Anda di halaman 1dari 20

DUAL DIAGNOSIS

Yunani S.A
Dual diagnosis menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) dan Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5)
merupakan suatu kondisi adanya sindrom klinis
gangguan jiwa yang memiliki gangguan lain,
termasuk gangguan yang berhubungan dengan obat
dan narkotika, psikotropika serta zat adiktif lainnya
(NAPZA) seperti gangguan penyalahgunaan alkohol,
gangguan penyalahgunaan amphetamin, gangguan
yang dipicu oleh penyalahgunaan ganja (cannabis),
gangguan yang dipicu oleh anxiolitic, hipnotik, dan
sedatif (obat penenang) (Maslim, 2013).
Sementara menurut National Alliance on
Mental Illness atau NAMI tahun 2017, dual
diagnosis adalah suatu kondisi ketika
individu mengalami gangguan jiwa dan
gangguan penyalahgunaan NAPZA secara
bersamaan, memungkinkan individu dengan
riwayat penyalahgunaan NAPZA terlebih
dahulu ataupun sebaliknya gangguan jiwa
yang berkembang lebih dulu.
Selain itu secara sosial, individu dengan dual
diagnosis kehilangan dukungan, tekanan dalam
keluarga yang berefek pada prilaku anti sosial,
tunawisma dan penahanan ( Donald, Dower&
Kavanagh, 2005). Disimpulkan kondisi individu
dengan dual diagnosis berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan fisik dan psikologis serta
permasalahan sosial bagi individu itu sendiri,
keluarga maupun masyarakat sekitarnya
DEFINISI DUAL DIAGNOSIS

Dual diagnosis adalah suatu kondisi ketika


individu mengalami gangguan
PowerPoint jiwa dan gangguan
Presentation
penyalahgunaan NAPZA secara bersamaan,
memungkinkan individu sdengan riwayat
penyalahgunaan NAPZA terlebih dahulu ataupun
sebaliknya gangguan jiwa yang berkembang lebih
dulu.
PRINSIP MENDIAGNOSIS PASIEN DENGAN DUAL DIAGNOSA
1. Stabilitas gejala psikiatri akut dan atau gejala ketergantungan zat
2. Perlu dilakukan observasi pada pasien ketergantungan zat
3. Obati kedua penyakit dengan efektif
4. Frekuensi terapi sebaiknya dilakukan2-3 kali seminggu sampai fase stabilisasi
untuk kedua penyakit tercapai
5. Berikan terapi dengan satu klinisi atau dengan satu program, karena bila diobati
dengan dua terapisyang berbeda, akan dibutuhkan diskusi antar terapis dan
pasien dapat memanipulasi terapis
6. Relaps lebih mudah terjadi pada pasien dual disorder, tetapi bukan berarti terapi
yang sebelumnya gagal
7. Hati-hati akan adanya reaksi transferens dan countransferens. Pasien biasanya
menginginkan kesembuhan atau terapi yang diberikan akhirnya gagal
8. Berikan dorongan penuh pada pasien
Setelah dilakukan penentuan diagnosis,seorang klinisi perlu
memikirkan hubungan etiologi timbulnya gejala psikiatri dan
ketergantungan zat
Terdapat 3 hipotesis :
1. Adanya suatu gangguan jiwa yang menyebabkan timbulnya
gangguan ketergantungan zat
2. Adanya gangguan ketergantungan zat yang menyebabkan
timbulnya gangguan jiwa
3. Gejala psikiatri dan ketergantungan zat muncul bersamaan
DEFINISI KEPRIBADIAN AMBANG (BORDELINE)

Gangguan kepribadian Ambang (Borderline


Personality Dissorde) adalah gangguan
kepribadian ambang yang mempunyai ciri-ciri
PowerPoint
utama berupa impulsivitas dan ketidakstabilan
Presentation

hubungannya dengan orang lain dan mood


(Sanislow, Grilo, & McGlashan, 2000). Istilah
Gangguan kepribadian ambang pada awalnya
digunakan untuk merujuk individu yang
perilakunya berada pada batas anatara neuorosis
dan psikosis.
ETIOLOGI DUAL DIAGNOSIS
Orang dengan gangguan kesehatan mental lebih cenderung
mengalami gangguan penggunaan narkoba dibandingkan mereka
yang tidak. Menurut National Institute on Drug Abuse, sekitar
setengah dari individu yang memiliki penyakit mental atau
gangguan penggunaan narkoba akan memiliki yang lain di
beberapa titik dalam hidup mereka.
Menurut DSM-5, peningkatan risiko gangguan penggunaan
alkohol, misalnya, dikaitkan dengan kondisi termasuk gangguan
bipolar, skizofrenia, dan gangguan kepribadian antisosial, dan
gangguan penggunaan alkohol juga mungkin terkait dengan
kecemasan dan gangguan depresi tertentu.
ETIOLOGI KEPRIBADIAN AMBANG
(BORDERLINE)
Secara biologis pada gangguan kepribadian ambang
(borderline) memiliki neurotisme tinggi, suatu trait yang di
turunkan secara genetic (Nigg & Goldsmith, 1994).
Dalam teori objek hubungan yaitu pengalaman masa
kanak –kanak yang tidak menyenangkan, menyebabkan
anak mengembangkan ego yang merasa tidak nyaman.
Teori diathesis-stress dari Linehan yang berpendapat
bahwa gangguan kepribadian ambang terjadi apabila orang
tersebut memiliki kemungkinan generic (diathesis biologis)
berupa kesulitan mengendalikan emosi dibesarkan dalam
lngkungan yang tidak mempertimbangkan dan menghargai
keinginan atau perasaan
TANDA DAN GEJALA
Gejala penderita dual diagnosis berkaitan dengan
gejala penggunaan zat dan kondisi kesehatan
mental  seseorang. Gejala dual diagnosis kadang
sulit untuk didiagnosis karena gejala gangguan zat
dapat menutupi gejala gangguan mental dan juga
sebaliknya. Gangguan kesehatan mental dapat
menimbulkan gejala kecanduan, dan kecanduan
dapat menimbulkan gejala gangguan kesehatan
mental.
GEJALA PERILAKU
▪ Beralih ke alkohol atau obat lain untuk mengatasi
kemarahan atau kesedihan
▪ Perubahan kepribadian yang drastis
▪ Penarikan diri dari keluarga atau teman
▪ Tidak lagi berpartisipasi dalam kegiatan yang
sebelumnya sangat penting
▪ Perilaku tidak menentu
▪ Bergaul dengan individu yang menggunakan narkoba
▪ Perilaku agresif
GEJALA FISIK

▪ Insomnia atau hipersomnia


▪ Penurunan berat badan atau kenaikan berat
badan yang signifikan
▪ Kelelahan yang ekstrim
▪ Kebersihan yang buruk
GEJALA KOGNITIF

▪ Paranoid
▪ Panik
▪ Episode kebingungan
▪ Disorientasi
▪ Ketidakmampuan untuk fokus
▪ Pingsan / kehilangan kesadaran
GEJALA PSIKOSOSIAL

▪ Kemarahan atau agresi yang tidak beralasan


▪ Perubahan suasana hati yang ekstrim
▪ Agitasi dan ketidaksabaran yang ekstrim
▪ Permusuhan terhadap orang lain
▪ Kesedihan mendalam yang berkepanjangan
▪ Mebenci pada diri sendiri
TANDA DAN GEJALA
▪ Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan, terlepas
dari benar diabaikan atau hanya dalam bayangan
▪ Ketiakstabilan atau intensitas ektrem dalam hubungan
interpersonal, ditandai dengan perpecahan yaitu mengidealkan
orang lain dalam satu waktu dan beberapa waktu kemudian
membencinya.
▪ Rasa (sense of self) yang tidak stabil
▪ Perilaku implusif, termasuk sangat boros dan perilaku sesual
yang saagat tidak pantas
▪ Perilaku bunuh diri (percobaan atau tindakan) dan mutilasi diri
yang berulang
▪ Kelabilan emosional yang ekstem
▪ Perasaan kosong yang kronis
▪ Sangat sulit mengendalikan kemarahan
▪ Pikiran paranoid dan simtom – simtom disosiatif yang dipicu oleh
stress
KOMBINASI

1. Depresi berat dengan kecanduan kokain


2. Panic attack dengan kecanduan alcohol
3. Alkoholisme dan kecanduan poli narkoba dengan
skizofrenia
4. Gangguan kepribadian bodeline dengan
penyalahgunaan narkoba
JENIS JENIS GANGGUAN KEPRIBADIAN

Kelompok A
Terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan
schizotypal. Individu pada ketiga gangguan ini menampilkan
perilaku yang relatif sama yaitu eksentrik dan aneh.
Kelompok B
Terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, boderline,
histrionik, dan narsistik. Individu pada gangguan tersebut
manampakkan perilaku yang dramatis atau berlebih-lebihan,
emosional, dan aneh.
Kelompok C
Terdiri dari gangguan kepribadian avaoidan, dependen, dan
obsessive-compulsive. Individu dengan gangguan kepribadian
semacam ini tampak selalu cemas dan ketakutan.
1.Pendekatan Serial
Terapi yg Pada terapi dengan pendekatan serial pasien
terintegrasi
sangat
dengan dual disorder tidak memenuhi syarat
penting di untuk mendapatkan terapi sebelum penyakit
dalam
pengobatan yang satu terselesaikan atau stabil
pasien 2.Pendekatan Paralel
dengan dual
diagnosis, Pada terapi dengan pendekatan
terapi ini
terdiri dari
paralel,Gangguan jiwa dan penyalahgunaan
duapendekata zat diobati secara bersamaan oleh para pakar
n yaitu :
yang berbeda-beda
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai