Anda di halaman 1dari 55

BPH

Diskusi 21

Nada Salsabila Zulti


03119015
Pembimbing : dr.Tri Endah,Sp.B.U
SKENARIO KASUS

• TN. Abdul usia 28 tahun, mengeluh nyeri di sisi medial


dari genu kanan setelah pasien bermain basket. Keluhan
tersebut timbul tiba-tiba saat pasien melakukan pivoting
dan disertai bunyi “clik” dan “locking” setiap kali pasien
melakukan squat atau ketika pasien bangkit dari duduk.
riwayat trauma lain disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis
• kesan sakit ringan, kesadaran CM,
• Vital sign : TD 120/80, RR 20x/menit, HR 88x/menit, suhu 36,5oC.
• Status lokalis didapatkan swelling, nyeri perabaan di joint line
sisi medial genu kanan, range of motion knee joint dalam batas
normal, valgus & varus stress test baik, anterior & posterior
drawer test negative, Lachmann test negative, Mc. Murray’s test
+,. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan, Thesally test
positive and Appley compression test +
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESIS TAMBAHAN
• Bagaimana mekanisme cedera? Posisi jatuh?
• Cedera nya sejak kapan?
• Derajat nyeri 1-10?
• Apakah disertai rasa baal, kesemutan?
• Apakah lutut dan bagian paha masih dapat digerakkan?
• Apakah terasa panas di area nyeri?
• Apakah pernah seperti ini sebelumnya?
• Apakah di keluarga ada yang pernah mengalami keluhan
yang sama?
• Locking : Lutut tibatiba tidak dapat diekstensikan karena
adanya meniskus yang terjebak di celah sendi
Pemeriksaan fisik TAMBAHAN
Keadaan umum, kesadaran, vital sign
Status generalis : head to toe
Status lokalis:
Look : Deformitas, tungkai dextra memendek,. Tidak terdapat
perdarahan aktif dan kontusio. Terdapat ekskoriasi, odema (-),
warna ekstremitas kanan kiri sama, pembengkakan (-)
Feel : Pemeriksaan neurologis untuk n tibialis posterior, n.
obturator, n. Femoralis, Pulsasi a. genik inferior medial dan arteri
genik inferior lateral, dan CRT, Pengukuran panjang tungkai
Move : Pemeriksaan aktif dan pasif pada fleksi extensi art.genu
• Jika rotasi ditambah kompresi apakah menunjukkan peningkatan
rotasi terhadap sisi normal,? lesi kemungkinan besar bersifat
ligamen.  Appley compression test
• IR tibia + Varus stres = meniskus lateral, ER tibia + Valgus
stress = meniskus medial  Mcmurray test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Jenis Foto : Foto Genu AP
• Deskripsi :
• Terdapat osteofit
• Terdapat penyempitan celah sendi
• Diagnosis : Cedera Meniscus os genu dextra
• Diagnosis banding :
ACL
APA RENCANA DAN TERAPI YANG AKAN ANDA
BERIKAN?
• Primary survei (A,B,C)
• Secondary survei
 Non medikamentosa
RICE (rest, ice compression, elevation)
 Medikamentosa
IVFD RL 40 cc/kgBB/hari
Analgetik : NSAID (Na Diklofenak/ ibuprofen)
Rujuk ke spesialis orthoped untuk dilakukan pembedahan dan penjahitan
meniscus
ANALISA KASUS

ANAMNESIS
Differensial diagnosis Working
- ACL Diagnosis
PEMERIKSAAN Cedera
Tn. X, 28 tahun meniscus os
FISIK
genu dextra

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tatalaksana
SKENARIO KASUS

• Pasien laki laki usia 67 tahun datang ke poliklinik urologi


dengan keluhan buang air kecil ( BAK) tidak tuntas sejak 2
tahun yang lalu. Keluhan memberat 1 bulan terakhir,
pancaran lemah, harus mengedan dan tidak lampias.
Bangun malam untuk BAK 2-3x perhari. Riwayat BAK darah
disangkal, riwayat BAK batu disangkal . Riwayat darah
tinggi dan kencing manis disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

 Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien


baik, tanda vital dalam batas normal.
 Status urologis = regio flank kanan dan kiri normal
 Suprasimpisis normal, buli buli kesan kosong
 Genitalia eksterna = BAK spontan
 DRE = TSA baik, ampulla tidak kolaps, mukosa rectum licin,
prostat teraba kenyal, simetrus, pole atas teraba, nodul (-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PERTANYAAN
• Apakah diagnosa dan diagnosa banding di atas?
• Sebutkan bagaimana cara Anda menegakkan diagnosis tersebut?
• Sebutkan tatalaksana pada pasien tersebut sesuai kapasitas
sebagai dokter umum!
ANALISA KASUS

ANAMNESIS

Differensial diagnosis Working


Tn. X, 67 tahun PEMERIKSAAN  Ca Prostat Diagnosis
FISIK  Prostatitis BPH
 ISK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tatalaksana
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• BPH adalah Penyakit prostat jinak akibat hipertrofi stroma
fibromuskuler, hiperplasia sel stroma, dan sel epitel kelenjar
prostat.
EPIDEMIOLOGI
• BPH terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini
akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun.
• Parevalensi pasien BPH di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1994-2013 ditemukan 3.804 kasus dengan
rata-rata umur penderita berusia 66,61 tahun.
• Sedangkan data yang didapatkan dari Rumah Sakit Hasan
Sadikin dari tahun 2012-2016 ditemukan 718 kasus dengan rata-
rata umur penderita berusia 67.9 tahun.
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI
DAN AKSESORI PADA PRIA
Bentuknya seperti
buah kemiri dengan
ukuran 4x3x2,5 cm dan
beratnya kurang lebih
20 gram
Prostat dilapisi oleh
kapsul yang terdiri dari
kolagen, elastin dan
otot polos
ANATOMI KELENJAR PROSTAT
ETIOLOGI
• Teori dehidrotestosteron (DHT)
• Teori hormon (ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron)
• Faktor interaksi stroma dan epitel-epitel
• Teori berkurangnya kematian sel (apoptosis)
• Teori sel stem
TEORI DEHIDROTETOSTERON

Pada pasien dengan BPH,


aktivitas enzim5 alfa reduktase
dan jumlah reseptor androgen
lebih banyak, sehingga
menyebabkan sel prostat lebih
sensitif terhadap DHT sehingga
replikasi sel lebih banyak terjadi
dibandingak prostat normal
TEORI HORMON
 Pada usia yang semakin tua, testoteron menurun, estrogen
menetap akibatnya  Meskipun rangsangan terbentuknya sel-
sel baru akibat rangsangan testosteron menurun, tetapi sel-sel
prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang
sehingga masa prostat menjadi lebih besar
INTERAKSI STROMA-EPITEL
• Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan
estradiol, sel-sel stroma mensintesis growth factor yang
selanjutnya mempengaruhi sel-sel epitel stroma itu sendiri secara
para, auto, intrakrin.
• Stimulasi itu menyebabkan terjadinya proliferasi sel-sel epitel
maupun sel stroma
BERKURANGNYA KEMATIAN SEL
• Pada apoptosis terjadi fragmentasi dan kondensasi sel yang
selanjutnya sel mengalami apoptosis dan difagositosis oleh sel di
sekitarna dan didegragadasi oleh enzim lisosom
• Jaringan normal  terdapat keseimbangan atntara proliferasi dan
apoptosis sel
• Pada BPH Berkurangnya jumlah sel prostat yang mengalami
apoptosis menyebabkan jumlah sel prostat menjadi meningkat
sehingga mengakibatkan pertambahan massa prostat
TEORI SEL STEM
• Pada kelenjar prostat, terdapat sel stem yang mempunyai
kemampuan berproliferasi  kehidupan sel stem bergantung
pada hormon androgen, jika kadar hormon menurun  apoptosis
• Terjadinya proliferasi sel-sel pada BPH dipostulasikan sebagai
ketidaktepatnya aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang
berlebihan sel stroma maupun sel kelenjar
FAKTOR RESIKO
• Usia
• Faktor hormonal  Testis yang fungsional sejak pubertas
• Riwayat BPH dalam keluarga
• Kurangnya aktivitas fisik
• Diet rendah serat
• Obesitas
• Sindrom metabolik
• Inflamasi kronik pada prostat
PATOFISIOLOGI
 Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya penyempitan
lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urin
sehingga menyebabkan tingginya tekanan intravesika. 
terjadinya refluks vesikoureter. Jika berlangsung 
hidroureter, hidronefrosis
 Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi
lebih kuat guna melawan tahanan, menyebabkan terjadinya
perubahan anatomik buli-buli, yakni: hipertropi otot destrusor,
trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-
buli.  Lower Urinary Tract Symptoms
MANIFESTASI KLINIS
SALURAN KEMIH BAWAH
IPSS
MANIFESTASI KLINIS (The Canadian Journal of
Urology)

Storage Urine Voiding Pasca Miksi

Urgency Hesistansi Rasa tidak puas setelah


miksi

Frekuensi sering Aliran BAK melemah Post void dribble

Urgency intolerance Intermitten (miksi terputus)

Nokturia Distensi abdomen


MANIFESTASI KLINIS SALURAN KEMIH ATAS
• PENYULIT HIPERPLASIA  GEJALA OBSTRUKSI 
nyeri pinggang, benjolan di pinggang (yang merupakan
tanda hidronefrosis), demam (infeksi)
ALGORITME
ANAMNESA
• Keluhan yang dirasakan dan onset sejak kapan?
• Riwayat penyakit pada saluran urogenitalia sebelumnya
(pernah mengalami cedera, infeksi, kencing berdarah
(hematuria), kencing batu, atau pembedahan pada saluran
kemih)
• Apakah diet rendah serat?
• Riwayat konsumsi obat yang dapat menimbulkan keluhan
berkemih
• Apakah sulit menahan BAK? Nokturia? Frekuensi
bertambah saat miksi dibandingkan sebelumnya?  gejala
iritatif
• Nyeri saat BAK? Nyeri pinggang? BAK terputus putua?.
PEMERIKSAAN FISIK

• Vital Sign
• Status lokalis :
 ABDOMEN :
 Palpasi : Teraba massa kistik si daerah supra simpisis
 Rectal touche : tonus sfingter ani menyempit, pembesaran
prostat, ukuran prostat, tidak terdapat nodul, konsistensi
lunak, simetris antara lobus prostat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis
• Adanya leukosituria dan hematuria.
• PSA  Serum PSA dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan
penyakit dari BPH, jika kadar PSA tinggi : (a) pertumbuhan volume
prostat lebih cepat, (b) keluhan akibat BPH/ laju pancaran urine
lemah, dan (c) lebih mudah terjadi retensi urine akut
• Pemeriksaan PSA menjadi sangat penting mendeteksi
kemungkinan adanya karsinoma prostat, apabila kadar PSA >4
ng/ml, biopsi prostat dipertimbangkan setelah didiskusikan dengan
pasien.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Faal ginjal  untuk mecari kemungkinan adanya penyulit yang
mengenai saluran kemih bagian atas
• Uroflowmetry  Untuk mengetahui lama proses miksi, laju
panjaran, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pancaran
maksiumum, pancaran maksimum, dan volume urin yang
dikemihkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Residu Urin / post voiding residual urine (PVR) adalah sisa urine
di kandung kemih setelah berkemih dengan jumlah normal rata-
rata 12 mL
 Peningkatan volume residu urine dapat disebabkan oleh obstruksi
saluran kemih bagian bawah atau kelemahan kontraksi otot
detrusor.
 Volume residu urine yang banyak pada pemeriksaan awal
berkaitan risiko terjadinya retensi urine
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto polos Abdomen  Untuk mencari adanya batu opak di saluran
kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadang dapat menunjukkan
buli penuh terisi urin -> yang merupakan tanda retensi urin
• IVU dapat mendeteksi adanya :
 Hidroureter/hidronefrosis
 Memperkirakan pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat (indentasi
prostat  pendesakan buli oleh kelenjar prostat sehingga terlihat
sistogram tidak terisi kontras) atau ureter di sebelah distal yang
berbentuk (hooked fish)
 Mendeteksi adanya trabekulasi, divertikel, sakulasi buli
TRANSABDOMINAL dan TRANSURETHRAL
ULTRASONOGRAPHY
TRANSABDOMINAL USG
• Volume / besar prostat
• Panjang protrusi prostat ke buli atau intra-protrusion prostat
(massa, bat, bekuan darah)
• Menghitung sisa residu urine pasca miksi
• Hdronefrosis dan kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat
TRANSURETHRAL USG
o Mencari adanya fokus keganasan prostat berupa area hipoekoik
o Sebagai penunjuk dalam melakukan biopsi prostat
IVP DAN TAUS
TATALAKSANA
ALGORITME TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA/ KONSERVATIF
ALGORITMA TATALAKSANA
INTERVENTIF
KONSERVATIF
• Terapi konservatif pada BPH dapat berupa watchful waiting yaitu
pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi perkembangan
penyakitnya tetap diawasi oleh dokter  ditujukan untuk pasien
BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu keluhan ringan yang
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
• Pasien diminta untuk datang kontrol berkala (3-6 bulan) untuk
menilai perubahan keluhan yang dirasakan, IPSS, uroflowmetry,
maupun volume residu urine. Jika keluhan berkemih bertambah
buruk, perlu dipikirkan untuk memilih terapi yang lain.
MEDIKAMENTOSA
ALFA 1 BLOCKER
Bertujuan menghambat kontraksi otot polos prostat sehingga mengurangi
resistensi tonus leher kandung kemih dan uretra. (terazosin, doksazosin,
alfuzosin)
Obat golongan ini dapat mengurangi keluhan storage symptom dan voiding
symptom
5 ALFA REDUCTASE INHIBITOR
 Bertujuan untuk menginduksi proses apoptosis sel epitel prostat yang
kemudian mengecilkan volume prostat (finasteride dan dutasteride)
 Finasteride digunakan bila volume prostat >40 ml dan dutasteride
digunakan bila volume prostat >30 ml.
MEDIKAMENTOSA
PHOSPODIESTERASE 5 INHIBITOR
 Untuk meningkatkan konsentrasi dan memperpanjang aktivitas dari
cGMP intraseluler, sehingga dapat mengurangi tonus otot polos
detrusor, prostat, dan uretra. (tadalafil dengan dosis 5 mg per hari)
TERAPI KOMBINASI
Α1-BLOCKER + 5Α-REDUCTASE INHIBITOR
 Pada pasien dengan keluhan LUTS sedang-berat dan mempunyai
risiko progresi (volume prostat besar, PSA yang tinggi (>1,3 ng/dL),
dan usia lanjut. Kombinasi ini hanya direkomendasikan apabila
direncanakan pengobatan jangka panjang (>1 tahun)
INDIKASI PEMBEDAHAN
(1) Retensi urine akut
(2) Gagal Trial Without Catheter (TWOC)
(3) Infeksi saluran kemih berulang
(4) Hematuria makroskopik berulang
(5) Batu kandung kemih
(6) Penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh obstruksi akibat BPH
(7) Perubahan patologis pada kandung kemih dan saluran kemih bagian
atas
(8) Paien mengalami keluhan sedang hingga berat
(9) Tidak menunjukkan perbaikan setelah pemberian terapi non bedah,
INVASIF MINIMAL
 Transurethral Resection of the Prostate (TURP)
TURP merupakan tindakan baku emas pembedahan pada pasien BPH
dengan volume prostat 30-80 ml. Disfungsi ereksi diketahui merupakan
salahsatu komplikasi pasca TURP
 Laser Prostatektomi
Penggunaan laser pada terapi pembesaran prostat jinak dianjurkan
khususnya pada pasien yang terapi antikoagulannya tidak dapat dihentikan
 Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)
Transurethral Incision of the Prostate (TUIP) atau insisi leher kandung kemih
(bladder neck insicion) direkomendasikan pada prostat yang ukurannya kecil
(kurang dari 30 ml) dantidak terdapat pembesaran lobus medius prostat
PROSTATEKTOMI TERBUKA
 Prostatektomi suprapubik  Teknik dengan mengangkat
kelenjar melalui insisi abdomen. Insisi dibuat dikedalam
kandung kemih, dan kelenjar prostat diangat dari atas
 Prostatektomi perineal  Komplikasi yang mungkin terjadi
dari tindakan ini adalah inkontinensia, impotensi dan cedera
rectal.
 Prostatektomi retropubik  Dengan cara insisi abdomen
rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkus pubis dan
kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih (dianjurkan
pada kelenjar prostat yang terletak tinggi dalam pubis)
KOMPLIKASI
 Hidroureter dan hidronefrosis
 Sistitis
 Pielonefritis
 Retensi urin akut
 Infeksi saluran kemih
 Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
PROGNOSIS
 > 90% mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang
dialami
 Sekitar 10-20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun

Anda mungkin juga menyukai