Anda di halaman 1dari 4

DEPRESI

Pengertian
Depresi adalah Keadaan menurunnya aktivitas fungsional
Keadaan mental berupa suasana hati yang tertekan, ditandai dengan kesedihan, putus asa,
dan patah semangat.
Depresi berlangsung di antara perasaan sedih yang normal, melalui dysthymia (perasaan kosong, tidak
berminat pada kegiatannya sehari-hari) sampai depresi mayor).
Dalam beberapa cara, depresi menyerupai grief (kesedihan) dan mourning (dukacita) setelah kehilangan;
sering ada perasaan tak berharga, bersalah, dan menyesali diri.
Menarik diri dari pergaulan, simtom somatis seperti gangguan makan dan tidur.
 Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini perlu diketahui karena
penderita depresi produktivitasnya akan menurun, dan dampaknya buruk bagi masyarakat.
Depresi adalah penyebab utama tindakan bunuh diri (Hawari, 2013).
 Menurut Machira Et Al. (2007) depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi
oleh stres psikososial.
Depresi dapat berupa gejala, sindrom, dan diagnosis, tergantung sejauh mana stresor psikososial
yang dialami seeorang mempengaruhi diri orang tersebut.
 Orang yang menderita depresi memiliki kecenderungan tidak memperhatikan pola makan, dan
aktivitas fisiknya berkurang, sehingga mengakibatkan berat badan menjadi naik dan menjadi gemuk
(Surilena & Agus, 2006)
 Menurut Lubis (2009), depresi dan gangguan pola makan memiliki hubungan dua arah
Depresi dapat mempengaruhi pola makan, dan pola makan dapat mengakibatkan depresi.
Orang yang menderita depresi memiliki dua kecenderungan gangguan pola makan, yaitu tidak ada
nafsu makan sehingga menjadi lebih kurus, ataupun bertambah nafsu makan, terutama yang manis
sehingga menjadi lebih gemuk.
 Dari Hasil Wawancara Anggraini D.I (2014) terhadap mahasiswa fakultas kedokteran universitas
lampung, gejala depresi banyak terlihat pada gangguan tidur, berkurangnya selera makan, perasaan
lelah untuk melakukan sesuatu hal, serta adanya kehilangan berat badan.
Penyebab depresi secara umum adalah karena tekanan dalam menempuh pendidikan, tugas
pembelajaran yang banyak, ujian, tugas ilmiah di akhir pendidikan, dan masalah dalam pertemanan,
serta masalah keluarga.

