Anda di halaman 1dari 48

Gangguan Terkait Stress

Dinna Karlina 03015061


Masyalia Hasna Taqiyyah 03015111
Nada Salsabila Zulti 031.19.015
Ovy Magda Aulia 031.19.020
Rosalina Angeline Fatem 03119025
Gangguan Terkait Stres

Gangguan stres Gangguan stres Gangguan


akut pasca trauma penyesuaian
Prevalensi Gangguan Stress
1.33 juta dari 9.5
juta penduduk DKI
Jakarta mengalami
gangguan stres. 1-
3% mengalami
stress berat

NEPTUNE
Wanita > pria
87% individu berusia
18-29 terkadang
mengalami stres
Gangguan Stres Akut
Definisi ASD
Suatu gangguan sementara yang cukup parah
yang terjadi pada seseorang tanpa adanya
ganggguan jiwa lain yang nyata, sebagai
respons terhadap stress fisik maupun mental
yang luar biasa dan biasanya menghilang
dalam beberapa jam atau hari.
Definisi ASD
Suatu gangguan sementara yang cukup parah Stressornya dapat berupa pengalaman
yang terjadi pada seseorang tanpa adanya traumatik yang luar biasa. Kerentanan
ganggguan jiwa lain yang nyata, sebagai individu dan kemampuan
respons terhadap stress fisik maupun mental menyesuaikan idri memegang peranan
yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam terjadinya dan kepadaran suatu
dalam beberapa jam atau hari.
reaksi stress akut
Etiologi ASD Adanya trauma masa anak-anak

Sifat gangguan kepribadian ambang, paranoid,


dependen, atau anti sosial
Stresor atau peristiwa traumatis di
mana seseorang mengalami atau saksi Sistem pendukung yang tidak adekuat
suatu peristiwa yang menyebabkan
korban/saksi untuk mengalami
ekstrim, mengganggu atau tidak
Kerentanan konstitusional genetika pada penyakit
terduga takut, stres, (dan kadang-
psikiatrik
kadang rasa sakit) dan yang
melibatkan atau mengancam, cedera
serius, atau kematian.
Perubahan hidup penuh stress yang baru terjadi

Persepsi lokus kontrol eksternal


Etiologi ASD Adanya trauma masa anak-anak

Sifat gangguan kepribadian ambang, paranoid,


dependen, atau anti sosial

Penggunaan alkohol, walaupun belum


sampai taraf ketergantungan Sistem pendukung yang tidak adekuat

Jika trauma terjadi pada masa anak-anak Kerentanan konstitusional genetika pada penyakit
maka akan terjadi penghentian psikiatrik
perkembangan emosional, sedangkan jika
terjadi pada masa dewasa akan terjadi
regresi emosional Perubahan hidup penuh stress yang baru terjadi

Persepsi lokus kontrol eksternal


Kriteria Diagnosis
Gangguan Stres Akut
(ASD)
DSM V
Kriteria Diagnosis Gangguan Stres Akut (ASD)
PPDGJ III

□ Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman stressor luar biasa (fisik atau mental) dengan onset dari gejala,
biasanya setelah beberapa menit atau segera setelah kejadian
□ Selain itu ditemukan gejala-gejala :

a) Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku, semua hal berikut
dapat terlihat: depresi, ansietas, kemarahan, kecewa, overaktif dan penarikan diri

Akan tetapi tidak satupun dari gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu yang lama

b) Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressor-nya, gejala-gejala dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam);
dalam hal di mana stress menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mereda setelah 24-48 jam dan
biasanya hampir menghilang setelah 3 hari
Kriteria Diagnosis Gangguan Stres Akut (ASD)
PPDGJ III

□ Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk keadaan kambuhan mendadak dari gejala-gejala pada individu yang sudah menunjukkan
gangguan psikiatrik lainnya
□ Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan dalam terjadinya atau beratnya suatu reaksi stres akut
Gangguan Stres Pasca
Trauma (PTSD)
Definisi PTSD
Gangguan stres-pasca trauma terdiri
dari pengalaman kembali trauma
melalui mimpi dan pikiran,
penghindaran yang persisten oleh
penderita terhadap trauma dan
penumpulan responsivitas pada
penderitaan tersebut, kesadaran
berlebihan dan persisten
Definisi PTSD
Gangguan stres-pasca trauma terdiri
dari pengalaman kembali trauma
melalui mimpi dan pikiran,
penghindaran yang persisten oleh Gejala penyerta: depresi, kecemasan
dan kesulitan kognitif (contoh
penderita terhadap trauma dan pemusatan perhatian yang buruk).
penumpulan responsivitas pada
penderitaan tersebut, kesadaran
berlebihan dan persisten
Etiologi PTSD

Faktor Faktor Biologis


Psikodinamika
terjadi peningkatan
respons saraf otonom (↑
Faktor Stressor kognitif HR, ↑ TD, tidur yang
abnormal)
perilaku

psikonalalitik

Beberapa peneliti telah


menyatakan adanya kemiripan
antara PTSD dengan gangguan
depresif berat & gangguan panik
Kriteria Diagnosis Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
DSM V

A
Seseorang yang terpapar / terancam peristiwa yang dapat menyebabkan kematian, luka yang serius, atau kekerasan seksual
melalui satu atau beberapa cara berikut:

1. Mengalami secara langsung satu/beberapa peristiwa traumatik

2. Menyaksikan secara langsung satu / beberapa peristiwa traumatik

3. Mengetahui terjadinya peristiwa traumatik pada keluarga/teman terdekat

4. Terpapar secara tidak langsung serta berulang atau intens, satu atau beberapa peristiwa traumatik
Kriteria Diagnosis Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
DSM V

B
Peristiwa traumatik secara persisten dialami kembali oleh individu yang minimal mencakup 1 hal berikut:
1. Teringat kembali peristiwa bencana secara berulang-ulang dan tidak dapat mengendalikannya
2. Mengalami reaksi flashback atau merasa seolah-olah peristiwa terjadi kembali
3. Mengalami rasa tertekan/terganggu yang intensif
4. Adanya reaksi fisik bila terpapar stimuli
5. Mengalami mimpi buruk
Kriteria Diagnosis Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)
DSM V

C
Adanya usaha persisten untuk menghindari stimuli yang terkait dengan peristiwa traumatik minimal mencakup 1 hal
yaitu:
1. Penghindaran atau upaya untuk menghindari ingatan, pikiran, atau perasaan yang mengganggu tentang atau terkait
erat dengan peristiwa traumatis.
2. Penghindaran atau upaya menghindari orang, tempat, percakapan, aktivitas, objek, atau situasi yang membangkitkan
pikiran, atau perasaan yang menyedihkan tentang atau terkait erat dengan peristiwa traumatis
D

Terjadinya perubahan pada kognisi dan emosi yang mulai terjadi atau memburuk setelah mengalami peristiwa
traumatik, yang minimal mencakup 2 hal berikut:

1. Tidak mampu mengingat hal-hal penting pada peristiwa traumatik

2. Kehilangan minat

3. Memiliki perasaan yang terbatas

4. Munculnya emosi negatif yang terkait dengan trauma secara persisten (ketakutan, ngeri, marah,
bersalah, atau malu)

5. Perasaan terasing dari orang lain

6. Secara persisten menyalahkan diri sendiri / orang lain

7. Keyakinan dan ekspetasi negatif


E
Terjadinya perubahan pada respon emosi dan reaktivitas individu yang minimal
mencakup 2 hal yaitu:
1. Gangguan tidur
2. Mudah tersinggung atau perilaku agresif
3. Sulit berkonsentrasi
4. Terlalu waspada
5. Mudah terkejut
6. Merusak diri sendiri atau kemarahan yang meledak
F Lama gangguan (Kriteria B,C,D dan E) lebih dari 1 bulan

