Anda di halaman 1dari 18

Adinda Ayu Majesti

17-126
Definisi Depresi

Rasa sedih yang psikopatologis

Kaplan & Sadock. 2010. Psikiatri Klinis. Jakarta : ECG


Etioloi Depresi
Depresi mempunyai multi causal
• Biologi
Penurunan serotonin, penurunan dopamine
• Genetik
Anak dengan orangtua menderita depresi mempunyai resiko menderita depresi lebih besar
• Psikososial
• Peristiwa kehidupan/stres kehidupan kehilangan
• Fakt or kepri badi an  gangguan kepri badi an ambang, hi st ri oni k,
anankastik
• Faktor psikodinamik
• Gangguan ibu-anak selama fase oral
• Kenyataan atau bayangan kehilangan objek
• Teori kognitif
Trias kognitif depresi : persepsi negatif terhadap diri sendiri,
menganggap dunia bermusuhan dengan dirinya, bayangan masa depan
( penderitaan dan kegagalan)

• Sindrom otak organik / stroke / hormonal


• Sekunder terhadap kondisi medik lain (kanker, DM, dsb.).
• Reaksi terhadap obat/zat tertentu
Patofisiologi
Depresi disebabkan menurunnya atau berkurangnya jumlah neurotransmitter
norepinefrin (NE), serotonin ( 5 – HT ) dan dopamine (DA) dalam otak ( Sukandar
dkk., 2009 ).

Hipotesis sensitivitas reseptor yaitu perubahan patologis pada reseptor yang


dikarenakan terlalu kecilnya stimulasi oleh monoamine dapat menyebabkan
depresi. Hipotesis desregulasi, tidak beraturannya neurotransmitter sehingga
terjadi gangguan depresi dan psikiatrik. Dalam teori ini ditekankan pada
kegagalan hemeostatik sistem neurotransmitter, bukan pada penurunan atau
peningkatan absolute aktivitas neurotransmitter ( Teter et al.,2007 ).
Gejala Klinis
• Mood terdepresi
• Perasaan sedih, tidak mempunyai harapan, tidak berharga
• Pikiran bunuh diri
• Mengeluh penurunan energi  sulit menyelesaikan pekerjaan, tugas sekolah
• Masalah tidur  terjaga dini dan sering terbangun di malam hari atau
banyak tidur
• Sulit konsentrasi
• Menurunnya minat dan aktivitas seksual
• Peningkatan atau penurunan nafsu makan
• Gejala depresi pada usia lanjut lebih tampak sebagai gejala
somatik/keluhan fisik

• Lelah, tak bertenaga, tidak nafsu makan, berat-badan turun, badan


sakit-sakit, pegal-linu, nyeri dan sakit kepala, dada sakit, sesak napas,
keluhan perut/lambung dsb.

• Gangguan kognitif sering dianggap sebagai dementia


Pemeriksaan Status Mental
Deskripsi umum : kemunduran psikomotor, sedih, tidak ada gerakan
spontan
Mood : depresi
Suara : volume pelan, bicara lambat
Gangguan persepsi : pada depresi berat dapat disertai halusinasi
Pikiran : pandangan negatif, rasa kehilangan, rasa bersalah, ide suicide
Memori : sulit konsentrasi dan gampang lupa
Impulsi : bunuh diri
Diagnosis (ICD 10)
GEJALA UTAMA GEJALA TAMBAHAN
•Mood yang depresif • Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
•Kehilangan minat dan • Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan suram dan pesimis
kesenangan • Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
bunuh diri
•Mudah lelah (anersi) • Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang

Episode Episode Episode


depresi ringan depresi sedang depresi berat
• 2 gejala • 2 gejala • 3 gejala
utama berlangsung sekurang-kurangnya
Gejala utama utama2 minggu
sekitar
• • •
Diagnosis
• Episode depresi berat tanpa ciri psikotik
• Episode depresi berat dengan ciri psikotik
 adanya halusinasi atau waham
• Gangguan depresi berulang  dua atau lebih episode depresi
TATALAKSANA
• Farmakoterapi:
• Antidepressan
• Pemilihan obat dan dosis yang sesuai
• Edukasi
• Efek optimal 3-4 minggu

• Psikoterapi / CBT

• ECT
Electro Convulsive Therapy adalah terapi dengan mengalirkan arus listrik ke otak. Terapi
menggunakan ECT biasa digunakan untuk kasus depresi berat yang mempunyai resiko untuk
bunuh diri. ECT juga diindikasikan untuk pasien depresi yang tidak merespon terhadap obat
antidepresan.

• Kombinasi berbagai modalitas terapi diatas


• Dukungan keluarga / lingkungan sosial
Anti Depresan

1. Tricyclic AntiDepresan (TCA) : Amitriptiline, Imipamine, Amoxapine,


Clomipramine.
2. Heterocyclic Anti depresan : Maprotiline
3. Mono Amine Oxydase Inhibitor (MAOi) : Moclobemide
4. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) : Sertraline, Fluoxetine,
Paroxetine, Fluvoxamine
5. Noradrenaline Serotonin Specific Antidepresan (NaSSA) ; Mirtazapine
6. Serotonin & Noradrenergic Reuptake Inhibitors (SNRI) : Venlafaxine
Nama Dosis
Amitriptilin, imipramin 75 – 150 mg/hr
Maprotilin 75 – 150 mg/hr
Moclobemid 150 – 300 mg/hr
Sertraline 50 – 200 mg/hr
Fluvoxamine 50 – 200 mg/hr
Fluoxetine 20 – 60 mg/hr
Citalopram 20 – 60 mg/hr
Tianeptine 37,5 mg/hr
Mirtazapine 15 – 45 mg/hr
• Amitriptilin
• Dimulai dengan dosis 3 X 10 mg, dosis dapat dinaikkan 25 mg
setiap 2-3 hari (tergantung toleransi)  tidak berespon dosis
dapat  naikkan dosis maksimal 50 mg/hari
• Fluoxetine  dimulai dengan dosis 10-20 mg setiap pagi  evaluasi
setiap 2 minggu  bila perlu dosis dapat dinaikkan sampai 60mg,
tergantung keadaan klinis.
• Bila disertai gejala psikotik  berikan antipsikotik
• Perhatikan efek samping antidepresan
Terapi Keluarga
• Mengurangi dan mengatasi stress  mengurangi kekambuhan
• Gangguan didasari oleh keluarga
• Gangguan mengganggu fungsi keluarga
Rawat Inap

• Risiko bunuh diri


• Intake makanan buruk
• Gejala berulang
• Sistem dukungan keluarga buruk
Definisi Mekanisme Koping
Mekanisme koping didefinisikan sebagai proses tertentu yang disertai usaha
mengubah domain kognitif dan atau prilaku secara konstan untuk mengendalikan
tuntutan dan tekanan eksternal atau internal yang diprediksi akan dapat
membebani dan melampaui kemampuan ketahanan individu.

Koping sangat multidimensi dan fleksibel pada individu terutama ketika


berhadapan pada situasi dan keadaan yang menyebabkan mereka mengambil
tindakan untuk mengatasi dan memodifikasi strategi yang sesuai.
Jenis-Jenis Mekanisme Koping
Carver,et.al (1989) dalam Madonna, 2014 mengemukakan suatu penelitiannya
bahwa terdapat empat jenis mekanisme koping sebagai berikut:
a. Active coping yaitu upaya yang bersifat aktif untuk mengatasi sumber stres dengan
melakukan perencanaan dan tindakan langsung.
b. Acceptance coping yaitu upaya yang bersifat pasif dalam menghadapi sumber
stres seperti dapat menerima kenyataan dan memandang suatu hal dari sisi positif.
c. Emotional focused coping yaitu upaya untuk mengatasi tekanan psikologis dengan
mengeluarkan emosi dan mencari dukungan secara emosional.
d. Avoidance coping yaitu menghindari sumber stres dengan menghentikan upaya
sumber
stres, tidak menerima kenyataan dan melarikan diri dari masalah.

Anda mungkin juga menyukai