Anda di halaman 1dari 33

KLASIFIKASI

HAMBATAN

DEPRESI Psikologi Anak


Remaja Khusus
hello!
I am S. Anis Al Habsyi
& Nada Shobah Assegaf
MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2
KLASIFIKASI HAMBATAN DEPRESI

1. 2. Ciri-Ciri & 3. Jenis 4.


Pengertian Gejala Penyebab
Depresi Depresi Depresi Depresi

8. Depresi 7. Depresi Pada


Anak dan 6. 5. Cara
Pada Keluarga
Penyandang
Remaja Pengukuran Mengatasi
Berkebutuhan Depresi Depresi
Disabilitas Khusus

3
1.
PENGERTIAN DEPRESI

4
DEPRESI?
Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang
berkaitan dengan mood / suasana hati. Menurunnya
suasana hati / mood adalah hal yang wajar.
Gangguan suasana hati tersebut baru bisa
didiagnosis sebagai gangguan depresi jika gejalanya
bertahan selama setidaknya dua minggu dan
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari.

5
✘ Perubahan mood yang berupa
suasana hati yang rendah sering
disebut dengan depresi ringan.
Pada fase depresi ringan, seseorang
masih dapat menjalani kehidupan
normalnya, hanya saja terasa lebih
sulit. Sedangkan pada tingkat yang
paling parah, seseorang merasa
ingin mengakhiri hidup karena
sudah putus asa dengan
kondisinya.

6
2.
CIRI-CIRI DAN GEJALA
DEPRESI
7

Melalui panduan 
The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disor
ders, Fifth Edition (DSM-5)
, The American Psychological Association (APA)
memberikan beberapa kriteria diagnostik / gejala
depresi untuk memudahkan dokter dan psikiater dalam
mendiagnosis depresi.
8
Berikut kriteria diagnostik / gejala depresi* : *5 gejala dalam 2 minggu

1. Mengalami penurunan suasana 2. Mengalami penurunan minat 3. Mengalami penurunan berat


hati / mood hampir sepanjang pada aktivitas sehari-hari, badan yang signifikan
hari hingga setidaknya selama meskipun tidak sedang diet,
dua minggu,

4. Mengalami permasalahan tidur 5. Penurunan kemampuan 6. Mengalami kelelahan dan


Seperti insomnia atau hyperso berpikir dan gerakan melamban kehilangan energi hampir
mnia hampir setiap hari, (berdasarkan pengamatan setiap hari,
orang lain, bukan perasaan
subyektif),

7. Merasa tidak berharga atau 8. Kesulitan berkonsentrasi dan


rasa bersalah yang berlebih, berkurangnya kemampuan 9. Sering memiliki keinginan
berpikir, untuk mengakhiri hidup.

9
3.
JENIS-JENIS DEPRESI

10
JENIS-JENIS DEPRESI

Gangguan Gangguan
Gangguan
Depresi Depresi
Bipolar
Mayor Persisten

Gangguan Gangguan
Depresi Pasca
Dysphoric Afektif
persalinan
Pramenstruasi Musiman

Gangguan Gangguan
Depresi
Depresi Depresi
Atipikal
Psikotik Situasional
11
4.
PENYEBAB DEPRESI

12

Ada beberapa kemungkinan yang
menjadi penyebab depresi. Mulai
dari faktor biologis hingga faktor
kehidupan yang dijalani seseorang.

13
Faktor keluarga,
Seseorang memiliki Trauma masa kecil, Kondisi medis,
resiko lebih tinggi beberapa peristiwa masa Memiliki penyakit kronis,
mengalami depresi jika kecil dapat berdampak insomnia, dapat membuat
dalam satu keluarga pada bagaimana cara seseorang memiliki
memiliki riwayat dengan tubuh bereaksi terhadap gangguan depresi,
depresi atau gangguan rasa takut dan situasi
mood lainnya, yang memicu stres,

Penggunaan narkoba
Struktur otak, dan alkohol,
Penyebab depresi dapat penyalahgunaan obat-
terjadi karena kondisi obat terlarang dan
lobus frontal otak yang alkohol dapat menjadi
kurang aktif, penyebab depresi.
14
5.
CARA MENGATASI
DEPRESI
15

Depresi adalah gangguan yang
dapat disembuhkan baik dengan
menggunakan obat-obatan,
psikoterapi atau kombinasi dari
keduanya.

16
OBAT-OBATAN
PSIKOTERAPI 1. Monoamine oxidase
inhibitors (MAOIs)
1. Terapi Interpersonal 2. Tricyclic
2. Terapi Perilaku Kognitif antidepressants (TCAs)
3. Terapi Psikodinamik 3. Selective serotonin
4. Terapi Cahaya reuptake inhibitor (SSRIs)
4. Serotonin dan
norepinefrin reuptake
inhibitor (SNRIs)

17
6.
PENGUKURAN DEPRESI

18

✘ Alat ukur untuk mengukur depresi sudah
cukup banyak dikembangkan. Salah satu
contoh alat ukur yang digunakan untuk
mengukur depresi adalah Beck Depression
Inventory (BDI). Saat ini alat ukur yang banyak
digunakan adalah Beck Depression Inventory-II
(BDI-II) yang merupakan revisi dari BDI (Beck,
Steer, & Brown, 1996).

19
7.
DEPRESI PADA ANAK DAN
REMAJA BERKEBUTUHAN
KHUSUS
20

Anak berkebutuhan khusus (ABK) mempunyai risiko tinggi mengalami
berbagai masalah gangguan kesehatan mental. Wujud dari gangguan kesehatan
mental tersebut berupa gangguan mental di luar karakteristik dan kebutuhan
khusus anak. Gangguan dapat berupa depresi, kecemasan, gangguan stres,
gangguan kepribadian, psikosis, dan skizofrenia (Hudson dan Chan, 2002:47).
Penelitian Balogh et al (2010:830) di Kanada juga menemukan bahwa ABK
terutama yang mempunyai disabilitas intelektual berisiko 15 kali lebih tinggi
untuk dirawat karena diagnosis skizofrenia dibanding populasi anak pada
umumnya.

21

Adapun di Indonesia, penelitian sebelumnya oleh Purwandari, Aini
Mahabbati, dan Atien Nur Chamidah (2013:10) menemukan bahwa
jenis gangguan kesehatan mental pada ABK yang bersekolah di SLB
di DIY berupa gangguan perilaku dalam pembelajaran, perilaku
bermasalah komunikasi dan sosial; perilaku bermasalah internal
seperti stress, depresi, melukai diri sendiri; perilaku bermasalah
eksternal seperti perilaku agresif, mengganggu, dan membangkang
guru; serta gangguan perilaku seksual.

22
8.
DEPRESI PADA KELUARGA
PENYANDANG DISABILITAS

23
Tingkat depresi diukur menggunakan Beck depression
inventory (BDI). Sampling dilakukan dengan metode purposive
random sampling dari wali murid (ayah, ibu, nenek, tante)
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Data demografi berupa
hubungan responden dengan ABK, tingkat pendidikan dan
pekerjaan, serta tingkat depresi ditampilkan dalam bentuk tabel
dan pie chart.
Penelitian ini melibatkan 54 responden yang memenuhi kriteria
inklusi. Dari 54 responden didapatkan 46.3% (25/54) memiliki
skor BDI normal, 29.6% (16/54) dengan gangguan mood
ringan, 9.3% (5/54) dengan depresi borderline, 11.1% (6/54)
dengan depresi moderat, dan 3.7% (2/54) dengan depresi berat.
Mayoritas responden merupakan first degree relative (66.7% ibu dan 24.1% ayah).
Vikawati, dkk. (2018) Jurnal Kedokteran Yarsi.

24
9.
Gangguan BIPOLAR pada ANAK &
REMAJA

25
Gangguan bipolar adalah gangguan perubahan suasana


perasaan (mood) yang dramatis atau ekstrim, dan cenderung
berulang. Gangguan bipolar meliputi
periode “Mania” (kegembiraaan dan agitasi), periode depresi, dan periode
mood normal.
Tiap siklus perubahan mood, dapat terjadi 2 hingga 3 kali dalam setahun,
dengan beberapa minggu atau bulan untuk tiap periode mood. Perubahan
mood tersebut tentunya berdampak pada perilaku saat:
a. Mania→ muncul perilaku-perilaku yang cenderung impulsif atau
membahayakan bagi kesehatan dan hidup yang bersangkutan. b. Depresi →
energi sgt rendah atau menurun untuk pergi ke sekolah, maupun bermain
dengan teman-teman.

26
MANIC DEPRESSIVE
BEHAVIOR BEHAVIOR

EMOTIONAL
Characteristic
Extreme
Sociability,
expansiveness
impatience

Elation, Euphoria,
Gloominess,
hopelessness, social
withdrawal irritability,
indecisiveness.

Distractibility, Desire
for action Slowness of thought, obsessive
BEHAVIORAL Impulsiveness, worrying of death, negative self-
Characteristic Talkativeness, image, delusions of guilt,
Grandiosity, Inflated difficulty in concentrating.
self-esteem

Decreased motor
Hyperactivity,
MOTOR Decreased need for
activity, fatigue,
difficulty in sleeping,
Characteristic sleep, Sexual decreased sex drive,
indiscretion, decreased appetite.
fluctuating appetite

Haugaard, J.J. (2008). Child psychopathology. New York: Mc.GrawHill.


27

✘ Keluarga Anak dengan Gangguan Bipolar Keluarga Anak
dengan Gangguan Bipolar Hasil penelitian menunjukkan
bhwa anak-anak dg gangguan bipolar memiliki orangtua
(salah satu atau keduanya) setidaknya dg gangguan mood
→ sbg hasil dr pentingnya peran genetik.
✘ Hubungan antara orangtua dan anak dg gangguan bipolar
cenderung tegang/berkonflik, dibandingkan dg keluarga
lainnya.

28
Daftar pustaka
Balogh, R., et al.(2010). Hospitalisation rates for ambulatory care sensitive conditions for
person with and without an intellectual disability-a population perspective. Journal of
Intellectual Disability Research, 54 (9), 820-832.
Purwandari, Aini Mahabbati, & Atien Nur Chamidah. (2013). Pengembangan Model
Layanan Kesehatan Mental Berbasis Sekolah bagi Anak Berkebutuhan Khusus di
Yogyakarta. Laporan Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNY.
Tidak diterbitkan.
Hudson, C., & Chan, J. (2002). Individuals with intellectual disability and mental illness: A
literature review. Australian
Haugaard, J.J. (2008). Child psychopathology. New York: Mc.GrawHill. 31-50.
Vikawati, dkk. (2018). Tingkat Depresi Keleuarga dengan Anak Berkebutuhan Khusus di
Sekolah Luar Biasa Kabupaten Kendal. Jurnal Kedokteran Yarsi
thanks!
Any questions?
You can find me at
@username
user@mailme

30
ISU TERKAIT DEPRESI
https://
www.tek.id/future/mit-ciptakan-ai-yang-dapat-deteksi-depresi-melalu
i-suara-b1U549clJ
https://www.brilio.net/kepribadian/17-ilustrasi-karya-seniman-penderita-
depresi-ini-simpan-makna-mendalam-1708067.html
31
DISKUSI
Mba Azizah : Bagaimana cara kita mengetahui seorang anak yang mengalami Depresi? Lalu apa yang
sebaiknya kita lakukan?
Mba Indah : (menanggapi pertanyaan mba Azizah) Saya ada alat ukur untuk mengetahui tingkat depresi
pada anak, namanya CDI [sebagaimana yang terlampir di Grup Whatsapp]. Dari situ nanti kita
akan mengetahui skoh hasil alat ukurnya yang menentukan tingkat depresi pada anak.
Bapak Budi : Di pesantren mba Nada usia santrinya mulai berapa tahun? Dan bagaimana cara
pendekatan kepada santri untuk mengetahui mungkin ada gejala depresi yang dirasakan?
Nada : santri di rumah mulai usia 4 tahun. Kalau untuk santri anak-anak ada Mba pengurus yang
mendampingi, semisal 1 mba pengurus mendampingi 5 anak santri yang kecil-kecil. Jadi dari
urusan mandi, makan, mencuci pakaian itu dibantu oleh mba yang pengurus tadi. Kalau untuk
pendekatannya ya melalui pendampingan Bapak. Karena di rumah pesantrennya salaf jadi anak-
anak kalau di depan gurunya itu ya nunduk tawadhu’. Saya biasanya memberikan lembaran
semacam kuesioner begitu untuk mengetahui problematika santri, dan kalau memang ada yang
membuuhkan pendampingan personal ya saya lakukan.

32
Alhamdulillah presentasi dan
diskusi berjalan lancar, ibu.. 

33

Anda mungkin juga menyukai