Anda di halaman 1dari 20

DETEKSI DINI

MASALAH KESEHATAN JIWA


Psikoedukasi Kader Kesehatan Kelurahan Langensari
Puskesmas Ungaran

PRAKTIK KERJA PROFESI Immanuela 2022


PSIKOLOGI KLINIS DEWASA Indraningtyas
KASUS KOMUNITAS Wulandari - 20E30095
03 04 05
Pendahuluan Gangguan jiwa yang
Tujuan dan Target sering ditemukan
yang ingin dicapai dalam masyarakat

12 16 17
Upaya membantu
Kuesioner deteksi dini orang dengan Upaya deteksi dini
masalah kesehatan jiwa masalah kesehatan dalam keluarga
jiwa
Pendahuluan
Kesehatan jiwa merupakan hal tak kasat mata yang kerap kali kurang
mendapat perhatian dari setiap orang. Padahal tiada kesehatan tanpa
kesehatan jiwa!
Bila mendengar kata "kesehatan jiwa", yang terpikirkan oleh masyarakat pada
umumnya adalah gangguan jiwa berat yaitu orang yang berperilaku aneh dan
menakutkan. Padahal kesehatan jiwa memilki makna yang sangat luas dan
sangat dekat dengan kehidupan kita masing-masing.

Modul sederhana ini ditujukan secara khusus untuk kader kesehatan di


Kelurahan Langensari, Ungaran. Penulis berharap, modul ini dapat membantu
kader kesehatan untuk memahami kesehatan jiwa dan mampu mendeteksi
dini masalah kesehatan jiwa dalam masyarakat sehingga dapat
mengupayakan tindakan pencegahan masalah kesehatan jiwa yang lebih
berat.

Masalah kesehatan jiwa bukanlah aib atau hukuman yang harus ditutup-
tutupi. Orang dengan gangguan jiwa memerlukan pengertian dan pertolongan
dari kita. Mari belajar dan berproses bersama. Semoga bermanfaat!
03
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan deteksi
dini masalah kesehatan jiwa di masyarakat bagi kader
kesehatan

Target yang ingin dicapai


Peserta mengetahui jenis gangguan jiwa yang sering terjadi dimasyarakat
Peserta mengetahui bantuan layanan yang dapat diakses dalam menangani
kasus gangguan jiwa
Peserta mampu melakukan deteksi dini dengan skrining melalui kuesioner
SRQ-20

04
Apa sajakah gangguan jiwa yang sering
ditemukan di masyarakat?
Berdasarkan buku Pedoman Kesehatan Jiwa (Kemenkes RI, 2011, hal 39) dan buku
Kesehatan Jiwa di Masyarakat (Yuliani, dkk) beberapa gangguan jiwa yang sering
ditemukan adalah sebagai berikut:

Gangguan Gangguan Gangguan


Kecemasan Depresi Somatik

05
Dementia
Gangguan Psikotik
1. Gangguan Kecemasan (Anxietas)
Rasa cemas dan khawatir yang berlebihan dan tidak masuk akal,
sehingga mengakibatkan tergangguanya kegiatan yang bisa dilakukan
Gejala dapat berlangsung berbulan-bulan, sering muncul kembali.
Gangguan cemas mempunyai pengaruh terhadap kondisi fisik dan
mental
Gangguan cemas dapat disembuhkan
Gejala gangguan cemas
1. Ketegangan mental : cemas, bingung, tegang, gugup, sulit
memusatkan perhatian
2. Ketegangan fisik: gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
bisa santai
3. Gejala fisik: pusing, berkeringat, denyut jantung cepat,
sesak napas

06
2. Gangguan Depresi

Gangguan depresi harus dibedakan dengan perasaan sedih biasa.


Semua orang pada saat tertentu mengalami sedih namun tidak sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Depresi adalah perasaan sedih atau murung yang mendalam, dan
menetap lebih dari 2 minggu berturut-turut sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari.
Keluarga atau kerabat seringkali tidak menyadari adanya depresi, dan
menyuruh orang tersebut untuk melawan perasaannya, dimana hal ini
dapat memperburuk keadaannya.
Bila seseorang mengalami salah satu dari gejala depresi, mungkin Ia
tidak hanya mengalami kesedihan biasa, namun mengalami depresi
yang membutuhkan pertolingan
Depresi dapat diobati dan disembuhkan. Depresi bukan kelemahan atau
kemalasan.

07
Gejala gangguan depresi:
1. Perasaan sedih dan murung. Kehilangan minat terhadap pekerjaan atau
aktivitas yang biasa dilakukan.
2. Semangat menurun. Orang dengan depresi hanya ingin berbaring di tempat
tidur sepanjang hari atau menarik diri dari pergaulan.
3. Mudah lelah
4. Rasa percaya diri menurun
5. Pesimis. Isi pikiran seringkali tentang kegagalan dan kesalahan. Orang
cenderung menyalahkan diri sendiri.
6. Gangguan tidur
7. Hilang nafsu makan
8. Konsentrasi/perhatian berkurang
9. Ide/tindakan bunuh diri

08
3. Gangguan Somatik

Gangguan somatik merupakan keadaan dimana seseorang memiliki


berbagai macam keluhan atau gejala fisik disertai permintaan
pemeriksaan fisik, namun terbukti hasil pemeriksaannya negatif.
Penderita gangguan somatik dapat menyangkal dan menolak bahwa
keluhan fisiknya berkaitan dengan konflik kehidupan yang dialami,
meskipun terdapat gejala gangguan cemas dan depresi.
Gejala-gejala fisik yang dialami seperti sakit kepala, mual, susah tidur, dan
berbagai rasa sakit lain, benar-benar dirasakan oleh orang tersebut dan
bukan dibuat-buat.
Aktivitas sehari-hari dapat terganggu dengan adanya keluhan-keluhan
fisik yang dialami.

09
4. Gangguan Psikotik

Seseorang yang menderita gangguan psikotik menunjukkan perubahan


yang nyata dan berlangsung lama.
Gejala gangguan psikotik:
1. Mendengar suara-suara bisikan yang tidak didengar oleh orang lain
2. Bicara dan tertawa sendiri tanpa sebab
3. Melihat sesuatu yang tidak nyata
4. Curiga berlebihan
5. Seolah-olah siaran radio dan TV membicarakan dirinya
6. Merasa menjadi seseorang yang hebat misalnya presiden/nabi/malaikat
7. Bicara kacau yang sulit dimengerti
8. Marah-marah tanpa sebab, mengamuk
9. Terlalu menyendiri, tidak mau bergaul
10. Tidak mau mandi, tidak menjaga kebersihan diri, buang air besar/kecil
sembarangan
Jika ada seseorang yang memperlihatkan satu atau lebih dari gejala-
gejala di atas, jangan ragu-ragu membawanya ke dokter atau puskemas
10
5. Dementia/Kepikunan
Demensia sering terjadi pada usia lanjut. -Kehilangan daya ingat dapat
menyebabkan masalah tingkah laku, misalnya menjadi gaduh gelisah,
pencuriga dan emosi yang meledak-ledak.
Gejala dementia:
1. Penurunan daya ingat mengenai hal yang baru terjadi, misalnya orang
tersebut lupa apakah sudah makan, mandi, lupa dimana meletakkan
barangnya, dan lain-lain
2. Penurunan daya pikir, misalnya tidak mampu lagi berhitung yang biasanya
mudah dilakukan
3. Penurunan daya nilai, misalnya sulit membedakan yang baik dan yang
buruk
4. Penurunan kemampuan berbahasa, misalnya sulit mencari kata-kata
untuk menyatakan pendapat
5. Penurunan fungsi sehari-hari, misalnya tidak mampu berpakaian, mandi,
mencuci, memasak, dan melakukan kegiatan lainnya sendiri
6. ·Kehilangan kendali emosional, misalnya mudah bingung, menangis, atau
mudah tersinggung
7. Keadan ini terdapat pada usia lanjut dan sangat jarang pada usia muda.
11
Bagaimana mendeteksi dini masalah
kesehatan jiwa dalam masyarakat?
Deteksi dini sangat diperlukan untuk menskrining masalah kesehatan jiwa dengan
menggunakan media Self Report Questionnaire (SRQ) untuk meminimalisir
kerentanan mengalami masalah kejiwaan (Orang dengan Masalah
Kejiwaan/ODMK).
SRQ-20 mengukur kondisi mental seseorang yang memiliki batasan waktu 30 hari,
sehingga dapat ditindaklanjuti dengan cepat, terintegrasi, dan optimal.
Administrasi SRQ-20:

Berikut ini adalah pertanyaan‐pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi sakit dan
permasalahan tertentu, yang mungkin mengganggu saudara selama 30 hari
belakangan ini. Jika pertanyaan tersebut sesuai dengan kondisi saudara dan saudara
telah mengalaminya semenjak kurang lebih 30 hari belakangan ini, maka jawablah YA.
Namun, jika pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan kondisi saudara dan saudara
tidak mengalaminya semenjak kurang lebih 30 hari belakangan ini, maka jawablah
TIDAK.

Pada saat menjawab pertanyaan kuesioner ini, saudara diminta untuk tidak
mendiskusikan pertanyaan tersebut dengan siapapun. Kami memberikan jaminan
12
bahwa jawaban yang saudara berikan bersifat rahasia.
13
14
Interpretasi:
1. Jika didapatkan jawaban ”ya” sebanyak 6 atau lebih maka responden
dikatakan terindikasi gangguan mental emosional atau masalah kesehatan
jiwa (Riskesdas, 2013).
2. Gangguan mental emosional yang mengarah ke gangguan jiwa terbagi
menjadi 4 kategori yaitu gejala depresi, gejala cemas, gejala somatik, dan
gejala penurunan energi.
3. Pertanyaan indikasi gejala depresi, berada pada nomor pertanyaan
6,9,10,14,15,16,17.

Pertanyaan indikasi gejala cemas berada pada nomor pertanyaan 3,4,5


Pertanyaan indikasi gejala soamtik berada pada nomor pertanyaan 1,2
Pertanyaan indikasi gejala penurunan energi berada pada nomor pertanyaan
8,11,12,13,18,20
Kader kesehatan memberikan rujukan atau informasi kepada bidan desa dan
petugas kesehatan jiwa puskesmas apabila menemukan warga yang
terindikasi memiliki masalah kesehatan jiwa

15
Bantuan untuk yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa
Gangguan kesehatan jiwa dapat diobati, apalagi jika diketahui sejak awal.
Perhatikan tingkah laku anggota keluarga yang berubah, jika ada, segera telusuri
kemungkinan penyebabnya. Tanyakan apa yang dipikirkan atau dirasakan. Jka tidak
selesai, silakan meminta bantuan kepada dokter atau puskesmas.
Pikiran dan perasaan yang mengganggu dapat membebani seseorang. Apabila
ada yang dapat mendengarkan dan menjadi teman cerita, akan sangat menolong.
Perhatian dan kepedulian adalah bantuan yang diperlukan untuk orang-orang yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Beberapa pihak yang dapat membantu masalah gangguan kesehatan jiwa:
1. Dokter atau perawat puskesmas: Dapat memberikan obat yang sesuai dengan
kebutuhan atau mendengarkan keluhan
2. Psikolog: Membantu dengen memberikan konseling agar orang yang mengalami
masalah dapat lebih mengenal dirinya dan mengerti permasalahannya.
3. Psikiater atau dokter spesialis kejiwaan: Psikiater dapat memberikan obat yang
diperlukan untuk mengatasi gangguan kesehatan jiwa
4. Guru Bimbingan Konseling (Guru BK): Dapat membantu murid-murid yang
mengalami masalah kesehatan jiwa dalam batasan tertentu
5. Kader kesehatan: Dapat dimintai bantuannya untuk mengatasi masalah
16
kesehatan jiwa yang ringan atau merujuknya
Upaya yang Dapat dilakukan Keluarga untuk
mendeteksi masalah kesehatan jiwa
1. Memperhatikan anggota keluarga yang menunjukkan rasa murung terus menerus
atau kesedihan, menangis tiada henti, apalagi tanpa penyebab yang jelas
2. Jika ada anggota keluarga yang mengatakan bahwa Ia mendengar sesuatu dan
sangat mempengaruhinya. Keadaan ini disebut halusinasi. Segera hubungi
petugas kesehatan atau puskesmas.
3. Jika ada anggota keluarga yang menyatakan ingin bunuh diri atau mengancam
akan membunuh orang lain. Segera hubungi petugas kesehatan atau puskesmas.
4. Jika ada anggota keluarga yang gaduh gelisah atau mengamuk tanpa alasan
yang jelas. Segera hubungi petugas kesehatan atau puskesmas.
5. Jika ada anggota keluarga yang selalu mengeluh sakit, terganggu fungsi
pekerjaan dan fungsi sosial tanpa alasan yang jelas Segera hubungi petugas
kesehatan atau puskesmas.
6. Jika ada anggota keluarga yang menyalahgunakan narkoba. Segera hubungi
petugas kesehatan atau puskesmas.
7. Jika disarankan rawat inap, ikuti petunjuk dokter demi kesembuhannya, jangan
lupa dikunjungi agar pasien tidak merasa ditinggalkan atau disisihkan. Gangguan
kesehatan jiwa bukanlah aib yang harus ditutupi.
17
Upaya yang Dapat dilakukan Keluarga untuk
mendeteksi masalah kesehatan jiwa
8. Tanyakan kepada dokter mengenai: seberapa sering dan seberapa lama
menjenguknya, apa saja yang bisa dibicarakan dan apa yang tidak boleh
disampaikan.
9. Ketika sudah kembali ke rumah, jangan lupa untuk terus memberikan dukungan
dan bantuan. Tapi jangan sampai membuatnya merasa lemah dan bergantung.
Usahakan agar dia merasa biasa dan tidak canggung berada kembali di rumah, di
tengah-tengah keluarga.
10. Berikan pasien kegaitan yang akan mencegahnya untuk melamun. Berkebun,
memelihara ikan atau beternak ayam atau itik, menjahit dll untuk mengisi waktu.

18
Penutup

Modul deteksi dini masalah kesehatan jiwa ini disusun dengan tujuan untuk
membantu program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan jiwa
masyarakat.

Harapan penulis dengan menggunakan metode deteksi dini dapat dilakukan


diagnosa dini, intervensi dini, dan sosialisasi yang lebih sederhana untuk membantu
tenaga kesehatan Indonesia.

Semoga modul dan pelatihan ini dapat bermanfaat bagi kader kesehatan kelurahan
Langensari dan puskesmas Ungaran dalam meningkatkan kesehatan jiwa
masyarakat.

19
Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Buku Pedoman Kesehatna Jiwa


(Pegangan Bagi Kader Kesehatan). Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Jiwa.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar/ RISKESDAS.


Jakarta:BalitbangKemenkes RI.

Ngapiyem & Kurniawan. (2020). Deteksi Dini Terpadu Kesehatan Jiwa Masyarakat
Dalam Meningkatkan Kewaspadaan Masyarakat Di Salah Satu Dusun Di Gunung Kidul.
Journal of Health. 7(1).

Yuliani, R., dkk. Kesehatan Jiwa di Masyarakat. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Jiwa.

20

Anda mungkin juga menyukai