Anda di halaman 1dari 6

RESUME KEPERAWATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa


MENGENAI ANTIDEPRESAN, ANTIANSIETAS, ANTIMANIA, DAN
ANTI OBSESIF KONFULSIF
Dosen Pengampu:
Bapak Angga Bagja Sukma, S.Kep., Ners., MAN
Disusun Oleh:
Candra Irawan (C.0105.21.125)

Antidepresan

Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk meringankan gejala


depresi klinis dan kondisi lain yang terkait dengan depresi seperti gangguan
kecemasan, obsesif kompulsif (OCD), PTSD, distimia, dan masih banyak lagi.
Kegunaan lainnya adalah untuk mengatasi nyeri jangka panjang. Cara kerja obat
antidepresan diduga adalah dengan cara meningkatkan kadar neurotransmitterdi
otak. Neurotransmitter juga berpengaruh terhadap sinyal nyeri yang dikirim
oleh saraf. Hal ini yang menyebabkan beberapa jeni antidepresan digunakan
untuk meringankan nyeri. Antidepresan dapat meringankan gejala depresi, tapi
belum tentu dapat mengatasi penyebabnya. Sehingga penggunaan antidepresan
sering kali harus dikombinasikan dengan terapi lainnya agar dapat efektif
mengatasi depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya. Antidepresan
digunakan untuk mengatasi depresi dan juga beberapa kondisi lainnya. Kondisi
yang paling umum diperbolehkan untuk penggunaan antidepresan adalah
seperti: Depresi dan gangguan depresi berat Obsesif kompulsif (OCD)
Posttraumatic stress disorder (PTSD) Gangguan kecemasan sosial Gangguan
kecemasan umum Gangguan bipolar Enuresis, kebiasaan mengompol
Antidepresan juga sering kali digunakan untuk mengatasi kondisi lain di luar
indikasi obat ini. Contohnya adalah seperti untuk mengatasi insomnia, migraine,
dan sebagai obat nyeri. Penggunaan di luar indikasi harus berdasarkan
keputusan dokter dan harus dipastikan bahwa obat tersebut memang merupakan
pilihan pengobatan yang paling efektif.

Antiansietas

Ansietas atau Kecemasan adalah reaksi dasar jangka pendek terhadap


sebuah situasi. Namun, rasa takut dapat menjadi gangguan mental jika respons
rasa takut tidak bersifat jangka pendek dan berlanjut, bahkan jika tidak ada
alasan untuk perasaan itu. Ini bisa disebut gangguan kecemasan atau ketakutan.
Individu yang memiliki ansietas / gangguan kecemasan dapat merasa khawatir
yang tampaknya tidak penting dan menganggap situasi lebih buruk daripada
yang sebenarnya. Kecemasan terjadi dalam gejala mental dan fisik dan dapat
mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang dan mengubah situasi biasa
menjadi tantangan yang menantang. Penyebab gangguan kecemasan tidak
diketahui secara pasti. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor
yang dapat menyebabkan kecemasan. Faktor-faktor tersebut tampak dapat
bekerja baik secara terpisah maupun bersama-sama. Berikut penjelasanya:

1. Genetika: Beberapa kelainan kecemasan tampaknya memiliki komponen


genetik dan

terkadang terjadi antar generasi keluarga.

2. Biologi: Cara otak memproses dan merespon stres dan rangsangan dianggap
berpengaruh, terutama hormon stres seperti adrenalin.

3. Pola Pemikiran: Pola pemikiran yang berpusat pada memprediksi situasi yang
paling buruk dan terkait dengan negatif jangka panjang dan kesulitan dalam
menghadapi ketidakpastian dihubungkan dengan ketakutan. Selain itu, sikap
terlalu sensitif terhadap rangsangan fisik internal (seperti peningkatan detak
jantung), yang dapat disertai dengan salah tafsir rangsangan ini sebagai tanda
bencana dan dapat mempengaruhi berbagai gangguan kecemasan.

4. Kejadian yang menekan: Peristiwa masa lalu dan trauma dapat bertindak
sebagai katalis dan menyebabkan gangguan kecemasan pada seseorang.

Ada berbagai jenis Ansietas / gangguan kecemasan. Meskipun beberapa gejala


umum, masingmasing jenis memiliki pemicu yang sangat berbeda dan terjadi
dengan cara yang berbeda.

1. Gangguan kecemasan umum : Gangguan ini ditandai dengan rasa takut yang
terus-menerus

dan berlebihan akan kejadian sehari-hari seperti keluarga, pekerjaan, dan


sekolah. Orangorang merasa cemas hampir setiap hari dan mengkhawatirkan
banyak hal yang berbeda.

Gejala-gejala ini harus bertahan setidaknya 6 bulan atau lebih.

2. Fobia spesifik : Fobia adalah rasa takut dan kecemasan ekstrem yang
disebabkan oleh objek atau situasi tertentu. Beberapa contoh umum fobia adalah
takut akan ketinggian dan takut akan laba-laba.

