Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN

SUASANA HATI /
MOOD DISORDER
KELOMPOK 1 / 1B
ANGGOTA:

Fadia Aisyah Nurul Mawardi (P17410223046)


Selviana Firli Salma Unaira (P17410223052)
Amelia Nur Qoyyimah (P17410223054)
Yunia Sri Lestari (P17410223066)
Tinasih Noer Yasin (P17410223068)
Aida Nishfu Laili (P17410224076)
Marisa Adina Rahmadani (P17410224081)
Nilla Febianisa Putri (P17410224084)

D-III RMIK Kelas 1B


LATAR BELAKANG

Tujuan dari presentasi ini adalah untuk


menjelaskan dan memperdalam
pengetahuan mengenai gangguan
suasana hati.

D-III RMIK Kelas 1B


MENTAL ILLNES

Adalah kondisi kesehatan yang


memengaruhi pemikiran, perasaan,
perilaku, suasana hati, atau kombinasi
diantaranya.

D-III RMIK Kelas 1B


MOOD DISORDERS

Adalah gangguan kesehatan mental yang


memengaruhi keadaan emosi seseorang.
Gangguan ini menyebabkan seseorang
mengalami kebahagiaan yang ekstrem,
kesedihan yang ekstrem, atau keduanya
secara bergantian, dalam waktu yang lama.
Namun, apa yang dirasakan tidak sesuai
keadaan sebenanya.

D-III RMIK Kelas 1B


JENIS MOOD DISORDERS

1. Depresi Mayor (Major Depressive Disorder /


MDD)
2. Bipolar Disorder
3. Siklotimia
4. Distimia / Dysthymia
5. Distruptive Mood Dysregulation Disorder
(DMDD)
6. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
7. Seasonal Affective Disorder (SAD)
8. Gangguan mood terkait penyakit lain
9. Gangguan mood terkait penggunaan zat

D-III RMIK Kelas 1B


DEPRESI MAYOR (MAJOR
DEPRESSIVE DISORDER / MDD)

Kondisi di mana seseorang merasa sangat tertekan hingga membuat moodnya


menjadi hancur dan kesehatan menurun.
GEJALA:
Munculnya perasaan putus asa, kesedihan, atau kekosongan yang luar biasa
Lebih mudah marah atas hal-hal kecil yang ada serta mudah tersinggung
Sering merasakan frustasi terhadap diri dan kehidupan
Mulai kehilangan minat atas aktivitas-aktivitas favorit atau hobi
Mulai kehilangan gairah untuk melakukan hubungan seksual
Muncul rasa cemas dan gelisah yang parah atau berlebihan dibanding
biasanya
Mengalami kesulitan dalam membuat keputusan-keputusan penting
Mulai kesulitan berkonsentrasi atau mengingat suatu hal
Banyak berpikir tentang menyakiti diri sendiri, kematian dan bunuh diri
LANJUTAN DEPRESI MAYOR

CARA PENANGANAN:
Terapi:
Terapi perilaku kognitif, Terapi perilaku, dan
Psikoterapi
OBAT:
SSRI, ANTIDEPRESAN, ANSIOLITIK, DAN
ANTIPSIKOTIK
Prosedur medis:
Terapi elektrokonvulsif
BIPOLAR DISORDER

Gangguan mood yang ditandai dengan suasana hati


gembira, mudah tersinggung, serta peningkatan energi
atau aktivitas.

GEJALA:
Pikiran terputus dan sangat cepat (kalap)
Keyakinan muluk
Kegembiraan atau euforia yang tidak pantas
Kemarahan yang tidak pantas
Perilaku sosial yang tidak pantas
Hasrat seksual meningkat
BIPOLAR DISORDER

Lanjutan Gejala:
Peningkatan kecepatan atau volume bicara
Secara signifikan meningkatkan energi
Penilaian yang buruk
Kebutuhan tidur yang menurun karena energi tinggi
Nafsu makan berkurang
Sulit berkonsentrasi
Kelelahan
Perasaan bersalah dan tidak berharga
Perasaan putus asa
Kehilangan minat terhadap hal yang disukai
LANJUTAN BIPOLAR DISORDER

Cara Penanganan:
Terapi
Kelompok dukungan, Terapi perilaku
kognitif,
I
Psikoedukasi, Terapi keluarga, dan
Psikoterapi
Obat:
Antikonvulsan, Antipsikotik, dan SSR
Perawatan Pendukung:
Rawat Inap
DISTRUPTIVE MOOD DYSREGULATION
DISORDER (DMDD)

Suatu kondisi di mana anak-anak atau remaja mengalami iritabilitas


dan kemarahan yang terus-menerus serta ledakan emosi yang sering dan
intens.
GEJALA
Ledakan fisik yang diarahkan pada orang atau properti
Mengalami kesulitan dalam lingkungan sosial atau berpartipasi dalam
kegiatan seperti olahraga tim
Menunjukkan ledakan amarah yang parah dan berulang, 3 kali atau
lebih per minggu
Menunjukkan suasana hati yang mudah tersinggung atau marah yang
dapat diamaati oleh orang lain
Mood Negatif bersifat menetap diantara ledakan amarah (iritabilitas,
kemarahan, dan atau kesedihan) hampir setiap hari
dll
KENDALA YANG MUGKIN DIALAMI PENDERITA DMDD:
Konflik keluarga
Kesulitan dalam pengaturan sosial
Penangguhan sekolah
Lingkungan tekanan ekonomi
CARA PENANGANAN:
Psikoterapi
Intervensi Farmakologis: antipsikotik, mood stabilizer,
dan stimulan
Intervensi Non Farmakologis:
a. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
b. Alderian Play Therapy (AdPT)
PEMERIKSAAN:
Pemeriksaan fisik
Tes Psikologi
STUDI KASUS I
ANAMNESIS:
Pasien Tn. Tz, 63 tahun, Datang ke poliklinik RS jiwa Lampung
dengan keluhan susah tidur ini sudah dirasakan Pasien sejak 2,5
bulan sebelum datang ke RS jiwa. Pasien mengatakan bahwa
awalnya masih dapat tidur, namun terbangun saat malam hari dan
tidak dapat tidur lagi. hal tersebut karena pasien masih memikirkan
istrinya yang sudah meninggal 1 tahun lalu. pasien juga merasa
kurang bersemangat untuk beraktivitas karena pasien merasa
lemas, mudah lelah, tidak berenergi dan pasien merasa kesal
terhadap diri sendiri karena tidak bisa melakukan aktivitas seperti
biasa, Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan sejak
istrinya meninggal dan kepercayaan diri pasien berkurang, Pasien
tidak memilki Riwayat hipertensi namun memiliki diabetes melitus
yang baru diketahui saat berobat ke dokter spesialis penyakit dalam
2 bulan yang lalu dan sekarang masih menjalani pengobatan.
Pasien didiagnosa mood hipotymik (depresif), afek terbatas atau
gangguan mood episode depresif sedang, diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan psikiartik.
Ninaprilia, Zelvi. Rohmani, Cahyaningsih Fibri. 2023. Gangguan Mood
D-III RMIK Kelas 1B Episode Depresi Sedang, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
diakses pada tanggal 30 April 2023.
PEMERIKSAAN:
-Psikiartik
DIAGNOSA:
-Diagnosis utama: Major Depression with psycotic symptoms
-Diagnosis sekunder: Diabetes Melitus
PENGOBATAN/TERAPI:
-Intervensi psikososial (Psychoteraphy)
-Psikofarmalogi (yang diberikan adalah antidepresan golongan SSRI
yaitu fluoxentin).
KODE DIAGNOSA:
F32.3
E14.9

KODE TINDAKAN:
94.39
KASUS II
Anamnesis:
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke IGD RSJD Surakarta diantar
keluarganya karena pasien marah-marah hingga memukul tembok rumahnya
(25/7/2022). Pasien tidak tidur selama 3 hari berturut-turut, pernah mengalami
kesedihan yang berlarut hingga beberapa minggu. Pasien adalah pribadi yang
tertutup dan pendiam. Pasien sering pesimis dan tidak percaya diri dengan
usahanya. Pasien terdapat riwayat insomnia.

Pemeriksaan fisik:
Status interna dan status neurologis dalam batas normal.
Status psikiatri didapatkan penampilan baik, roman muka tampak gembira, kontak
verbal dan visual baik, pembicaraan logorhea, perilaku dan psikomotor normoaktif,
mood euforia, afek meningkat, terdapat halusinasi auditorik commenting,
halusinasi olfactory, bentuk pikir non realistik, arus pikir koheren, isi pikir though
echo, ide kebesaran, dan overvalued ideal.
Penilaian realita terganggu. Tilikan derajat 2. Didapatkan ada riwayat insomnia.

Sumber:
https://proceedings.ums.ac.id/index.php/kedokteran/article/download/2088/2043
Diagnosis multiaxial pasien:
1. axis I : Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
2. axis II: ciri kepribadian skizoid,
3. axis III: tidak ada diagnosis,
4. axis IV: masalah dengan psikososial dan pekerjaan,
5. axis V: GAF saat ini 40-31.

Rencana terapi/pengobatan:
lithium carbonate 1x200 mg, quetiapin 1x400 mg dan
chlorpromazine 1x100 mg.

KODE DIAGNOSA:
1. F31.2
KASUS III
Anamnesis:
M berusia 10 tahun dan orang tuanya menjadi lebih waspada dan khawatir
karena ledakan amarah tanpa penyebab yang cukup atau pencetus kecil yang
sering, seperti berdebat dengan kakak perempuanya karena saluran TV yang
mereka lihat. Ledakan ini bertambah pada intesitas dan frekuensi dari waktu ke
waktu, dengan agresivitas verbal dan fisik kepada teman sekelas sebagai objek. M
sering menunjukkan mood negatif. M sangat mudah ngambek juga mengganggu,
sempat terjadi ledakan sehinnga ortunya di panggil ke sekolah, dan M dibawa ke
pusat kesehatan karena guru mengungkapkan kemungkinan M terkena ADHD,
dan pada akhirnya diagnosa DMDD ditegakkan.

Penatalaksanaan:
Intervensi farmakologis: antipsikotik, mood stabilizers, dan stimulan

Sumber:
https://repository.unair.ac.id/107139/1/Artikel%20Recognition.pdf
Intervensi non farmakologis:
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
- Alderian Play Therapy (AdPT)

KODE DIAGNOSA:
DMDD: F98.9
KODE TERAPI:
CBT (Cognitive Behavioral Therapy):
94.33
AdPT (Alderian Play Therapy): 93.81

94.33
KESIMPULAN

Gangguan suasana hati adalah gangguan yang


memengaruhi keadaan emosi seseorang sehingga
hal ini menyebabkan seseorang mengalami
fluktuasi emosi yang tidak stabil. Gangguan
suasana hati ini memiliki banyak macam mulai dari
yang ringan hingga yang memerlukan perawatan
intensif seperti depresi mayor ataupun bipolar
disorder. Gangguan suasana hati memiliki banyak
gejala, misalnya: perasaan sedih, cemas, dan
hampa; merasa putus asa; dan tidak
berenergi/tidak semangat dalam menjalani hari.

D-III RMIK Kelas 1B


SARAN

Gangguan suasana hati yang tidak segera


disembuhkan bisa mengurangi produktivitas
penderitanya, oleh karena itu jika ada gejala
gangguan suasana hati ada baiknya untuk
segera menemui psikologi.

D-III RMIK Kelas 1B


PERTANYAAN

1. Ketika terjadi suatu bencana atau peristiwa terkadang kita mengalami


trauma, apakah trauma tersebut dapat masuk dalam golongan mood
disorder?
2. Apa perbedaan bipolar disorder dengan mood swing?

JAWABAN
1. Ketikan trauma itu terjadi dalam waktu yang panjang, besar kemungkinan
akan masuk dalam golongan mood disorder. Tapi jika hanya terjadi dalam
kurun waktu yang sebentar itu hanya mengalami gejala dari mood
disorder
2. Bipolar dan mood swing itu sama - sama gangguan suasana hati, akan
tetapi kalau bipolar itu sudah memengaruhi kehidupan kita dan kita tidak
bisa mengontrolnya. Sedangkan mood swing kita masih bisa
mengontrolnya.

Anda mungkin juga menyukai