Dalam ilmu psikiatri ada istilah gejala yang juga mencakup depresi, yaitu yang disebut sebagai gangguan
bipolar.
Bipolar merupakan gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati, mulai dari posisi terendah
atau depresif atau tertekan sampai ke posisi tertinggi, yang disebut manic
Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, tetapii faktor-faktor genetik dan lingkungan dianggap berperan
penting. Banyak faktor-faktor genetik yang menyokong terjadinya gangguan tersebut. Faktor resiko
lingkungan, termasuk pengalaman penganiayaan pada masa kanak-kanak, dan stres dalam jangka panjang.
Kira-kira 85% dari resiko di tekankan pada faktor genetik.
Gangguan bipolar semula disebut manic-depressive yaitu gangguan mental yang menyebabkan periode
depress dan suasana hati yang meningkat secara abnormal. Suasana hati yang meningkat disebut mania
atau hipomania jika kurang parah dan tidak ada simtom psikosis. Selama mania individu berperilaku
atau merasa energik secara abnormal, gembira atau peka (mudah tersinggung). Individu sering membuat
keputusan yang tidak pas, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Keinginan tidur biasanya berkurang selama fase manic. Selama periode depresi,
Dia bisa menangis, berwajah murung, dan hanya sedikit berkontak mata dengan orang lain. Resiko bunuh
diri pada penderita depresi lebih dari 6% selama 20 tahun, sementara perusakan diri (self-harm) terjadi
sebanyak 30% - 40%.
Isu kesehatan mental yang lain seperti seperti gangguan kecemasan dan narkoba umumnya berhubungan
dengan bipolar.
o Suatu kondisi diklasifikasi sebagai gangguan bipolar 1 bila telah terjadi paling sedikit Satu
episode manik, dengan atau tanpa episode depresif
o Suatu kondisi disebut gangguan bipolar 2 bila paling sedikit telah terjadi satu episode hipomanik (
tetapi tidak ada episode full manic) dan satu episode depresif mayor.
Pada pasien-pasien dengan simtom yang kurang parah dan durasi yang lebih lama di diagnosa sebagai
cyclothym bila simtom disebabkan masalah obat atau medis, maka diklasifikasi secara terpisah. Kondisi-
kondisi lain yang mungkin hadir serupa, mencakup, gangguan hiperaktivitas defisit atensi, gangguan
kepribadian, schizophrenia, gangguan salah guna obat (narkoba), juga beberapa kondisi medis. Tes medis
tidak diperlukan untuk mendiagnosis, walaupun tes darah atau medical imaging (teknk dan proses
menciptakan representasi visual dari bagian dalam tubuh, untuk analisis klinis dan intervensi medis,
seperti representasi visual dari fungsi beberapa organ atau jaringan. Contohnya ct scan, mri, usg) dapat
dilakukan untuk rule out (memisahkan dari ) masalah lain. Gangguan bipolar dirawat dengan obat-obatan ,
seperti mood stabilizer dan antipsychotic, begitu juga dengan psychotherapy. Mood stabilizer dapat
memperbaiki gangguan suasana hati, dan termasuk lithium dan anticonvulsant –anticonvulsant tertentu,
seperti misalnya valproate dan carbamazepine.
Perlakuan di luar rencana dalam suatu rumah sakit jiwa mungkin diperrlukan bila seorang pasien beresiko
bagi dirinya atau bagi orang lain, tapi menolak trimen atau perlakuan masalah-masalah perilaku parah/
berbahaya, seperti mengamuk dan menyerang mungkin dapat dikelola dengan antipsychotic jangka pendek
atau benzodiazepine.
Dalam periode mania disarankan antidepressant di stop. Bila antidepresant digunakan untuk beberapa
periode depresi, obat-obat tersebut mungkin dapat digunakan dengan suatu mood stabilizer.
Terapi electrocovulsive (ect), yang tidak dipelajari dengan baik mungkin bisa dicoba terapkan pada pasien
–pasien yang tidak merespon terhadap tritmen-tritmen lain bila suatu tritmen distop, sebaiknya dilakukan
perlahan-lahan. Banyak orang-orang yang mempunyai masalah yang berkaitan dengan finansial, sosial atau
pekerjaan karena sakit/illness ini. Kesulitan-kesulitan ini rata-rata terjadi selama ¼ atau ½ waktu kerja.
Karena pilihan gaya hidup dan efek samping dari pengobatan, resiko kematian dari penyebab alamiah
seperti penyakit jantung koroner pada manusia bipolar , dua kali lipat daripada orang kebanyakan (4)
Gangguan bipolar mempengaruhi kira-kira 1% dari penduduk dunia. Di usa kira-kira 3% diestimasi
kadang terpengaruh dalam kehidupan mereka. Penderita wanita dan pria sama banyak.umumnya, simtom
mulai tampak pada umur 25 tahun.
Biaya ekonomi untuk gangguan ini telah diestimasi sebesar 45 miliar dolar amerika pada tahun
1991.Proporsi besar ini berhubungan dengan jumlah atau banyaknya hari-hari kerja yang hilang,
diperkirakan 50 hari tiap tahunnya. Orang-orang yang menderita gangguan bipolar sering menghadapi
masalah stigma sosial
Mania ataupun depresi ditandai dengan gangguan dalam suasana hati, aktivitas psikomotor, ritme
biologis (circadian rhytm), dan kognisi atau pikiran mania dapat muncul dengan tingkat gangguan mood
yang bervariasi. Berkisar dari euphoria, yang dihubungkan dengan mania klasik sampai dysphoria dan
irritability (mudah tersinggung). Simtom pokok dari mania mencakup penambahan energi dari aktivitas
psikomotor. Mania juga dapat muncul dengan meningkatnya self esteem (rasa diri berharga), atau
merasahebat (grandiocity), bicara cepat, disinhibited social behavior (perilaku sosial tidak tahu malu), atau
impulsivitas (mudah marah).
Mania dibedakan dengan hipomania atas dasar lamanya berlangsung. Hipomania berlangsung 4 (empat)
hari, sedang mania berlangsung lebih dari satu minggu.
Mania diasosiasikan dengan impaired functioning (melemahnya fungsi tubuh) hipomania tidak selalu
Mekanisme tubuh yang menyebabkan bergantinya episode mania ke episode depresif masih belum begitu
bisa diketahui.

Beberapa penelitian mengenai depresi dan hubungannya dengan status gizi telah dilakukan terhadap
kelompok mahasiswa, kelompok lanjut usia di Panti Werdha, kelompok penderita gangguan jiwa, dan
kelompok lanjut usia di rumah sakit jiwa, serta kelompok opiat (penyalahguna narkoba ) di Pusat
Rehabilitasi. Diantaranya adalah
 Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini D.I. Yang berjudul “Hubungan Depresi Dengan
Status Gizi’ Dengan Subyek Penelitian 101 Orang Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung (medula unila 2014; 2(2) : 39-46). Hasilnya adalah “ Terdapat hubungan
antara depresi dengan status gizi”
 Penelitian dari I Putu Eka Pramana Putra yang berjudul “ Gambaran Tingkat Depresi Dan
Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Angkatan 2013 Universitas Warmadewa
Denpasar Bali” dengan subjek penelitian 41 orang.
(e-jurnal medika, vol5 no 5, mei, 2016). Hasilnya adalah “Ada korelasi antara obesitas dengan
depresi pada mahasiswa usia 18-24 tahun di kota denpasar.
 Penelitian yang dilakukan oleh Rona Dewi Arna, dengan judul “ Hubungan Status Depresi Dan
Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta” .
(bluezone1632gmail .com). Subjek penelitian sebanyak 41 orang lansia. Hasilnya adalah : -tidak
ada hubungan signifikan antara status depresi dengan tekanan darah. – tidak ada hubungan signifikan
antara status gizi dengan tekanan darah.
 Penelitian dari Hasna Rosida Putri Dan Triska Susila Nindya yang berjudul “Hubungan
Kecenderungan Depresi Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Uptd Griya Werdha Surabaya”
( media gizi indonesia2019 .14(1); 87-94.). Subjek penelitian sebanyak 30 orang lansia. Hasil
penelitian : Terdapat hubungan antara kecenderungan depresi dengan status gizi lansia . Lansia yang
mengalami depresi berpeluang 9,75 kali lebih besar untuk mengalami malnutrisi .
 Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mariati, Marlenywati, Dan Indah Budiastutik yang berjudul “
Hubungan Antara Asupan Energi, Asupan Protein, Dan Tingkat Depresi, Dengan Status Gizi
Pasien Gangguan Jiwa (Studi Di Rsj Prop Kalimantan Barat)” dengan subjek penelitian
sebanyak 148 pasien.( jurnal mahasiswa dan peneliti kesehatan – jumantik...no...vol...tahun...; 127-
135
Hasilnya adalah,ada hubungan antara tingkat depresi dengan status gizi pada pasien gangguan jiwa di
rsj prop. Kalimantan Barat. Pasien yang tingkat depresinya berat akan memiliki peluang 10,338 kali
lebih besar mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan pasien yang tingkat depresinya
sedang.
 Penelitian yang lakukan oleh Wawan A. Prasetyo, Probosuseno, Dan Umarni yang berjudul
“Gangguan Depresi Berhubungan Dengan Status Gizi Pasien Psikogeriatri Di Rsj Dr.
Radjiman Wedyodiningrat, Malang.” Subjek penelitian sebanyak 52 orang. Hasilnya adalah ada
hubungan siignifikan antara status depresi dengan status gizi.
 Penelitian dari Francisca Indah Ekawati Dan Tatik Mulyati dengan judul “Hubungan Antara
Keadaan Depresi Dengan Status Gizi Pada Opiat (Penyalahguna Narkoba) Di Pusat
Rehabilitasi Narkoba.” Jumlah subjek penelitian 48 orang. Hasil penelitian: tidak ada hubungan
antara depresi dengan status gizi.

Anda mungkin juga menyukai