Diskusi 21
ANAMNESIS
Differensial diagnosis Working
- ACL Diagnosis
PEMERIKSAAN Cedera
Tn. X, 28 tahun meniscus os
FISIK
genu dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tatalaksana
SKENARIO KASUS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tatalaksana
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• BPH adalah Penyakit prostat jinak akibat hipertrofi stroma
fibromuskuler, hiperplasia sel stroma, dan sel epitel kelenjar
prostat.
EPIDEMIOLOGI
• BPH terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini
akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun.
• Parevalensi pasien BPH di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1994-2013 ditemukan 3.804 kasus dengan
rata-rata umur penderita berusia 66,61 tahun.
• Sedangkan data yang didapatkan dari Rumah Sakit Hasan
Sadikin dari tahun 2012-2016 ditemukan 718 kasus dengan rata-
rata umur penderita berusia 67.9 tahun.
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI
DAN AKSESORI PADA PRIA
Bentuknya seperti
buah kemiri dengan
ukuran 4x3x2,5 cm dan
beratnya kurang lebih
20 gram
Prostat dilapisi oleh
kapsul yang terdiri dari
kolagen, elastin dan
otot polos
ANATOMI KELENJAR PROSTAT
ETIOLOGI
• Teori dehidrotestosteron (DHT)
• Teori hormon (ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron)
• Faktor interaksi stroma dan epitel-epitel
• Teori berkurangnya kematian sel (apoptosis)
• Teori sel stem
TEORI DEHIDROTETOSTERON
• Vital Sign
• Status lokalis :
ABDOMEN :
Palpasi : Teraba massa kistik si daerah supra simpisis
Rectal touche : tonus sfingter ani menyempit, pembesaran
prostat, ukuran prostat, tidak terdapat nodul, konsistensi
lunak, simetris antara lobus prostat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis
• Adanya leukosituria dan hematuria.
• PSA Serum PSA dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan
penyakit dari BPH, jika kadar PSA tinggi : (a) pertumbuhan volume
prostat lebih cepat, (b) keluhan akibat BPH/ laju pancaran urine
lemah, dan (c) lebih mudah terjadi retensi urine akut
• Pemeriksaan PSA menjadi sangat penting mendeteksi
kemungkinan adanya karsinoma prostat, apabila kadar PSA >4
ng/ml, biopsi prostat dipertimbangkan setelah didiskusikan dengan
pasien.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Faal ginjal untuk mecari kemungkinan adanya penyulit yang
mengenai saluran kemih bagian atas
• Uroflowmetry Untuk mengetahui lama proses miksi, laju
panjaran, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pancaran
maksiumum, pancaran maksimum, dan volume urin yang
dikemihkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Residu Urin / post voiding residual urine (PVR) adalah sisa urine
di kandung kemih setelah berkemih dengan jumlah normal rata-
rata 12 mL
Peningkatan volume residu urine dapat disebabkan oleh obstruksi
saluran kemih bagian bawah atau kelemahan kontraksi otot
detrusor.
Volume residu urine yang banyak pada pemeriksaan awal
berkaitan risiko terjadinya retensi urine
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto polos Abdomen Untuk mencari adanya batu opak di saluran
kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadang dapat menunjukkan
buli penuh terisi urin -> yang merupakan tanda retensi urin
• IVU dapat mendeteksi adanya :
Hidroureter/hidronefrosis
Memperkirakan pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat (indentasi
prostat pendesakan buli oleh kelenjar prostat sehingga terlihat
sistogram tidak terisi kontras) atau ureter di sebelah distal yang
berbentuk (hooked fish)
Mendeteksi adanya trabekulasi, divertikel, sakulasi buli
TRANSABDOMINAL dan TRANSURETHRAL
ULTRASONOGRAPHY
TRANSABDOMINAL USG
• Volume / besar prostat
• Panjang protrusi prostat ke buli atau intra-protrusion prostat
(massa, bat, bekuan darah)
• Menghitung sisa residu urine pasca miksi
• Hdronefrosis dan kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat
TRANSURETHRAL USG
o Mencari adanya fokus keganasan prostat berupa area hipoekoik
o Sebagai penunjuk dalam melakukan biopsi prostat
IVP DAN TAUS
TATALAKSANA
ALGORITME TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA/ KONSERVATIF
ALGORITMA TATALAKSANA
INTERVENTIF
KONSERVATIF
• Terapi konservatif pada BPH dapat berupa watchful waiting yaitu
pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkembangan
penyakitnya tetap diawasi oleh dokter ditujukan untuk pasien
BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu keluhan ringan yang
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
• Pasien diminta untuk datang kontrol berkala (3-6 bulan) untuk
menilai perubahan keluhan yang dirasakan, IPSS, uroflowmetry,
maupun volume residu urine. Jika keluhan berkemih bertambah
buruk, perlu dipikirkan untuk memilih terapi yang lain.
MEDIKAMENTOSA
ALFA 1 BLOCKER
Bertujuan menghambat kontraksi otot polos prostat sehingga mengurangi
resistensi tonus leher kandung kemih dan uretra. (terazosin, doksazosin,
alfuzosin)
Obat golongan ini dapat mengurangi keluhan storage symptom dan voiding
symptom
5 ALFA REDUCTASE INHIBITOR
Bertujuan untuk menginduksi proses apoptosis sel epitel prostat yang
kemudian mengecilkan volume prostat (finasteride dan dutasteride)
Finasteride digunakan bila volume prostat >40 ml dan dutasteride
digunakan bila volume prostat >30 ml.
MEDIKAMENTOSA
PHOSPODIESTERASE 5 INHIBITOR
Untuk meningkatkan konsentrasi dan memperpanjang aktivitas dari
cGMP intraseluler, sehingga dapat mengurangi tonus otot polos
detrusor, prostat, dan uretra. (tadalafil dengan dosis 5 mg per hari)
TERAPI KOMBINASI
Α1-BLOCKER + 5Α-REDUCTASE INHIBITOR
Pada pasien dengan keluhan LUTS sedang-berat dan mempunyai
risiko progresi (volume prostat besar, PSA yang tinggi (>1,3 ng/dL),
dan usia lanjut. Kombinasi ini hanya direkomendasikan apabila
direncanakan pengobatan jangka panjang (>1 tahun)
INDIKASI PEMBEDAHAN
(1) Retensi urine akut
(2) Gagal Trial Without Catheter (TWOC)
(3) Infeksi saluran kemih berulang
(4) Hematuria makroskopik berulang
(5) Batu kandung kemih
(6) Penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH
(7) Perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih bagian
atas
(8) Paien mengalami keluhan sedang hingga berat
(9) Tidak menunjukkan perbaikan setelah pemberian terapi non bedah,
INVASIF MINIMAL
Transurethral Resection of the Prostate (TURP)
TURP merupakan tindakan baku emas pembedahan pada pasien BPH
dengan volume prostat 30-80 ml. Disfungsi ereksi diketahui merupakan
salahsatu komplikasi pasca TURP
Laser Prostatektomi
Penggunaan laser pada terapi pembesaran prostat jinak dianjurkan
khususnya pada pasien yang terapi antikoagulannya tidak dapat dihentikan
Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)
Transurethral Incision of the Prostate (TUIP) atau insisi leher kandung kemih
(bladder neck insicion) direkomendasikan pada prostat yang ukurannya kecil
(kurang dari 30 ml) dantidak terdapat pembesaran lobus medius prostat
PROSTATEKTOMI TERBUKA
Prostatektomi suprapubik Teknik dengan mengangkat
kelenjar melalui insisi abdomen. Insisi dibuat dikedalam
kandung kemih, dan kelenjar prostat diangat dari atas
Prostatektomi perineal Komplikasi yang mungkin terjadi
dari tindakan ini adalah inkontinensia, impotensi dan cedera
rectal.
Prostatektomi retropubik Dengan cara insisi abdomen
rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkus pubis dan
kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih (dianjurkan
pada kelenjar prostat yang terletak tinggi dalam pubis)
KOMPLIKASI
Hidroureter dan hidronefrosis
Sistitis
Pielonefritis
Retensi urin akut
Infeksi saluran kemih
Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
PROGNOSIS
> 90% mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang
dialami
Sekitar 10-20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun