Anda di halaman 1dari 18

ANTIDEPRESAN

• Kelompok 3 :
 APRIANA MULYA DEWI
(1701032)
 SRI NIZA OKTAVIA (1801022)
 ALIFTI NURSI FITRI (1801025)
 CINTYA ANDINI EINALDI
(1801048)
 FITRI HANDAYANI (1801049)
 AMELIA FITRIANI (1801050)
 NOVALIA (1801058)
 INDANA ZHULVA (1801108)
 RONAL PUTRA YUDHA
(1801122)
 DIDI SURATNO (1801160)
 NURVANI DWI SAPUTRI
(1801180)
Farmakologi 2
OBAT ANTIDEPRESAN
Depresi adalah perubahan kondisi dimana terjadinya
perubahan mood dan perilaku disertai dengan perasaan
frustasi dan hilangnya motivasi atau harapan

Anti Depresan adalah obat yang diindikasikan untuk


mencegah kondisi serius karena depresi berat

Kadar NE dan serotonin yang yang rendah menyebabkan


depresi, sedangkan yang terlalu tinggi menyebabkan
mania

Teori ini sering disebut teori mental depresi


“monoamin”.

Obat-obatan antidepresan dapat meningkatkan kadar NE


dan serotonin di otak.
PENGGOLONGAN OBAT ANTI
DEPRESAN

Serotonin and
Selective Serotonin Re-
Norepinephrine Reuptake Trisiklik (TCA)
uptake Inhibitor (SSRIs) Inhibitors (SNRIs)

Noradrenaline and specific


Monoamine Oxidase
serotonergic
Inhibitors (MAOIs)
antidepressants (NASSAs)
Selective Serotonin Re-uptake
Inhibitor (SSRIs)
• SSRI adalah golongan antidepresan
yang dikembangkan pertama kali Serotonin and Norepinephrine
tahun 1970-an. Dan jenis Reuptake Inhibitors (SNRIs)
antidepresan yang paling sering • SNRIs menghambat serotonin dan
diresepkan karena risiko efek norepinephrine agar tidak diserap
sampingnya tergolong rendah kembali oleh sel saraf. Norepinephrine
• SSRI tidak boleh digunakan jika terlibat dalam sistem saraf otak yang
pasien memasuki fase manik memicu respon rasa ketertarikan terhadap
• Serotonin adalah neurotransmitter rangsangan dari luar dan memotivasi
mereka untuk melakukan sesuatu.
yang terkait dengan perasaan sehat
dan bahagia. Pada otak orang yang • SNRIs diyakini lebih efektif daripada
mengalami depresi, produksi obat jenis SSRI yang hanya berfokus
pada serotonin.
serotoninnya rendah.
• SNRIs bekerja lebih spesifik
• SSRI digunakan untuk mengobati
dibandingkan dengan TCAs, sehingga
depresi sedang sampai berat
kemungkinan efek samping yang terjadi
lebih kecil.
Monoamine Oxidase Inhibitors
(MAOIs)

• adalah golongan obat pertama yang


dikembangkan, untuk pengobatan depresi.
Golongan antidepresan ini pertama kali
Trisiklik (TCA) ditemukan pada 1950-an
• Antidepresan trisiklik (TCA) adalah • bekerja menghambat enzim monoamine
golongan antidepresan yang pertama kali oxidase yang dapat menghancurkan
ditemukan pada 1950-an. Obat ini dinamai serotonin, epinefrin, dan dopamin. Ketiga
berdasarkan struktur kimianya, yang terdiri neurotransmitter ini bertanggung jawab
atas tiga cincin atom yang saling untuk menimbulkan perasaan bahagia.
berhubungan. • Biasanya MAOI diresepkan ketika obat-
• Trisiklik bekerja langsung menghambat obatan antidepresan lainnya tidak
sejumlah neurotransmiter, termasuk memberikan perbaikan gejala.
serotonin, epinefrin, dan norepinephrine, • Pengobatan depresi dengan MAOIs
agar tidak kembali terserap sekaligus juga
memerlukan waktu 2-4 minggu untuk
mengikat reseptor sel saraf.
mendapatkan efek yang maksimal.
• Obat ini diresepkan untuk orang-orang yang
• MAOI dapat menimbulkan interaksi
sebelumnya pernah diberikan SSRI namun
tidak ada perubahan gejala. dengan beberapa makanan, seperti keju,
acar/asinan, dan anggur.
• TCA memiliki efek samping yang lebih
besar dibandingkan dengan yang selektif.
Lanjutan…
Noradrenaline and specific serotonergic
antidepressants (NASSAs)
– NASSAs adalah antidepresan yang bekerja dengan
meningkatkan kadar noradrenalin dan serotonin.
– Serotonin dan noradrenalin merupakan neurotransmiter yang
mengatur mood dan emosi. Serotonin juga ikut mengatur siklus
tidur dan nafsu makan.
– Noradrenaline and specific serotoninergic antidepressants
(NASSAs) efektif untuk pasien yang tidak dapat menggunakan
SSRI.
– Efek samping obat ini tidak jauh berbeda dengan SSRI, bahkan
dianggap menyebabkan lebih sedikit masalah seksual.
MEKANISME KERJA
• Selective Serotonin Reuptake Inhibitors • Trisiklik (TCA)
– Mekanisme kerja dari SSRI adalah menghambat – Mekanisme obat golongan trisklik ini
pengambilan 5-HT ke dalam neuron presinaptik.
Obat jenis ini memiliki afinitas tinggi terhadap bekerja adalah dengan mennghambat
reseptor monoamine tetapi tidak memiliki ambilan dari norephinefrin dan 5-HT,
afinitas terhadap adrenoreseptor α, histamin, menghambat adrenergik, kolinergik,
muskarinik atau asetilkolin yang terdapat juga dan reseptor histaminergik. Obat
pada obat antidepresan trisiklik(Katzung, et al.,
2012). golongan trisiklik efektif untuk
penyakit depresi, tetapi
• Serotonine Norepinephrine Reuptake penggunaanya telah berkurang karena
Inhibitor (SNRI) telah tersedia obat yang mempunyai
– SNRI bekerja dengan melakukan pengangkutan efektivitas terapi yang sama tetapi
serotonin dan norepinedrin. Pengangkutan mempunyai dosis yang lebih aman
norepinefrin secara struktur mirip dengan dan lebih toleransi (Wells., et al.,
pengangkutan serotonin. Pengangkutan
norepinefrin memiliki afinitas ringan terhadap
2009).
dopamine. Afinitas sebagaian besar SNRI
cenderung lebih besar untuk pengangkut
serotonin daripada norepinedrin. (Tjay & • LAMPIRAN :
Rahardja, 2010) • https://youtu.be/T25jvLC6X0w
Lanjutan…
Cara kerja antidepresan
Monoamine oxidase
jenis NASSAs ini adalah
inhibitor (MAOIs) bekerja
dengan meningkatkan kadar
menghambat enzim
serotonin dan noradrenalin.
monoamine oxidase yang
Salah satu obat yang
dapat menghancurkan
termasuk dalam
serotonin, epinefrin, dan
antidepresan jenis NASSA
dopamin. Ketiga
antara lain mirtazapine
neurotransmitter ini
(Avanza). Serotonin dan
bertanggung jawab untuk
noradrenalin merupakan
menimbulkan perasaan
neurotransmiter yang
bahagia.
mengatur mood dan emosi
Efek Obat Antidepresan
Antidepresan Klasik Obat-obat ini menghambat resorpsi dari serotonin dan
(Trisiklik & Tetrasiklik) noradrenalin dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.

SSRI (Selective Serotonin


Re-uptake Inhibitor)
Obat-obat ini menghambatresorpsi dari serotonin

Obat-obat ini tidak berkhasiat selektif, menghambat re-uptake


NaSA (Noradrenalin and dari serotonin dan noradrenalin.Terdapat beberapa indikasi
Serotonin Antidepressants) bahwa obat-obat ini lebih efektif daripada SSRI.

Monoamine Oxidase
Inhibitors (MAOIs) MAOl menghambat sistem enzim ini, sehingga menyebabkan
peningkatan konsentrasi amin endogen.

SNRI (Serotonine NRI bekerja dengan melakukan pengangkutan serotonin dan


Norepinephrine Reuptake norepinedrin.SNRI menghambat serotonin dan
norepinephrine agar tidak diserap kembali oleh sel saraf.
Inhibitor )
INDIKASI OBAT ANTIDEPRESAN
• SNRIs (Serotonin and Norepinephrine • NASSAs (Noradrenaline and specific
Reuptake Inhibitors) serotonergic antidepressants)
– menghambat serotonin dan norepinephrine agar tidak – adalah antidepresan yang bekerja dengan
diserap kembali oleh sel saraf. Norepinephrine terlibat meningkatkan kadar noradrenalin dan serotonin.
dalam sistem saraf otak yang memicu respon rasa Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah
ketertarikan terhadap rangsangan dari luar dan
mirtazapine (Avanza). Serotonin dan noradrenalin
memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu. Oleh
karena itu,
merupakan neurotransmiter yang mengatur mood
dan emosi. Serotonin juga ikut mengatur siklus
– SNRI diyakini lebih efektif daripada obat jenis SSRI
tidur dan nafsu makan.
yang hanya berfokus pada serotonin.
• MAOIs (Monoamine Oxidase Inhibitors )
• SSRIs (Selective serotonin reuptake – bekerja menghambat enzim monoamine oxidase
yang dapat menghancurkan serotonin, epinefrin,
inhibitors)
dan dopamin. Ketiga neurotransmitter ini
– untuk mengobati depresi sedang sampai berat.
bertanggung jawab untuk menimbulkan perasaan
– bekerja memblokir serotonin agar tidak diserap bahagia.
kembali oleh sel saraf (saraf biasanya mendaur ulang
neurotransmitter ini). • Trisiklik
– Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi – bekerja langsung menghambat sejumlah
serotonin, yang dapat meningkatkan mood dan neurotransmiter, termasuk serotonin, epinefrin,
kembali menumbuhkan minat terhadap aktivitas yang dan norepinephrine, agar tidak kembali terserap
dulunya disukai. sekaligus juga mengikat reseptor sel saraf.
– Biasanya, obat ini diresepkan untuk orang-orang
yang sebelumnya pernah diberikan SSRI namun
tidak ada perubahan gejala.
KONTRA INDIKASI OBAT
ANTIDEPRESAN
• Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor • Trisiklik
(SSRIs) – Trisiklik bekerja langsung menghambat sejumlah
– digunakan untuk mengobati depresi sedang sampai neurotransmiter, termasuk serotonin, epinefrin,
berat. SSRI bekerja memblokir serotonin agar dan norepinephrine, agar tidak kembali terserap
tidak diserap kembali oleh sel saraf (saraf biasanya sekaligus juga mengikat reseptor sel saraf.
mendaur ulang neurotransmitter ini). Biasanya, obat ini diresepkan untuk orang-orang
– Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi yang sebelumnya pernah diberikan SSRI namun
serotonin, yang dapat meningkatkan mood dan tidak ada perubahan gejala.
kembali menumbuhkan minat terhadap aktivitas.
• Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs) • Serotonin and Norepinephrine Reuptake
– Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) bekerja Inhibitors (SNRIs)
menghambat enzim monoamine oxidase yang – SNRI menghambat serotonin dan norepinephrine
dapat menghancurkan serotonin, epinefrin, dan
agar tidak diserap kembali oleh sel saraf.
dopamin. Ketiga neurotransmitter ini bertanggung
Norepinephrine terlibat dalam sistem saraf otak
jawab untuk menimbulkan perasaan bahagia.
yang memicu respon rasa ketertarikan terhadap
• Noradrenaline and specific serotonergic rangsangan dari luar dan memotivasi mereka
antidepressants (NASSAs) untuk melakukan sesuatu.
– Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah – SNRI diyakini lebih efektif daripada obat jenis
mirtazapine (Avanza). Serotonin dan noradrenalin SSRI yang hanya berfokus pada serotonin.
merupakan neurotransmiter yang mengatur mood
dan emosi. Serotonin juga ikut mengatur siklus
tidur dan nafsu makan.
EFEK SAMPING OBAT
ANTIDEPRESAN
• SSRis (selective serotonin reuptake • MAOIs ( monoaine oxidase
inhibitors)
– Eseperti mulut kering, mual, muntah, kejang-
inhibitors)
kejang, mengantuk, halusinasi, diare, gangguan – pusing, sulit tidur, kenaikan berat
pengelihatan hingga gangguan fungsi seksual.
badn, hipertensi, arotia jantung,
stroke, hingga engalami
• SNRIs (serotonin-norepinephrine perubahan tekanan darah.
reuptake inhibotors)
– mual, muntah, sakit kepala, ceas, insomnia,
mimpi buruk hingga memiliki gangguan
seksual.
• NASSAs (noradrenaline and
specific serotonergic
• Trisiklik (TCAs) antidepressants)
– seperti ulut kering, mengantuk, berkeringat, – pusing, mengantuk, sembelit,
pandangan kabur, hingga detak jantung menjadi
tidak teratur. berat badan naik, ulut kering, dan
nafsu makan menjadi lebih
eningkat.
FARMAKOKINETIKA

• Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) • Serotonin and neropinephrine reuptake


– Farmakokinetik : semua SSRIs diabsorbsi inhibitors (SNRIs)
baik setelah pemberian oral dan – Farmakokinetik : Waktu paruh
memiliki efek puncaknya dalam rentang venlafaxine adalah sekitar 5 jam, dan dg
empat sampai delapan jam. Semua SSRIs dosis sekali sehari, konsentrasi kondisi
dimetabolisme oleh hati. mapan dicapai setelah sekitar 3 hari,
– Fluxentine memiliki waktu paruh yang meskipun metabolit desvenlafaxine
panjang sehingga memungkinkan untuk aktifnya bertahan lebih lama.
dosis sekali seminggu. – Waktu paruh desvenlafaxine sekitar 11
• Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) jam, dan konsentrasi kondisi-mapan
– Farmakokinetik : MAOIs yang sekarang dicapai setelah 4 sampai 5 hari.
tersedia diabsorpsi cepat jika diberikan • Noradrenaline and specific serotonergic
peroral antidepressants (NASSAs)
• Trisiklik – Farmakokinetik : Obat yang termasuk
– Farmakokinetik : absorbsi dari trisiklik dalam jenis ini adalah mirtazapine
tidak sempurna karena relatif sangat larut (avanza)
dalam lipid. – dimetabolisme terutama di hati dengan
– Trisiklik dimetabolisme melalui dua jalur demetilasi dan hidroksilasi melalui enzim
utama pada Transformasi inti trisiklik dan sitokrom P450 , CYP1A2, CYP2D6,
Perubahan rantai cabang alifatik CYP3A4. Salah satu metabolit utamanya
adalah desmethyl mirtazapine. Waktu
– Jalur pertama melibatkan hidroksilasi
paruh eliminasi keseluruhan adalah 20-40
dan konjungasi cincin untuk membentuk
jam. Ini terkonjugasi di ginjal untuk
glucuronide, jalur kedua terutama
diekskresikan dalam urin , di mana 75%
dimetilasi nitrogen.
obat diekskresikan, dan sekitar 15%
JENIS/CONTOH OBAT
ANTIDEPRESAN
• SSRI • Trisiklik
– adalah jenis antidepresan yang paling – Obat antidepresan yang termasuk dalam
golongan ini adalah amitriptyline (Endep),
sering diresepkan karena risiko efek clomipramine (Anafranil), dosulepin
sampingnya tergolong rendah. (Prothiaden atau Dothep), doxepin (Deptran),
– Contoh obat-obatan dalam jenis ini imipramine (Tofranil), nortriptyline (Allegron).
adalah escitalopram (Lexapro), – Efek samping yang ditimbulkan dengan obat
fluoxetine (Lovan atau Prozac), jenis ini adalah: Aritmia.
paroxetine (Aropax), sertraline • Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
(Zoloft), dan citalopram (Cipramil). – Contoh obat jenis ini adalah tranylcypromine
(Parnate), phenelzine (Nardil), dan
• Serotonin and norepinephrine isocarboxazid (Marplan). Biasanya
reuptake inhibitors (SNRIs) MAOIdiresepkan ketika obat-obatan
– Obat antidepresan yang termasuk antidepresan lainnya tidak memberikan
perbaikan gejala
dalam kelompok SNRI antara lain :
duloxetine (Cymbalta), desvenlafaxine • Antidepresan jenis NASSA yakni
(Pristiq), reboxetine (Edronax), dan mirtazapine (Avanza).
venlafaxine (Effexor XR).
DOSIS OBAT ANTIDEPRESAN
• lective serotonin reuptake inhibitors • Serotonin-norepinephrine
(SSRIs) reuptake inhibitors (SNRIs)
– Fluvoxamine
– Merek dagang: Luvox
– Venlafaxine
– Kondisi: Depresi: Dewasa: 50–100mg per – Kondisi: Gangguan panik
hari sebagai dosis awal. Dosis dapat – Dewasa: 37,5 mg sekali sehari,
ditingkatkan hingga 300 mg. Dosis lebih dari
selama seminggu awal. Dosis dapat
150 mg dapat dibagi menjadi 2–3 kali
konsumsi per hari. ditingkatkan hingga 75 mg tiap hari,
– Kondisi: Gangguan obsesif kompulsif (OCD) setelah 7 hari konsumsi.Dosis
– Dewasa: 50 mg perhari. Dosis dapat maksimum: 225 mg per hari.
ditingkatkan sampai maksimal 300 mg per – Kondisi: Depresi dan gangguan
hari yang dapat dibagi menjadi 2 kali cemas Dewasa: 37,5–75 mg sekali
konsumsi per hari.
sehari. Dosis dapat ditingkatkan
– Anak usia 8 tahun ke atas: 25 mg per hari.
Dosis dapat ditingkatkan 25 mg tiap 4–7 bertahap sebanyak 75 mg setiap 4–7
hari. Dosis di atas 50 mg dapat dibagi hari. Dosis maksimum: 225 mg per
menjadi 2 kali konsumsi. hari.
Lanjutan…
• Antidepresan atipikal • Antidepresan trisiklik (TCAs)
– Di bawah ini adalah rincian dosis – Dewasa: oleskan kandungan krim
obat antidepresan golongan doxepin HCI 5% secara tipis ke area
antidepresan atipikal: yang terinfeksi 3-4 kali sehari,
– Bupropion maksimum 8 hari.
– Merek dagang: Zyban Untuk • Monoamine oxidase inhibitors
mengetahui informasi lengkap (MAOIs)
mengenai obat ini, silahkan kunjungi – Di bawah ini adalah rincian dosis
laman obat bupropion. Mirtazapine obat antidepresan golongan MAOIs:
Merek dagang: Mirzap, Remeron Selegiline Merek dagang: Jumex
– Kondisi: Depresi Kondisi: Depresi Dewasa: 6 mg per
– Dewasa: 15 mg per hari. Dosis dapat hari secara transdermal. Dosis dapat
ditingkatkan bertahap setiap 1–2 ditingkatkan setiap 2 minggu, dengan
minggu, sesuai respons tubuh peningkatan 3 mg per hari. Dosis
terhadap obat. maksimum adalah 12 mg per hari.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. Direktorat Jendera BIna Kefarmasian dan Mat Kesehatan.2007.
Pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Faquih, et al. (2019). A Review of Novel Antidepressants: A Guide for Clinicians. Cureus Journal
of Medical Science, 11 (3), pp. e4185.
Katzung, B. G., Masters, S. B. & Trevor, A. J., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th
Edition. USA: The Mc Graw Hill.
Katzung, BG. 1997. Farmakologi dasar dan klinik, edisi 6. EGC: Jakarta, hal. 354-356.
Medicine Net (2018). Antidepressants side effects, list, types, uses, and alcohol interactions.
Priyanto. (2008). Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Depok:
Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi (Leskonfi).
Tjay, T. H. & Rahardja, K., 2010. Obat Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L. & Dipiro, C. V., 2009. Pharmacotherapy
Handbook Seventh Edition.New York: The McGraw-Hill Companies
THANKS FOR ATTANTION

Anda mungkin juga menyukai