Anda di halaman 1dari 28

CSS:

Post Traumatic
Stress Disorder
(PTSD)
Preseptor: dr. Elly Marliyani, Sp.KJ., MKM

Presentan:
Neng Resa Aulia Tulloh S 12100121654
Rinal Pasya Nur Fauzan 12100121550
Shahnaz Salsabilla Putri 12100121551
Definisi
Posttraumatic stress disorder (PTSD) ditandai dengan
meningkatnya stres dan kecemasan setelah terpapar
peristiwa traumatis atau stres. Peristiwa traumatis atau
penuh stres contohnya seperti menjadi saksi atau terlibat
dalam kecelakaan atau kejahatan yang disertai kekerasan,
pertempuran atau penyerangan militer, diculik, terlibat
dalam bencana alam, didiagnosis mengidap penyakit yang
mengancam jiwa, atau mengalami kondisi fisik yang
terdapat kekerasan atau pelecehan seksual.
Epidemiologi
- 10% pada wanita dan 4% pada pria
- Dapat muncul pada semua usia (paling banyak pada dewasa muda)

- PTSD paling sering muncul pada dewasa muda. Gangguan ini


kemungkinan besar terjadi pada mereka yang lajang, bercerai,
janda, menarik diri secara sosial, atau tingkat sosial ekonomi
rendah, tetapi siapa pun dapat terpengaruh, tidak ada yang kebal.
Comorbidity
- gangguan depresi,
- gangguan kecemasan
- gangguan bipolar

- Gangguan komorbiditas membuat seseorang lebih rentan terkena PTSD.


Etiology
Stressor
● stresor adalah faktor penyebab utama berkembangnya PTSD. Namun, tidak semua
orang mengalami gangguan ini setelah peristiwa traumatis.
● Harus terdapat ketakutan yang hebat
● mengalami peristiwa traumatis seperti ancaman parah atau cedera fisik, pengalaman
mendekati kematian, trauma terkait pertempuran, penyerangan seksual, konflik
antarpribadi, pelecehan terhadap anak, atau setelah sakit medis.
Faktor resiko
Faktor risiko berkembangnya PTSD mencakup faktor biologis dan psikologis seperti
- jenis kelamin (lebih umum terjadi pada wanita),
- kesulitan masa kanak-kanak,
- penyakit mental yang sudah ada sebelumnya,
- status sosial ekonomi rendah,
- pendidikan rendah
- kurangnya dukungan sosial.
- Sifat dan tingkat keparahan trauma juga berperan dalam menentukan faktor risiko
PTSD
Faktor predisposisi
PATHOGENESIS
POST TRAUMATIC STRESS DISORDER
Manifestasi & Diagnosis (dsm v)
❖ Mengalami paparan terhadap kematian/ terancam mati, cedera serius, / kekerasan seksual dg
cara:
● merasakan langsung kejadian traumatis
● menyaksikan sendiri sesuatu yang buruk terjadi pada orang lain.
● mendengar cerita detail langsung dari orang yang mengalami kejadian traumatis
● terpapar langsung detail kejadian berulang kali, misalnya orang yang mengumpulkan
potongan tubuh dari tempat kejadian.
❖ Terdapat satu atau lebih intrausion symptoms:
● Flasback /Memorinya terus berulang
● Mimpi buruk tentang traumanya berulang kali
● Disosiatif/ Merasa kejadian traumanya terjadi kembali
● Adanya tekanan psikologis berkepanjangan
● Terdapat reaksi fisik HR meningkat
Manifestasi & Diagnosis (dsm v)
❖ Satu atau dua dari avoidance symptoms:
● menjauh dari tempat, peristiwa, objek yang mengingatkan tentang pengalaman traumatis
● menghindari fikiran atau perasaan yang berhubungan dengan peristiwa traumatis
❖ Dua atau lebih cognition & mood symptoms:
● Tidak dapat mengingat hal penting dari kejadian traumatisnya
● Berfikiran negatif tentang dirinya, orang lain, atau dunia
● Perasaan yang terdistorsi seperti rasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri
● Emosi negative yang persistent takut, marah
● Kehilangan minat beraktivitas
● Perasaan diasingkan/ asing kpd orang lain
● Tidak bisa merasa emosi positif
Manifestasi & Diagnosis (dsm v)
❖ Dua atau lebih arousal & reactivity symptoms:
● Tersinggung & marah
● Gegabah dan menghancurkan diri sendiri
● Waspada berlebih
● Terkejut berlebih
● Kurang konsentrasi
● Gangguan tidur
❖ Durasi E, B, C, D selama lebih dari 1 bulan
❖ Gangguannya mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, dll
❖ Gangguannya tidak disebabkan oleh obat2an, alcohol atau kondisi medis lain.
Diagnosis Banding
Gangguan Gangguan Borderline
Panik Cemas Personality
Disorder
Dissociative Factitious
Dissordera Dissorders Depression
TATALAKSANA

● Pengobatan PTSD dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu


psikoterapi dan farmakoterapi.

