Anda di halaman 1dari 30

DEPRESSIVE

DISORDERS
OUR TEAM

Rodlotul Janah Amalia Rysti Dwi Ramadhani M. Abdul Azza


(12308183048) (12308183007) (12308183181)
TABLE OF
CONTENTS

Premenstrual Dysphoric
01
Disruptive Mood
Dysregulation Disorder 04 Disorder

02 Major Depressive
Disorder 05 Substance/Medication-Induced
Depressive Disorder

Persistent Depressive
03 Disorder (Dysthymia) 06 Depressive Disorder
Due to Another Medical Condition
Disruptive mood dysregulation
disorder (DMDD)
=
Gangguan Disregulasi Suasana Hati
Yang Mengganggu

Disebut gangguan suasana hati.


gangguan mental pada anak-anak dan
remaja yang ditandai dengan suasana
hati yang terus-menerus mudah
tersinggung atau marah dan ledakan
emosi yang tidak proporsional dengan
situasi dan jauh lebih parah daripada
reaksi khas rekan sebaya.
Kriteria Diagnostik 296,99 (F34.8)

A. Bisa didiagnosis pada usia 6 – 18 tahun


B. Pada usia dibawah 10 tahun muncul gejala:
• Temper outbursts parah dan rekuren secara verbal dan/atau behavioural, dengan
intensitas berlebihan, durasi atau provokasi tidak sesuai.
• Temper outbursts tidak sesuai tingkatan perkembangan
• Rata-rata muncul temper outbursts tiga kali atau lebih dalam seminggu
• Mood di antara munculnya outbursts mudah marah atau marah nyaris sepanjang
hari secara menetap dan dapat dilihat oleh orang lain (guru, ortu, dkk.)
• Gejala A-D muncul pada minimal 2 dari 3 lingkungan (contoh: di rumah, di
sekolah, di grup peer)
C. Tidak didapatkan gejala manik atau hipomanik
D. Tidak muncul hanya pada saat MDD atau tidak bisa dijelaskan
dengan gangguan mental lain
E. Tidak disebabkan oleh obat-obatan atau keadaan medis umum
Treatment

DMDD dapat diobati, biasanya dengan terapi perilaku


atau kombinasi terapi perilaku dan obat-obatan.

Farmakologis : Obat stimulan,


yang membantu anak-anak
Psikoterapi :Tujuan pengobatan
mengendalikan impuls, dan
DMDD adalah membantu anak-anak
antidepresan dengan efek
belajar untuk mengatur emosi mereka
samping ringan, seperti SSRI.
dan menghindari ledakan ekstrim atau
Kalau kombinasi itu tidak
berkepanjangan. Kombinasi terapi
bekerja, atau jika ada situasi
perilaku dialektik untuk anak-anak
yang mendesak, dosis rendah
(DBT-C) dan pelatihan manajemen
atipikal antipsikotik seperti
orang tua telah terbukti menjadi
Risperdal dapat diresepkan.
sangat efektif dalam mengobati
gangguan disregulasi suasana hati
yang mengganggu.
Major Depressive Disorder (MDD)
=
Depresi Berat/klinis

Suatu gangguan kesehatan mental yang


ditandai dengan suasana hati yang
terus tertekan atau kehilangan minat
dalam beraktivitas, menyebabkan
penurunan yang signifikan dalam
kualitas hidup sehari-hari.
Penyebab

Depresi ditimbulkan akibat dari


pengalaman yang tidak menyenangkan atau
traumatis. Contoh peristiwa atau keadaan
yang dapat menimbulkan depresi antara
lain adalah penyiksaan atau pelecehan,
kematian seseorang yang dicintainya,
masalah dalam hubungan (pernikahan,
persahabatan, keluarga, percintaan, dan
rekan kerja), serta kesulitan ekonomi. Selain
itu, gen dalam diri seseorang juga
membuatnya lebih rentan terkena gangguan
depresi.
Kriteria Diagnostik

Didapat 5 dari gejala-gejala di bawah yang muncul selama 2 minggu


pada saat yang sama dan terjadi gangguan fungsi sehari-hari, dengan
minimal satu di antara gejala: (1) mood depresi atau (2)
kehilangan minat atau kesenangan
• Mood depresi nyaris sepanjang hari setiap hari baik dengan penilaian
subjektif (merasa sedih, hampa, putus asa) atau dengan penilaian
orang lain
• Kehilangan minat atau kesenangan pada nyaris semua aktivitas
nyaris setiap hari (bisa dari penilaian subjektif maupun penilaian
observatif)
• Penurunan berat badan secara signifikan tanpa diet penurunan berat
badan atau kenaikan berat badan (perubahan 5% dari berat badannya
dalam sebulan) atau peningkatan atau penurunan nafsu makan
nyaris tiap hari
• Insomnia atau hypersomnia nyaris tiap hari
• Agitasi psikomotor atau retardasi nyaris tiap hari, yang dilihat oleh
orang lain.
• Kelelahan atau merasa hilang energi nyaris tiap hari
• Merasa tidak berarti atau berlebihan rasa bersalah nyaris tiap hari
• Hilangnya konsentrasi atau sulit untuk memutuskan sesuatu (subjektif dan
observasional)
• Pikiran kematian (bunuh diri) yang rekuren, ide bunuh diri dengan terencana
spesifik, percobaan bunuh diri, atau perencanaan bunuh diri secara spesifik.
A-C merupakan Major Depressive Episode
• Gejalanya mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, dan fungsi lain.
• Tidak disebabkan oleh obat ataupun keadaan medis umum
• Tidak dapat dijelaskan dengan gangguan psikotik (Contoh: schizophrenia,
delusional disorder, dkk.)
• Tidak ditemukan episode manik atau hipomanik
Treatment Cognitive Behavioral Therapy

Terapi ini akan membantu orang dengan


depresi untuk mengenali pikiran dan
perasaan negatif. Membuat orang tersebut
lebih sadar akan alasan pikiran dan
perasaan negatif itu datang. Selanjutnya
psikolog akan membantu klien
untuk reframing (menata ulang cara
Terapi Psikoanalisis
berpikir) agar pikiran dan perasan negatif
Terapi ini berusaha menggali kembali tersebut tidak selamanya menghambat
pengalaman traumatis masa kecil yang bisa aktivitas seseorang.
jadi akar dari depresi tersebut. Terapi ini
membantu orang dengan depresi untuk
mendalami berbagai perasaan dan emosi
yang belum disadarinya sejak kecil. Terapi Farmakoterapi
ini kemudian bertujuan untuk membantu Pemberian obat Selective serotonin reuptake
orang dengan depresi memahami inhibitors (SSRI). Obat SSRI bekerja untuk
perasaannya sendiri. membantu menghambat pemecahan serotonin di
otak, menghasilkan jumlah neurotransmitter
yang lebih tinggi.
Persistent Depressive Disorder (Dysthymia)
=
DISTIMIA

suatu kondisi kronis yang ditandai


dengan gejala depresi yang terjadi
hampir sepanjang hari, lebih banyak hari
daripada tidak, setidaknya selama 2
tahun
Penyebab

1. Perbedaan Biologis
Orang dengan distimia mungkin mengalami perubahan
fisik pada otaknya. Signifikansi dari perubahan ini masih
belum pasti, akan tetapi kondisi ini bisa membantu untuk
menentukan penyebab distimia.
2. Keturunan
Distimia tampaknya lebih umum terjadi pada seseorang
yang memiliki saudara dengan riwayat masalah mental
ini sebelumnya. Para peneliti menemukan bahwa gen
mungkin terlibat dalam menyebabkan kondisi ini.
3. Traumatis
Seperti halnya depresi berat, peristiwa traumatis seperti
kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan atau
tingkat stres yang tinggi dapat memicu distimia pada
beberapa orang.
3. Kondisi Kepribadian
Distimia adalah kondisi yang juga bisa disebabkan karena
seseorang memiliki kepribadian yang pesimistis, selalu
bergantung pada orang lain, atau menganggap rendah
harga diri .
Kriteria Diagnostik 300.4 (F34.1)

• Mood depresi selama nyaris sepanjang hari, nyaris setiap hari,


dengan penilaian subjektif maupun observasional selama minimal 2
tahun pada orang dewasa dan 1 tahun pada anak.
• Muncul gejala berikut selama dalam mood depresi:
oNafsu makan buruk atau kebanyaka makan
oInsomnia atau hypersomnia
oKelelahan atau Loyo
oPercaya Diri rendah
oKonsentrasi buruk atau sulit memutuskan sesuatu
oPutus asa
• Pasien tidak pernah hilang mood depresi dan gejala di atas selama
lebih dari 2 bulan dalam 2 tahun tersebut
• Kriteria MDD bisa tetap ada sampai 2 tahun
• Tidak ditemukan gejala manik, hipomanik dan tidak pernah
ditemukan Siklotimik Disorder
• Bukan disebabkan oleh obat, keadaan medis umum, atau
gangguan psikotik
• Mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi lain.
Treatment

Farmkoterapi
o Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI), seperti fluoxetine
(Prozac) dan sertraline (Zoloft).
o Tricyclic antidepressants (TCA),
seperti amitriptyline (Elavil) dan
amoxapine (Asendin).

