Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOTERAPI II

“DEPRESI”

Nama Kelompok :

1. Ayuna Rosa Putranti (A1161079)


2. Sri Rahayu Tulus (A1171064)

AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA


SEMARANG
Definsi

Bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan


(afektif mood) yang biasa ditandai dengan
kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan
gairah hidup, tidak ada semangat, merasa tidak
berdaya, perasaan bersalah, tidak berguna, dan
putus asa (Yosep, 2007).
• Untuk mengenai depresi lebih mudah terdapat
trias depresi yakni :
1. Tidak bisa menikmati hidup
2. Tidak ada perhatian terhadap lingkungan
3. Lelah sepanjang hari

• Ciri-ciri sindroma ansietas :


Khawatir, tidak bisa rileks atau tegang yang
berlangsung lebih dari 3 bulan yang disebabkan
karena akibat ketidakseimbangan syaraf otonom.
Gejala
Psikologis Fisik

• Selalu merasa bersalah • Hilang Nafsu makan, sehingga


• Merasa putus asa BB turun
• Merasa cemas, khawatir yang • Insomnia/gangguan sulit tidur
berlebihan • Pergerakan tubuh dan bicara
• Mudah marah/sensitif yang lebih lambat
• Sulit berkonsentrasi/berpikir,
• Kelelahan-apatis-omong
dan mengambil keputusan
kosong
• Tidak tertarik dan tidak ada
motivasi hidup • Kelakuan aneh pada tidur
• Timbul ide untuk menyakiti
diri sendiri atau bahkan
percobaan bunuh diri
Penyebab Depresi

• Penyakit demensia (Alzheimer), Parkinson, dan


migrain
• Terganggunya keseimbangan antara
neurotransmitter di dalam otak
• Faktor Keturunan
• Kejadian Traumatik
DEPRRESSION THERAPY
First Line Therapy Second Line Therapy
1. Terapi Interpersonal (orang Obat antidepresan
terdekat/psikiater)
2. Konseling kelompok dan
Dukungan sosial
3. Berolahraga/Refreshing
4. Diet mengatur pola makan
5. Terapi Humor
6. Hidroterapi/Hidrotermal
7. Berdoa
ANTI DEPRESAN
Obat yang mampu menigkatkan kadar
norepinefrin dan serotonin dalam otak (Prayitno,
2008).

Cara Kerja Secara Umum : Dengan cara


meningkatkan kadar neurotransmitter di otak.

Neurotransmitter juga berpengaruh terhadap sinyal


nyeri yang dikirim oleh saraf. Hal ini menyebabkan
beberapa jenis antidepresan digunakan untuk
meringankan nyeri.
ANTI DEPRESAN

untuk mengatasi depresi dan juga kondisi lainnya.


Kondisi yang diperbolehkan untuk penggunaan
antidepresan yaitu :

1. Depresi dengan gangguan depresi berat


2. Obsesif Komplusif (OCD)
3. Posttraumatic stress disorder (PTSD)
4. Gangguan Bipolar
5. Enuresis

Dapat juga untuk : Insomnia, Migrain, obat nyeri.


ANTI DEPRESAN
Klasifikasi :
1. SNRIs (Serotonin-noradrenaline reuptake
inhibitors)
2. SSRIs (Selective serotonin reuptake inhibitors)
3. TCAs (Tricyclic antidepressants)
4. MAOIs (Monoamine oxidase inhibitors)
5. NASSAs (Noradrenaline and spessific
serotoninergic antidepressants)
6. Antidepresan atipikal.
ANTI DEPRESAN
1. NASSAs (Noradrenaline and spessific 2. SSRIs (Selective serotonin
serotoninergic antidepressants) reuptake inhibitors)

Penggunaan : Kecemasan, Penggunaan : depresi dan paling


umum untuk OCD, pemulihan
gangguan kepribadian, depresi stroke.
(Efektif untuk Px yang tdk dpt
menggunakan SSRI) Mekanisme Kerja :
Menghambat penyerapan
serotonin di otak, sehingga sel-sel
Mekanisme Kerja : memobilisasi otak lebih mudah dalam menerima
otak dan tubuh untuk bergerak. dan mengirim pesan dan suasana
hati lebih baik.

