Anda di halaman 1dari 28

Depresi Pada

Lanjut Usia
Oleh :
1. Eva Roslina
2. Nur Khotimah Elfiyani
A PENGERTIAN DEPRESI PADA
LANJUT USIA

OUTLINE B EPIDEMIOLOGI

C FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PADA


LANJUT USIA

D TANDA GEJALA DEPRESI

E KLASIFIKASI DEPRESI
F PENCEGAHAN DEPRESI

OUTLINE G DAMPAK DEPRESI

H SKRINING DEPRESI PADA LANSIA

I PENATALAKSANAAN

J PROGRAM KESEHATAN LANSIA


Pengertian Depresi
• Depresi adalah gangguan mental yang umumnya ditandai
dengan kesedihan yang terus-menerus dan hilangnya minat
pada aktivitas yang biasanya dinikmati, disertai dengan
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
setidaknya selama dua minggu. (WHO, 2017)
• Depresi merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang secara afektif, fisiologis, kognitif dan perilaku
sehingga mengubah pola dan respon yang biasa dilakukan
(Stuart, 2009).
• Depresi yaitu keadaan jiwa yang tertekan dan penurunan
fungsi kognitif yang berpotensi dalam menibulkan berbagai
kendala. (Darmojo, 1999).
Pengertian Depresi
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
depresi merupakan suatu keadaan abnormal yang menimpa
seseorang yang diakibatkan ketidakmampuan beradaptasi
dengan suatu kondisi atau peristiwa yang terjadi sehingga
mempengaruhi kehidupan fisik, psikis maupun sosial
seseorang.

Depresi merupakan bagian dari kehilangan dan berduka dan


merupakan permasalahan yang serius bagi populasi lanjut
usia.
Epidemiologi Depresi
Epidemiologi Depresi
Epidemiologi Depresi

Riskesdas, 2018
Faktor Penyebab Depresi Pada Lansia
• Usia
Faktor Demografi • Jenis Kelamin
• Sosial ekonomi
• Pendidikan
Dukungan Sosial • Status Pernikahan

Pengaruh Genetik

Kejadian Dalam Hidup (Life Event)

Aspek Kesehatan
Tanda Gejala Depresi
Menurut kriteria baku yang dikeluarkan oleh DSM-III R yang dikeluarkan oleh Asosiasi Psikiater Amerika,
diagnosis depresi harus memenuhi kriteria dibawah ini :

1. Perasaan tertekan hampir setiap hari


2. Secara nyata berkurang perhatian atau keinginan untuk beragai
kesenangan, atau atas semua atau hampir semua aktivitas
3. Berat badan turun atau naik secara nyata atau turun naiknya selera makan
secara nyata
4. Insomnia atau justru hypersomnia
5. Agitasi atau retardasi psikomotorik
6. Rasa capai/lemah atau hilangnya kekuatan
7. Perasaan tidak berharga, rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat
(sering bersifat delusi)
8. Hilangnya kemampuan untuk berpikir, berkonsentrasi atau membuat
keputusan
9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati), pikiran
berulang untuk lakukan bunuh diri tanpa rencana yang jelas
Klasifikasi Depresi

Berdasarkan gejala depresi dapat digolongkan menjadi dua yaitu:


1. Depresi neurotik 
Depresi ini terjadi saat seseorang mengalami kesedihan yang jauh lebih berat
daripada biasanya karena telah mengalami suatu kejadian atau peristiwa. 
2. Depresi psikotik 
Depresi ini akan menimbulkan penyakit yang kambuh kembali namun dengan suasana hati
yang tidak baik. Depresi ini kadang menunjukkan seperti pada depresi berat namun
terkadang menunjukkan suasana hati gembira dan aktifitas yang berlebihan.
Klasifikasi Depresi
Berdasarkan klasifikasi Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edision
(DSM IV), gangguan depresi terbagi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Gangguan depresi berat (Mayor Depressive Disorder)
Tanda dan gejala yang ditunjukkan pada gangguan depresi berat terdapat lima atau bahkan
lebih gejala yang mucul selama 2 minggu.  
2. Gangguan distimik (Dysthymic Disorder)
Gangguan distimik adalah suatu depresi yang lebih kronis tanpa ada bukti suatu
depresi berat. Perasaan yang timbul pada depresi ini dapat terjadi selama beberapa
hari paling sedikit selama 2 tahun. Selama gangguan depresi penderita akan mengalami
tidak nafsu makan atau makan berlebihan, insomnia atau hipersomnia, keletihan, daya
konsentrasi rendah, dan perasaan putus asa.
3. Gangguan afektif Bipolar atau siklotimik (Bipolar Affective Illness or Cyclothymic Disorder )
Ditandai dengan penderita sebelumnya pernah mengalami episode depresi berat atau
depresi yang lebih berat. Gangguan ini biasanya terjadi pada usia muda yaitu sekitar usia
20 tahunan.
Klasifikasi Depresi
Berdasarkan tingkat penyakit maka depresi dapat digolongkan mejadi tiga kelompok, yaitu:
1. Depresi Ringan
Depresi ringan ditandai dengan adanya rasa sedih, perubahan proses berpikir, hubungan
sosial kurang baik, tidak bersemangat dan merasa tidak nyaman.
2. Depresi Sedang
• Gangguan afektif: peasaan murung, cemas, kesal, marah menangis, rasa bermusuhan,
danharga diri rendah.
• Proses berpikir: perhatian sepit, berpikir lambat, ragu ragu, konsentrasi menurun, berpikir
rumit, dan putus asa serta pesimis.
• Sensasi somatik dan aktivitas motorik: bergerak lamban, tugas terasa berat, tubuh lemah,
sakit kepala, sakit dada, mual, muntah, konstipasi, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, dan gangguan tidur.
• Pola komunikasi: bicara lambat, komunikasi verbal menjadi berkurang, dan komunikasi
non verbal menjadi meningkat.
• Partisipasi sosial: seseorang menjadi menarik diri, tidak mau bekerja, mudah
tersinggung, 
bermusuhan, dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
Klasifikasi Depresi

3. Depresi berat
Tanda dan gejala depresi berat:
• Gangguan afektif: pandangan kosong, perasaan hampa,murung, putus asa dan inisiatif
kurang.
• Gangguan proses berpikir: halusinasi, waham, konsentrasi berkurang, dan pikiran
merusak diri
• Sensasi somatik dan aktivias motorik: diam dalam waktu lama, tiba tiba
hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurang perawatan diri, tidak mau makan dan
minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan perasaan tidak enak, dan
tugas ringan terasa berat.
• Pola komunikas: introvert dan tidak ada komunikasi verbal sama sekali.
• Partisipasi sosial: kesulitan menjalankan peran sosial dan menarik diri.
Perubahan Fisik

Perubahan nafsu makan sehingga berat badan turun


Dampak Depresi
Gangguan tidur

Penurunan energi (Mudah lelah)

Nyeri kepala dan nyeri otot dengan sebab yang tidak diketahui

Perubahan Pemikiran dan Perasaan

Pikiran kacau dan sulit berkonsentrasi.

Pemikiran menetap tentang kematian dan mencoba melukai diri sendiri.

Kehilangan minat dalam kegiatan

Penurunan minat dan kesenangan seks

Perubahan Perilaku

Menarik diri dari lingkungan sosial atau komunitas lansia.

Menghindari mengambil keputusan

Peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatan


Perubahan Fisik: In-
somnia
Proses penuaan terjadi perubahan secara biologis, psikologis
dan sosial. Kondisi tersebut menyebabkan lansia mengalami
gangguan tidur. Prevalensi gangguan tidur pada lansia sekitar
67%. Depresi berhubungan erat dengan gangguan tidur
berupa:
• Kesulitan mulai tidur
• Mimpi menakutkan
• Kesulitan bagun pagi
• Bangun dipagi hari kurang segar
Lansia dengan gangguan tidur mengalami peningkatan jumlah
tidur pada siang hari sehingga memicu kecemasan dan depresi
pada malam hari.
Penurunan Minat dan
Kesenangan Seks

Depresi mengakibatkan penurunan kualitas seksual,


gairah dan kualitas seksual. Lansia yang memiliki
masalah seksual menginformasikan kurangnya minat
seks, seks tidak menyenangkan dan tidak dapat
orgasme selama hubungan seks.
Pada penelitian ini mengungkapkan wanita mengalami
ketidakpuasan seksual lebih banyak dibanding pria.
Selain itu penyebab penurunan minat dan kesenangan
seks disebabkan karena mengkonsumsi obat
antidepresan.
SKRINING DEPRESI PADA LANSIA
Geriatric Depression Scale

Salah satu penatalaksanaan depresi untuk


mendeteksi atau mengidentifikasi depresi. GDS
dipaparkan 15 pertanyaan dan jawaban yang di
bold mengindikasikan depresi maka diberikan
skor 1.

Interpretasi

Simple Portfolio
Presentation
Source: http://www.stanford.edu
SKRINING DEPRESI PADA LANSIA
Mini Mental State Examination

GDS menjadi tidak valid bila digunakan pada


lansia dengan gangguan kognitif. Status kognitif
harus terlebih dahulu dinilai dengan Mini Mental
Scale Examination (MMSE). MMSE adalah skala
terstruktur yang terdiri dari 30 poin yang
dikelompokan menjadi 7 kategori: orientasi
tempat, waktu, registrasi, atensi dan konsentrasi,
mengingat kembali, bahasa dan kontruksi visual.

Simple Portfolio
Presentation
Source: Oxford Medical Education
PENCEGAHAN
DEPRESI
Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga yaitu informasi verbal,


saran, bantuan yang diberikan oleh orang di
dalam lingkungan sosialnya dan dapat
memberi keuntungan emosional atau
pengaruh tingkah laku pada penerimanya.

Promosi Kesehatan (Kelola Stres)


Promosi kesehatan khusus kesehatan mental
untuk lansia melibatkan penciptaan kondisi
hidup dan lingkungan yang mendukung
orang untuk menjalanihidup sehat..
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi dengan obat
1 antidepresan
Obat antidepresan hanya mengurangi
gejala dan tidak menyembuhkan.
Antidepresan bekerja dengan cara
menormalkan neurotransmitter di otak
yang mempengaruhi mood seperti

serotonin, norepinefrin dan dopamin.

2 Psikoterapi

Psikoterapi dilakukan oleh psikiater,


psikolog terlatih dan konselor
PENATALAKSANAAN
PSIKOTERAPI

Cognitive Behavioral Therapy

IP
Cara baru berpikir untuk mengubah
perilaku, terapis membantu penderita
mengubah pola negative atau pola
tidak produktif yang mungkin Interpersonal Therapy
berperan terjadinya depresi.
Banyak penderita mendapat manfaat
psikoterapi untuk membantu

CBT mengerti dan memahami cara


menangani faktor penyebab depresi,
terutama pada depresi ringan. Jika
depresi berat, psikoterapi saja tidak
cukup.
PENATALAKSANAAN
HOME CARE
Bentuk pelayanan pendampingan dan
perawatan kesehatan lanjut usia di
rumah/lingkungan keluarga sebagai wujud
perhatian terhadap lansia.
Tujuan:
1. Menekan biaya perawatan kesehatan
2. Mengurangi frekuensi hospitalisasi
3. Meningkatkan usaha promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative
4. Mengurangi stres akibat perawatan di
Rumah Sakit
PROGRAM KESEHATAN LANSIA
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, M. et al. (2020) ‘Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Wening
Wardoyo Jawa Tengah',pp.1-8.
 
Committee, P. A. (2014) ‘STANDARDIZED MINI-MENTAL STATE EXAMINATION ( SMMSE ) Folds it in half Total Test Score : Adjusted
Score’, Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care: Standardized Mini-Mental State Examinatio,
pp. 1–5.
 
Greenberg, S. A. (2018) ‘The geriatric depression scale (GDS) validation of a geriatric depression screening scale: A preliminary report’,
Best Practices in Nursing Care to Older Adults, (4), p. 2.
Irawan, H. (2013) ‘Gangguan Depresi pada Lanjut Usia’, 40(11), pp. 815–819.
 
Weni, S. (2018) ‘Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pencegahan Depresi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
Makassar’, 12, pp. 551–555.
 
Widyakusuma, N. (2013) ‘Peran Pendamping Dalam Program Pendampingan Dan Perawatan Sosial Lanjut Usia Di Lingkungan Keluarga
(Home care): Studi Tentang Pendamping Di Yayasan Pitrah Sejahtera, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara’,
Informasi, 18(02), pp. 211–224.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Boedhi dan Hadi Martono. 1999. Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Dewi, Sofia Rhosma. 2015. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish

Fara, Puspita.2018. Depresi Pada Lansia. Dalam https://www.academia.edu

Kemenkes RI. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Sari, kartika. 2012. Gambaran Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Muli 01 dan 03 Jakarta Timur.
Universitas Indonesia

WHO. 2017. Depression and Other Common Mental Disorders Global Health Estimates. World Health Organization

WHO.2017.Mental Health Depression https://www.who.int/mental_health/management/depression/en/


Thank You

Anda mungkin juga menyukai