● Psikoterapi

Psikoterapi atau intervensi psikologis merupakan pilihan pengobatan lini


pertama. Tujuan terapi menurunkan atau menghilangkan reaksi kecemasan
pasien terhadap trauma yang berkaitan dengan stimulus. Diantaranya yaitu ;

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6161419/
1. Cognitive Behavior Therapy (CBT)

Ahli terapi membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa traumatis
dengan interpretasi yang lebih realistik. Atau, membantu pengendalian reaksi emosional yang terganggu, seperti
kecemasan dan depresi.
2. Eye Movement Desensitation Reprocessing (EMDR)
EMDR merupakan strategi baru yang melibatkan gerakan mata cepat dan fokus pada memori atau pikiran,
perasaan, visualisasi atau gambar, serta sensasi gerakan tubuh yang muncul terkait dengan peristiwa traumatik.
Proses tersebut memudahkan pasien untuk mengakses kenangan masa lalu serta menekan perasaannya.
TATALAKSANA

3. Group Therapy & Family Therapy merupakan Dukungan dari orang-orang di


lingkungan mereka (mis., teman dan kerabat) harus adekuat.
FARMAKOTERAPI
1. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) merupakan first
line treatment PTSD karena efikasi, dan keamanannya. Grup obat
antidepresant yang secara spesifik mengnghambat serotonin
reuptake.
Subklas Obat : Fluoxetine, Citalopram, Escitalopram, Paroxetine,
Sertraline
MOA: Menghambat pengambilan (re-uptake) serotonin.
Indikasi : Depresi Mayor, Gangguan Kecemasan, Gangguan
Panik, PTSD, Eating Disorder (Bulimia)
Efek Samping : Mual,Diare,Disfungsi Seksual, Insomnia, Sakit
kepala.
FARMAKOTERAPI
2. Selective serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI)
Subklas Obat : Venlafaksin,Duloxetin,dan levomilnacipran, desvenlafaxine.
MOA : mengikat transporter neurotransmitter serotonin (SERT) dan norepinefrin
(NET).
Indikasi : Major depression, gangguan nyeri kronis, fibromyalgia, dan PTSD
Efek Samping : Perubahan Nafsu makan, Sakit Kepala, Insomnia, Mulut Kering.
FARMAKOTERAPI
3. Second Generation Anti-Psychotic (SGA)

Obat antipsikotik mampu mengurangi gejala psikotik memperbaiki suasana hati dan
mengurangi kecemasan dan gangguan tidur. Pada pengobatan PTSD, Antipsikotik dapat
digunakan apabila adanya gejala psikotik,Agitasi, serta perilaku yang agresif.
Indikasi : Skizofrenia, Agitasi, Perilaku Agresif, dan Major Depression.
FARMAKOTERAPI
4. Opsional
Bila ada Sindrom Cemas, berikan benzodiazepine, misalnya:
● Alprazolam: Alprazolam is indicated for anxiety disorders and panic disorders. For
generalized anxiety disorder, initiate treatment with a dose of 0.25 mg to 0.5 mg
three times daily.
● Lorazepam: Lorazepam is used for anxiety disorders. Pemberian Dosis Awal yaitu
0,1 mg dan dosis maksimum nya yaitu 4 mg.
KOMPLIKASI

Komorbiditas psikiatrik dan medis umum


terjadi pada PTSD seperti:

● Gangguan suasana hati


● Gangguan kecemasan dan panik
● Gangguan neurologis termasuk
demensia
● Gangguan penyalahgunaan zat
PREVENTIF
PTSD tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila
mengalami kejadian traumatis, misalnya:

● Bicarakan kepada keluarga, teman, atau terapis mengenai kejadian


traumatis yang alami.
● Konsultasikan ke dokter jika tidak dapat mengatasi perasaan yang timbul
setelah mengalami kejadian tidak menyenangkan.
PROGNOSIS

● Hasil tergantung kepada kemampuan


seseorang mengatasi stres,
penyalahgunaan zat, sifat dukungan
sosial, dan kepatuhan akan rencana
perawatan.
● Sekitar 30% akhirnya sembuh
● 40% lebih baik dengan pengobatan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai