Nama :
Pitrawati 2020243101
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.2.3 Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
1.3.2 Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia
1.3.3 Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.
1.4 Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan
pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan Isu isu,
strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan
terhadap orang yang terlibat merawat lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas
mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya
berlangsung dengan tenang.
Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric baru
berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric mengusahakan agar
para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia, sehingga tidak menjadi beban
bagi keluarga dan masyarakat.
Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,
4
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber
banyak masalah.
Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya
gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan edema mungkin
diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume
darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama
mungkin mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping
Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada lansia.
Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama
dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat
efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak
praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih
kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka
membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan
adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.
5
Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan
dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.
2. Pasal 34
6
Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi kesehatannya yang lain atau ahli
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhakan oleh
masyarakat termasuk pada lansia.
JPKM lansia
Salah satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada
dipuskesmas sasarannya adalah keluarga yang didalamnya ada keluarga lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga
yang berisiko tentunya membutuhkan perhatian yang khusus. Perkembangan yang
terjadi tersebut tentunya menuntut perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara
professional. Tuntutan ini tentunya tidak berlebihan sebab hal ini sesuai dengan
kebijakan pemerintah dibidang kesehatan untuk membangun Indonesia Sehat 2010
yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
(JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan perawatan yang baik dan
perhatian yang selayaknya
2.3.1 Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan
primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah
7
gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan
fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik
toksin dan hal hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep
kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi
promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat
serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan
kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi
mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan
kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar benar berfokus pada perilaku
beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama
menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia
memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( OMalley dan Blakeney, 1994 )
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan
suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah pada individu
dan keluarga serta kelompok dan komunitas.
9
aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja,
senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan
tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan
makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang
adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa nyaman
pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan informasi
baru atau informasi yang masih meragukan mereka
10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia
10
4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk
biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care,
asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia
pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan,
pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel yang
ditugaskan bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan
perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber
yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta
advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan,
kalender, dan sebagainya ).
8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.
b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu lansia
meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan
membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat membantu. Daftar
Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist ) yang dibuat oleh
American Academy of Family Physicians, American Dietetic Association, dan
National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat
pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan
dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin
hendak membangun sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan
12
ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh pada lokasi
tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin saja anda tidak
dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri kelas ini
yang justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di
rumahanya karena meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar).
Beberapa individu dapat memberikan koesioner mengenai pengkajian
jatuh, sebagian lagi dapat melakukan tes keseimbangan,
mendemonstrasikan cara cara untuk mencegah jatuh dan
memberikan konseling individual mengenai hal hal yang dapat
menyebabkan jatuh. Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat
berdampak sangat besar terhadap masalah yang terkadang
mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat
membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek
ini serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan,
demonstrasi dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir
pernyataan dan persetujuan untuk menjalani tes keseimbangan pada
setiap kejadian jatuh.
Keamanan komunitas
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap
kekerasan yang sering menghantui mereka, perawat perlu bekerja
sama dengan lembaga penegak hukum setempat untuk
mengembangkan program komunitas. Prototipe program meliputi
neighborbood crime watch program, citizens on patrol dan program
keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan
pendidikan yang mencakup program pertahan diri, baik secara fisik
maupun secara psikologis. Kampanye media di masyarakat harus
berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia
terhadap tipe tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk
frekuensi dan waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan
untuk menurunkan kerentanan terhadap kejahatan.
Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di amerika,
jumlah pengendara lansia juga semakin banyak. Derekomendasikan
agar pengendara lansia belajar mengemudi kembali untuk
mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan sensorik yang
13
terjadi seiring proses menua. Pengendara lansia dianjurka untuk
mengevaluasi kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam
mengemudi, termasuk pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan
evaluasi perubahan fisik lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam
berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving
Program untuk membantu pengendara yang berusia lanjut
meningkatkan kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan
kendaraan dan menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) .
AARP juga menerbitkan Older Driver Assesment and Resource
Guide ( panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia) yang
disediakan secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus
mengacu kepada sumber ini atau sumber lain yang ada di komunitas.
16
1. Azaz
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have
Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the
Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan
mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),
diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan
tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah
penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan
untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan
masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-
norma social. Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-
orang mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan
17
kesehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang
untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
18
Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.
b. Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan
promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
19
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah
sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear,
gigi mulut dan lain-lain.
Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat
gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan
ketergantungan; serta perawatan bertahap, tahap (1) perawatan
di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3)
perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi
rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat
kondisi kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia
urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
berfungsi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi pekerja sosial menurut para ahli:
Yayasan obor indonesia
Pekerja sosial adalah seseorang yang mempunyai kompetensi profesional
dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan formal atau
pengalaman praktik di bidang pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial yang diakui
secara resmi oleh pemerintah dan melaksanakan tugas profesional pekerjaan
sosial.
20
Endang moertopo
Pekerja sosial adalah seseorang yang memiliki dasar pengetahuan,
ketrampilan dan nilai-nilai pekerjaan sosial yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan kesejahteraan sosial
Kementrian sosial republik indonesia
Pekerja sosial adalah orang yang memiliki profesi pertolongan
Tara kuther, ph.d
Pekerja sosial adalah seorang profesional, yang paling sering bekerja dengan
orang dan membantu mereka mengelola kehidupan sehari-hari mereka,
memahami dan beradaptasi dengan penyakit, cacat, kematian, dan memberikan
pelayanan sosial, seperti perawatan kesehatan, bantuan pemerintah, dan bantuan
hukum.
Jack claridge
Pekerja sosial adalah sorang individu yang bertujuan untuk membantu orang-
orang dalam masyarakat yang tidak mampu atau kesulitan dalam menangani
masalah kehidupan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat melakukan tugas
mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan sektor publik lainnya.
Princeton
Pekerja sosial ialah seseorang yang menghabiskan hari-hari mereka membantu
orang yang emmpunyai masalah dengan kesehatan, psikologis, sosial, atau
bahkan masalah keuangan
Pincus dan Anne Minahan
Pekerjaan Sosial adalah suatu bidang keahlian yang mempunyai tanggung jawab
untuk memperbaiki dan atau mengembangkan interaksi antara orang/sekelompok
orang dengan lingkungan sosial mereka sehingga memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas kehidupan, mengatasi kesulitan dan mewujudkan
aspirasi serta nilai-nilai mereka.
C Walter A. Fried Kandar
1. Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan
utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan
masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya (Siporin, 1975;
Morales dan Sheafor, 1989; Suharto, 1997). Para pekerja sosial, memiliki
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pertolongan yang
diperoleh melalui pendidikan (perguruan tinggi).
2. Pekerja Sosial Profesional
21
Adalah mereka-mereka yang melakukan peran sebagai pekerja sosial dalam
berbagai segmennya, baik di masyarakat (pekerja sosial masyarakat), di
ranah industri (pekerja sosial industri), maupun di ranah kesehatan (pekerja
sosial medis) secara profesional, didasarkan pada latar belakang keilmuan
yang diperoleh melalui jalur pendidikan tinggi bidang pekerjaan sosial. Atas
hal ini, maka seluruh aktivitasnya mulai dari perencanaan, pentahapan,
metode, teknik, pendekatan, dan yang lainnya yang digunakan didasarkan
pada kaidah-kaidah ilmiah yang, tentu saja, bisa dipertanggungjawabkan.
Walter A. Friedlander
Pekerjaan sosial medis adalah pelayanan yang bercirikan pada bantuan sosial
dan emosional yang mempengaruhi pasien dalam hubungannya dengan penyakit
dan penyembuhannya. Medical social work : the social work practice that
occurs in hospital and others health care setting to facilitate good health,
prevent illness, and aid physically patients and their families to resolve the social
and psychological problems related to the illness.
22
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /
anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme)
dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan, rehabilitasi,
4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
23
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jaab atas keberhasilan usaha hyperkes
25
14. Sejak pekerja sosial dipekerjakan didalam badan badan sosial dan mendapat
upah, maka bayaran dari klien dipergunakan untuk kesejahteraan badan sosial,
bukan untuk meningkatkan penghasilan pekerja sosial.
15. Seorang pekerja sosial agar lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya, maka
dapat menggunakan dan mengembangkan pendekatan team, sehingga mampu
mengkoordinasi kegiatan pelayanan yang diberikan.
26
- Memberikan kesempatan dan sumber sumber guna
memenuhi kebutuhan semua manusia dan untuk mengurangi
tekanan dan penderitaan yang dialami.
b) Individu individu hendaknya memberikan kontribusi atau sumbangan
yang efektif, sehingga dapat memberikan kebahagiaan dan
kesejahteraan kepada orang lain di lingkungan terdekat sampai pada
masyarakat luas.
c) Transaksi individu dengan individu lain didalam masyarakat hendaknya
dapat meningkatkan pengakuan bahwa setiap manusia mempunyai
harkat dan martabat, individu yang unik, menentukan diri sendiri.
Mereka lebih lanjut memperinci tujuan pekerjaan sosial sebagai
berikut:
- Membantu orang memperluas kompetensinya dan
meningkatkan kemampuan mereka menghadapi serta
memecahkan masalah.
- Membantu orang memperoleh sumber sumber
Banyak orang yang memiliki sedikit pengetahuan tentang sistem
sumber yang ada di masyarakat. Oleh karena itu pekerja sosial berperan
sebagai broker (perantara) mengkaitkan orang dengan sistem sumber
yang ada seperti pelayanan kesejahteraan anak, kesehatan, kesehatan
mental dan sebagainya.
- Membuat organisasi organisasi yang responsif dalam
memberikan pelayanan kepada orang.
- Memberikan fasilitas interaksi antar individu dengan
individu lain didalam lingkungan mereka. Kualitas hidup
seseorang ditentukan oleh kualitas interaksinya dengan orang lain
dilingkungan sosialnya.
- Mempengaruhi interaksi antara organisasi organisasi
dengan institusi institusi
- Mempengaruhi kebijakan sosial maupun kebijakan
lingkungan
2.4.6 Fungsi Pekerjaan Sosial
1. Membantu orang untuk meningkatkan dan menggunakan secara lebih efektif
kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas kehidupan dan memecahkan
masalah mereka.
Tugas yang dapat dilaksanakan pekerja sosial :
27
a. Mengidentifikasi dan mengadakan kontak dengan orang lain yang
membutuhkan pertolongan dalam melaksanakan tugas kehidupan.
b. Memberikan pemahaman, dorongan dan dukungan kepada orang yang
mengalami krisis.
c. Memberikan kesempatan kepada orang untuk mengutarakan kesulitan yang
dialaminya.
d. Membantu orang untuk menguji berbagai alternative pemecahan masalah dan
memberikan informasi untuk membantu mengambil keputusan.
e. Mengkonfrontasikan orang dengan realitas situasi yang mereka hadapi dengan
jalan memberikan keterangan yang dapat mengganggu keseimbangan pribadi
orang untuk selanjutnya diberikan motifasi guna terjadinya perubahan.
f. Mengajarkan keterampilan untuk membantu individu merealisasikan aspirasi
mereka dan melaksanakan tugas kehidupannya.
28
a. Memberikan informasi kepada sistim sumber kemasyarakatan untuk
menjelaskan masalah yang terjadi sebagai akibat sistem sumber tersebut.
b. Bertindak sebagai seorang konsultan terhadap suatu sumber
kemasyarakatan dan memberikan rekomendasi mengenai berbagai cara
pemberian pelayanan.
c. Mengkonsultasikan sistem informal untuk membantu mereka memperoleh
pelayanan.
d. Mengkaitkan orang ke dalam salah satu sistem sumber kemasyarakatan
dengan sistem sumber kemasyarakatan yang lain.
e. Mengorganisasi penerima pelayanan untuk menjadi anggota organisasi
yang baru
f. Menjadi penengah dalam memecahkan masalah yang terjadi di antara
sistem sumber informal, anggota organisasi, maupun sistem sumber
kemasyarakatan.
30
kapasitas agar kembali dalam keadaan sehat dan dapat
dimanfaatkan atau dipulihkan kepada suatu kondisi yang
memuaskan. Digunakan dalam konteks membantu orang yang
telah terganggu kapasitasnya atau tidak berfungsi, digunakan di
RS, panti, klinik, sekolah, LP, dsb. Membangun kembali pola
interaksi yang baru.
2. Preventif / Pencegahan : Untuk menemukan secara awal, mengontrol
dan menghapuskan kondisi - kondisi yang menyebabkan orang tidak
berfungsi sosial.
3. Pengembangan :
a. Membantu orang meningkatkan kemampuan untuk berfungsi
sosial
b. Mengkaitkan orang dengan sistem sumber.
c. Memberikan fasilitas interaksi dengan sisitim sumber.
d. Mempengaruhi kebijakan sosial.
e. Menyalurkan sumber sumber material.
f. Memberikan pelayanan sebagai pelaksana control sosial.
31
dan benar serta mudah diterima oleh individu-individu, kelompok-
kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.
4. Tenaga ahli (expert)
Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan
masukan, saran, dan dukungan informasi dalam berbagai area (individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat).
5. Perencana sosial (social planner)
Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial
yang dihadapi individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat,
menganalisa dan menyajikan alternative tindakan yang rasional dalam
mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan
kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
6. Fasilitator
Pekerja sosial sebagai fasilitator, dalam peran ini berkaitan dengan
menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat. Peran ini
dilakukan untuk mempermudah proses perubahan individu-individu,
kelompok-kelompok dan masyarakat, menjadi katalis untuk bertindak dan
menolong sepanjang proses pengembangan dengan menyediakan waktu,
pemikiran dan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam proses tersebut
b. Menurut Jim Ife,2002, peran pekerja sosial antara lain:
1. Peranan Fasilitatif
Peranan praktek yang dikelompokan ke dalam peranan fasilitatif merupakan
peranan yang dicurahkan untuk membangkitkan semangat atau memberi
dorongan kepada individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat untuk menggunakan potensi dan sumber yang dimiliki untuk
meningkatkan produktivitas dan pengelolaan usaha secara efisien. Melakukan
mediasi dan negosiasi, yaitu pekerja sosial memerankan diri sebagai mediator
dalam pemanfaatan lahan dengan pihak lain untuk memperluas aktivitas
kerjasama dengan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat. Memberikan
support/dukungan, yaitu memberikan dukungan untuk memperkuat, mengakui
dan menghargai nilai yang dimiliki oleh individu-individu, kelompok-
kelompok dan masyarakat, menghargai kontribusi dan kerja mereka.
Dukungan ini dapat bersifat formal dan informal. Membangun consensus
dengan sesama pihak untuk melakukan kerjasama dalam rangka
pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan
32
masyarakat. Memfasilitasi individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan produktivitas dan pemasaran hasil produksi.
2. Peranan Educational
Pekerja sosial memainkan peranan dalam penentuan agenda, sehingga tidak
hanya membantu pelaksanaan proses peningkatan peningkatan produktivitas
akan tetapi lebih berperan aktif dalam memberikan masukan dalam rangka
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta pengalaman bagi individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran pendidikan ini dapat
dilakukan dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi,
mengkonfrontasikan, melakukan pelatihan bagi individu-individu, kelompok-
kelompok dan masyarakat.
3 Peranan-peranan Representasional
Pekerja sosial melakukan interaksi dengan badan-badan di masyarakat yang
bertujuan bagi kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat. Peranan ini dilakukan, antara lain dengan : mendapatkan sumber-
sumber dari luar tetapi dengan berbagai pertimbangan yang matang, seperti
bantuan modal usaha, pelatihan pengembangan potensi dan produktivitas dari
berbagai donator. Melakukan advokasi untuk membela kepentingan-
kepentingan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat seperti
mendukung upaya implementasi program dan berupaya merealisasikan
program tersebut. Memanfaatkan Media Masa untuk memperkenalkan hasil
produksi. Selain itu juga bertujuan menerima dukungan dari pihak lain yang
lebih luas; membuka jaringan kerja, dengan mengembangkan relasi dengan
berbagai pihak, kelompok dan berupaya mendorong mereka untuk turut serta
dalam upaya pengembangan potensi, seperti pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat selain itu pula, pekerja sosial berbagi pengetahuan dan
pengalaman dengan stakeholder.
4 Peranan Teknis
Di sini pekerja sosial melakukan pengumpulan dan analisis data, kemampuan
menggunakan komputer, kemampuan melakukan presentasi secara verbal
maupun tertulis, manajemen serta melakukan pengendalian finansial, dan
melakukan need assessment terhadap pengembangan potensi individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat. Peran-peran ini dapat
dilakukan pekerja sosial bersama individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat melakukan mendapatkan informasi dan data yang dapat
digunakan baik untuk mengundang perhatian dari stakeholders untuk
mengembangkan potensi tetapi juga membantu mempromosikanDengan
33
demikian, pekerjaan sosial memiliki peran yang sangat penting dalam
pengembangan potensi individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat.
c. Menurut Dorang Luhpuri dkk (2000) adalah
1. Fasilitato
Merupakan peranan yang bertujuan untuk mempermudah upaya pencapaian
tujuan sehat dengan cara menyediakan atau memberikan kesempatan dan
fasilitas yang diperlukan klien untuk mengatasi masalahnya, memenuhi
kebutuhannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan cara:
1). mendampingi klien dalam setiap tindakan
2) memberikan dukungan emosional yang diperlukan klien agar klien
merasa diperhatikan dan terpenuhi kebutuhan emosionalnya
3) berupaya membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya
2. Mediator
34
dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).
35
2.5.3 Peran anggota keluarga terhadap lansia
Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga diantaranya
menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan, belanja, kesempatan untuk
sosialisasi, menasihati, menemani ke pelayanan kesehatan, memasak dan
menyediakan makanan, mengingatkan untuk berobat, menjaga janji, mengawasi,
melakukan perawatan, pemantauan dan administrasi obat-obatan.
Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal yang
dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia antara lain
melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan kehangatan keluarga,
membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia, membantu dalam hal
transportasi, memberikan kasih sayang, menghormati, mintalah nasihatnya untuk
peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam acara-acara keluarga, membantu
mencukupi kebutuhannya, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-
kegiatan di luar rumah, memeriksakan kesehatan secara teratur.
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan lansia,
keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang mempengaruhi
kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu (Lueckenotte, 2000) :
1) Meningkatnya usia lansia old-old (>85 tahun).
2) Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa merawat
lansia lebih sedikit.
3) Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan perawatan
primer adalah wanita.
4) Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan dengan
keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.
5) Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan menimbulkan
konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena berbedanya pandangan
antara saudara kiri.
Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas
perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan
ikatan keluarga antargenerasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
36
2.5.4 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau
sesuatu tentang apa yang dilakukan keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga
menurut Friedman (2003) yaitu:
1) Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap
kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senamg maupun
sedih, dengan melihat bagaimana keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota
keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisisk, spiritual,
mental dengan cara merawat dan memelihara anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit setiap anggota kelarga.
4) Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan dan
kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.
5) Fungsi biologis
Bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tapi untuk memelihara dan
membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
6) Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
7) Fungsi psikologis
Terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga (Achjar, 2010).
37
2.5.5 Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan keluarga
terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit untuk
menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan
juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk
lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat
diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.
3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan
kami mohon maaf yang sebesar besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan
kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan
39
DAFTAR PUSTAKA
40