tidak teratur dan sulit
dipahami. Terkadang mereka bisa tertawa tanpa alasan jelas, atau
terlihat sibuk dengan persepsi yang mereka miliki.
• Skizofrenia Diferentiatif
Skizofrenia jenis ini merupakan yang paling sering terjadi. Gejala yang
ditimbulkan adalah kombinasi dari beragam subtipe dari skizofrenia
lainnya.
• Skizofrenia Residual
Pengidap skizofrenia residual biasanya tidak menunjukkan gejala
umum dari skizofrenia seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur
dalam berbicara dan berperilaku. Mereka baru mendapat diagnosis
setelah satu dari empat jenis skizofrenia lain telah terjadi.

e. Contoh Kasus Skizofrenia


Seorang laki-laki usia 23 tahun, datang dengan keluhan gelisah dan sering
marah-marah sejak dua bulan yang lalu. Individu atau pasien tersebut
mengatakan tidak dapat tidur, mendengar bisikan, dan merasa diikuti
bayangan hitam. Pasien meyakini dirinya menjadi bahan pembicaraan orang di
sekitarnya dan meyakini terdapat orang yang akan berbuat jahat terhadap
dirinya, sehingga pasien gelisah dan tidak dapat tidur. Keluhan yang dirasakan
sudah mengganggu pasien dan keluarga. Pasien tidak memiliki riwayat
menggunakan alkohol, penggunaan narkoba dan zat psikoaktif. Pasien berasal
dari keluarga dengan tingkat sosioekonomi yang rendah. Pada pasien juga
didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual, serta
gangguan isi pikir berupa waham curiga. Penilaian realitas pasien terganggu,
dengan tilikan derajat I. Terapi yang diberikan berupa risperidon 2mg dengan
dosis 2 kali 1 tablet perhari.

Anda mungkin juga menyukai