SUASANA HATI /
MOOD DISORDER
KELOMPOK 1 / 1B
ANGGOTA:
CARA PENANGANAN:
Terapi:
Terapi perilaku kognitif, Terapi perilaku, dan
Psikoterapi
OBAT:
SSRI, ANTIDEPRESAN, ANSIOLITIK, DAN
ANTIPSIKOTIK
Prosedur medis:
Terapi elektrokonvulsif
BIPOLAR DISORDER
GEJALA:
Pikiran terputus dan sangat cepat (kalap)
Keyakinan muluk
Kegembiraan atau euforia yang tidak pantas
Kemarahan yang tidak pantas
Perilaku sosial yang tidak pantas
Hasrat seksual meningkat
BIPOLAR DISORDER
Lanjutan Gejala:
Peningkatan kecepatan atau volume bicara
Secara signifikan meningkatkan energi
Penilaian yang buruk
Kebutuhan tidur yang menurun karena energi tinggi
Nafsu makan berkurang
Sulit berkonsentrasi
Kelelahan
Perasaan bersalah dan tidak berharga
Perasaan putus asa
Kehilangan minat terhadap hal yang disukai
LANJUTAN BIPOLAR DISORDER
Cara Penanganan:
Terapi
Kelompok dukungan, Terapi perilaku
kognitif,
I
Psikoedukasi, Terapi keluarga, dan
Psikoterapi
Obat:
Antikonvulsan, Antipsikotik, dan SSR
Perawatan Pendukung:
Rawat Inap
DISTRUPTIVE MOOD DYSREGULATION
DISORDER (DMDD)
KODE TINDAKAN:
94.39
KASUS II
Anamnesis:
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD RSJD Surakarta diantar
keluarganya karena pasien marah-marah hingga memukul tembok rumahnya
(25/7/2022). Pasien tidak tidur selama 3 hari berturut-turut, pernah mengalami
kesedihan yang berlarut hingga beberapa minggu. Pasien adalah pribadi yang
tertutup dan pendiam. Pasien sering pesimis dan tidak percaya diri dengan
usahanya. Pasien terdapat riwayat insomnia.
Pemeriksaan fisik:
Status interna dan status neurologis dalam batas normal.
Status psikiatri didapatkan penampilan baik, roman muka tampak gembira, kontak
verbal dan visual baik, pembicaraan logorhea, perilaku dan psikomotor normoaktif,
mood euforia, afek meningkat, terdapat halusinasi auditorik commenting,
halusinasi olfactory, bentuk pikir non realistik, arus pikir koheren, isi pikir though
echo, ide kebesaran, dan overvalued ideal.
Penilaian realita terganggu. Tilikan derajat 2. Didapatkan ada riwayat insomnia.
Sumber:
https://proceedings.ums.ac.id/index.php/kedokteran/article/download/2088/2043
Diagnosis multiaxial pasien:
1. axis I : Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
2. axis II: ciri kepribadian skizoid,
3. axis III: tidak ada diagnosis,
4. axis IV: masalah dengan psikososial dan pekerjaan,
5. axis V: GAF saat ini 40-31.
Rencana terapi/pengobatan:
lithium carbonate 1x200 mg, quetiapin 1x400 mg dan
chlorpromazine 1x100 mg.
KODE DIAGNOSA:
1. F31.2
KASUS III
Anamnesis:
M berusia 10 tahun dan orang tuanya menjadi lebih waspada dan khawatir
karena ledakan amarah tanpa penyebab yang cukup atau pencetus kecil yang
sering, seperti berdebat dengan kakak perempuanya karena saluran TV yang
mereka lihat. Ledakan ini bertambah pada intesitas dan frekuensi dari waktu ke
waktu, dengan agresivitas verbal dan fisik kepada teman sekelas sebagai objek. M
sering menunjukkan mood negatif. M sangat mudah ngambek juga mengganggu,
sempat terjadi ledakan sehinnga ortunya di panggil ke sekolah, dan M dibawa ke
pusat kesehatan karena guru mengungkapkan kemungkinan M terkena ADHD,
dan pada akhirnya diagnosa DMDD ditegakkan.
Penatalaksanaan:
Intervensi farmakologis: antipsikotik, mood stabilizers, dan stimulan
Sumber:
https://repository.unair.ac.id/107139/1/Artikel%20Recognition.pdf
Intervensi non farmakologis:
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
- Alderian Play Therapy (AdPT)
KODE DIAGNOSA:
DMDD: F98.9
KODE TERAPI:
CBT (Cognitive Behavioral Therapy):
94.33
AdPT (Alderian Play Therapy): 93.81
94.33
KESIMPULAN
JAWABAN
1. Ketikan trauma itu terjadi dalam waktu yang panjang, besar kemungkinan
akan masuk dalam golongan mood disorder. Tapi jika hanya terjadi dalam
kurun waktu yang sebentar itu hanya mengalami gejala dari mood
disorder
2. Bipolar dan mood swing itu sama - sama gangguan suasana hati, akan
tetapi kalau bipolar itu sudah memengaruhi kehidupan kita dan kita tidak
bisa mengontrolnya. Sedangkan mood swing kita masih bisa
mengontrolnya.