3. Gangguan Panik : Seseorang dengan gangguan panik mengalami serangan


panik berulang dan perasaan takut yang luar biasa dan umumnya tidak
terkendali. Gejala-gejala ini terjadi bersama dengan berbagai gejala fisik
termasuk: sesak napas, nyeri dada, keringat berlebih, dan pusing. Terkadang
orang-orang ini berpikir mereka mati. Serangan panik tidak selalu memicu. Jika
seseorang mengalami kejang berulang lebih dari sekali sebulan, gangguan ini
dapat didiagnosis.

4. Gangguan Obsesif Kompulsif : Gangguan ini muncul pada individu sebagai


pikiran kecemasan berulang yang mengarah pada perilaku atau ritual tertentu
untuk mengurangi kecemasan ini. Gangguan ini menyebabkan pemikiran yang
mengkhawatirkan tentang pemicu tertentu yang menjadi obsesi, seperti takut
kuman. Obsesi ini membuat individu merasa butuh melakukan perilaku
berulang, ritual, atau tindakan mental yang disebut kompulsi untuk
mengimbangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi (Obsesi dengan
pembersihan). Perilaku ini bisa sangat merusak kehidupan seseorang. Individu
biasanya tahu bahwa obsesi dan hambatan mereka tidak perlu, tetapi mereka
tidak bisa berhenti. berikut beberapa gejala kecemasan secara umum:

1. Gejala fisik: serangan panik, kedinginan, detak jantung cepat, berkeringat,


mual, gemetar,

lemas, nyeri dada, pernapasan cepat, dangkal, gelisah, gugup, dan tegang.

2. Gejala psikologis: ketakutan yang berlebihan, kekhawatiran, kesulitan


berkonsentrasi,

mengingat situasi yang lebih buruk daripada yang sebenarnya, dan pemikiran
kompulsif

3. Perilaku: Hindari situasi yang mengkhawatirkan.

Antimania

Antimania atau mood stabilizers adalah kelompok obat yang digunakan


untuk mengendalikansuasana hati atau mood pada penderita gangguan bipolar,
yang bisa berupa depresi atau episodemania.Walaupun belum diketahui cara
kerja pastinya, antimania diyakini bekerja mengendalikan suasana hati (mood)
dengan cara memengaruhi kadar zat kimia khusus di dalam otak, yaitu
neurotransmitter, seperti dopamin, GABA, atau serotonin. Antimania akan
mengurangi frekuensi perubahan suasana perasaan dan meredakan gejala
termasuk gelisah atau perilaku yang tidak wajar pada penderita bipolar.
Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antimania, juga digunakan
untuk menangani epilepsi atau gangguan skizoafektif. Obat ini hanya dapat
digunakan dengan resep dan petunjuk dokter.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang tergolong ke dalam antimania:

 Asenapine

 Aripiprazole

 Carbamazepine

 Lithium

 Lamotrigine

 Olanzapine

 Quetiapine

 Risperidone

 Valproate

Anti Obsesif Konfulsif

Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan mental yang


mendorong penderitanya untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang-
ulang. Tindakan tersebut ia lakukan untuk mengurangi kecemasan dalam
pikirannya. Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja dari
semua kelompok usia, tetapi paling sering muncul di usia 7–17 tahun. Penderita
OCD biasanya menyadari bahwa pikirandan tindakannya berlebihan, tetapi
mereka tidak bisa melawannya.

Meski namanya hampir sama, obsessive compulsive disorder berbeda


dengan obsessivecompulsive personality disorder (OCPD). OCD termasuk
gangguan mental yang gejalanya bisa hilang timbul. Gejala OCD terdorong oleh
pikiran obsesif untuk menghindari rasa takut dan cemas. Selain itu, penderita
OCD biasanya sadar akan kondisi yang dialaminya.Berbeda dengan OCD,
OCPD tergolong gangguan kepribadian yang gejalanya dialami secara konsisten
oleh penderitanya. Penderita OCPD cenderung bersifat sangat perfeksionis
dalamsegala hal. Namun, penderita OCPD sering tidak menyadari kondisinya.

Penyebab dan Gejala OCD Ada beberapa faktor yang diduga dapat
meningkatkan risiko terjadinya OCD, antara lain faktor genetik, perubahan pada
senyawa kimia otak, dan pengaruh lingkungan. OCD ditandai dengan gangguan
pikiran yang menimbulkan kecemasan dan perilaku yang dilakukan berulang
kali guna menghilangkan kecemasan tersebut. Sebagai contoh, penderita OCD
yang takut terkena penyakit cenderung akan mencuci tangan secara berlebihan
atau terlalu sering membersihkan rumah. Pengobatan OCD dan Pencegahan
OCD Pengobatan OCD bertujuan untuk mengendalikan gejala yang muncul,
agar kualitas hidup penderitanya bisa membaik. Metode pengobatannya dapat
berupa terapi perilaku kognitif dan pemberian obat antidepresan. Belum ada
cara pasti yang dapat dilakukan untuk mencegah OCD. Namun, pemeriksaan
dan penanganan lebih awal dapat mencegah gejala OCD makin memburuk.

Anda mungkin juga menyukai