Gangguan tersebut menyebabkan gangguan atau gangguan yang signifikan secara


G klinis dalam bidang dan fungsi sosial, pekerjaan

Gangguan tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (obat-obatan,
F alkohol, atau kondisi medis lainnya)
Kriteria Diagnosis Gangguan Stres Paska Trauma (PTSD)
PPDGJ III

□ Diagnosis baru ditegakkan bila gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian
traumatis berat
□ Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari
kejadian traumatis secara berulang
□ Gangguan otonomik, gangguan afek, dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis
tetapi tidak khas
□ Suatu “sequele” menahun yang terjadi lambat setelah stress luar biasa (misalnya beberapa puluh tahun
setelah trauma)
DIAGNOSA BANDING

Gangguan
Cedera kepala
panik dan Gangg
(selama
anxietas Depresif
trauma)
menyeluruh

Gangg
Gangguan
Malingering kepriba
Disosiatif
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Trauma and Stressor Related Disorders in Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th ed. Wolters Kluwer 2015(11):444 amba
Tatalaksana ASD dan PTSD

Farmakoterapi Psikoterapi

SSRI Trisiklik CBT Psikodinamik

Antikonvulsan Manajemen kasus &


MAOIs EMDR
psikoedukasi

RIMA Benzodiazepin Terapi individu,


terapi kelompok,
terapi keluarga
Farmakoterapi

1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)


□ Sertralin (Zoloft) dan Paroksetin (Paxil)
□ Memiliki manfaat teurapetik untuk ASD dan PTSD
□ Lini pertama untuk PTSD, dikaitkan dengan meredakan gejala inti
PTSD di ketiga kelompok gejala (reexperiencing, penghindaran /
mati rasa, hyperarousal).
Farmakoterapi
2. Anti-depresan trisiklik
□ Imipramin (Tofranil) dan amitriptilin (Elavil)
□ Memiliki manfaat teurapetik untuk ASD dan PTSD
□ Lama minimum yang adekuat adalah minggu
□ Pasien yang memberikan respon terapi baik harus meneruskan
farmakoterapi sedikitnya 1 tahun sebelum dicoba untuk
penghentian obat
Farmakoterapi
3. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Fenelzin (Nardil), trazodon (Desyrel)
4. Antikonvulsan
Karbamazepin (Tegretol), valproat (Depakenel), topiramate,
lamotrigine
5. Reversible minoamine oxidase inhibitors (RIMA
Brofaromin
Farmakoterapi
6. Benzodiazepin
□ Dapat digunakan dalam mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kualitas tidur
□ Efektivitas mengobati gejala inti PTSD belum ditetapkan, namun
sering digunakan pada individu yang terpajan trauma dan pasien
dengan PTSD.
□ Tidak dapat direkomendasikan sebagai monoterapi pada PTSD.
Psikoterapi
□ Efektif dalam mencegah perkembangan ASD atau PTSD segera
setelah trauma
□ Memerlukan pendekatan kognitif dan memberikan dukungan serta
keamanan
Psikoterapi
1. Terapi perilaku kognitif dan terapi berbasis pemaparan
Dapat mengobati pasien dengan ASD dan merupakan pengobatan
yang efektif untuk gejala inti akut dan kronis
PTSD
2. Psikoterapi psikodinamik
Berguna dalam menangani perkembangan, interpersonal, atau
masalah trapersonal yang berhubungan dengan sifat, keparahan,
gejala, atau pengobatan ASD dan PTSD, yang sangat penting untuk
fungsi sosial, pekerjaan, dan interpersonal.
Psikoterapi
3. Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR)
■ Intervensi awal atau pencegahan untuk ASD atau PTSD
■ Pasien berfokus pada gerakan lateral jari klinisi sembari
mempertahankan bayangan mental tentang pengalaman trauma
■ Keyakinan umum pada terapi ini yaitu gejala dapat dipulihkan
jika pasien mengingat peristiwa trumatik sembari berada
dalam keadaan relaksasi dalam
Psikoterapi
4. Manajemen kasus dan psikoedukasi
Berguna dalam pengobatan yang sedang berlangsung, membantu
pada individu yang mengalami trauma akut dan dapat mengurangi
gejala PTSD
5. Terapi individu, terapi kelompok dan terapi keluarga
Berguna dalam menangani perkembangan, interpersonal, atau
masalah trapersonal yang berhubungan dengan sifat, keparahan,
gejala, atau pengobatan ASD dan PTSD, yang sangat penting untuk
fungsi sosial, pekerjaan, dan interpersonal.
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapeutik pada PTSD
1. Pajanan terhadap peristiwa traumatik melalui teknik
membayangkan atau pajanan in vivo, pajanan dapat intens seperti
terapi implosif atau bertahap seperti pada desensitisasi sistematik
2. Mengajari pasien metode penatalaksanaan stres, termasuk teknik
relaksasi dan pendekatan kognitif untuk menghadapi stres
Prognosis ASD & PTSD
□ Perkembangan PTSD sangat terkait pada ASD
□ Pasien ASD 24 kali lebih mungkin meninggal karena upaya bunuh diri dibandingkan
dengan individu yang tidak menderita ASD
□ Pada anak usia prasekolah, gejala PTSD cenderung persisten dari waktu ke waktu.
□ Tingkat keparahan PTSD untuk anak usia prasekolah tidak berkurang selama periode
dua tahun.
□ PTSD pada anak yang sangat muda dikaitkan dengan perkembangan yang buruk
□ Pasien PTSD tetap memiliki gejala selama lebih dari dua tahun dan beresiko terhadap
penyalahgunaan zat
Gangguan Penyesuaian
Definisi
□ Gejala-gejala emosional atau perilaku
 Epidemiologi
• Prevalensi 2 – 8% yang bermakna secara klinis dan
• Amerika, 5 – 20% pasien dewasa terjadi sebagai respons terhadap satu
dan 70% pasien anak atau lebih stressor yang nyata.
 Etiologi
□ Timbul dalam 3 bulan, menghilang
• Genetik
• Biologik dalam waktu 6 bulan setelah stressor
• Psikososial
Klasifikasi

Gangguan
Cedera kepala
panik dan Gangg
(selama
anxietas Depresif
trauma)
menyeluruh

Gangg
Gangguan
Malingering kepriba
Disosiatif
amba
Kriteria Diagnosis Gangguan Penyesuaian
DSM IV

■ Sebuah Perkembangan gejala emosional atau perilaku dalam menanggapi sebuah stressor

diidentifikasi (s) terjadi dalam 3 bulan dari timbulnya stressor (s).

■ Gejala atau perilaku ini secara klinis signifikan yang dibuktikan dengan salah satu dari berikut:

Distress ditandai yang lebih dari apa yang diharapkan dari paparan stressor penurunan yang

bermakna dalam bidang sosial atau pekerjaan (akademik) fungsi


Kriteria Diagnosis Gangguan Penyesuaian
DSM IV

■ Gangguan stres yang berhubungan dengan tidak memenuhi kriteria untuk gangguan tertentu Axis

saya yang lain dan tidak hanya merupakan eksaserbasi gangguan Axis I atau II yang sudah ada

sebelumnya.

■ Gejala tidak mewakili berkabung.

■ Setelah stressor (atau konsekuensinya) telah dihentikan, gejala tidak bertahan selama lebih dari 6

bulan.
Kriteria Diagnosis Gangguan Penyesuaian
PPDGJ III

■ Diagnosis bergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara :

○ bentuk, isi, dan beratnya gejala.

