Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 11

Karina Siska P 162018


Verlinda Ervita 162043
Kehamilan
dengan
penyakit gangguan jiwa

1. DEPRESI

2. PSIKOSA

3. PSIKONEROSA
DEPRESI
Menurut National Institut of Mental Health, gangguan depresi dimengerti
sebagai suatu penyakit “tubuh yang menyeluruh“ (whole-body), yang meliputi
tubuh, suasana perasaan (mood), dan pikiran.
Southwestern Psychological Services memiliki pendapat yang mirip dengan
National Institut of Mental Health suatu penyakit, bukan sebagai suatu
kelemahan karakter, suatu refleksi dari kemalasan atau suatu ketidakmauan
“untuk mencoba lebih keras“.
Staab dan Feldman menyatakan bahwa depresi adalah suatu penyakit yang
menyebabkan suatu gangguan dalam perasaan dan emosi yang dimiliki oleh
individu yang ditunjuk sebagai suasana perasaan.
Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional
berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental
(berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang,
muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸
yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada
meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata
dan berkurangnya aktivitas
PENYEBAB

1. Kehamilan yang tidak diinginkan.


2. Faktor ketidakbahagiaan dalam rumah tangga.
3. Hamil di luar nikah
4. Perasaan cemas menghadapi persalinan
5. Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga.
TANDA DAN GEJALA

1. Menunjukan lebih banyak air mata dibandingkan


senyum.
2. Makanan dan minuman nyaris tidak disentuh.
3. Jarang mengontrol kehamilan.
4. Tidak pernah memberi stimulus terhadap janin yang
dikandungnya.
5. Tidak melakukan persiapan utnuk menyambut bayi
yang akan dilahirkan
DAMPAK
 Timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam
kandungan.
 Munculnya gangguan kesehatan pada mental si anak nantinya.
 Kelahiran premature.
 Bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
 Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai
keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungan dan
bahkan kesehatannya sendiri.
Penanganan Depresi

 Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti.


 Hendaknya dengan menghibur, bersikap optimis dan
bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak mampu
dan rendah diri.
 Beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi
dengan dokter kandungan seperti dengan metode
support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan
secara rutin.
PENCEGAHAN

Suami dan keluarga harus berperan aktif Dukungan dari mereka semua akan
besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya
PSIKOSA

Suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan


(sense of reality). menunjukkan gangguan kemampuan
berpikir, bereakasi secara emosional, mengingat,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan bertindak
sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa sehingga
kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup seharihari
sangat terganggu.
Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri
sendiri perlu perawatan RS.
PENYEBAB

1. Internal
Perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil.
1. Eksternal
• Kehamilan tak diinginkan
• Kehamilan berisiko
• Jarak kehamilan yang terlalu dekat
• Riwayat keguguran
• Riwayat Obstetri buruk
Tanda dan Gejala

• tidak mampu melakukan partisipasi social halusinasi.


• sejumlah kelainan perilaku, seperti aktivitas yang
meningkat, gelisah, retardasi psikomotor dan perilaku
katatonik.
• sering ada gangguan lingkungan.
• sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri.
• adanya gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara
emosional mengingat, berkomunikasi, menafsirkan
kenyataan, dan bertindak sesuai kenyataan.
PENATALAKSANAAN

1. Litium
Keamanan litium selama kehamilan masih diperbedatkan. Obat golongan ini
mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan gangguan cemas
yang parah atau untuk pasien psikotik
1. Terapi Kejut Listrik (Elektroconvulsive Therapy, ECT)
Hasil diperoleh dengan menjalani 11 kali terapi dari umur kehamilan 23-31
minggu, rekaman frekuensi denyut jantung janin serta frekuensi jantung,
tekanan darah, dan saturasi oksigen ibu tetap normal.
PSIKONEROSA

Psikoneurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian


kepribadian, maka yang bersangkutan masih bisa melakukan
pekerjaan/aktivitas sehari-hari. Sebenarnya psikoneurosis bukanlah
suatu penyakit, yang bersangkutan masih dapat kita sebut normal.
Yang diderita yang bersangkutan adalah ketegangan pribadi yang
terus sebagai akibat konflik yang berkepanjangan. Orang tersebut
tidak dapat mengatasi konflik yang tidak kunjung reda yang pada
taraf terakhir menjadi neurosis (suatu kelainan mental dengan
kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis,
hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap
lingkungan dan kurang memiliki energi).
GEJALA-GEJALA

 Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan


kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat
menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami
sangat hebat maka terjadi kepanikan
 Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala
ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingin.
 Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik,
depresi, perasaan tidak mampu.
PENANGANAN

Terapi untuk penederita psikoneurosa dilakukan dengan


menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari
penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah
tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian
penderita.

Anda mungkin juga menyukai