Obat : mirtazapine
Obat : Citalopram, escitalopram,
fluoxetine, fluvoxamine,
paroxetine, sertraline. (Paling
sering diresepkan, dan memilikii
efek samping lebih sedikit
dibanding lainnya)
ANTI DEPRESAN
4. SNRIs (Serotonin-noradrenaline
3. TCAs (Tricyclic antidepressants)
reuptake inhibitors)
Penggunaan : fibromyalgia, Penggunaan : Depresi berat dan
gangguan kecemasan dan nyeri gangguan susasana hati.
kronis.

Mekanisme Kerja : antidepresan Mekanisme Kerja :


yang memilikii 3 cincin siklik yang meningkatkan kadar serotonin dan
mempengaruhi 3 neurotransmitter noradrenaline/norephinephrine
yaitu serotonin, noradrenaline, dan sehingga suasanana hati akan
dopamin. stabil.

Obat : Amitriptyline, amoxapine-


clomipramine, desipramine, Obat : Duloxetine, venlafaxine,
doxepine, imipramine, nortriptyline, dan desvenlafaxine. (Paling sering
protriptline, dan trimipramine. diresepkan o/ dokter)
(Obat ini efektif, tapi jarang
digunakan karena efek sampingnya)
ANTI DEPRESAN
5. MAOIs (Monoamine oxidase
inhibitors) 6. Antidepresan atipikal

Penggunaan : (digunakan ketika Penggunaan : depresi yang


jenis antidepresan lain tidak membutuhkan efek sedatif.
bekerja dengan baik).

Mekanisme Kerja : Menghambat


aksi monoamine oksidase, enzim Mekanisme Kerja : inhibitor
yang ada pada otak. Enzim ini selektif untuk asupan ulang
bekerja membantu memecah noradrenaline yang
serotonin. Lebih sedikit serotonin meningkatkan kadar mediator
yang dipecah, maka suasana hati tsbt.
lebih stabil.

Obat : Phenelzine,
Tranylcypromine, Isocarboxazide, Obat : Reboxetine
dan selegilin.
JURNAL
RESUME
Judul Jurnal : Gejala depresi sebelum dan sesudah insiden penyakit kardiovaskuler
dan kelangsungan hidup jangka panjang studi orang lanjut usia yang berbasis populasi

Latar Belakang : Depresi setelah kejadian CVD dikaitkan dengan peningkatan


mortalitas. Namun sedikit yang diketahui bagaimana depresi yang sudah ada sebelumnya
mempengaruhi kelangsungan hidup setelah kejadian CVD.

Tujuan Penelitian : Untuk mengevaluasi apakah gejala depresi di ukur sebelum kejadian
CVD pertama (Pre-CVD), serta di ukur setelah CVD (Post-CVD) , mempengaruhi kelangsungan hidup.

Metode Penelitian : Dengan skala center for epidemiological studies depression (CES-D).
Sub domain CES-D adalah pengaruh positif, pengaruh negatif, gejala somatik dan pengaruh
interpersonal. CVD di definisikan sebagai kejadian stroke, gagal jantung dan, jantung koroner

Hasil Penelitian : Gejala somatik pra PJK yg lebih tinggi dikaitkan dengan mortalitas
PJK yang lebih besar dan dampak positif pra stroke yang lebih tinggi dikaitkan dengan mortalitas
stroke yang lebih sedikit. Setelah dulu kejadian CVD, gejala depresi meningkat. Gejala depresi yang
lebih tinggi di ukur setelah CVD dikaitkan peningkatkan resiko kematian.

Kesimpulan : Selama 15 tahun tindak lanjut pada orang dewasa yang tinggal di
suatu kelompok, hubungan antara depresi yang lebih rendah gejala di ukur sebelum CVD kejadian
pertama dan mortalitas tidak terlepas dari status kesehatan. Sebaliknya, lebih tinggi gejala depresi
diukur setelah CVD dikaitkan dengan peningkatan resiko mortalitas.
Tips agar tidak depresi ???

Opened

Sharing

Try

Action

Tawakal

Anda mungkin juga menyukai