Anda di halaman 1dari 7

Obat psikotropika

ialah obat yang bekerja mempengaruhi fungsi fisik, psikis, kelakuan atau pengalaman ( WHO, 1966)

Berbeda dengan antibiotik,


pengobatan psikotropik bersifat simtomatik dan lebih didasarkan atas pengetahuan empirik

karena patofisiologi penyakit jiwa belum jelas

Psikotropik hanya mengubah keadaan jiwa penderita sehingga lebih kooperatif dan dapat menerima
psikoterapi dengan lebih baik
(Santoso dan Wiria, 1995)

Pedoman dalam penggunaan obat


psikotropika menurut Hollistrik
( Wibisana, 1986 ) yaitu :
1. Obat psikotropika tidak menyembuhkan, melainkan hanya meringankan gejala dan umumnya
bersifat simtomatik.

2. Indikasi untuk obat neuroleptik adalah


- gangguan jiwa berat

Untuk pengobatan gangguan mental ringan, diobati dengan obat yang lebih sederhana

3. Dalam memberikan obat psikotropika penggunaan obat secara benar lebih bermanfaat daripada
menggunakan banyak obat tapi kurang memadai

4. Kebanyakan obat psikotropika memadai mempunyai masa kerja yang sama,

> sehingga lebih menguntungkan diberikan dalam dosis tunggal bila dosis optimal sudah didapatkan

5. Pengobatan hendaknya dari dosis kecil

- untuk menghindari terjadinya efek samping


- memberikan fleksibilitas dalam menentukan dosis optimum

6. Lamanya tergantung pada keadaan penyakit

7. Beberapa golongan obat dapat memperburuk  efek sedatif obat lain

8. Obat dapat mencetuskan gejala psikiatri dalam penggunaan terapetik

Ketentuan peresepan / Undang - undang No. 5 Tahun 1997


- mengatur kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika
- dibawah pengawasan internasional
- yang berpotensi mengakibatkan sindrom ketergantungan
Psikotropika digolongkan menjadi :

a Psikotropika golongan I
Adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, hanya diberikan khusus untuk penelitian serta potensinya amat kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan.

Cth : Etisiklida, Methatirnona, Psilosin

b. Psikotropika golongan II
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menimbulkan sindrom ketergantungan apalagi
diberikan dalam jangka waktu yang lama.

Contoh : Amfetamin, Fenobilina, Metakualin, Zipepprol, Secobarbital

c. Psikotropika golongan III


Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mengakibatkan sindrom ketergantungan.

Contoh Butalbital, Pentazosina, Amobarbital, Pentobarbital, Glutetimide.

d. Psikotropika golongan IV
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan
ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan yang mengakibatkan sindrom
ketergantungan
- sering diresepkan oleh dokter
- Sebagian besar obat adalah depresan sistem saraf pusat

Contoh Alprazolom, aminorex, Brotizolam, Etinomat, Bromazepam, diazepam, Meprobamate.

Peresepannya hanya untuk short term therapy / tidak boleh digunakan lebih dari satu minggu untuk
tiap resep.
Bila sesudah satu minggu ada indikasi untuk meneruskan maka diberikan resep untuk satu minggu
kemudian
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat obat psikotropika dapat
dikelompokkan menjadi :

I . Depresant
bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat
Contoh: Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak

2. Stimulant
bekerja mengaktikan kerja susunan saraf pusat

Contoh : amphetamine, yang terdapat dalam kandungan Ecstasi.

3. Hallusinogen
bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan

contohnya licercik acid dietilamide (LSD), psylocibine

Disamping itu psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya
Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral,
sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.

Berdasarkan penggunaan  psikotropik dibagi menjadi 4 golongan, yaitu

(1) antipsikosis (major trankuilizer, neuroleptik);


(2) Anti anxietas (antineurosis, minor tranquilizer)
(3) antidepresan
(4) psikotogenik (psikotomimetik, psikodisleptik, halusinogenik)

Antipsikotika disebut neuroleptika atau major tranquilizers yang bekerja sebagai antipsikotis dan
sedatif
> obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis tertentu tanpa mempengaruhi fungsi-fungsi umum,
seperti berpikir dan kelakuan normal
> Obat-obat ini dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat mengurangi gangguan jiwa seperti
impian khayal (halusinasi) serta menormalkan perilaku

Oleh karena itu, antipsikotika terutama digunakan pada psikosis, penyakit jiwa hebat misahya
penyakit skizofrenia "gila” dan mania

Minor tranquilizers adalah


anksiolitik yang digunakan pada gangguan kecemasan dan pada gangguan tidur, seperti hipnotika.

Contoh antara lain chlorpromazine (CPZ), Haloperidol (HALDOL),


Trifluoperazine

Penggolongan antipsikotika, dibagi dalam dua golongan besar, yakni


- obat typis / klasik
- obat atypis

• Antipsikotika klasik, terutama efektif mengatasi simtom positif


Pada umumnya dibagi
1) Derifat fenotiazin : klorpromazin, levomepromazin, dan triflupromazin
2) Derifat butirofenon : haloperidol, bromperidol, pipamperon.
3) Derifat buitlpiperidin : pimozida, fluspirilen, dan penfluridol.

b. Antipsikotika atypis
- sulpirida, klozapin, risperidon, olanzapin
- bekerja efektif melawan simtom-simtom negatif yang praktis kebal terhadap obat-obat klasik.
- efek sampingnya lebih ringan, khususnya gangguan ekstrapiramidal

Obat antipsikosis mempunyai beberapa sinonim, antara lain


Neuroleptik dan Tranquilizer mayor

Dalam membicarakan obat anti psikosis,


yang menjadi obat acuan adalah klorpromazin (CPZ).

Antiansietas
untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan sebagai obat tambahan pada terapi
penyakit ansietas / cemas dan ketegangan mental.
Penggunaan antiansietas dosis tinggi jangka lama,
dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik.

Dibandingkan dengan sedatif yang lain, antiansietas tidak begitu banyak menimbulkan kantuk

Contoh antara lain diazepam, bromazepam

 Antidepresi
- obat untuk mengatasi depresi mental
- dapat menghilangkan / mengurangi depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofi.

Perbaikan depresi ditandai dengan perbaikan


alam perasaan, bertambahnya aktivitas fisik dan kewaspadaan mental, nafsu makan dan pola tidur
yang lebih baik
Contoh : amitriptilin

Psikotogenik
obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir
dan perubahan alam perasaan, dapat menimbulkan psikosis.
Istilah psikotogenik paling cocok untuk golongan obat yang dahulu disebut psikotomimetik  (obat
yang menimbulkan keadaan mirip Psikosis)

kadang-kadang obat ini disebut obat halusinogenik yang berarti obat yang menimbulkan halusinasi.
Contoh : Meskalin, dietilamid lisergad dan mariyuana atau ganja

Obat-obat yang Potensial Timbul Interabsi Obat


Interaksi obat merupakan suatu peristiwa di mana suatu aksi obat di ubah atau dipengaruhi oleh
obat lain yang diberikan secara besamaan.
peristiwa interaksi obat harus selalu dipertimbangkan pada waktu dua atau lebih obat diberikan
bersamaan

Tidak semua interaksi obat membawa pengaruh yang merugikan, beberapa interaksi justru
bermanfaat dalam praktek pengobatan

Interaksi obat adalah pemberian dua atau lebih obat pada waktu bersamaan atau hampir bersamaan
yang dapat mengubah efek obat Iainnya sehingga kerja obat dapat menjadi lebih kuat atau kurang
aktif
Akibat yang tidak dikehendaki dari interaksi yakni meningkatnya efek toksik / efek samping obat
atau berkurangnya efek klinik

Faktor- faktor penderita yang berpengaruh terhadap interaksi obat yaitu


- umur penderita
- faktor farmakogenetik penderita
- penyakit yang sedang diderita
- fungsi hati penderita
- penyakit yang diderita
- fungsi ginjal
- kadar protein dalam darah
- Ph urine penderita
- interaksi dengan makanan atau minuman

Kombinasi seperti chlorpromazine dengan haloperidol umumnya digunakan untuk membuat


penderita menjadi lebih tenang dan menghilangkan gejala psikotik seperti waham dan halusinasi

Kombinasi chlorpromazine dan tifluoperazine digunakan untuk menenangkan penderita dan


Menghilangkan gejala psikotik negatif seperti menutup diri dan berdiam

Penggunaan kombinasi obat antipsikotik


dengan antidepresan trisiklik ( amitriptilin ) akan terjadi efek samping antikolinergik meningkat
sehingga harus berhati-hati terhadap pasien
penyakit jantung

Kombinasi antipsikotik dan antikonvulsan


Efek antikonvulsan berkurang akibatnya gangguan kejang tidak terkendali dengan baik

serangan kejang bisa meningkat karena itu dosis antkonvulsan harus lebih besar
 Gangguan kejiwaan
• Dibagi menjadi dua kelainan mental / jiwa utama,
- penyakit mental
- cacat mental ( defisiensi, subnormalitas).

Cacat mental : suatu keadan yang mencakup difisit intelektual dan telah ada sejak lahir atau pada
usia dini.

Penyakit mental : kelainan yang berkembang kemudian dalam kehidupan.

2. Penyakit mental / jiwa secara prinsip dibagi dalam psikoneorosis dan psikosis.
Kategori ini sesuai dengan pendapat awam tentang "kecemasan" dan "kegilaan".
Psikoneurosis merupakan keadaan lazim yang gejalanya dapat dipahami seperti neurosis ansietas,
fobia, histeria, neurosis pasca traumatik, neurosis depresi.
Psikosis merupakan penyakit yang gejalanya kurang dapat dipahami dan tidak diempati serta pasien
sering kehilangan kontak dengan realitas.

3. Istilah fungsional dan organik menunjukkan etiologi penyakit dan digunakan untuk membagi
psikosis.

Psikosis fungsional berarti ada gangguan fungsi, tanpa kelainan patologi yang dapat dibuktikan
Psikosis organik ( psikosis simtomatik )
mempunyai lesi yang dapat diperlihatkan atau diduga ada, misal tumor, perubahan vaskular, faktor
infeksi, toksik traumatik atau congenital

Psikosis
adalah penyakit kejiwaan pikiran dan kejiwaan, yang menyebabkan perubahan struktur kehidupan
keseluruhan ;
pasien bersangkutan akan berubah kepribadiannya yang terlihat dengan adanya fase-fase atau
tahap-tahap tertentu.

Psikosis dibedakan atas psikosis eksogen yang disebabkan pengaruh patologi pada tubuh dan
psikosis endogen yg disebabkan gangguan metabolisme otak.

Psikosis eksogen dapat disebabkan


- trauma otak
- tumor otak
- Ensefalitis
- Keracunan
- Arteriosklerotis
- penyakit endokrin.
Termasuk psikosis endogen adalah
skizofienia dan psikosis maniak-depresif

Skizofrenia
adalah istilah untuk sekelompok psikosis dengan berbagai gangguan kepribadian disertai adanya
perubahan yang khas dari cara berpikir, perasaan, dan hubungmya dengan lingkungan.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang bersifat


- sangat serius
- Berkelanjutan
- mengakibatkan kendala sosial, emosional, dan kognitif

Skizofienia adalah penyebab terpenting


gangguan psikotis, dimana periode psikotis, diselingi periode 'normal‘ / pasien bisa berfungsi baik.

Mulainya penyakit bisa secara bertahap, bisa juga dengan mendadak.


Pada pria, biasa timbul usia 15-25 tahun,
Pada wanita antara 25-35 tahun

- Penyebab belum diketahui


- berkaitan dengan terganggunya keseimbangan sistem kimiawi otak

Menurut suatu teori, infeksi virus selama


perkembangan janin menghambat pertumbuhan
neuron dopamine kebagian-bagian tertentu otak

Skizofienia tidak dapat disembuhkan,


penanganannya bersifat simtomatis, yakni menghalau gejala-gejalanya dan kemudian mencegah
kambuhnya.
 Selain itu rehabilitasi psikososialnya sangat penting untuk reintegrasi pasien dalam masyarakat.

penanganan skizofienia paling efektif


-kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi,
- termasuk terapi kognitif

• SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai