Anda di halaman 1dari 20

CURRICULUM VITAE

Nama : dr Okto Prihermes, SpKJ


Tempat tanggal lahir : Jakarta, 23 Oktober 1977
Alamat : Desa Pangebatan RT 4 RW 2, Karanglewas, Banyumas
Status : Menikah
Istri : dr Purwa Riana Isnaya, SpKJ, MKes
Pendidikan : S1 Kedokteran di universitas Trisakti, Jakarta
PPDS Kedokteran Jiwa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Pengalaman bekerja : BKMM Kamandaka, Banyumas
RSUD Ajibarang, Banyumas
RSU Emanuel, Klampok, Banjarnegara
DEPRESI DAN
MANAGEMENT
dr Okto Prihermes, SpKJ
Pendahuluan
WHO menyatakan depresi berada di urutan ke-4
penyakit di dunia

Sekitar 20 % wanita dan 12 % pria

Sekitar 15% penderita depresi mayor


meninggal karena bunuh diri, 20%-40% pernah
melakukan percobaan bunuh diri dan 80%
mempunyai ide-ide bunuh diri

Kasus bunuh diri sering terjadi pada pria


Penyebab Depresi

• Belum ada etiologi yang pasti


• Faktor genetik, faktor ketidakseimbangan
biogenik amin, gangguan neuroendokrin,
perubahan neurofisiologis dan gangguan
psikologik
Depresi

 
- Terjadi hipersekresi CRF
dari hipotalamus
- Mekanisme umpan balik
negatif dari kortisol
terganggu  aktivasi terus-
menerus aksis HPA 
 pelepasan kortisol 
Reseptor kortisol jadi tidak
peka   aktivitas mediator
imun proinflamasi &
gangguan transmisi
neurotransmiter.
  Kewaspadaan, mood, nafsu makan, anergia dan
Norepinefrin
libido

  Pengontrol afek, agresivitas, tidur dan nafsu


Serotonin
makan

 
Triptofan Memori, atensi dan fungsi eksekutif
Klasifikasi Depressive Disorder (DSM V)
1. Major Depressive Disorder
2. Persistent Depressive Disorder or Dysthymia
3. Premenstrual Dysphoric Disorder
4. Substance/Medication-Induced Depressive Disorder
5. Depressive Disorder Due to Another Medical Condition
6. Other Spesifield Depressive Disorder
7. Unspesified Depressive Disorder
8. Disruptive Mood Disregulation Disorder
Gejala Depresi Mayor menurut DSM V
A. Lima (atau lebih) dari gejala berikut telah ada selama yang 2 minggu

1. Mood depresi
2. Berkurang minat atau kesenangan
3. Nafsu makan meningkat atau menurun
4. Insomnia atau hipersomnia
5. Psikomotor agitasi atau retardasi
6. Kelelahan atau kehilangan energi
7. Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan
8. Konsentrasi berkurang
9. Pikiran berulang tentang kematian

B. Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan klinis yang sigfikan


dalam sosial pekerjaan atau fungsi bidang-bidang penting lainnya
C. Gejala tidak disebabkan oleh efek
fisiologis dari suatu zat atau kondisi medis
lain.

D. Episode depresi mayor tidak berhubungan


dengan gangguan skizoafektif,
skizofrenia, gangguan skizophreniform,
gangguan delusional, atau spektrum
skizofrenia lain dan gangguan psikotik
lainnya.

E. Tidak pernah ada episode manik atau


episode hipomanik
Antidepresan
1. Anti Depresan Trisiklik (TCAs)
Amitriptyline Maprotilin
2. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs)
Fluoxetine Escitalopram
Sertraline Fluvoxamine
3. Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)
Duloxetine Venlafaxine
4. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Selegine Phenelzine
Antidepresan adalah obat untuk Depresi,
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD), Isocarboxazid Tranycypromine
Gangguan Kecemasan Umum (GAD), 5. Antidepresan atipical
Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD), fobia Bupropion Vortioxetin
(FD) dan keluhan nyeri
Mirtazapine
Fase Terapi Depresi Mayor

1-4 Weeks 12 months


to life time

Bipolar Disord. 2009;11: 453-473. © 2009, Blackwell Munksgaard, Tohen, et al


Canadian Network for Mood and Anxiety Treatments
(CANMAT) Clinicalguidelines for the management of
major depressive disorder in adults.III.
Pharmacotherapy, Raymond,et al
Faktor yang mempengaruhi pemilihan Antidepresan
Pasien Obat
• Mempunyai riwayat penggunaan Efek samping
obat-obatan antidepresan Biaya
• Efek samping obat Strategi pemberian dosis
• Pengobatan lain yang sedang Jenis sediaan - Tablet, Cap, Syrup
diminum - interaksi obat Keamanan dalam dosis
• Usia pasien • Lebih baik menggunakan
• Penyakit lainnya (misalnya antidepresan SSRI dibandingkan
glaukoma, kondisi jantung) dengan antidepresan trisiklik
• Komorbid dengan gangguan
kejiwaan
• Kapasitas intelektual dan psikologis

(Indian J Psychiatry 59 (Supplement 1), January 2017)


Psikoterapi pada Depresi
• Mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi distorsi /
Cognitive Behaviour kesalahan kognitif, menghasilkan pemikiran alternatif,
Therapy (CBT) pemecahan masalah, penilaian kesenangan, penjadwalan
aktivitas, manajemen kecemasan - strategi-latihan relaksasi

• Berfokus pada kehilangan, perselisihan, isolasi sosial,


Interpersonal berkurangnya keterampilan bersosialisasi, dan faktor
Therapy (IPT) interpersonal lainnya yang dapat berdampak pada
perkembangan depresi

• Memungkinkan pasien untuk ventilasi, memberikan


Supportive dukungan emosional, bimbingan, meningkatkan harga diri
Pychotherapy pasien, menerima perasaan begitu saja, meningkatkan
harapan dan koping adaptif

(Indian J Psychiatry 59 (Supplement 1), January 2017)


Behavioral • Penjadwalan aktivitas, pelatihan keterampilan sosial dan
pemecahan masalah
Therapy (BT)
Marital • Terapi pada perubahan perilaku, komunikasi, pemecahan masalah,
dan resolusi konflik seputar masalah-masalah seperti keuangan,
Therapy (MT) seks, kasih sayang,parenting, dan keintiman

Family • Ketika masalah interpersonal dalam konteks dinamika keluarga


yang menyebabkan depresi, terapi keluarga dapat
dipertimbangkan. Ini akan melibatkan semua anggota keluarga dan
Therapy memasukkan prinsip-prinsip yang sama seperti pada terapi marital

Brief
Psychodynamic • Psikoterapi psikodinamik singkat adalah menghilangkan gejala
depresi pasien dengan metode baru untuk mengatasi konflik batin
Psychotherapy
(BPD) (Indian J Psychiatry 59 (Supplement 1), January 2017)
• Psikoterapi dapat memperbaiki gangguan jiwa dengan cara
mengubah neuroplstisitas, struktur, neurokimia, dan neurofisiologi
otak
• Psikoterapi mengubah biologi otak  menghilangkan
psikopatologi
• Keberhasilan psikoterapi mengahasilkan perubahan yang
komprehensif, berlangsung lama, dan perubahan dalam otak

Javanbakht, A. Neurobiological Models of Psychotherapy: How Psychotherapy Changes the


Brain, 2019 Lausanne: Frontiers Media.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai