BIOLOGI
TENTANG
“SITOSKELETON”
DOSEN PEMBIMBING:
Lisa Fradisa,S.Si,M.pd
DI BUAT OLEH
Nim :2020243067
2020
BUKIITINGGI
A. Pengertian Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat di sel
eukariota, sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan
adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan.
Secara umum sitoskeleton merupakan jejaring serat yang mengorganisasi
struktur dan aktivitas dalam sel. Pada masa awal mikroskopi electron ahli biologi
menduga bahwa organel-organel sel eukariot mengambang bebas dalam sitosol.
Namun perbaikan mutu mikroskopi cahaya maupun mikroskopi electron
mengungkapkan keberadaan sitoskeleton (Cytoskeleton).
Jejaring serta yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton yang
memainkan peran penting dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel,
tersusun atas tuga tipe struktur molekular, mikrofilamen dan filament intermedit.
B. Fungsi Sitoskeleton
Berikut ini terdapat beberapa fungsi sitoskeleton, terdiri atas:
1. Memberi bentuk dan mempertahankan struktur sel
Peran sitoskeleton sangat diperlukan, seperti pada sel hewan yang tidak
memiliki dinding sel. Sitoskeleton distabilkan oleh keseimbangan antara
gaya-gaya yang berlawanan yang dikerahkan oleh unsur-unsurnya.
3. Motilitas sel
Sitoskeleton adalah suatu jalinan yang dinamis yang dapat berubah bentuk
dan akibatnya adalah gerakan sel. Motilitas ( gerak ) sel mencakup
perubahan tempat sel maupun pergerakan bagian sel yang lebih terbatas.
Motilitas sel membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan protein yang
disebut molekul motor.
a. Mikrotubulus
Pengelompokan Mikrotubulus
Jika arah mikrofilamen berubah maka, maka berubah pula arah aliran
sitoplasma.
3. Kontraksi otot
Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain disepanjang sel
otot, diselingi filamen yang lebih tebal terbentuk dari protein disebut
miosin. Kontraksi sel otot terjadi akibat filamen aktin dan miosin
yang
c. Filament Intermediat
Filament Intermediat (Intermediate filament) dinamia karena berdiameter 8-
12 nm lebih besar dibandingkan dengan diameter mikrofilamen namun lebih
kecil mikrotubulus. Filament intermediat terspesialisasi untuk menahan
tegangan (seperti mikrofilamen) dan terdiri dari berbagai kelas unsur
sitoskeleton.
Setiap tipe tersusun dari subunit molekular berbeda yang tergolong ke dalam
suatu family protein yang antara lain beranggotakan keraton. Sebaliknya
mikrotubulus dan mikrofilamen memiliki diameter dan komsisi yang tetap
ada sama sel eukariot.
Filament intermeiat merupakan pengukuh sel yang lebih permanen dari pada
mikrofilamen dan mikrotubulus yang diuraikan dan dirakit kembali di
berbagai bagian sel. Bahkan jika sel mati, jejaring filament intermediate
seringkali tetap bertahan misalnya lapisan terluar kulit kita terdiri atas sel-
sel kulit mati yang penuh protein keratin.