Anda di halaman 1dari 78

MATERI

DASAR
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DAN INTELEGENSIA
PADA LANJUT USIA

Disampaikan oleh : dr. Juwita Saragi, Sp, Kj


TUJUAN
Setelah mengikuti materi ini, pesertaUMUM
mampu melakukan tatalaksana masalah Kesehatan jiwa
dan intelegensia pada lanjut usia

TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
1. Melakukan tatalaksana Depresi pada lanjut usia

2Melakukan tatalaksana Demensia dan gangguan perilaku

3. Melakukan tatalaksana Insomnia pada lanjut usia

4. Mengidentifikasi masalah kesehatan mental emosional pada


lanjut usia (dan Menyusun care plan/rencana asuhan lansia

5. Melakukan deteksi dini hendaya kognitif pada lanjut usia

6. Menjelaskan prinsip stimulasi kognitif pada lanjut 2


1. Depresi pada Lanjut Usia:
a. Gejala
b. Cara deteksi
c. Tatalaksana dan rujukan
d. Pencegahan depresi
2. Demensia dan gangguan perilaku:
a. Gejala
b. Cara deteksi
c. Tatalaksana dan rujukan
d. Pencegahan demensia
3. Insomnia
a. Gejala
POKOK b. cara
deteksi
BAHASAN c. tatalak
sana
dan
rujuka
n
4. Identifikasi masalah kesehatan mental emosional lain dan
mengimplementasikan dalam tatalaksana sesuai kapasitas SDM setempat
a. Menyusun care plan/rencana asuhan lansia
5. Deteksi Dini hendaya kognitif pada lanjut usia
a. Deteksi Dini Kesehatan Intelegensi pada Lanjut Usia
b. Deteksi dini dan Stimulasi Kognitif pada Lanjut Usia
c. Perubahan proses menua pada fungsi kognitif
KAPASITAS INTRINSIK -
ICOPE

4
PCC (PERSON CENTERED CARE) ASUHAN YANG
BERPUSAT PADA INDIVIDU YANG SAKIT

1. Setiap orang adalah individu unik dengan pengalaman,


kebutuhan, serta preferensi masing-masing yang berbeda
satu sama lain, e.g. persepsi terhadap penyakitnya
2. Asuhan yang berpusat pada individu tak hanya berfokus
pada gejala atau kondisi kesehatan seseorang, namun
juga:
• Memenuhi kebutuhan asuhan kesehatan dan
sosial
• Mengatasi dampak kondisi kesehatan dan kebutuhan
terhadap orang-orang terdekat dan
komunitas 5
ALUR UMUM PENDEKATAN ASUHAN TERPADU

1. Skrinin Penurunan Kapasitas


2. gMelakukan Penilaian berdasarkan kondisi
Intrinsik
yang sedang sakit di Layanan Kesehatan
Individu
3. Primer Tujuan Asuhan & Membuat Rencana
Asuhan untuk Individu yang sedang
Menentukan
4.Menjamin sakit
Alur Rujukan & Pemantauan Rencana
Asuhan yang terkoneksi dengan asuhan
Subspesialis Geriatri
5.Melibatkan Masyarakat dan Mendukung Pendamping
Lansia

6
Alur Umum
Pendekatan
Asuhan Terpadu Lansia

7
ALUR ASUHAN PADA
ICOPE
• Terdapat beberapa alur pada ICOPE yang
dapat digunakan untuk membantu
mengupayakan penuaan sehat:
• Penurunan
• Keterbatasan
kognitif gerak
• Malnutrisi
• Gangguan penglihatan
• Gangguan pendengaran
• Kebutuhan & dukungan
Pendamping
• Sosial
lansia

8
DEPRESI PADA LANJUT
1
USIA

9
DEPRESI PADA LANJUT USIA

Gejala

Cara Deteksi

Tatalaksana dan Rujukan

Pencegahan Depresi
10
Gejala Gangguan
Depresi Berlangsung >2
minggu

Suasana perasaan
sedih, mood Tidak ada Merasa letih, lelah, Merasa bersalah
menurun, iritabel minat maupun
(mudah tak bertenaga berlebihan
rasa senang
tersinggung)

Cemas dan Psikomotor


Sulit konsentrasi Gangguan tidur melambat atau
kuatir
agitatif
berlebih (pesimis)

11
Deteksi: Geriatric Depression Scale (GDS)

 15 butir pertanyaan ya tidak


 Skor 5 – 9: kemungkinan ada depresi

 Perlu dieksplorasi lebih dalam jika ada jawaban ya


untuk butir berikut, :
• Ada perasaan kosong / hampa
• Tidak ada kepuasan hidup / kebahagiaan
• Kuatir terjadi hal buruk di masa depan
• Pikiran pesimis

12
Sikap empatik, suportif,
akomodatif
Beri informasi yang benar
Tata tentang gangguan Depresi
laksana
Gangguan Beri konseling untuk ‘problem’ yang
Depresi dihadapi

Psikoterapi untuk mengubah ‘cara


pandang’ atau persepsi keliru
13
Tata Laksana Gangguan Depresi:

Rencanakan aktivitas sesuai hobi

Telusuri isi fikir pasien (ide


suicide)

Antidepresi bila
diperlukan

Apresiasi kemajuan / perbaikan gejala


minimal

Obat antidepresi diberikan pada depresi berat, dan depresi sedang jika konseling
dan psikoterapi tidak memperbaiki gejala

14
Obat Anti- Depresi
(AD)
Pilihan obat AD harus mempertimbangkan kondisi fisik
pasien, efek samping dan riwayat obat di masa
lampau

Berikan penjelasan tentang lama pemberian obat, efek


obat (perbaikan) dan efek samping yang mungkin timbul,
dll

Dosis awal dimulai setengah dosis dewasa,


ditingkatkan perlahan-lahan

Obat masih perlu dilanjutkan sesudah gejala


depresi membaik
15
Indikasi Merujuk Kasus Depresi:

Tidak ada Depresi berat


Ada
perbaikan dengan ciri
kecenderungan
dalam waktu psikotik
mengakhiri hidup
2 bulan (halusinasi,
delusi)

Kondisi Tak mau


fisik makan/minum
memburuk

16
Pertahankan aktivitas fisik dan
mental

Bergaul dengan teman sebaya/lebih muda

Pencegahan Tingkatkan minat dan kegiatan untuk menolong orang


Depresi lain agar hidup menjadi bermanfaat (merasa
berguna)
Bersikap positif, selalu bersyukur!

Ber-kegiatan: menjadi relawan posyandu ikut


kelompok
senam, kelompok kesenian, kelompok pengajian, dll.
17
DEMENSIA DAN GANGGUAN
2 PERILAKU

18
GPPD / BPSD:

Gangguan Perilaku Psikiatrik / Psikologik


DEMENSIA DAN pada Demensia
GANGGUAN • Agitasi
PERILAKU • Depresi
• Apatis
• Delusi
• Halusinasi
• Agresivitas
• Wandering (berjalan tak tentu arah, kesasar)
19
SINDROM ABC DEMENSIA

Activities BPSD/GPPD Cognitive


of daily deficits
living

Behavioural and
Psychological
Symptoms of
Dementia

20
Definisi GPPD (BPSD)

• Gangguan Perilaku
• Gangguan psikologis / psikiatrik
• Pada Orang Dengan Demensia

• Bisa juga terjadi pada pra-


demensia !
• Mild Cognitive Impairment (MCI)

21
• Hilangnya kemampuan intelektual berupa:
• Daya ingat & kemampuan belajar
• Konsentrasi, orientasi, atensi
• Kalkulasi (menghitung)
• Bahasa (pemahaman, kosa kata)
• Visuospasial (orientasi geografis, menggambar)
DEMENSIA • Daya pikir (kemampuan memecahkan masalah,
abstraksi)

Yang cukup berat hingga mengganggu fungsi sosial dan


pekerjaan (DSM-IV-TR, APA)

22
Penyebab Demensia

• Penyakit Alzheimer (tersering)


• Vaskular
• Campuran vaskular + Alzheimer
• Lewy body
• Frontotemporal
• Alkoholisme—defisiensi vit. B12
(reversibel)

23
⚫ Reaksi obat-obatan
⚫ Problem metabolik dan gangguan endokrin

⚫ Defisiensi nutrisi
Kondisi yang ⚫ Infeksi
dapat ⚫ Hematom subdural
menyebabkan
⚫ Keracunan
Demensia
⚫ Tumor otak

⚫ Anoxia

⚫ Problem Jantung Paru

24
• Alzheimer's disease

Aged nervous tissue is less able to rapidly communicate with other


neural tissues 25
MRI Scan Alzheimer’s Disease

a. Alzheimer b. Kontrol

a. Alzheimer b. Kontrol
26
Conditions that Are Not
Dementia:
⚫ Age-related cognitive decline
(ARCD)

⚫ Mild cognitive impairment (MCI)

⚫ Depression (pseudo-dementia)

⚫ Delirium (ACS)

27
BPSD CLUSTER

‘Aggression’ ‘Agitation’

Walking aimlessly
Pacing
Aggressive resistance Trailing
‘Apathy’ Physical aggression Restlessness
Verbal aggression Repetitive actions
Dressing/undressing
Withdrawn Sleep disturbance
Lack of interest
Amotivation Sad
Tearful
Hallucinations
Hopeless
Delusions
Low self-esteem
Misidentifications ‘Psychosis’
‘Depression’ Anxiety
Guilt

Adapted from McShane R. Int Psychogeriatr 2000; 12(Suppl 1): 147–


54 Finkel SI et al. Am J Geriatr Psychiatry 1998; 6: 97–100
Alessi C et al. J Am Geriatr Soc 1999; 47: 784–91
9/14/2013 28
Frequency of neuropsychiatric symptoms (NPS) across the stages of
Alzheimer’s disease

Mild1 Moderate2 Severe1


Apathy 47% 67%
Agitation 47% 45%
Aberrant motor 12% 53%
Depression 12% 52%
Anxiety 24% 49%
Irritability 35% 35%
Delusions 12% 37%
Disinhibition 35% 22%
Hallucinations 12% 24%
Euphoria 18% 8%
1 Mega et al, Neurology 1996;46:130–135; 2Gauthier et al, Int Psychogeriatr 2002;14: 389–404
9/14/2013 29
Gangguan Perilaku Pada Demensia

Riwayat masa lalu


individu & Demensia
pembelajaran

GPPD

Kontribusi
Genetik Pengaruh Lingkungan

30
Cara Deteksi Curiga Demensia:

• Sangat sering lupa kejadian baru


• Apatis, acuh tak acuh, atau siaga berlebih
• Aktivitas kegiatan dasar harian perlu dibantu
• Kendali emosi buruk: mudah marah, mudah
bingung dan mudah menangis
• Ada kesulitan dalam menemukan kata-kata
• Disorientasi waktu dan tempat atau orang
• Keliru membuat keputusan / penilaian
(menuduh orang mencuri, salah letak benda)

31
Pemeriksaan Kognitif:

Sebagai alat bantu / penunjang diagnosis:

• AMT (abbreviated Mental Test)


• AD8
• Clock Drawing Test
• MiniCog, GPCog (3-4 kata + CDT)
• MMSE (mini mental state examination)
• MOCA Ina, Cognistat, dll

32
AMT (ABBREVIATED MENTAL TEST,
UJI MENTAL SINGKAT)
No. Pertanyaan Jawaban Skor
1. Umur .......... tahun Benar/Salah
2. Waktu / jam sekarang .......... .......... Benar/Salah
3. Alamat tempat tinggal .......... Benar/Salah
4. Tahun sekarang .......... Benar/Salah
5. Saat ini berada di mana .......... Benar/Salah
6. Mengenali orang lain di ruangan Benar/Salah
7. Tahun kemerdekaan RI .......... Benar/Salah
8. Nama Presiden RI .......... Benar/Salah
9. Tahun kelahiran anak terakhir pasien Benar/Salah
10. Menghitung terbalik (20 s/d 1) .......... Benar/Salah
Skor AMT (beri skor 1 untuk tiap jawaban Total:
benar): 0-3: Gangguan ingatan berat
4-7: Gangguan ingatan sedang
8-10: Normal

Perasaan hati (afeksi) Baik/Sedih/Cemas


33
CDT 4 (tes gambar Jam)
1. Gambarlah sebuah Jam berbentuk lingkaran lengkap dengan
angka-angkanya; dan jarum pendek / panjang yang
menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh menit.
2. Skor CDT kurang dari 4 menunjukkan ada masalah
dengan visuospasial, abstraksi, memori dan konsep
berpikir (fungsi eksekutif) -> defisit kognitif -> lanjutkan
penilaian

3. Cara memberikan skor (Nilai) sbb:


• Skor 1: lingkaran utuh
• Skor 1: angka 1 -12 lengkap (ada tercantum
dalam lingkaran)
• Skor 1: letak angka di dalam lingkaran berurutan
dan
berjarak sama, sesuai kuadran (posisi angka2)
• Skor 1: jarum pendek dan jarum panjang menunjukkan 34
pukul sebelas lewat sepuluh menit.
Diagnosis Demensia dengan GPPD?

ICD 10: F00.0X --- F00.02 (DTA w/ … )


F01.0X --- F01.05 (VaD dg Delirium)
DSM IV: Dementia … Type with…
• Delirium
• Depression
• Delusion
• Behaviour
• ………….....
DSM V: Major Cognitive Disorder with ….
Minor Cognitive Disorder with ….

35
Prinsip Tatalaksana Demensia


• Pendekatan individual (PCC)
• Program spesifik
• Hargai dan hormati keinginan pasien
• Ada cukup istirahat untuk Caregiver
• Stimulasi Kognitif
• Anti demensia untuk cegah perburukan
• Kelola GPPD dengan pendekatan non-obat dahulu,
hanya
obat jika diperlukan dgn monitor dokter
• Pelihara kesehatan fisik dan keamanan lingkungannya
• Pertahankan kemampuan untuk beraktivitas
• (ADL)
Usahakan kualitas hidup terbaik untuk pasien dan caregivernya

36
Tatalaksana umum Demensia

Tatalaksana penyebab demensia (reversible) dan penyakit terkait


(kendalikan faktor risiko)

Tatalaksana gangguan perilaku (GPPD) akibat demensia

Cegah komplikasi sekunder (infeksi dll)

Dukungan untuk keluarga pasien

37
Tatalaksana GPPD
• Non-Pharmacological:
P-I-E-C-E-
Target therapy S?
- Agitation Physic
- Insomnia Intrinsic
- Wandering Environment
- Depression Cognitive
Emotion
- Apathy
Social
- Etc
• Pharmacological:
Ingat prinsip P-A-I-D: Symptomatic treatment
• Acetylcholine Esterase
Pain
Inhibitor
Activity
• Behavior:
Intrinsik
Psychotropic drugs
Delusi/
• Others:
Depres
antidepressant
i 9/14/2013 38
Analisis Gejala ‘Psikotik’ pada ODD:

Characteristic of Psychotic in
Dementia
 Halusinasi Ada orang dibalik gorden
 Delusi ayah ibu masih hidup, ini bukan rumahku
 Misidentifikasi:
• Orang di TV menembaknya
Mis-perception
due to ….. ?

Caregiver
attitude
weakness
Hearing
impairment Visual
impairment loneliness uncomfortable
39
ALUR ASUHAN
UNTUK
MENGELOLA
PENURUNAN
KOGNITIF

40
TES MEMORI & ORIENTASI
SEDERHANA
1. Mengingat tiga
kata:
• Mintalah orang yang sedang dinilai untuk mengingat tiga kata
yang akan Anda ucapkan. Gunakan kata-kata sederhana dan
konkret seperti "bunga", "pintu", "nasi"
ALUR 2. Orientasi waktu dan tempat:
ASUHAN • Kemudian tanyakan, "Tanggal berapakah hari ini?" (secara
UNTUK lengkap) dan "Di mana Anda sekarang?" (rumah, klinik,
dll.)?
MENGELOLA 3. Mengingat tiga kata:
PENURUNAN • Sekarang minta orang tersebut untuk mengulangi tiga kata
KOGNITIF yang
telah Anda sebutkan
Lolos atau gagal?
• Jika lansia tidak dapat menjawab salah satu dari dua
pertanyaan tentang orientasi ATAU tidak dapat mengingat
ketiga kata, kemungkinan terdapat penurunan kognitif dan
diperlukan penilaian lebih lanjut. 41
BEBERAPA ALAT TES UNTUK MENILAI KOGNISI
DI LAYANAN PRIMER
• Mini-Cog
• Montreal cognitive assessment
• (MoCA) Mini mental state examination
• (MMSE) General practitioner
assessment of cognition (GPCOG)

42
KAPAN ASUHAN SPESIALISTIK
DIBUTUHKAN

• Diagnosis dan tata laksana demensia


• Pengelolaan berbagai kondisi terkait seperti delirium,
serta penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.

43
Upaya mengurangi Risiko
Demensia:
Melakukan aktivitas fisik dan mental secara teratur
melalui
aktivitas sosial (stimulasi kognitif)
Makan makanan sehat (tinggi anti
oksidan)
Pencegahan
Menghindari penyakit atau mengendalikannya
Demensia (hipertensi, diabetes, hiperkolesterol)

Mengobati tuntas gg Depresi, menghindari


stres

Menghindari cedera kepala

44
Kapan merujuk Pasien
Demensia?

Agitasi / Perburukan
Perselisihan Perlu perawatan
agresivitas gejala kognitif
dalam keluarga intensif di RS
tak terkendali mendadak

Penyebab demensia
dapat dikoreksi GPPD tak dapat
Diagnosis
(hidrosefalus tekanan diatasi oleh
Demensia
normal, gangguan keluarga/penda
tiroid, tumor otak, tak jelas
hematom subdural)
mping

45
3 INSOMNIA

46
Perubahan Pola Tidur sehingga
mempengaruhi kesegaran tubuh pada
keesokan harinya

Gejala:
• Tidur berkurang jumlah jam nya
• Tidak Bisa Tidur sama sekali
INSOMNIA
• Bisa tidur tapi terbangun-bangun (tak
nyenyak)
• Sulit masuk tidur, pikiran berjalan terus
• Tidur tapi merasa tidak tidur, gelisah, mimpi2
• Pola tidur terbalik (siang tidur, malam
terjaga)
47
Cara Deteksi Insomnia?

• Keluhan pasien
• Informasi teman tidur / orang serumah
• Periksa kebiasaan tidur pasien dan kegiatan pasien pada
siang hari
• Riwayat penggunaan obat-obatan
• Riwayat penyakit fisik
• Kondisi ruang tidur
• Aktivitas sebelum tidur
• Peristiwa yang membuat stres atau kuatir

48
Tata-laksana Insomnia
• Cari tahu penyebab Insomnia
• Konseling pasien dan keluarganya
• Perhatikan kesehatan tidur/Sleep Hygiene
• Jika belum bisa tidur juga setelah berbaring 20 menit, lebih baik
bangkit dan mencoba kembali untuk tidur jika merasa mengantuk
• Aktivitas fisik siang hari dapat membantu tidur
• Hindari pemberian obat tidur pada insomnia kronis,
pemakaian obat sesekali boleh, hati-hati ketergantungan
(Estazolam 1 mg)

49
Insomnia dirujuk jika:

• Insomnia berlanjut terus (kronis)


• Penyebabnya gangguan fisik
(sesak napas, nyeri) atau gangguan
psikiatrik berat (Ansietas, Depresi,
Demensia)

• Diduga ada gangguan tidur berat

 Sleep apnea (henti nafas


saat mengorok)

50
Wajib untuk diberikan
pada pasien dan
keluarganya
EDUKASI DAN
KONSELING
A
k
t
i
v
i
t
a 51
IDENTIFIKASI MASALAH
4 KESEHATAN MENTAL
EMOSIONAL DAN SISTEM
PENDUKUNGNYA

52
MASALAH KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL

• Kesepian
• Tidak ada caregiver
• Gangguan relasi suami-isteri-anak
• Masalah tempat tinggal
• Takut mati, dll.

Intervensi: Konseling Pasien dan


Keluarga
DETEKSI DINI HENDAYA
5
KOGNITIF

54
Deteksi Dini Hendaya Kognitif?

Pada orang dengan risiko:


DM, Kolesterol tinggi, Hipertensi, penyakit Jantung
dll

55
Deteksi dini kesehatan inteligensi
pada lanjut usia adalah suatu upaya
untuk mengetahui kondisi kesehatan
inteligensia pada lanjut usia.
Deteksi Dini
Kesehatan Deteksi dini kesehatan inteligensi pada
Intelegensia lanjut usia dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
Pada Lanjut
Usia
Dokter, perawat, terapis (fisioterapis dan
okupasi terapis).

56
Cara Deteksi : ABCDE

• Aktivitas: ADL Barthel Indeks


• B: keseimbangan dites Rhomberg
• Cognitive: MMSE, Mini Cog dan Clock Drawing
Test
• D: penilaian faktor risiko
• Emosi: GDS (Geriatric Depression Scale)

57
Prinsip-prinsip penting:
• Pertimbangkan kekhususan setiap lansia
• Fokus pada kemampuan dari masing-
masing lansia, bukan pada kelemahannya
• Keterlibatan aktif peserta, rasa senang
Deteksi Dini dan • Merupakan pilihan dan menyenangkan
Stimulasi
• Memberikan pujian pada peserta
Kognitif Pada dan menyemangati / mendorong
Lanjut Usia aktif

58
Contoh stimulasi kognitif

Fisik: olahraga, senam, Mental: diskusi topik, Sosial: pergi ke restauran, nonton pertandingan
menari/ berdansa atau permainan, isi teka-teki olah raga, bermain kartu, dan sebagainya;
aktivitas fisik lainnya. pergi jalan-jalan; kerja sosial (sukarelawan);
Senam vitalisasi otak dll
mengunjungi saudara/teman; partisipasi dalam
kelompok (klub lansia, dll); dan melakukan
ibadah (kegiatan keagamaan)

59
Fisik /
organ
(Otak
dan
lainnya)

Dampak
Proses
Menua
pada Fungsi
Kognitif
Kemandiri
an fisik
dan
finansial

60
1. Skrining Gangguan
Implikasi Kognitif Pada Lanjut Usia
Klinis Pada
Gangguan
Kognitif 2. Manajemen Gangguan
Kognitif di Layanan
Primer

61
DETEKSI DAN
6 TATALAKSANA
GANGGUAN PSIKOLOGIS

62
Deteksi dan Tatalaksana
Gangguan Psikologis:
Depresi
Loneliness
Cemas,
dll

63
SKRINING GANGGUAN PSIKOLOGIS

• GDS4 (Nakes)

• 2 butir Pertanyaan: (lihat bagan


ICOPE)

64
MANAJEMEN GANGGUAN PSIKOLOGIS dan KOGNITIF
DI LAYANAN PRIMER (DABBER)

1.DD: Deteksi Dini untuk gejala Depresi dan Demensia,


via Kader / Nakes
2. A: Assesmen kebutuhan asuhan perawatan Lansia saat
datang berkunjung ke FKTP (Care Plan)
3. BR: Buat Rencana realistis yang disepakati bersama
4. BP: Buat Prioritas masalah yang akan dicari solusinya
5. Evaluasi dalam jangka waktu 2 – 3 bulan
6. Rencana selanjutnya (rujuk, LTC, Day Care, Home Care)

65
Tanya-Jawab

66
Praktik Latihan Mengisi
Instrumen
1. Latihan mengisi GDS

2. Latihan mengisi AMT

3. Latihan mengisi AD8

4. Latihan mengisi MiniCog+CDT

68
Langkah-Langkah

1. Fasilitator memberi contoh melakukan pemeriksaan


untuk masing-masing instrumen
2. Kelas dibagi 3 kelompok
3. Setiap orang dalam kelompok mendapat
kesempatan menjadi pemeriksa dan orang yang
diperiksa secara bergiliran dan pengamat
4. Pengamat mencatat proses pemeriksaan dan melaporkan
hasil pengamatannya
5. Diskusikan dalam kelompok besar

69
AD
8

70
AD8-INA: alat skrining (penyaring / pendeteksi Demensia) –
John Morris, Washington University

Sensitivitas > 84
% Spesifisitas 80
%
PPV 85 %
NPV 70 %
Area under the
Curve: 0.908;
95%CI: 0.888-
0.925
Petunjuk
penggunaan AD8
ditanyakan pada
anggota
keluarga atau
pasien sendiri 71
Ilustrasi kasus
(1)
Laki-laki, 67 tahun datang ke Poliklinik RSU untuk
berobat dengan kondisi sedih dan tidak ada minat. Pasien
didiagnosis dengan depresi di puskesmas sejak tahun 2018,
namun tidak mengalami perbaikan. Sejak satu tahun
terakhir, pasien mengalami penurunan berat badan dan
kehilangan nafsu makan sehingga dokter di puskesmas
menyarankan agar pasien dirujuk untuk mendapatkan
tatalaksana lebih lanjut, selama ini diberikan Sertraline 1x25
mg.
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien mengetahui bahwa ia
sedang berada di RS untuk berobat. Akan tetapi pasien
tampak mulai kesulitan ketika di tes untuk mengingat 3 kata
yang diberikan oleh pemeriksa sebelumnya.

72
Ilustrasi Kasus
(2)
.
Pasien mengatakan akhir- ini sering merasa sedih dan
berdaya,
akhir kadang ingin mati saja
tidak namun sekarang mendingan
dibandingkan beberapa bulan yang lalu. Pasien merasa enggan
beraktivitas terutama jika tidurnya kurang. Pasien kadang
menyalahkan dirinya sendiri mengapa ia sampai mengalami kondisi
sakit. Ia ingin menyudahi semuanya karena tak berguna lagi, namun
tidak terpikir untuk melakukan tindakan tertentu. Pasien merasa
bersalah terutama saat mengingat anak-anaknya. Pasien
sebelumnya pernah menikah dan memiliki 3 orang anak. Pasien
bercerai sejak 20 tahun yang lalu. Sejak saat itu ia tinggal terpisah
dengan istri dan anak-anaknya. Pasien mengetahui bahwa anak-
anaknya saat ini tinggal jauh di luar kota, namun pasien
merasa enggan untuk menghubungi dan tidak mau merepotkan
anak-anaknya.

73
Ilustrasi Kasus(3)
Pasien memiliki penyakit Diabetes Melitus (sakit gula) sejak
30 tahun yang lalu dan mendapatkan obat rutin dari
Puskesmas, yaitu Metformin 1x1000 mg yang dikonsumsi
malam hari. Pasien mengatakan ia rutin kontrol gula darah
setiap bulan, tapi menurut dokter kadar gula darahnya
cenderung tinggi.
Tekanan darah pasien juga cenderung tinggi setiap kali
control ke puskesmas.

74
Ilustrasi Kasus (4)

Pasien saat ini masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari


seperti memasak, mandi dan bersih-bersih tanpa dibantu.
Pasien masih bisa naik busway untuk kontrol ke rumah sakit,
namun memerlukan bantuan orang lain untuk memesan
makanan/kendaraan lewat aplikasi online. Pasien masih
berusaha seminggu sekali jalan kaki keliling kompleks selama
30 menit jika merasa ada semangat. Pasien adalah
pensiunan PNS.

75
Ilustrasi Kasus
(5)
Saat ini pasien tinggal sendirian di rumah kontrakan yang
dibayar dari uang pensiunnya. Gaji pensiun yang diterimanya
setiap bulan sebesar Rp 1.500.000. Uang kontrakan rumahnya
sebesar Rp 600.000 dan sisanya digunakan untuk keperluan
sehari-hari. Pasien sering merasa kesepian, terutama saat
malam hari. Pasien sejauh ini mengatasi perasaan sepinya
dengan pergi ke Masjid yang terletak bersebelahan dengan
rumah kontrakannya. Pasien memiliki beberapa teman dekat di
Masjid tersebut yang mau mendengarkan keluh kesahnya.

76
Tugas Kelompok:
1. Bahas bersma-sama dalam kelompok kecil (5-
10 orang), gejala apa yang dialami bapak
lansia tersebut?
2. Diskusikan Kebutuhan Asuhan apa saja
yang direncanakan sesuai dengan
PCC?
3. Rencana asuhan seperti apa yang bisa
dilakukan di Puskesmas?
4. Hal-hal apa yang perlu dipersiapkan?
5. Apakah pasien perlu dirujuk ke RSU/P ?
77

Anda mungkin juga menyukai