Anda di halaman 1dari 5

ABSENSI ODGJ KAB.

CIANJUR

NO NAMA TTD KETRANGAN

Dalam kehidupan bermasyarakat, orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ


sering kali mendapatkan diskriminasi dan stigma sosial karena dianggap
meresahkan. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat ODGJ
sebenarnya membutuhkan penanganan yang tepat untuk menghadapi
kondisi yang dialaminya.

Mengenal lebih dalam apa itu ODGJ


Orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ memiliki masalah pada
kejiwaannya yang memengaruhi cara berpikir, berperilaku, serta emosinya
dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi tersebut menyebabkan penderitanya kesulitan menjalani hidup


dengan normal, terutama dalam berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya. Inilah yang menyebabkan banyak orang sering mengalami
kesalahpahaman, bahkan memperlakukan ODGJ dengan kurang tepat.

Tak sedikit yang melabeli ODGJ dengan panggilan orang gila. Kondisi
gangguan jiwa ini juga sering dikaitkan dengan hal berbau mistis sehingga
penanganannya kerap tidak tepat.

Perlakuan dan penanganan yang tidak tepat ini justru bisa berakibat buruk
bagi kondisi pasien, bahkan memperparah penyakit yang dideritanya.
Padahal, dengan pengobatan yang benar, kualitas hidup penderita
gangguan jiwa akan lebih baik.

Berbagai gangguan yang dialami ODGJ


Berikut adalah beberapa jenis penyakit atau masalah mental yang diidap
orang dengan gangguan jiwa:
1. Gangguan kecemasan
Rasa cemas adalah emosi yang wajar dan pasti pernah dirasakan oleh
setiap orang. Perasaan ini biasanya muncul ketika harus dihadapkan
dengan masalah tertentu atau mempersiapkan suatu hal yang besar.

Biasanya, rasa cemas akan menghilang dengan sendirinya setelah faktor


pemicu atau kejadiannya usai. Akan tetapi, ODGJ yang mengalami
gangguan kecemasan akan mengalami rasa cemas secara intens dan terus-
menerus.
Gangguan kecemasan menyebabkan penderitanya sulit mengendalikan
rasa cemas berlebih. Bahkan, kecemasan bisa muncul walaupun tidak ada
pemicunya sama sekali.

Rasa cemas yang dialami ODGJ biasanya diikuti dengan gejala fisik, seperti
jantung berdebar, berkeringat, pusing, seperti akan pingsan, dan sulit fokus.

Gangguan kecemasan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti


gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan umum, fobia, dan
serangan panik.
2. Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Seseorang yang pernah melewati atau melihat kejadian buruk dan tragedi,
seperti bencana alam, kecelakaan, atau pelecehan seksual, dapat
mengalami guncangan pada kejiwaannya. Kondisi ini disebut dengan post-
traumatic stress disorder atau PTSD.
PTSD menyebabkan ODGJ mengalami trauma berkepanjangan yang diikuti
dengan gejala fisik ketika dihadapkan dengan pemicu traumanya, misalnya
saat mendengar suara ledakan atau tidak sengaja disentuh di bagian tubuh
tertentu.
Tidak jarang penderita PTSD mengalami kilas balik akan peristiwa traumatis
di masa lalunya. Saat memori tersebut muncul, penderita akan merasakan
kesedihan, ketakutan, atau rasa asing dari orang-orang di sekitarnya.

3. Depresi
Depresi adalah salah satu masalah mental yang paling banyak ditemukan
pada ODGJ. Berdasarkan data dari WHO, sekitar 280 juta orang di dunia
mengalami depresi.
Depresi adalah hal yang sulit dideteksi karena banyak orang yang tidak
menyadari bahwa dirinya mengalami masalah mental ini. Bahkan, sering kali
depresi dianggap remeh sehingga hal ini justru memperparah kondisi
penderitanya.
Gangguan mental ini menyebabkan penderitanya mengalami kesedihan
yang mendalam, kehilangan minat akan hal-hal yang disukai, dan merasa
putus asa setidaknya selama 2 minggu berturut-turut.

Selain itu, depresi juga berpotensi menimbulkan pikiran atau


kecenderungan untuk bunuh diri pada penderitanya (suicidal). Oleh karena
itu, dibutuhkan perawatan yang intensif agar kondisi mental ODGJ yang
mengalami depresi dapat membaik.
4. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Masalah mental lainnya yang kerap ditemukan pada ODGJ adalah
gangguan obsesif kompulsif atau OCD. Penderita gangguan mental ini
menunjukkan pola pikir obsesif yang mengacu pada perilaku berulang-
ulang (repetitif).

Jika pikiran obsesif tersebut diredam atau dihiraukan, penderitanya akan


mengalami rasa cemas dan stres berlebih. Itulah mengapa penderita OCD
harus melakukan tindakan tersebut terus-menerus untuk mengurangi rasa
cemasnya.
Beberapa contoh perilaku dan pikiran obsesif yang dialami penderita OCD
adalah:

 Selalu merasa takut terkena kuman atau debu sehingga harus cuci
tangan secara berulang kali.
 Merasa ragu dan khawatir berlebihan apakah sudah mematikan
kompor atau mengunci pintu rumah.
 Merasa stres ketika melihat suatu benda tidak tertata rapi.
 Membayangkan ingin menabrakkan mobil ke kerumunan orang.
 Memiliki bayangan atau fantasi seks yang tidak wajar dan sulit
dikendalikan.

5. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar juga merupakan masalah mental yang bisa dialami
ODGJ. Bipolar menyebabkan penderitanya mengalami perubahan suasana
hati yang sangat cepat.
Ada 2 jenis suasana hati yang dimiliki oleh pengidap bipolar, yaitu fase
mania dan depresi. Fase mania ditandai dengan antusiasme tinggi,
semangat yang menggebu-gebu, merasa terlampau bahagia, dan tidak bisa
diam.

Akan tetapi, saat penderita memasuki fase depresi, gejala-gejala depresi


akan muncul. Perubahan suasana hati tersebut bisa memakan waktu
beberapa jam, minggu, atau bulan.

6. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang sangat serius dan
memengaruhi cara berpikir, merasakan, serta berperilaku. ODGJ dengan
skizofrenia sering kali mengalami gejala delusi, halusinasi, serta kecemasan
atau ketakutan yang berlebih.
Skizofrenia menyebabkan penderitanya merasakan, melihat, atau
mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada di dunia nyata. Bila
dibiarkan, penyakit ini bisa menghambat penderitanya berinteraksi dengan
orang lain dan menjalani kehidupan normal.

7. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian juga termasuk dalam masalah yang bisa dialami
ODGJ. Apabila seseorang memiliki cara berpikir, merasa, dan berperilaku
yang tidak lazim diterima norma umum dan menyebabkan gangguan
dalam kehidupan sehari-hari, kondisi tersebut dapat digolongkan sebagai
gangguan kepribadian.

Ada 10 jenis gangguan kepribadian yang sejauh ini diketahui. Beberapa di


antaranya adalah gangguan kepribadian antisosial, borderline personality
disorder, dan gangguan narsistik. Beberapa orang bisa saja memiliki lebih
dari 1 gangguan kepribadian.
Cara yang tepat untuk menangani ODGJ
Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gangguan jiwa atau tidak,
diperlukan pemeriksaan kejiwaan yang hanya boleh dilakukan oleh dokter
atau psikiater.

Diagnosis dari psikiater akan membantu menentukan jenis gangguan jiwa


yang diderita serta tipe pengobatan yang sesuai. Umumnya, ODGJ dapat
ditangani dengan metode-metode berikut:
Obat-obatan medis
Jenis obat yang diresepkan untuk ODGJ akan bergantung pada jenis
gangguan jiwa yang diidapnya. Biasanya, gangguan yang terkait dengan
suasana hati, seperti depresi atau bipolar, dapat ditangani dengan obat
antidepresan.

Ada beberapa jenis obat yang hanya perlu dikonsumsi dalam rentang
waktu yang ditentukan dokter. Namun, ada kemungkinan pasien harus
mengonsumsi obat seumur hidupnya.

Psikoterapi
Selain obat-obatan medis, ODGJ juga dapat menjalani psikoterapi yang
dilakukan oleh psikolog dan psikiater. Tujuan dari terapi ini adalah untuk
mengatasi masalah psikologis serta emosional yang dialami pasien.

Psikoterapi adalah proses yang membantu pasien dalam mengenali kondisi


yang dialaminya secara mendalam, serta membimbing mereka untuk
menghadapi pikirannya dengan cara yang tepat.
Apabila Anda atau orang-orang terdekat Anda menunjukkan tanda-tanda
ODGJ, jangan ragu untuk mencari bantuan ke psikolog atau psikiater.

Mulailah membuat perubahan dari diri sendiri dengan tidak


mendiskriminasi atau menjauhi orang-orang dengan masalah mental.
Berikan dukungan dan kepedulian agar pasien tahu bahwa ia tidak
sendirian menghadapi penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai