Anda di halaman 1dari 2

Feby Alhusna Taqwa

21101157510224

Psikologi'21 E

Bahasa Indonesia 6 jan 2021

Tema : obsessive compulsive disorder (OCD)

Judul : penyakit gangguan mental

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) merupakan sejenis gangguan mental jangka panjang yang
sering kali terjadi. Gangguan ini membuat seseorang memiliki pikiran (obsesif)dan mendorongnya untuk
berprilaku (kompulsif) berulang.contoh dari perilaku kompulsif ini adalah seseorang mencuci tangan 7
kali setelah menyentuh sesuatu yang dianggap kotor. Hal tersebut terjadi tanpa sadar atau di luar
kendali penderita. Dengan kata lain, OCD dapat memengaruhi secara signifikan kehidupan penderitanya.

Orang dengan gangguan OCD memiliki gejala obsesi, kompulsi, ataupun keduanya. Gejala-gejala
tersebut bisa mengganggu semua aspek kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi.
Gejala ini bisa saja datang - pergi bahkan memburuk sendirinya. Gejalanya dapat di cegah dengan
menghindari penyebab terjadinya atau juga bisa menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk
menenangkan diri . Orang dewasa dengan penderita OCD ini biasanya tidak sadar bahwa mereka
memiliki kebiasaan di luar kebiasaan orang pada umumnya.

Penyebab OCD sendiri belum diketahui pastinya. Namun,OCD menyerang orang dewasa, remaja, serta
anak-anak di seluruh dunia. Rata rata orang didiagnosis pada usia 19 tahun, dalam usia dini biasanya
sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa faktor tersebut ikut berpengaruh
dalam terjadinya gangguan OCD.

Faktor risiko OCD meliputi beberapa faktor diantaranya faktor keturunan, struktur otak dan
fungsinya (masih belum jelas), serta lingkungan hidup. lingkungan hidup yang tidak mendukung
perkembangan psikis penderita sewaktu kecil, seperti ketika anak sering direndahkan atau diejek karena
ketidaksempurnaannya, faktor tersebut sangat berpengaruh atas penyebab terjadinya OCD .Hal
tersebut dapat menimbulkan perasaan timbal balik ingin melakukan hal yang sempurna.

Diagnosis untuk membantu pendiagnosisan OCD ialah oemeriksaan fisik. Selain membantu dalam
OCD, pemeriksaan ini juga dapat membantu menyingkirkan masalah lain yang menjadi penyebab
terjadinya hal ini serta untuk memeriksa komplikasi terkait. Tes berikut nya yaitu tes laboratorium
termasuk hitung darah lengkap (CBC), pemeriksaan fungsi tiroid, dan skrining untuk alkohol dan obat-
obatan. Evaluasi psikologis, termasuk membahas pikiran, perasaan, gejala, dan pola perilaku. Kriteria
diagnostik untuk OCD ada pada Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan
oleh American Psychiatric Association.

Lalu bagaimana denga pengobatannya?,sangat disayangkan OCD tidak bisa disembuhkan. Akan
tetapi, penderita dapat meredakan gejala yang mengganggu aktivitasnya dengan mengikuti beberapa
perawatan. Pengobatan itu yaitu dari obat-obatan, psikoterapi, ataupun kombinasi keduanya. Namun
hal ini tidak selalu manjur, walaupun sebagian besar membaik namun juga ada beberapa yang terus
mengalami gejalanya meski sudah mendapatkan pengobatan.

orang dengan OCD terkadang juga ditemukan memiliki gangguan mental lainnya, seperti
kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan saat seseorang memiliki anggapan keliru
bahwa bagian dari tubuh mereka tidak normal). Penting untuk mempertimbangkan gangguan lain ini
ketika menentukan pilihan perawatan. Jenis obat yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala
OCD ialah SRI dan SSRIs.

Cara lain untuk mengatasi OCD pada orang dewasa atau anak anak adalah dengan melakukan
psikoterapi. Berdasarkan Penelitian jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT)
dan terapi terkait lainnya (contohnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) dapat sama efektifnya dengan
obat bagi banyak individu.

Gangguan obsesif kompulsif berkemungkinan menimbulkan berbagai masalah baru pada kesehatan
Anda. berikut adalah beberapa komplikasi penyakit OCD yang mungkin terjadi, Dilansir dari Mayo Clinic :

 Kehabisan waktu untuk melakukan aktivitas lain karena perilaku berlebihan yang pengidap
lakukan.
 Kesulitan dalam melakukan pekerjaan, sekolah, atau kegiatan sosial.
 Masalah kesehatan kulit, seperti dermatitis kontak akibat sering mencuci tangan.
 masalah hubungan dengan orang lain.
 Kualitas hidup yang buruk secara keseluruhan.
 Pikiran dan perilaku ingin bunuh diri.

Berbica tentang pencegahan OCD, OCD sendiri belum ada cara yang pasti untuk mencegahnya. Akan
tetapi,dengan menjalani pengobatan secepat mungkin,dapat membantu mencegah OCD memburuk
serta dapat membantu kegiatan dan rutinitas sehari-hari yang mengganggu pengidap.

Anda mungkin juga menyukai