Psikoterapi
psikoterapi interpersonal (IPT), terapi perilaku kognitif
dan terapi perilaku berkhasiat dalam pengobatan
gangguan depresi mayor. IPT mungkin berkhasiat
dalam pengobatan Distimia.
Premenstrual Dysphoric Disorder
=
Gangguan disforik pramenstruasi

PMDD adalah intensitas gejala PMS


yang jauh lebih berat hingga terkadang
sampai mengakibatkan penderitanya
‘lumpuh’, tidak bisa melakukan apa-
apa. Gejala emosional PMDD sering kali
mengakibatkan perubahan mood
ekstrem yang mengacaukan kehidupan
sosial penderitanya. PMS dan PMDD
biasanya muncul sekitar 7-10 hari
menjelang menstruasi.
Penyebab

Para ahli belum memahami secara pasti


kenapa PMDD bisa terjadi. Akan tetapi,
dugaan yang paling kuat yaitu tubuh bereaksi
secara tidak normal terhadap perubahan
hormon pada siklus menstruasi wanita.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan kaitan
antara PMDD dengan kurangnya kadar
serotonin, yaitu zat dalam otak yang bertugas
untuk menghantarkan sinyal-sinyal saraf.
Sel-sel otak yang bergantung pada serotonin
juga berfungsi untuk
mengendalikan mood, konsentrasi, tidur, dan
rasa sakit.
Karena ada perubahan hormon, tubuh
mungkin kekurangan serotonin sehingga
akhirnya muncul gejala-gejala PMDD.
Kriteria Diagnostik 625.4 (N94.3)

• Dalam sebagian besar siklus menstruasi terdapat minimal 5 gejala


yang muncul pada minggu terakhir sebelum onset menstruasi,
mulai membaik dalam beberapa hari setelah onset mens, dan
menjadi minimal atau hilang pada minggu setelah menstruasi,
dibandingkan dengan siklus menstruasi saat yang lain pada pasien
• Satu atau lebih gejala di bawah ini harus muncul:

o Afek labil (mood swing, tiba-tiba sedih atau menangis, sensitive


pada penolakan)
o Marah atau mudah tersinggung atau konflik interpersonal
meningkat
o Mood depresi, putus asa, atau pikiran menurunkan harga diri
o Cemas, tegang, atau merasa di ujung tanduk
• Satu atau lebih gejala di bawah ini muncul, ditambah dengan gejala di atas harus
menjadi minimal 5:
oPenurunan minat
oSulit konsentrasi menurut subjektif
oMudah lelah
oPerubahan nafsu makan; overeating atau ngidam
oHipersomnia atau insomnia
oMerasa terbebani atau out of control
oBreast tenderness atau swelling, nyeri otot atau sendi, merasa begah, atau
peningkatan berat badan

• Gejala-gejala di atas dapat ditemukan pada sebagian besar siklus menstruasi pada
tahun-tahun sebelumnya
• Mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi lain
• Bukan disebabkan gangguan mood lain, keadaan medis umum atau obat.
Treatment

o Obat antidepresan
(jenis selective serotonin
reuptake inhibitors atau
SSRI)
o Obat hormon (misalnya pil
KB)

Olahraga rutin untuk


mengurangi nyeri

Belajar teknik relaksasi


seperti meditasi dan
mengelola stres
Substance/Medication- Induced Depressive Disorder
=
Gangguan Depresi yang diinduksi Zat/ Obat-obatan

ditandai dengan perubahan suasana hati


yang menonjol dan persisten
menunjukkan tanda-tanda depresi yang
jelas atau penurunan minat atau
kesenangan dalam aktivitas dan hobi
sehari-hari, dan gejala ini dimulai selama
atau segera setelah meminum suatu zat /
obat-obatan tertentu atau selama
penarikan zat/obat-obatan.
Penyebab

Gangguan depresi yang diinduksi zat atau


obat disebabkan langsung oleh zat tertentu /
obat yang diminum atau selama penarikan
dari zat / obat. Ada sejumlah zat dan obat-
obatan yang dapat menyebabkan hal ini,
termasuk :
1. Alkohol
2. Phencyclidine
3. Halusinogen
4. Inhalansia
5. Opioid
6. Amfetamin
Kriteria Diagnostik

• Gangguan pada mood yang prominen dan persisten yang


mendominasi secara klinis dan ditandai dengan mood depresi atau
kehilangan minat dan kesenangan pada nyaris semua aktivitas
• Ada bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik, atau pemeriksaan penunjang
pada:
o Gejala di poin awal yang berkembang selama atau segera setelah
intoksikasi atau withdrawal zat atau setelah terpapar pengobatan
tertentu
o Zat atau obat terkait mampu menghasilkan gejala di poin awal
• Gangguan bukan berasal dari gangguan depresi lain yang bukan
disebabkan oleh zat/obat
• Gangguan tidak hanya terjadi saat delirium
• Gangguan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi lain.
Treatment

Bentuk intervensi terapeutik yang paling umum


meliputi penerapan terapi kognitif yang mungkin
sangat bermanfaat bila digunakan bersama
antidepresan. Juga, terapi interpersonal (IPT) Psikoterapi
dikombinasikan dengan segi terapi kognitif juga
terbukti cocok.

Pilihan terapi obat yang paling umum adalah


antidepresan dan pengangkat suasana hati
seperti SSRI. Juga, ada sejumlah farmakoterapi
yang terbukti bermanfaat dalam mengobati Farmkoterapi
penyalahgunaan alkohol juga seperti
Disulfiram.
Depressive Disorder Due to Another
Medical Condition
=
Gangguan Depresif Karena Kondisi Medis
Lain

Depresi dapat disebabkan oleh kondisi medis umum yang


memengaruhi sistem pengaturan tubuh, penyakit kronis, dan
bahkan pembedahan. Penelitian menunjukkan bahwa penyakit fisik
meningkatkan kemungkinan penyakit depresi, seperti Stroke,
Penyakit jantung, Nyeri kronis, fibromyalgia, kelelahan kronis,
Sklerosis multipel, Hipotiroidisme, Ketidakseimbangan hormon,
HIV, Depresi pascapersalinan dan Kanker.
Kriteria Diagnostik

• Mood depresi yang prominen dan persisten atau kehilangan minat


dan kesenangan pada nyaris semua aktivitas
• Ada bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
bahwa gangguan berasal dari efek patofisiologis keadaan medis
lain
• Gangguan tidak berasal dari gangguan mental lain
• Gangguan tidak hanya muncul saat delirium
• Mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, dan sehari-hari.
Treatment

Psikoterapi

Beberapa bukti menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif


bisa efektif dalam mengobati depresi pada penyakit Parkinson.
Metode terapi perilaku kognitif (CBT) dapat digunakan pada
reorientasi proses berpikir, melaksanakan latihan, dan melatih
individu untuk lebih mampu bersantai.
THANKS
Does anyone have any
questions?
DAFTAR PUSTAKA

Muslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III DSM-5 ICD-11. Jakarta: PT Nuh Jaya.

Meador, Patricia. Substance or Medication Induced Depressive Disorder DSM-5 (ICD-9-CM and ICD-1O-
CM)https://www.theravive.com/therapedia/substance-or-medication-induced-depressive-disorder-dsm--5-(icd--9--cm-
and-icd--1o--cm) )(diakses tanggal 29 Februari 2020)

Satriyo, Jati. 2019. Distimia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan. https://doktersehat.com/apa-itu-distimia/
(diakses tanggal 29 Februari 2020)

Miles E. Drake Jr. Persistent Depressive Disorder (Dysthymia) DSM-5 300.4. (F34.1).
https://www.theravive.com/therapedia/persistent-depressive-disorder-(dysthymia)-dsm--5-300.4-(f34.1)(diakses
tanggal 29 Februari 2020)

Iqbal, Mirza. 2018. Direktori Psikologi: Gangguan Depresi Mayor. https://pijarpsikologi.org/direktori-psikologi-


gangguan-depresi-mayor/ (diakses tanggal 29 Februari 2020)
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Iis. 2016. Apa saja yang termasuk klasifikasi depresi atau Depressive Disorder?. https://www.dictio.id/t/apa-
saja-yang-termasuk-klasifikasi-depresi-atau-depressive-disorder/2088(diakses tanggal 29 Februari 2020)

Honestdocs editorial team. 2020. Gangguan Depresi Mayor - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan.
https://www.honestdocs.id/gangguan-depresi-mayor (diakses tanggal 29 Februari 2020)

Meador, Patricia. Substance or Medication Induced Depressive Disorder DSM-5 (ICD-9-CM and ICD-1O-
CM)https://www.theravive.com/therapedia/substance-or-medication-induced-depressive-disorder-dsm--5-(icd--9--cm-
and-icd--1o--cm) )(diakses tanggal 29 Februari 2020)

Savitri, Tania. 2018. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). 2018.


https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/premenstrual-dysphoric-disorder-pmdd/ (diakses tanggal 29 Februari 2020)

Theravive. Depressive Disorder Due to Another Medical Condition DSM-5 293.83 (ICD-10-CM Multiple
Codes)https://www.theravive.com/therapedia/depressive-disorder-due-to-another-medical-condition-dsm--5-293.83-
(icd--10--cm-multiple-codes) )(diakses tanggal 29 Februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai