Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

MOOD DISORDER

Oleh :

Agus Ari Pratama (20191050020)

Eva Fatma (20191050021)

I Gede Agus Sastra W(20191050022)

Imam Fadjrulrahman (20191050023)

Marti Husen (20191050024)

Minnatun Kasha (20191050025)

Noorwahyu (20191050026)

Siti Lia Amalia (20191050027)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA 2020
Skenario 2

Mood Disorder

Nn. Y datang ke poli keperawatan jiwa didampingi temannya. Nn. Y berusia 20 tahun
mengatakan sudah dua bulan mengalami gangguan tidur, dia mengatakan jika baru bisa tertidur
menjelang pagi dan terbangun disiang hari. Nn Y juga mengatakan bahwa ada perubahan yang
terjadi dalam dirinya, kadang dia merasa sangat tertekan tanpa sebab, sedih berlebihan hingga
depresif, namun adakalanya dia begitu bersemangat dan sangat percaya diri menghadapi
tantangan dalam perkuliahan. Nn Y juga mengatakan bahwa sudah sebulan ini ada halusinasi
pendengaran yang sangat jelas yang menyuruh dia untuk melukai orang lain atau untuk bunuh
diri. Nn. Y bingung mengatasi hal tersebut sehingga hanya bisa berdzikir dan sholat untuk
meminta perlindungan. Dari hasil pemeriksaan dokter, NnY di diagnose mengalami gangguan
bipolar.

STEP 1 : klarifikasi Istilah Sulit

1. Mood disorder
2. Gangguan bipolar
3. Gangguan tidur
4. Depresif

STEP 2 : Identifikasi Masalah

1. Mengapa pasien di katakan Gangguan bipolar ?


2. Apa yang dimaksud dengan gangguan tidur dan sominipati ?
3. Mengapa pasien mengalami gangguan tidur ?
4. Penyebab pasien sedih berlebihan dan kadang merasa semangat ?
5. Mengapa pasien dapat berhalusinasi dan melukai orang lain ?
6. Apakah orang dengan gangguan mood itu bisa mengalami halusinasi pendengaran saja ?

STEP 3 dan 4 : Brainstroming

1. Mengapa pasien di katakan Gangguan bipolar


 Gangguan bipolar merupakan gangguan perubahan mood, yang ditandai dengan
merasa tertekan, dan depresif.
 Merupakan suatu gangguan suasana hati yg ekstream, suasana hati yang tinggi
disebut maniak, dan suasana hati yang rendah (depresif). Di lihat dari macam-
macam bipolar masuk pada bipolar ke 2 yaitu depresif.
 Gangguan bipolar merupakan gangguan mental dratis yang dipengaruhi oleh
hormone serotonin. Berdasarkan kasus ada 4 penyebab yaitu genetic, kerentangan
psikotik, gangguan hormonal, dan lingkungan social.
Kesimpulan :
Gangguan bipolar biasanya di tandai dengan perubahan suasana hati yang ekstream yang
disebabkan oleh genetic, psikotik, gangguan hormonal, dan lingkungan social.
2. Apa yang dimaksud dengan gangguan tidur dan sominipati ? Mengapa pasien mengalami
gangguan tidur
 Ganguan tidur adalah gangguan pada pola tidur. Jenis gangguan pola tidur yaitu,
insomnia, tidur berjalan. Pada kasus pasien kategori insomnia. Ada beberapa
penyebab gangguan tidur di sebabkan karena cemas.
 Terjadi insomnia, individu mengalami kesulitan tidur pada malam hari, terjadi
gangguan pola tidur, mengalami fase depresi, yang dapat menganggu tidur.
Insomnia terbagi menjadi 3, insomnia pendek biasanya di alami selama 2-4
minggu.
Kesimpulan :
Gangguan tidur adalah gangguan yang terjadi akibat adanya gangguan pada pola tidur,
yang menjurus ke insomnia. Gangguan tidur disebabkan karena adanya depresi dari
individu tersebut.
3. Penyebab pasien sedih berlebihan dan kadang merasa semangat
 Karena adanya Ketidaksimbangan cairan di otak.
 Disebabkan adanya gangguan serotonin dan dopamine yang ditandai dengan
terjadinya peningkatan yang memunculkan semangat yang berlebihan. Penyebab
yang lain bisa disebabkan dari faktor lingkungan.
 adanya dukungan social dapat menstabilkan. Adanya factor predisposisi dan
presitasi.
4. Mengapa pasien dapat berhalusinasi dan melukai orang lain
 Gangguan mood ditandai dengan gangguan psikotik. Pada individu dengan mood
disorder dapat mengalami depresi yang berkepanjangan. Melukai orang lain
merupakan problem dari halusinasi.
 Gejala bipolar ad 3, perubahan suasana hati, psikosis. Adanya factor trauma pada
masa lalu sehingga dapat melukai orang lain. Mengkaji isi halusinasi, respon
pasien, apabila melukai orang lain, individu mengalami resiko perilaku kekerasan.
kesimpulan :
Depresi merupakan salah satu penyebab bipolar, dari depresi pasien mngalami halusinasi,
apabila melukai orang lain dapat menimbulkan perilaku kekerasan terhadap orang lain.
5. Apakah orang dengan gangguan mood itu bisa mengalami halusinasi pendengaran saja
 Dilihat dari halusinasi sendiri, tidak menentu mengalami halusinasi pendengaran
saja.
 terjadinya halusinasi : berdasarkan isi pikiran yang di aktualisasikan oleh panca
indera.
 Gejala yang sering muncul pada pasien bipolar yaitu memungkinkan pasien dapat
mengalami waham.

STEP 5 : LO

1. Pengertian gangguan mood disorder dan bipolar


Gangguan mood adalah Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai
kehidupan psikologis kita Orang dengan gangguan mood (mood disorder) mengalami
gangguan mood yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu
kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal.
Gangguan bipolar. gangguan mood yang berlangsung lama yang dapat dibagi menjadi
dua kelas utama: gangguan bipolar I dan gangguan bipolar II; gangguan bipolar I terdiri
dari fase mania, sedangkan gangguan bipolar II yaitu fase hipomanik. Episode manik dan
fase hipomanik memiliki gejala yang sama, seperti suasana hati yang terganggu, realitas
yang memuncak, emosi yang luar biasa, kegembiraan, gangguan pola tidur, dan
peningkatan kegemaran pada kegiatan yang menyenangkan. Dalam episode depresi,
individu menderita kekurangan minat, perasaan tertekan, perasaan tidak berharga, pikiran
akan kematian atau bunuh diri, kelelahan atau kehilangan energi, dan kehilangan berat
badan. (Esmaeelpour & Sasani, 2016)
2. Factor predisposisi dan presipitasi dari bipolar dan mood disolder
 Genetic factor
Factor yang dapt mempengaruhi transmisi gangguan afetif melalui riwayat keluarga
atau keturunan.
 Aqreision turned inuard theory
Teori agresi menyerang kedalam manunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan
marah yang ditunjukkan pada dirisendiri.
 Objek loss theory
Teori kehilangan objek menunjuk pada perpisahan individu dengan benda atau
seseorang yang memberikan rasa aman untuk dekat.
 Personality organization theory
Teory organisasi kepribadian menguraikan bagaimana konsep diri yang negative dan
harga diri rendah yang mempengruhi keyakinan dan penilaian sesorang terhadap
stressor.
 Cognitive madel
Madel kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
didomonasi oleh evaluasi negative seseorang terhadap diri sendiri, dunia seseorang
dan masa depan
 Learned helplessness model
Model ketidak berdayaan yang dipelajri menunjukkan bahwa semata-mata bukan
trauma yang menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak
mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalm kehidupannya.
 Behavioral model
Model perilaku perkembangan dari teori kerangka belajar social, yang mengasumsi
bahwa penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi
dengan lingkungan.
 Biological model
Model biologic menguraikan peribahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa
depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi kortisol
dan fariasi periodic dalam irama biologic.
 Masalah dalam bounding attachment dan genetic
Gangguan antara ibu dan anak pada usia dini
Faktor presipitasi mood disorder :
Ada 4 besar sumber utama stressor yang dapat mencetuskan gangguan alam perasaan:
1. Kehilangan yang nyata atau yang dibayangkan termasuk kehilangan cinta
seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri. Karena elemen actual dan
simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka persepsi pasien merupakan hal
yang sangat penting.
2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode
depresi yang mempunyai damapak terhadap masalah-masalah yang dihadapi
sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
3. Perandan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan
depresi terutama pada wanita
3. jenis- jenis dan tanda gejala
Gejala secara umum dari gangguan mood yaitu :
1. Sulit kosentrasi dan daya ingat menurun
2. Nafsu makan dan berat badan menurun
3. Gangguan tidur (insomnia)
4. Aghasi/ retardasi motorik
5. Hilang perassan senang, semangat dan minat, meninggalkan hobi
6. Kreativitas dan prodiktifitas menurun
7. Gangguan seksual
8. Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri

Ada beberapa tipe-tipe gangguan mood yaitu:


1. Gangguan depresi
a. Gangguan depresi mayor
Terjadi satu atau lebih periode atau episode depresi ( disebut episode depresi
mayor) tanpa ada riwayat terjadinya episode manik atau hipomanik alami.
Seseorang dapat mengalami  satu episode  depresi mayor, yang diikuti dengan
kembalinya mereka  pada keadaan fungsional  yang biasa. Umumnya orang yang
pernah mengalami depresi mayor  dapat kambuh lagi di antara periode normal
atau kemungkinan mengalami hendaya pada fungsi-fungsi tertentu.
b. Gangguan  distimik
Pola depresi ringan (tetapi kemungkinan saja menjadi mood yang menyulitkan
pada anak-anak atau remaja ) yang terjadi dalam satu rentang waktu—pada orang
dewasa biasanya dalam beberapa tahun
2. Gangguan perubahan mood
a. Gangguan bipolar
gangguan yang disertai satu atau lebih episode manik atau hipomanik (episode
mood yang  melambung dan hiperaktivitas dimana penilaian  dan tingkah laku
mengalami hendaya). Episode manik  atau hipomanik sering digantikan dengan
episode  depresi mayor dengan jeda periode mood yang normal
b. Ganguan siklotimik
Gangguan mood kronis meliputi beberapa  episode hipomanik (episode yang
disertai dengan cirri-ciri manik pada tingkat keparahan yang  lebih rendah
daripada episode manik) dan beberapa periode mood tertekan atau hilangnya
minat atau kesenangan pada  kegiatan-kegiatan, tetapi tingkat keparahannya tidak
sampai  memenuhi criteria sebagai episode depresi mayor.
4. Penatalaksanaan mood disorder dan bipolar
Terapi
1. Terapi individual
- Eksplorasi perasaan kehilangan, dan fasilitas proses berduka
- Diskusikan perilaku mengalahkkan diri, harapan yang tidak realistis, dan
kemungkinan distori dari realita
- Kaji bagaimana distorsi koknitif pada klien turut menyebabkan depresi
- Dorong pengungkapan rasa frustasi, marah dan putusasa
- Upaya untuk mengubah pola berfikir negative otomatis tentang diri, orang lain,
lingkungan dan masa depan
- Beri kesempatan pada klien seperti diskusi dan bermain peran untuk
menyelesaikan masalah interpersonal
- Monitor masalah-masalah fisiologis yang di induksi atau diperburuk oleh depresi
2. Terapi Keluarga
- Kaji fungsi keluarga, pola komunikasi, peran yang diharapkan, keterampilan
menyelesaikan masalah dan stresor
- Dapatkan informasi dari masing-masing keluarguarga tentang situasi keluarga
saat ini
- Tentukan bagai mana konflik atau krisis ditangani, dan efaluasi dukungan anggota
keluarga yang satu terhadap yang lain
- Kaji tingkat ketertutupan dan ketidak pedulian anggota keluaraga
3. Terapi kelompok
- Berupaya untuk meningkatkan harga diri dan mengakui kekuatan masing-masing
anggota kelompok
- Ajarkan klien tentang cara membentuk dan mempertahankan hubungan
interpersonal, terutama setelah mengalami kehilangan
- Bantu klien mengembangkan strategi untuk memperoleh dukungan social,
mengurangi rasa kesepian, mendapatkan umpan balik dari orang lain dan
mengatasi stressor
- Ajarkan klien tentang bagaimana dengan dukungan dan bantuan taman sebaya –
mempelajari cara untuk menurunkan dan kemudian menghiangkan distirsi
kognitif.
Pendekatan
1. Pendekatan psikodinamika
Psikoanalisis tradisional membantu orang depresi untuk  memeahami perasaan
mereka yang ambivalen terhadap orang-orang (objek) penting dalam hidup mereka 
yang telah hilang atau terancam hilang.  Dengan menggali perasaan marah terhdap
objek yang hilang , mereka mengarahkan rasa marah keluar—melalui ekspresi verbal
dari perasaan dan bukan membiarkannya menjadi lebih buruk  dan mengarah
kedalam.
2. Pendekatan Behavioral
Terapi perilaku  bertujuan secara langsung memodifikasi  perilaku dan bukan 
menumbuhkan kesadaran  kemungkinan penyebab yang tidak disadari dari perilaku-
perilaku ini.
3. Pendekatan Kognitif
Aaron beck dan kolega-koleganya telah mengembangkan  pendekatan pengembangan
multikomponen  disebut terapi kognitif  yang berfokus pada membantu orang depresi 
menyadari dan mengubah pola pikir mereka yang disfungsional
4. Pendekatan Biologis
Pendekatan biologis umumnya menangani gangguan mood melibatkan penggunaan
obat-obatan antidepresan dan terapi elektrokonvulsif untuk  depresi serta litium
karbonat untuk  gangguan bipolar. Macam –macam obat yang di gunakan ; ansiolitik,
antipsikotik
Pengobatan
Ada tiga fase penata laksanaan farmakologis yang digambarkan dalam Panel Pedoman
Depresi yang terdiri dari:
1. Fase akut : dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan dan klient
diberikan punyuluhan.
2. Fase lanjut : klien dimanitir dalam dosis efektif untuk mencegah terjadinya
kambuh.
3. Fase pemeliharaan : seorang klien yang beresiko kambuh sering kali tetap diberi
diberi obat bahkan salama waktu remisi

5. Patofisiologi mood disorder


Faktor Genetik, Faktor genetik meruapakan salah satu hipotesis yang sering diajukan dalam
gangguan bipolar. Faktor genetik berkontribusi pada timbulnya gangguan bipolar episode
mania dan depresi disertai dengan perubahan dari neurotransmisi dopaminergik. Perubahan
pada faktor genetik akan menyebabkan berbagai macam perubahan yang akhirnya akan
menyebabkan terjadinya disregulasi pada jalur dopaminergic. Neurotransmisi dopaminergik
merupakan salah satu neuorotransmisi yang berpengaruh pada kejadian mood pasien
gangguan bipola, data menunjukkan bahwa terjadinya penurunan dopamin akan
menyebabkan terjadinya episode depresi, sebaliknya peningkatan dari dopamin akan
menyebabkan terjadinya episode mania (Sadock et al., 2015).
(gamma aminobutyric acid) adalah neurotransmitter penghambat utama pada SSP dan
berperan penting dalam mengatur kecemasan dan mengurangi stres (Sadock et al., 2015).
GABA memfasilitasi koordinasi aktivitas kortikal yang dapat mempengaruhi kemampuan
pemrosesan kognitif. Dengan demikian perubahan pada sistem GABAergic dapat
menyebabkan gangguan pada pasien gangguan bipolar (Roscoe et al., 2013). Menurut
penelitian Mann et al tahun 2014 pasien bipolar mengalami penurunan kadar GABA pada
CSF, penurunan ini menyebabkan peningkatan kecemasan psikis dan depresi berat. System
limbic , Patofisiologi dari gangguan bipolar akibat disregulasi jalur neural yang di pengaruhi
oleh perubahan fungsional dan perubahan struktural. Hal tersebut dapat terjadi akibat
ketidakseimbangan volume otak.
6. Manisfestasi klinis mood disorder dan bipolar
1. Depresi
Depresi ditandai dengan perasaan sedih dan putus asa yang tak henti-hentinya. Suasana
dysphoric atau suasana hati yang sangat menyakitkan sering disertai oleh insomnia,
kehilangan nafsu makan dan berat badan, dan berkurangnya minat dalam kegiatan yang
menyenangkan dan hubungan interpersonal (Mc Cance et al.,2014).
2. Mania adalah periode yang berbeda dari mood yang abnormal dan terus-menerus
meningkat, ekspansif yang berlangsung setidaknya 1 minggu atau kurang jika seorang
pasien harus dirawat di rumah sakit (Sadock et al., 2015)
3. Hipomania
Episode hipomania berlangsung setidaknya 4 hari dan mirip dengan episode mania tetapi
tidak cukup parah untuk menyebabkan kerusakan dalam fungsi sosial atau pekerjaan,
dan tidak ada fitur psikotik yang hadir. Baik mania dan hypomania dikaitkan dengan
harga diri yang meningkat, kebutuhan tidur yang menurun, aktivitas fisik dan mental
yang hebat, dan banyak terlibat dalam perilaku yang menyenangkan (Sadock, et al., et
al., 2015).
7. Masalah keperawatan mood disorder
 Resiko bunuh diri
 Koping tidak efektif
DAFTAR PUSTAKA

Copel, Linda carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri (Pedoman Klinis Perawat). Jakarta :
EGC

Esmaeelpour, E., & Sasani, F. (2016). The Effect of Bipolar Mood Disorder on Sadegh
Hedayat’s Letters. Journal of Psycholinguistic Research, 45(2), 367–377.
https://doi.org/10.1007/s10936-015-9355-5
Kaplan,Harold.dkk. 1997. Synopsis Psikiatri (Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis).
Jakarta : Binarupa Aksara

PPDGJ III

Sadock, B.J., Sadock, V.A., & Ruiz, P. (2015). Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry (11th ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer.
Stuart, Gail Wiscarz, 1949- Principles and practice of psychiatric nursing / Gail Wiscarz Stuart.
—10th. ISBN 978-0-323-09114-5
Yosep, iyus.S.Kp.,M.Si. 2007. Keprerawatan Jiwa. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai