Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 1

Abortus, Mola Hidatidosa, Kehamilan


Ektopik Terganggu (KET)

Nama Anggota :
Amanda Dwi R 162003
Nadya Risma F 162024
Riska Dwi S162034
Latar Belakang

Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di


negara-negara berkembang termasuk indonesia. Berdasarkan survei
kesehatan tahun 2017, penyebab utama kematian antara lain 28,1%
disebabkan oleh penyakit infeksi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
masih tingginya penyakit infeksi di Indonesia. Berbagai macam kuman
seperti virus, bakteri, parasit atau jamur dapat menyebabkan infeksi
berat yang mengarah pada terjadinya sepsis. Sepsis berat ditandai oleh
adanya gangguan pada minimal satu fungsi atau multi organ tubuh.
Syok obstetri

Syok Obstetri adalah keadaan syok pada


kasus obstetri yang kedalamanya tidak
sesuai dengan perdarahan yang terjadi.
Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi
karena kombinasi akibat perdarahan
akibat nyeri.
SYOK SEPTIK

Syok septik adalah suatu sindrom respon


inflamasi sistemik atau systemic inflammatory
response syndrome (SIRS) yang terkait
dengan adanya suatu infeksi.
Abortus adalah suatu proses
berakhirnya suatu kehamilan,
dimana janin belum mampu hidup
diluar rahim dengan kriteria usia
kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang 500 gram.

Macam-macam abortus :
1. Abortus iminiens
2. Abortus insipiens
3. Abortus
inkompletus
4. Abortus kompletus
5. Abortus habitualis
6. Abortus infeksiosus
Penyebab Abortus

 
Adanya terlambat haid atau amenorea kurang dari 20
minggu.
Perdarahan pervaginam
Rasa nyeri atau kram.
Diagnosis abortus iminiens ditegakkan dengan terjadinya
perdarahan paa wanita hamil kurang dari 20 minggu,
kadang disertai rasa mules, uterus membesar sebagaimana
usia kehamilan, serviks dijumpai tidak membuka dan test
kehamilan hasilnya positif.
Abortus insipiens apabila dijumpai ostium dalam keadaan
terbuka, dengan hasil konsepsi masih terdapat dalam
uterus.
Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET)

Kehamilan ektopik terganggu adalah


kehamilan dimana setelah fertilisasi,
implantasi di luar endometrium kavum uteri
atau tidak di tempat yang normal, hampir
90% kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopi.
Tanda dan
Gejala

 Amenorrhea
 Gejala kehamilan muda
 Nyeri perut bagian bawah (kanan/kiri)
 Perdarahan pervaginam
 Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk/syok,
tergantung berat perdarahan yang terjadi
Penatalaksanaan

Kehamilan ektopik tidak terganggu harus


segera dioperasi untuk menyelamatkan
penderita dari bahaya terjadinya gangguan
kehamilan tersebut. Operasi yang dilakukan
ialah salpingektomi, yakni pengangkatan tuba
yang mengandung kehamilan.
Mola Hidatidosa
(hamil anggur)

Gejala :
Mola hidatidosa adalah
kehamilan abnormal, dengan 1. Uterus membesar
ciri-ciri stroma villus korialis tidak sesuai dengan
disertai hipetrofi dan umur kehamilan
hyperplasia sel trofoblas 2. Mengeluh mual
(massa yang mengandung muntah lebih hebat
cairan) 3. Terjadi perdarahan
pervaginam
4. Kadang
mengeluarkan
darah beserta
gelembung villus
Penatalaksanaan

Pada wanita yang sudah mempunyai keturunan atau wanita usia lanjut

dengan cara histerektomi.


Pada wanita yang masih menginginkan keturunan dilakukan pengeluaran

mola dengan kerokan isapan (sunction curettage) disertai dengan pemberian

infus oksitosin intravena. Setelah itu dilakukan kerokan dengan kuret tumpul

untuk mengeluarkan sisa-sisa konseptus. Tujuh sampai sepuluh hari

sesudahnya itu dilakukan kerokan ulangan dengan kuret tajam, agar ada

kepastian bahwa uterus benar-benar kosong.


Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang
paling utama di negara-negara berkembang termasuk
indonesia. Berbagai macam kuman seperti virus,
bakteri, parasit atau jamur dapat menyebabkan infeksi
berat yang mengarah pada terjadinya sepsis.
Pada keadaan sepsis yang berat, dapat berlanjut
menjadi refactory syok septic dengan angka mortalitas
yang sangat tinggi.

Kesimpulan
Terimakasih ...

Anda mungkin juga menyukai