ialah obat yang bekerja mempengaruhi fungsi fisik, psikis, kelakuan atau pengalaman ( WHO, 1966)
Psikotropik hanya mengubah keadaan jiwa penderita sehingga lebih kooperatif dan dapat menerima
psikoterapi dengan lebih baik
(Santoso dan Wiria, 1995)
Untuk pengobatan gangguan mental ringan, diobati dengan obat yang lebih sederhana
3. Dalam memberikan obat psikotropika penggunaan obat secara benar lebih bermanfaat daripada
menggunakan banyak obat tapi kurang memadai
> sehingga lebih menguntungkan diberikan dalam dosis tunggal bila dosis optimal sudah didapatkan
a Psikotropika golongan I
Adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, hanya diberikan khusus untuk penelitian serta potensinya amat kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan.
b. Psikotropika golongan II
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menimbulkan sindrom ketergantungan apalagi
diberikan dalam jangka waktu yang lama.
d. Psikotropika golongan IV
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan
ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan yang mengakibatkan sindrom
ketergantungan
- sering diresepkan oleh dokter
- Sebagian besar obat adalah depresan sistem saraf pusat
Peresepannya hanya untuk short term therapy / tidak boleh digunakan lebih dari satu minggu untuk
tiap resep.
Bila sesudah satu minggu ada indikasi untuk meneruskan maka diberikan resep untuk satu minggu
kemudian
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat obat psikotropika dapat
dikelompokkan menjadi :
I . Depresant
bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan saraf pusat
Contoh: Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak
2. Stimulant
bekerja mengaktikan kerja susunan saraf pusat
3. Hallusinogen
bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan
Disamping itu psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal harganya
Penggunaan psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral,
sehingga menimbulkan efek yang sama dengan Narkotika.
Antipsikotika disebut neuroleptika atau major tranquilizers yang bekerja sebagai antipsikotis dan
sedatif
> obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis tertentu tanpa mempengaruhi fungsi-fungsi umum,
seperti berpikir dan kelakuan normal
> Obat-obat ini dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat mengurangi gangguan jiwa seperti
impian khayal (halusinasi) serta menormalkan perilaku
Oleh karena itu, antipsikotika terutama digunakan pada psikosis, penyakit jiwa hebat misahya
penyakit skizofrenia "gila” dan mania
b. Antipsikotika atypis
- sulpirida, klozapin, risperidon, olanzapin
- bekerja efektif melawan simtom-simtom negatif yang praktis kebal terhadap obat-obat klasik.
- efek sampingnya lebih ringan, khususnya gangguan ekstrapiramidal
Antiansietas
untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan sebagai obat tambahan pada terapi
penyakit ansietas / cemas dan ketegangan mental.
Penggunaan antiansietas dosis tinggi jangka lama,
dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik.
Dibandingkan dengan sedatif yang lain, antiansietas tidak begitu banyak menimbulkan kantuk
Antidepresi
- obat untuk mengatasi depresi mental
- dapat menghilangkan / mengurangi depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofi.
Psikotogenik
obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir
dan perubahan alam perasaan, dapat menimbulkan psikosis.
Istilah psikotogenik paling cocok untuk golongan obat yang dahulu disebut psikotomimetik (obat
yang menimbulkan keadaan mirip Psikosis)
kadang-kadang obat ini disebut obat halusinogenik yang berarti obat yang menimbulkan halusinasi.
Contoh : Meskalin, dietilamid lisergad dan mariyuana atau ganja
Tidak semua interaksi obat membawa pengaruh yang merugikan, beberapa interaksi justru
bermanfaat dalam praktek pengobatan
Interaksi obat adalah pemberian dua atau lebih obat pada waktu bersamaan atau hampir bersamaan
yang dapat mengubah efek obat Iainnya sehingga kerja obat dapat menjadi lebih kuat atau kurang
aktif
Akibat yang tidak dikehendaki dari interaksi yakni meningkatnya efek toksik / efek samping obat
atau berkurangnya efek klinik
serangan kejang bisa meningkat karena itu dosis antkonvulsan harus lebih besar
Gangguan kejiwaan
• Dibagi menjadi dua kelainan mental / jiwa utama,
- penyakit mental
- cacat mental ( defisiensi, subnormalitas).
Cacat mental : suatu keadan yang mencakup difisit intelektual dan telah ada sejak lahir atau pada
usia dini.
2. Penyakit mental / jiwa secara prinsip dibagi dalam psikoneorosis dan psikosis.
Kategori ini sesuai dengan pendapat awam tentang "kecemasan" dan "kegilaan".
Psikoneurosis merupakan keadaan lazim yang gejalanya dapat dipahami seperti neurosis ansietas,
fobia, histeria, neurosis pasca traumatik, neurosis depresi.
Psikosis merupakan penyakit yang gejalanya kurang dapat dipahami dan tidak diempati serta pasien
sering kehilangan kontak dengan realitas.
3. Istilah fungsional dan organik menunjukkan etiologi penyakit dan digunakan untuk membagi
psikosis.
Psikosis fungsional berarti ada gangguan fungsi, tanpa kelainan patologi yang dapat dibuktikan
Psikosis organik ( psikosis simtomatik )
mempunyai lesi yang dapat diperlihatkan atau diduga ada, misal tumor, perubahan vaskular, faktor
infeksi, toksik traumatik atau congenital
Psikosis
adalah penyakit kejiwaan pikiran dan kejiwaan, yang menyebabkan perubahan struktur kehidupan
keseluruhan ;
pasien bersangkutan akan berubah kepribadiannya yang terlihat dengan adanya fase-fase atau
tahap-tahap tertentu.
Psikosis dibedakan atas psikosis eksogen yang disebabkan pengaruh patologi pada tubuh dan
psikosis endogen yg disebabkan gangguan metabolisme otak.
Skizofrenia
adalah istilah untuk sekelompok psikosis dengan berbagai gangguan kepribadian disertai adanya
perubahan yang khas dari cara berpikir, perasaan, dan hubungmya dengan lingkungan.
• SEKIAN