Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga
memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.
Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini
berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi luka akibat
operasi semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai
kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses
penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari
pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi
tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil
yang sistematis.
B. Rumusan masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian luka ?
2. Bagaimana Klasifikasi Luka ?
3. Bagaimana Perawatan Terhadap Luka ?
4. Perawatan Luka Pada Bedah ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Perawatan Luka


1. Luka

a. Pengertian Luka
1) Menurut R. Sjamsu Hidayat, 1997
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
2) Menurut Koiner dan Taylan
Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan
jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja,
tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superfisial atau dalam.
3) Menurut Mansjoer
Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontuinuitas jaringan.
4) Menurut Inetna
Luka adalah injury pada jaringan yang mengganggu proses selular
normal.
Disimpulkan luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan
tubuh karena gesekan, tekanan, suhu, infeksi, dan yang lainnya yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan kata luka, borok,
koreng, dekubitus, dan lain-lain.
b. Klasifikasi Luka
1) Berdasarkan Sifat Kejadian
a) Luka disengaja (intentional traumatic)
Contoh : luka radiasi, luka bedah
b) Luka tidak disengaja (unintentional traumatic)
Contoh : Luka terbuka (abrasi / gesekan, puncture /
tusukan, hautration / akibat alat yang digunakan dalam perawatan
luka), luka tertutup.
2) Berdasarkan Penyebab
a) Luka mekanik
1) Vulnus scissum (luka sayat / luka insisi / incised
wounds)  karakteristik : pinggiran luka rapi
2) Vulnus contusum (luka memar / contusion
wound)  karakterisitik : cedera pada jaringan bawah kulit
akibat benturan benda tumpul
3) Vulnus laceratum (luka robek)  karakteristik : terdapat
robekan jaringan yang menyebabkan jaringan rusak
4) Vulnus puncture (luka tusuk / puncture wound)  karakteristik
: luka luar tampak kecil namun bagian dalam besar
5) Vulnus sclopetorum (luka tembak)
6) Vulnus morsum (luka gigitan)  karakteristik : tidak jelas
bentuknya
7) Vulnus abrasio (luka terkikis / abraced wound)  karakteristik
: tidak sampai ke pembuluh darah
b) Luka non mekanik
Contoh : sengatan listrik, obat.
3) Berdasarkan Lamanya Proses Penyembuhan
a) Luka akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses
penyembuhan luka (21 hari sesuai dengan proses menutupnya luka).
Contoh : luka operasi, luka kecelakaan dan luka bakar
b) Luka kronik
Adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya
mengalami pemanjangan.
Contoh : luka tekan (dekubitus), luka karena diabetes, luka karena
pembuluh darah vena maupun arteri, luka kanker,
luka dehiscene dan abses.
4) Berdasarkan Tingkat Kontaminasi
a) Luka bersih (clean wounds)
Yaitu luka bedah yang tidak terinfeksi dan tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi). Biasanya menghasilkan luka yang tertutup.
Luka tidak mengenai sistem gastrointestinal, pernapasan dan
genitourinaria.
b) Luka bersih terkontaminasi (clean-contamined wounds)
Yaitu luka pembedahan dimana sistem (sistem gastrointestinal,
pernapasan dan genitourinaria) sekitar luka terkontaminasi atau
terinfeksi.
c) Luka kontaminasi (contamined wounds)
Contoh : luka traumatik, luka terbuka, luka bedah dengan asepsis
yang buruk.
d) Luka infeksi (infected wounds)
Yaitu luka dimana area luka terdapat patogen dan disertai tanda-
tanda infeksi.
5) Berdasarkan Kedalaman Jaringan
a) Superficial : hanya jaringan epidermis
b) Partial thickness : luka yang meluas sampai ke dermis
c) Full thickness : luka meluas hingga ke lapisan yang paling dalam
dari jaringan subkutan hingga ke pascia dan struktur di bawahnya
seperti oto, tendon atau tulang.
6) Berdasarkan Stadium
a) Stadium I
Lapisan epidermis utuh, namun terdapat eritema atau perubahan
warna.
b) Stadium II
Kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan lapisan epidermis
dan dermis. Eritema di jaringan sekitar yang nyeri, paas dan
oedema. Exudate (nanah) sedikit sampai sedang.
c) Stadium III
Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan subkutan, dengan
terbentuknya rongga (cavity). Exudate sedang sampai banyak.
d) Stadium IV
Kehilangan jaringan subkutan dengan terbentuknya rongga (cavity)
yang melibatkan otot, tendon dan tulang. Exudate sedang sampai
banyak.
7) Berdasarkan Penampilan Klinis
a) Nekrotik (hitam) : eschar (jaringan parut) yang mengeras
dan mengering atau lembab.
b) Sloughy (kuning) : jaringan mati yang fibrous (tidak elastis)
c) Terinfeksi (kehijauan) : terdapat tanda-tanda klinis adanya infeksi
seperti nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat
d) Granulasi (merah) : jaringan granulasi yang sehat
e) Epitelisasi (merah muda) : terjadi epitelisasi.
c. Proses Penyembuhan Luka
Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa
terjadi tumpang tindih (overlap). Proses penyembuhan luka tergantung
pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut. Fase
penyembuhan luka meliputi :
1) Fase Inflamasi
Fase ini muncul segera setelah injury dan dapat berlanjut sampai 5
hari. Dimulai saat terjadinya luka dan terjadi proses hemostatis yang
ditandai dengan pelepasan histamindan mediator lain lebih dari sel-
sel yang rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih
ke daerah yang rusak. Tanda-tanda inflamasi disekitar luka antara
lain : kemerahan (rubor), hangat (kalor), bengkak (tumor), nyeri
(dolor) dan hilangnya fungsi (fungsi laesa).
2) Fase Proliferasi / Epitelisasi
Fase ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu.
Fibroblast (sel jaringan penyambung) memiliki peran yang besar
dalam proses proliferasi. Pembuluh darah baru diperkuat oleh
jaringan ikat dan menginfiltrasi luka. Penampilan klinisnya antara
lain dasar luka merah cerah (granulasi dengan vaskularisasi baik),
kadang ditemukan bekuan darah, adanya kulit baru (epitelisasi)
bewarna merah muda pada tepi luka.
3) Fase maturasi / Remodelling
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung
sampai berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang.
Pada fase ini terjadi repitelisasi, kontruksi luka, dan organisasi
jaringan ikat. Dimana luka sudah menutup sempurna pada hari ke-21
dan akan muncul bekas luka (scar) atau keloid (scar yang menebal)
selama proses maturasi berlangsung. Dalam fase ini
terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan
jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan regresi
vaskularitas luka.

d. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1) Vaskularisasi
Mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran
darah yang baik utnuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2) Anemia
Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup.
3) Usia
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat
menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat
proses penyembuhan luka.
4) Penyakit lain
Mempengaruhi proses penyembuhan luka. Seperti diabetes dan ginjal
dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
5) Nutrisi
Merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama
karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya, sebagai contoh
vitamin A untuk membantu proses epitelisasi/penutupan luka dan
sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada sistem
zenzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lainnya.
6) Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres
7) Tehnik penanganan luka yang tidak tepat
8) Lokasi luka (mobilitas pasien)
9) Status imunologi
10) Kadar gula darah (impaired white cell function) dan Kadar albumin
darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure – oedema)
e. Tipe Penyembuhan Luka
1) Primary intention healing
Jaringan yang hilang minimal, tepi luka dapat kembali melalui
jahitan, klip atau plester
2) Delayed primary intention healing
Terjadi ketika luka terinfeksi atau terdapat benda asing yang
menghambat penyembuhan.
3) Secondary healing
Proses penyembuhan tertunda dan hanya bisa terjadi melalui proses
granulasi, kontraksi dan epitelisasi. Pada tipe ni menghasilkan scar.
2. Perawatan Luka
a. Pengertian Perawatan Luka
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dengan tujuan
meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi.
Perawatan luka operasi adalah Perawatan luka yang dilakukan pada pasien
operasi dengan tujuan mencegah infeksi dan merasa aman.
b. Tujuan Perawatan Luka
1) Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka.
2) Absorbsi drainase.
3) Menekan dan imobilisasi luka.
4) Mencegah jaringan epitel baru dari cedera mekanis.
5) Menghambat atau membunuh mikroorganisme.
6) Mencegah perdarahan.
7) Mencegah luka dari kontaminasi.
8) Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing.
9) Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien.
c. Indikasi Perawatan Luka
1) Balutan kotor dan basah akibat eksternal
2) Terdapat rembesan eksudat
3) Mengkaji keadaan luka
4) Untuk mempercepat debridement (pengangkatan) jaringan nekrotik
B. Perawatan Luka Bedah
1. Pengertian
Adalah Perawatan luka yang dilakukan pada pasien post operasi
2. Tujuan
a. Mencegah infeksi
b. Mempercepat proses penyembuhan luka
c. Merasa nyaman
d. Pemulihan kesehatan fisiologi dan psikologi
3. Masalah yang Terjadi pada Luka Bedah
a. Perdarahan
Ditandai dengan adanya perdarahan yang disertai perubahan tanda vital
seperti adanya peningkatan denyut nadi, kenaikan pernapasan, penurunan
tekanan darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta keadaan kulit
yang dingin dan lembap.
b. Infeksi
Dapat terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan, demam atau
panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar luka mengeras, serta
adanya kenaikan leukosit.
c. Dehiscene
Merupakan pecahnya luka secara sebagian atau seluruhnya yang dapat
dipengaruhi oleh faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi, terjadinya
trauma, dan lain-lain. Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh (demam),
dan rasa nyeri pada daerah luka.
C. Tindakan Perawatan Luka Bedah
1. Ganti Balutan
a. Pengertian Mengganti Balutan
Melakukan perawatan pada luka dengan cara mamantau keadaan luka,
melakukan penggatian balutan (ganti verban) dan mencegah terjadinya
infeksi,yiatu dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang
bersih.
b. Tujuan
1) Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat
menjaga kebersihan luka
2) Melindungi luka dari kontaminasi
3) Dapat menolong hemostatis (bila menggunakan elastis verband)
4) Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
5) Menurunkan pergerakan dan trauma
6) daan luka yang tidak menyenangkan
c. Indikasi
Pada balutan yang sudah kotor
d. Kontra Indikasi
1) Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab sehingga
mikroorganisme dapat hidup
2) Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-gesekan
pembalut.
e. Persiapan Alat
1) Alat-alat steril
a) Pinset anatomis 1 buah
b) Pinset sirugis 1 buah
c) Gunting bedah/jaringan 1 buah
d) Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
e) Kassa desinfektan dalam kom tertutup
f) Sarung tangan 1 pasang
g) Korentang/forcep
2) Alat-alat tidak steril
a) Gunting verban 1 buah
b) Plester
c) Pengalas
d) Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
e) Nierbeken 2 buah
f) Kapas alkohol
g) Aceton/bensin
h) Sabun cair anti septik
i) NaCl 9 %
j) Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
k) Sarung tangan 1 pasang
l) Masker
m) Air hangat (bila dibutuhkan)
n) Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah
f. Pelaksanaan
1) Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Dekatkan alat-alat ke pasien
3) Pasang sampiran
4) Perawat cuci tangan
5) Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6) Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7) Letakkan pengalas dibawah area luka
8) Letakkan nierbeken didekat pasien
9) Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam
nierbeken.
10) Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. (Bila masih terdapat
sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/ bensin)
11) Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan berlahan
12) Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic,
hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
13) Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
14) Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan
obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic
15) Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
16) Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
17) Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan
terapi)
18) Menutup luka dengan cara:
a) Balutan kering
1) Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah
insisi dan bagian sekeliling kulit
2) Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
b) Balutan basah – kering
1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan
fisiologik untuk menutupi area luka
2) Lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
c) Balutan basah – basah
1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi dengan cairan
fisiologik untuk menutupi luka
2) Lapisan kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
3) Lapisan ketiga (paling luar) kassa steril yang sudah
dilembabkan dengan cairan fisiologik
19) Plester dengan rapi
20) Buka sarung tangan dan masukan ke dalam nierbeken
21) Lepaskan masker
22) Atur dan rapikan posisi pasien
23) Buka sampiran
24) Evaluasi keadaan umum pasien
25) Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih,
kering dan rapi
26) Cuci tangan
27) Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan
2. Angkat Jahitan
a. Pengertian
Mengangkat atau membuka benang jahitan pada luka yang dijahit. Gunanya
untuk menjegah timbulnya infeksi dan tertinggalnya benang.
Operasional dilakukan pada :
1) Luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya
2) Luka pasca bedah yang sudah sembuh
3) Luka infeksi oleh karena jahitan
b. Persiapan
1) Persiapan Klien
a) Cek perencanaan Keperawatan klien
b) Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2) Persiapan Alat
a) Set angkat jahitan seteril
b) Kapas bulat / lidi kapas
c) Bengkok
d) Gunting dan plester
e) Alkohol 70 % / wash bensin
f) Kantong balutan kotor
g) Kassa / tufer dalam tromol
h) Bethadine 10 %
c. Pelaksanaan
1) Perawat cuci tangan
2) Memasang sampiran disekeliling tempat tidur
3) Atur posisi klien sesuai kebutuhan
4) Meletakan set angkat jahitan didekat klien atau didaerah yang mudah
dijangkau
5) Membuka set angkat jahitan seteril
6) Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan dimasukan kedalam
kantong balutan kotor, bekas-bekas plester dibersihkan dengan kapas
bensin
7) Mendisinfeksi sekitar luka operasi dengan kapas alkohol 70 % dan
mengolesi luka operasi dengan bethadine 10 %
8) Melepaskan jahitan satu persatu selang seling, dengan cara :
9) Menjepit simpul jahitan dengan pinset anatomis dan ditarik sedikit
keatas kemudian menggunting benang dibawah simpul yang berdekatan
dengan kulit atau pada sisi yang lain yang tidak simpul
10) Mengolesi luka dan sekitarnya dengan bethadine
11) Menutup luka dengan kassa kering dan diplester
12) Merapihkan klien dan alat – alat dibereskan
13) Perawat cuci tangan
14) Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan
d. Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan
e. Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien,
hasil tindakan, Kondisi luka, perawat yang melakukan ) pada catatan
keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik
atau gigitan hewan.
Berdasarkan Sifat Kejadian
1. Luka disengaja (intentional traumatic)
Contoh : luka radiasi, luka bedah
2. Luka tidak disengaja (unintentional traumatic)
Contoh : Luka terbuka (abrasi / gesekan, puncture / tusukan, hautration / akibat
alat yang digunakan dalam perawatan luka), luka tertutup.
Perawatan Luka pada Bedah Kebidanan Adalah Perawatan luka yang dilakukan pada
pasien post operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Aidia.2010.http://kuliahitukeren.blogspot.com/2010/12/merawat-luka-dekubitus.html
Ari.2008.http://www.slideshare.net/aripurwahyudi/perawatan-dekubitus-3617137
Cicilia.Uzhoumackie.2011.http://bangeud.blogspot.com/2011/01/perawatan-luka-bersih-
dan-kotor.html
http://keperawatankita.wordpress.com/2009/08/30/perawatan-luka-bersih-2/
http://www.google/perwatan luka/ .com
Kapuk.2010.http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/09/sop-perawatan-luka-
kotor.html
Kevin.2010.http://kevinrestu.blogspot.com/2010/11/pkddk-klpok-7-a2-tentang-perawatan-
luka.html
Kusyati,Eni.2006.Keterampilan dan prosedur laboratorium.Jakarta:EGC
nursetoto.files.wordpress.com/2008/07/perawatan-luka1.ppt
Siriwo,Budi.2011.http://budi-siriwo.blogspot.com/2011/01/perawatan-luka-
dekubitus.html
Supriatna.2009.http://supriatnastg.blogspot.com/2009/07/prosedur-perawatan-luka-
bersih.html,
Trikumianto.2008
http://trikurnianto.multiply.com/journal/item/32/Perawatan_luka_bersih
Utami.2010.http://utamiderlauw.wordpress.com/2010/06/24/perawatan-luka-
dekubitus/
Zoel.2010.http://zulmataram.blogspot.com/2010/04/perawatan-luka-dekubitus.html

Anda mungkin juga menyukai