Anda di halaman 1dari 16

STEP 6

TRIGGER 3

PSIKIATRI
JENIS GANGGUAN NEUROSIS

1. Neurosis Cemas
Gejala:

– Gejala somatis (sesak nafas, dada terteka


n, kepala ringan seperti mengembang, m
udah lelah, keringat dingin, dst)
– Gejala psikologis (kecemasan, ketegangan
, panik, depresi, dst)
Penyebab:
Karena foktor-faktor yang menahun, sepe
rti kemarahan yang dipendam
2. Histeria
Merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan reaksi-reak
si emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahan
kan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional.
Jenis-jenis:
Histeria minor (reaksi konversi)
Gejala: Lumpuh, kejang-kejang, mati rasa, buta, tuli, dll
Histeria mayor (reaksi disosiasi)
Gejala: Amnesia, kepribadian ganda.
Penyebab:
Karena adanya pengalaman traumatis (pengalaman menyak
itkan) yang kemudian ditekan ke dalam alam tidak sadar.
3. Neurosis Fobik
Merupakan gangguan jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat
bersifat irasional terhadap suatu benda atau keadaan.
Macam-macam fobia, yaitu:
– Hematophobia : Takut melihat darah
– Hydrophobia : Takut pada air
– Pyrophibia : Takut pada api
– Acrophobia : Takut berada di tempat yang
tinggi
Penyebab:
Karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat berkenaan dengan sit
uasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah.
4. Neurosis Obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau mengua
sai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan
untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.
Contoh obsesif-kompulsif antara lain:
– Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia ti
dak membutuhkan barang yang ia curi.
– Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar se
suatu.
– Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.
– Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus
menerus.
Faktor penyebab neurosis:
Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.
Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).
5. Neurosis Depresif
Merupakan neurosis dengan gangguan utama pada perasaan dengan ciri-ciri kurang/ti
dak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyelahkan diri sendiri.
Gejala:

– Gejala jasmaniah: Senantiasa lelah


– Gejala psikologis : Sedih, putus asa, cepat l
upa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri
hidupnua, dst.
6. Neurasthenia
Gejala: Tidak bersemangat, cepat lelah, emosi labil, kemampuan berpikir menurun, ins
omnia, kepala pusing, sering dihinggapi bermacam-macam penyakit.
Penyebab:

– Terlalu lama menekan perasaan, pertent


nagan batin, kecemasan
– Terhalanginya keinginan-keinginan
– Sering gagal dalam menghadapi persai
ngan-persaingan
Sani Ibrahim, Ayub. 2012. Panik Neurosis
dan Gangguan Cemas. Edisi pertama. Tan
gerang: Penerbit Jelajah Nusa.
Etiologi gangguan stres pasca trauma

Timbulnya PTSD diduga dapat dipicu oleh salah satu atau beberapa faktor di bawah ini,
di antaranya :

1. Pernah mengalami peristiwa trauma lain, misalnya penyiksaan saat masa kecil.
2. Mengidap gangguan mental lain.
3. Mengalami trauma jangka panjang.
4. Memiliki anggota keluarga yang mengidap PTSD atau gangguan mental lain.
5. Memiliki profesi yang berpotensi menyebabkan seseorang untuk mengalami kejadian
traumatis, misalnya tentara.
6. Kurang dukungan dari keluarga dan teman.

Hingga saat ini, penyebab pasti PTSD belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat dugaan
tentang beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan stres pascatrauma ini, yaitu:

• Tingkat hormon stres yang tidak norma


• Mekanisme perlindungan diri
• Anatomi otak yang tidak normal
NHS (2015). Health A-Z. Post-Traumatic Stress Disord
er (PTSD)
Gejala Klinis gangguan stress pasca trauma

Gejala PTSD cenderung mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama dalam hubungan dengan ora
ng lain serta lingkungan kerja. Gejala yang muncul pada tiap pengidap bisa berbeda-beda. Ada ya
ng mengalaminya segera setelah kejadian dan ada juga yang muncul setelah beberapa bulan atau
bahkan bertahun-tahun kemudian.

Secara umum, gejala PTSD bisa dikelompokkan ke dalam lima jenis. :


• Ingatan yang mengganggu, contohnya selalu mengingat detail mengerikan dari kejadian tragis
atau sering mimpi buruk tentang kejadian tersebut.
• Kecenderungan untuk mengelak membicarakan atau memikirkan kejadian traumatis. Kondisiin
i ditunjukkan dengan menghindari tempat, kegiatan, atau oranng yang memicu ingatan untuk k
ejadian traumatis.
• Pola pikir yang berubah negatif. Pengidap PTSD cenderung memiliki perasaan negatif terhada
p diri sendiri atau orang lain, merasa terasing.
• Merasa putus asa dalam menghadapi masa depan, memiliki masalah ingatan, termasuk mengi
ngat aspek pentingdari kejadian traumatis serta kesulitan membina hubungan yang dekat deng
an orang lain.
• Perubahan emosi. Perubahan ini ditunjukkan dengan oerbedaan reaksi secara fisik maupun e
mosi, seperti sulit berkonsentrasi, merasa sangat selalu waspada, mudah terkejut dan takut, m
udah kesal atau marah, serta sulit tidur.
NHS (2015). Health A-Z. Post-Traumatic Stress Disord
er (PTSD)
Diagnosis gangguan stres pasca trauma

Untuk mendiagnosis PTSD,


dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami.
Pasien juga akan diminta untuk menjalani pemeriksaan
psikologis.
Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan kriteria pedoman
diagnosis dan statistik gangguan kejiwaan, seperti:
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Ji
wa (PPDGJ) atau Diagnostic and Statical Manual of M
ental Disorder (DSM-5)
Andreasen, N C. (2011). What is Post-Trau
matic Stress Disorder. Dialogues in Clinica
l Neuroscience, 13(3), pp. 240-243.
Non & Farmako terapi gangguan stress pasca trauma

Terapi psikologi yang diberikan meliputi:


• Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural threapy (CBT). Te
rapi yang biasanya dilakukan sebanyak 8 hingga 12 sesi ini bertujuan me
ngatasi masalah yang dihadapi dengan mengubah cara pikir dan bertinda
k.
• Terapi desensitisasi gerakan mata dan pemrosesan ulang atau eye
movement desensitisation and reprocessing (EMDR). Terapi denga
n menggerakkan mata ke samping mengikuti gerakan tangan terapis ini b
ertujuan meredakan gejala PTSD. Meski demikian, belum diketahui seca
ra jelas bagaimana cara terapi ini dapat mengatasi gejala PTSD.
• Terapi penyingkapan (exposure therapy). Terapi ini bertujuan memban
tu pasien menghadapi keadaan secara efektif setelah mengalami peristiw
a traumatis.
• Terapi kelompok. Terapi ini bertujuan untuk mengatasi gejala PTSD pad
a diri pasien dengan cara membicarakan pengalaman traumatis bersama
orang-orang lain dalam suatu kelompok yang memiliki pengalaman atau
masalah serupa
Untuk Farmako
• Antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah sulit
tidur dan meningkatkan konsentrasi. Antidepresan biasanya diber
ikan pada pasien berusia 18 tahun ke atas dalam jangka waktu 1
2 bulan sebelum dikurangi secara bertahap selama kira-kira 4 min
ggu. Contoh obat antidepresan adalah mirtazapine, dan phenelzin
e.
• Prazosin. Obat ini diberikan untuk mengatasi masalah yang berk
aitan dengan insomnia akibat mimpi buruk berulang.
• Antiansietas. Obat ini diberikan untuk mengurangi rasa cemas p
ada penderita PTSD. Obat antiansietas biasanya hanya diberikan
dalam jangka waktu yang pendek mengingat rentan disalahgunak
an. Perubahan suasana hati akan terlihat setelah pemberian obat-
obatan selama beberapa minggu
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditio
ns. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Definisi dan jenis gangguan
kepribadian

Gangguan kepribadian adalah suatu kondisi yang menyeb


abkan penderitanya memiliki pola pikir dan perilaku yang
tidak sehat dan berbeda dari orang normal. Selain pola pi
kir yang tidak sehat, kondisi yang dikategorikan sebagai p
enyakit mental ini juga bisa membuat penderitanya sulit
untuk merasakan, memahami, atau berinteraksi dengan o
rang lain
Jenis-jenis gangguan kepribadian kelompok A terdiri dari:

1. Gangguan kepribadian skizotipal. Selain tingkah laku yang aneh dan cara bica
ra mereka yang tidak wajar, penderita gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat ce
mas atau tidak nyaman dalam situasi sosial. Penderita juga kerap berkhayal, misalny
a percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan telepati yang mampu memengaruhi emosi
dan tingkah laku orang lain atau percaya bahwa suatu tulisan di koran adalah sebuah
pesan tersembunyi bagi mereka.

2.Gangguan kepribadian skizoid. Ciri utama penderita gangguan kepribadian jeni


s ini adalah sifat yang dingin. Mereka seperti sukar menikmati momen apa pun, tidak
bergeming saat dikritik atau dipuji, dan tidak tertarik menjalin hubungan pertemanan d
engan siapa pun, bahkan dengan lawan jenis. Mereka cenderung penyendiri dan men
ghindari interaksi sosial.

3.Gangguan kepribadian paranoid. Ciri-ciri utama gangguan kepribadian jenis ini


adalah kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap orang lain secara berlebihan, term
asuk pada pasangan mereka. Mereka selalu takut bahwa orang lain akan memanipul
asi atau merugikan mereka, dan mereka takut pasangan mereka akan berkhianat
Jenis-jenis gangguan kepribadian kelompok B terdiri dari:

1.Gangguan kepribadian ambang (borderline). Orang yang menderita kondisi ini biasanya m
emiliki emosi yang tidak stabil dan memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri, misalnya denga
n meminum banyak alkohol atau melakukan seks bebas. Penderita gangguan ini juga merasa kes
ulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka merasa tidak dianggap baik dalam lingkungan
keluarga maupun di masyarakat.

2.Gangguan kepribadian antisosial. Orang yang menderita kondisi ini kerap mengabaikan nor
ma sosial yang berlaku dan tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain. Penderita cenderung
menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi dalam hidup mereka. Mereka gemar mengintim
idasi orang lain dan tidak menyesali perbuatan mereka. Mereka juga tidak mampu mengendalikan
amarah dan mempertahankan hubungan.

3.Gangguan kepribadian narsistik. Orang yang menderita kondisi ini merasa yakin bahwa diri
nya lebih istimewa dibandingkan orang lain. Mereka cenderung arogan dan terus-menerus mengh
arapkan pujian dari orang lain. Mereka akan membanggakan dan melebih-lebihkan prestasi yang
dicapai. Ketika merasa ada orang lain yang lebih unggul daripada mereka, penderita gangguan ke
pribadian narsistik akan merasa sangat iri.

4.Gangguan kepribadian histrionik. Orang yang menderita kondisi ini biasanya terlalu mence
maskan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian. Apabila
menjalin hubungan pertemanan, penderita gangguan ini akan menganggap hubungan pertemanan
tersebut sangat erat, meskipun orang lain menganggapnya tidak.
Gangguan kepribadian kelompok C terdiri dari:

1.Gangguan kepribadian dependen. Penderita kondisi ini akan merasa sangat tergantung pad
a orang lain dalam hal apa pun. Mereka tidak bisa hidup mandiri dan selalu diliputi rasa takut akan
ditinggalkan orang lain. Saat mereka sedang sendiri, mereka akan merasa tidak nyaman dan tidak
berdaya. Akibat ketergantungan yang berlebihan ini, penderita gangguan kepribadian dependen ti
dak akan bisa membuat keputusan dan mengemban tanggung jawab sendiri tanpa petunjuk dan b
antuan orang lain.

2. Gangguan kepribadian menghindar. Penderita kondisi ini sering menghindari kontak sosial,
terutama dalam kegiatan baru yang melibatkan orang asing. Tidak sama seperti gangguan kepriba
dian skizoid, penghindaran ini dilakukan penderita karena mereka malu dan tidak percaya diri. Seb
enarnya mereka ingin sekali menjalin hubungan dekat, namun mereka merasa tidak pantas berba
ur dan khawatir mengalami penolakan.

3.Gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Orang yang mengalami kondisi ini bisa dikataka
n “gila kendali”. Mereka sulit untuk bisa bekerja sama dengan orang lain dan lebih memilih untuk
mengatur atau menyelesaikan tugasnya sendiri. Karena kepribadian mereka yang perfeksionis, se
ring kali mereka stres apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan standar mereka yang tinggi.

Sansone, RA. Sansone, LA. (2011). Personality Disorde


r: A Nation-Based Perspective on Prevalence. Innovati
on in Clinical Neuroscience, 8(4), pp. 13-18

Anda mungkin juga menyukai