○ riwayat sebelumnya dan corak kepribadian dan

○ kejadian dan situasi yang “stresful” atau krisis kehidupan.

■ Adanya ketiga faktor diatas harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan
terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut.
Kriteria Diagnosis Gangguan Penyesuaian
PPDGJ III

■ Manifestasi gangguan bervariasi dan mencakup afek depresi, ansietas, campuran ansietas depresi,
gangguan tingkah laku disertai adanya disabilitas dalam kegiatan sehari-hari. Tidak ada satupun
dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis.

■ Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah kejadian yang “stresful” dan gejala biasanya tidak
bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresi berkepanjangan
Kriteria Diagnosis Gangguan Penyesuaian
PPDGJ III

■ Manifestasi gangguan bervariasi dan mencakup afek depresi, ansietas, campuran ansietas depresi,
gangguan tingkah laku disertai adanya disabilitas dalam kegiatan sehari-hari. Tidak ada satupun
dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis.

■ Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah kejadian yang “stresful” dan gejala biasanya tidak
bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresi berkepanjangan
Diagnosis Banding

Gangguan Gangguan cemas


somatisasi menyeluruh

Gangguan depresi PTSD


Tatalaksana Gangguan Penyesuaian
Psikoterapi

• Pilihan utama dalam tatalaksana gangguan penyesuaian


• Intervensi yang dapat dilakukan yaitu psokodinamik, kognitif, perilaku, suportif,
konseling, terapi keluarga, biofeedback, terapi relaksasi dan hipnosis
• Terapi individual menawarkan kesempatan untuk menggali arti stresor bagi pasien
sehingga trauma yang lebih dini dapat diatasi
• Terapi kelompok dapat berguna untuk pasien yang menjakani stres atau peristiwa yang
sama
• Intervensi krisis yaitu terapi singkat yang bertujuan untuk membantu pasien mengatasi
situasi dengan cepat secara suportif, sugestif, reassurance.
Tatalaksana Gangguan Penyesuaian
Farmakoterapi

• Farmakoterapi sebagai augment psikoterapi dan bukan sebagai terapi primer


• Diberikan untuk waktu yang singkat, tergantung dari tipe gangguan
penyesuaian.
• Antianxietas dapat diberikan pada pasien dengan kecemasan, tetapi hindari
ketergantungan obat seperti benzodiazepine
• Antidepresi (SSRI) dapat diberikan jika adanya depresi
• Antipsikotik jika ada psikosis
Prognosis Gangguan Penyesuaian
□ Dengan terapi yang efektif memiliki prognosis yang baik
□ Umumnya pasien kembali ke fungsi semula dalam waktu 3 bulan
□ 71% pasien dewasa sembuh tanpa gejala residual, 21% berkembang menjadi
gangguan depresi mayor, atau alkoholisme
“THANK YOU.”

—Someone Famous
Referensi
□ Kaplan, Harold I, and Benjamin J. Sadock. Comprehensive Textbook Of Psychiatry Vols. 1-2.
Williams & Wilkins Co.2017.
□ Elvira S D, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Ed. Ke-3. Jakarta : Badan Penerbit FK UI. 2017.
350-4
□ Ursano R J, Carl C B, Spencer, et al. PRACTICE GUIDELINE FOR THE Treatment of Patients
With Acute Stress Disorder and Posttraumatic Stress Disorder. 2010. American Psychiatric
Association
□ Phelps A, Dell L, Wolfgang B, et al. Australian Guidelines for the Treatment of Acute Stress
Disorder & Posttraumatic Stress Disorder. 2013. Phoenix Australia - Centre for Posttraumatic
Mental Health
□ Fanai M, Khan M AB. Acute Stress Disorder. 2020. Pubmed
□ Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Trauma and Stressor Related Disorders in Kaplan & Sadock’s
Synopsis of Psychiatry 11th ed. Wolters Kluwer 2015(11):444

Anda mungkin juga menyukai