Anda di halaman 1dari 40

Referat

Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Eka Purnama Wulan Tri Utami


(H1AP20010)
Pembimbing:
dr. Lucy M Bangun, Sp. KJ.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PSIKIATRI


RSKJ SOEPRAPTO BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
Bab I. Pendahuluan
01 Pendahuluan Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis umum
dari terapi psikoterapi. Terapi ini dapat
membantu klien menyadari pemikiran yang tidak
akurat atau negatif sehingga mereka dapat
Latar Belakang: Gangguan depresi adalah salah satu gangguan
melihat suatu masalah dengan lebih jelas dan
kejiwaan yang paling umum yang terjadi pada masyarakat dari
menanggapinya dengan cara yang lebih efektif.
segala usia di seluruh dunia. Meskipun dapat terjadi pada semua
usia, namun masa remaja hingga dewasa awal adalah usia onset Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah salah satu
yang paling umum, dan wanita terkena dua kali lebih banyak intervensi psikologis yang paling berbasis bukti
dibandingkan dengan pria. untuk pengobatan beberapa gangguan kejiwaan
seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan
Bukti ekstensif dan pedoman klinis menunjukkan bahwa
somatoform, gangguan penggunaan zat, serta
pengobatan yang efektif untuk depresi mencakup farmakoterapi
beberapa kondisi klinis lainnya.
dan psikoterapi.
01 Pendahuluan
Sejumlah penelitian telah dilakukan dan menunjukkan
efektivitas psikoterapi perilaku kognitif pada gangguan
depresi. Sebuah meta-analisis dari 115 studi telah
menunjukkan bahwa CBT adalah strategi pengobatan
yang efektif untuk depresi dan pengobatan kombinasi
dengan farmakoterapi secara signifikan lebih efektif
daripada farmakoterapi saja. Bukti juga menunjukkan
bahwa tingkat kekambuhan pasien yang diobati dengan
CBT lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
diobati dengan farmakoterapi saja.
Bab II Tinjauan Pustaka
02 Tinjauan Pustaka: Pengertian Depresi

Stuart (2006) berpendapat bahwa depresi atau melankolia


adalah suatu kesedihan dan perasaan yang berkepanjangan
atau abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan
berbagai fenomena, seperti tanda, gejala, sindrom,
emosional, reaksi.

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnostik Gangguan


Jiwa III di Indonesia yang dimaksud depresi adalah
sekumpulan gejala dengan gambaran utama gangguan mood
yang mempengaruhi penampilan kognitif, psikomotor dan
psikososial disertai kesulitan hubungan interpersonal.
Tinjauan Pustaka: Depresi

Teori Penyebab Depresi Etiologi Depresi

• Teori biologi • Faktor penyebab


• Teori psikoanalitical terjadinya depresi
menurut Kaplan dan
• Teori behavioral Saddock (2010) adalah:
• Teori kognitif • Faktor Biologi
• Teori sociological • Faktor Genetika
• Faktor Psikososial
• Teori holism
02 Tinjauan Pustaka: Faktor Risiko Depresi

Umur Status perkawinan


• rata-rata usia onset untuk depresi • gangguan depresif berat terjadi paling
berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 sering pada orang-orang yang tidak
% dari semua pasien mempunyai memiliki hubungan interpersonal yang
onset antara usia 20 dan 50 tahun erat atau karena perceraian atau
berpisah dengan pasangan.

Jenis kelamin Status fungsional baru


• lebih besar pada wanita
• adanya perubahan seperti pindah ke
dibandingkan laki-laki
lingkungan baru, pekerjaan baru,
hilangnya hubungan yang akrab,
kondisi sakit, adalah sebagian dari
beberapa kejadian yang menyebabkan
seseorang menjadi depresi.
02 Tinjauan Pustaka: Gejala Depresi

Menurut Pedoman dan Penggolongan


b. Gejala lain, meliputi:
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang.
depresi ditandai dengan gejala, yaitu : 2) Harga diri dan kepercayaan diri
berkurang.
a. Gejala utama pada derajat ringan, 3) Gagasan tentang rasa bersalah dan
sedang dan berat: tidak berguna.
4) Pandangan masa depan yang suram
• Afek depresif
dan pesimistik.
• Kehilangan minat dan kegembiraan 5) Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri.
• Berkurangnya energi yang menuju 6) Tidur terganggu.
meningkatnya keadaan mudah lelah rasa 7) Nafsu makan berkurang.
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
dan aktivitas menurun.
02 Tinjauan Pustaka: Tingkatan Depresi
Menurut PPDGJ-III, depresi dibagi sesuai dengan b. Depresi Sedang
tingkat keparahannya, yaitu:
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3
a. Depresi Ringan
gejala utama depresi seperti pada episode
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama depresi depresi ringan

• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala • Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan


lainnya sebaiknya 4) dari gejala lainnya
• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya • Lamanya seluruh episode berlangsung
• Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
• Menghadapi kesulitan nyata untuk
• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
kegiatan sosial yang biasa dilakukan.
urusan rumah tangga.
02 Tinjauan Pustaka: Tingkatan Depresi

Menurut PPDGJ-III, depresi dibagi sesuai


dengan tingkat keparahannya, yaitu:
c. Depresi Berat
• Pedoman yang dipakai adalah:
• Semua 3 gejala depresi harus ada
• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala
lainnya, dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
• Bila ada gejala penting (misalnya agitasi dan
retardasi psikomotor) yang mencolok, maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejala secara rinci.
Tinjauan Pustaka: Penatalaksanaan Depresi

Penatalaksanaan pada penderita depresi harus dilakukan secara


adekuat dengan menggunakan kombinasi terapi psikologis dan
farmakologis disertai pendekatan multidisiplin yang menyeluruh.
• Terapi fase akut biasanya berlangsung selama 6-10 minggu.
• Terapi fase lanjutan pada umumnya berlangsung selama 6-9 bulan
setelah dimulainya masa remisi.
• Terapi fase pemeliharan dilakukan selama 12-36 bulan untuk
mengurangi resiko terjadinya rekurensi hingga 2/3
Tinjauan Pustaka: Penatalaksanaan Depresi
Tinjauan Pustaka: Penatalaksanaan Depresi
Dosis obat antidepresan
Tinjauan Pustaka: Penatalaksanaan Depresi

• Terapi ECT (Electroconvulsive Therapy).


• Terapi profilaksis.
Diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kekambuhan depresi.
• Terapi psikologik antara lain:
Psikoterapi
Terapi kognitif
Terapi keluarga
Penanganan ansietas (relaksasi)
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi

Definisi Psikoterapi
Psikoterapi adalah cara pengobatan terhadap masalah emosional
seseorang, yang dilakukan oleh seorang yang terlatih dalam hubungan
profesional secara sukarela, dengan maksud hendak menghilangkan,
mengubah atau menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi perilaku-
perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertumbuhan kepribadian
secara positif.
Psikoterapi juga diartikan sebagai intervensi psikologis yang efektif untuk
banyak masalah psikologis, perilaku, somatik, gejala, dan gangguan,
dengan demikian dianggap sebagai pendekatan utama dalam
manajemen perawatan kesehatan mental dan somatik.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi

Jenis-Jenis Psikoterapi

1. Psikoterapi Suportif
Teknik untuk memperbaiki atau menguatkan "ego strength" pasien dengan membantu pasien untuk mengontrol
impuls melalui penentuan batasan secara langsung, untuk mendapatkan gambaran lebih akurat dari realitas
melalui klarifikasi dan "testing of perception", untuk menopang struktur adaptif dengan menerima (bukan
menganalisa maupun mengkonfrontasi), dan untuk mengembangkan koping yang lebih baik melalui pengajaran
langsung, saran praktis, maupun melalui terapis sebagai "role model" dan sebagai tokoh yang senantiasa dapat
menenangkan dan menjadi tempat bersandar pasien.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi

Jenis Psikoterapi
Jenis Psikoterapi Suportif:
• Ventilasi atau katarsis
• Persuasi atau bujukan
• Sugesti
• Penjaminan kembali (reassurance)
• Bimbingan
• Penyuluhan atau konseling
• Kerja kasus sosial (social casework)
• Terapi kerja
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi

Jenis Psikoterapi
2. Psikoterapi Wawasan (genetik-dinamik atau insight psychotherapy)

Cara-cara psikoterapi re-edukatif antara lain:


• Terapi hubungan antar-manusia (relationship-
therapy)
Psikoterapi re-edukatif • Terapi sikap (attitude therapy)
Psikoterapi re-edukatif bertujuan untuk • Terapi wawancara (interview therapy)
mencapai pengertian tentang konflik-konflik • Analisa dan sintesa yang distributif (terapi
yang letaknya lebih banyak di alam sadar, psikobiologik Adolf Meyer)
dengan usaha rencana untuk menyesuaikan diri • Konseling terapetik
kembali, memodifikasi tujuan dan • Terapi case-work
membangkitkan serta mempergunakan potensi • Reconditioning
kreatif yang ada. • Terapi kelompok yang re-edukatif
• Terapi somatik
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi

Jenis Psikoterapi
2. Psikoterapi Wawasan (genetik-dinamik atau insight psychotherapy)

Psikoterapi rekonstruktif
Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk
Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara
mencapai pengertian tentang konflik-konflik lain:
yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha • Psikoanalisa Freud
untuk mendapatkan perubahan yang luas • Psikoanalisa non-freud
daripada struktur kepribadian dan pengluasan • Psikoterapi yang berorientasi kepada
daripada pertumbuhan kepribadian dengan
pengembangan potensi penyesuaian diri yang
psikoanalisa
baru.
.
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Definisi Cognitive Behavioral Istilah kognitif berasal dari bahasa Latin
Therapy (CBT) "cognoscere", yang berarti "untuk mengenali."
Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan Inti dari terapi kognitif adalah untuk
kombinasi dari dua pendekatan terapeutik, membentuk gagasan yang jelas tentang pikiran,
yang dikenal sebagai terapi kognitif dan sikap, dan harapan diri sendiri.
terapi perilaku. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan dan
Metode pengobatan yang diterapkan mengubah keyakinan yang salah dan
tergantung pada penyakit atau masalah menyedihkan, karena seringkali bukan hanya
yang akan diobati. hal-hal dan situasi itu sendiri yang
Namun, prinsip dasar dibalik terapi selalu menyebabkan masalah, tetapi juga keyakinan
sama yaitu apa yang kita pikirkan, yang melekat pada diri seseorang.
bagaimana perasaan kita, dan bagaimana Misalnya, pola pikir yang mungkin berbahaya
kita berperilaku, semuanya terkait erat dan yaitu ketika seseorang segera menarik
semua faktor ini memiliki terhadap kesimpulan negatif dari suatu kejadian,
kesejahteraan. menggeneralisasikannya dan menerapkannya
pada situasi serupa
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Cara Kerja Terapi Perilaku Kognitif


Terapi kognitif bertujuan untuk mengungkapkan dan mengubah pola piker yang
salah dengan pikiran yang lebih realistis.Terapi perilaku bertujuan untuk
mengetahui apakah pola perilaku tertentu membuat hidup lebih sulit atau
memperparah masalah yang ada. Langkah selanjutnya adalah berusaha mengubah
kebiasaan perilaku ini. Misalnya, orang yang telah mengembangkan pikiran
depresi sering cenderung menarik diri dan melepaskan hobi mereka. Akibatnya,
mereka merasa lebih tidak bahagia dan terisolasi. Terapi ini membantu
mengidentifikasi mekanisme ini dan menemukan cara untuk menjadi lebih aktif
lagi.
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Pola pikir dan perilaku yang berbahaya


Pikiran atau kebiasaan perilaku yang berbahaya dapat membuat seseorang merasa
buruk tentang diri mereka sendiri. Misalnya, ketika seseorang melihat orang yang
ia kenal di jalan dan kemudian menyapa, tetapi orang yang disapa tidak
membalasnya. Reaksi orang tersebut terhadap hal itu sangat tergantung pada
bagaimana ia menilai situasinya, reaksi yang mungkin dapat timbul berupa reaksi
berbahaya atau netral
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Tabel Reaksi Berbahaya dan Netral
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Kapan terapi CBT menjadi pilihan

Adapun gangguan kesehatan mental yang dapat


 Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
membaik dengan terapi perilaku kognitif meliputi:
 Depresi  Gangguan penggunaan zat

 Gangguan kecemasan  Gangguan bipolar

 Fobia  Skizofrenia

 PTSD  Gangguan seksual

 Gangguan tidur Dalam beberapa kasus, terapi perilaku


kognitif paling efektif bila dikombinasikan
 Gangguan makan dengan perawatan lain seperti farmakoterapi
menggunakan obat antidepresan atau obat
lain.
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Sesi Pertama Terapi Perilaku Kognitif Tahapan Terapi Perilaku Kognitif
Terapis biasanya akan mengumpulkan informasi Selama Terapi Perilaku Kognitif
tentang klien dan menanyakan masalah apa yang Terapis akan mendorong klien untuk berbicara
ingin diatasi. Terapis kemungkinan akan bertanya tentang pikiran dan perasaan dan hal yang
tentang kesehatan fisik dan emosional saat ini dan mengganggu. Terapi perilaku kognitif umumnya
di masa lalu untuk mendapatkan pemahaman yang berfokus pada masalah tertentu, menggunakan
lebih dalam tentang situasi klien. Terapis mungkin pendekatan berorientasi tujuan. Saat menjalani
mendiskusikan apakah klien mungkin mendapat proses terapi, terapis mungkin meminta klien
manfaat dari perawatan lain juga, seperti obat- untuk mengerjakan pekerjaan rumah-aktivitas,
obatan. membaca, atau praktik yang didasarkan pada
apa yang klien pelajari selama sesi terapi regular
dan mendorong klien untuk menerapkan apa
yang klien pelajari dalam kehidupan sehari-hari
Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Langkah-Langkah Terapi Perilaku Kognitif

• Identifikasi situasi atau kondisi yang mengganggu dalam hidup


klien

• Sadari pikiran, emosi, dan keyakinan klien tentang masalah ini

• Identifikasi pemikiran negatif atau tidak akurat

• Membentuk kembali pemikiran negatif atau tidak akurat


Tinjauan Pustaka: Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Lama Terapi Perilaku Kognitif
CBT umumnya dianggap terapi jangka pendek - mulai dari sekitar lima hingga
20 sesi. Klien dan terapis dapat mendiskusikan berapa banyak sesi yang
mungkin tepat.
Faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:
• Jenis gangguan atau situasi
 Tingkat keparahan gejala

 Berapa lama mengalami gejala atau waktu telah berurusan dengan situasi

 Seberapa cepat adanya kemajuan

 Seberapa besar stres yang dialami

 Berapa banyak dukungan yang diterima dari anggota keluarga dan orang
lain.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Gangguan depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.


Bukti ekstensif dan pedoman klinis menunjukkan bahwa pengobatan yang efektif untuk depresi mencakup
farmakoterapi dan psikoterapi. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah jenis umum dari terapi psikoterapi
dan merupakan salah satu intervensi psikologis yang paling berbasis bukti untuk pengobatan beberapa
gangguan kejiwaan seperti depresi.

Sejumlah penelitian telah dilakukan dan menunjukkan efektivitas CBT pada gangguan depresi. Sebuah
meta-analisis dari 115 studi telah menunjukkan bahwa CBT adalah strategi pengobatan yang efektif untuk
depresi dan pengobatan kombinasi dengan farmakoterapi secara signifikan lebih efektif daripada
farmakoterapi saja. Bukti juga menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan pasien yang ditatalaksana dengan
CBT lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang hanya diobati dengan farmakoterapi.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Indikasi untuk terapi perilaku kognitif (CBT) antara lain:


• Preferensi klien
• Ketersediaan dan aksesibilitas terapis terlatih Kontraindikasi:
• Situasi khusus seperti anak-anak dan remaja, kehamilan, Tidak ada kontraindikasi mutlak untuk CBT.
menyusui, Wanita dalam kelompok usia subur yang Namun, sering dilaporkan bahwa klien dengan
merencanakan kehamilan, penyakit penyerta medis, dan komorbiditas gangguan kepribadian berat seperti
lain-lain gangguan kepribadian antisosial dan kecerdasan
• Ketidakmampuan untuk mentolerir perawatan subnormal sulit dikelola melalui CBT.
psikofarmakologis
• Adanya faktor psikososial yang signifikan, konflik
intrapsikis, dan kesulitan interpersonal
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Keuntungan Terapi CBT:


• Digunakan untuk mengurangi gejala depresi sebagai pengobatan independen atau dalam
kombinasi dengan obat-obatan
• Digunakan untuk memodifikasi skema atau keyakinan yang mendasari yang mempertahankan
depresi
• Dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah psikososial, misalnya perselisihan
perkawinan, stres kerja yang dapat berkontribusi pada gejala
• Mengurangi angka kemungkinan kekambuhan
• Meningkatkan kepatuhan terhadap perawatan medis yang direkomendasikan
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi
Penggunaan terapi perilaku kognitif sesuai dengan tingkat keparahan depresi .
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Protokol pengobatan psikoterapi yang didukung secara empiris terdiri dari setidaknya 12-20 sesi
mingguan selama 1 jam. Namun, terkadang terdapat kendala waktu dan sumber daya yang
menimbulkan hambatan penting untuk secara efektif menerapkan psikoterapi durasi standar (yaitu,
12 hingga 20 sesi) untuk depresi.

Penelitian oleh Jason et al.(2012) dengan menggunakan metode complex systematic review dan
meta-analisis pada 2 uji systematic review dan 15 uji randomized controlled trials (RCT) tentang
psikoterapi singkat ≤ 8 sesi untuk depresi mengatakan bahwa kedua systematic review tersebut
menyimpulkan terapi kognitif perilaku (CBT) durasi singkat tersebut efektif terhadap pengobatan
fase akut depresi di perawatan primer. Kesimpulan tersebut didukung dengan analisis terhadap 15
uji RCT, 7 diantaranya belum termasuk dalam 2 uji systematic review sebelumnya.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Pada tinjauan oleh Cuijpers tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara
psikoterapi yang diberikan dalam 6 sesi dibandingkan dengan psikoterapi yang diberikan dalam 7
hingga 16 sesi.

uji coba penting yang dilakukan oleh Shapiro, et al. menggunakan 117 pasien dengan depresi
dilakukan randomisasi menjadi 8 atau 16 sesi psikoterapi manual, dan 16 sesi ditemukan lebih
unggul dari 8 hanya untuk mereka yang mengalami depresi berat.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Dari beberapa tinjauan tersebut dapat disimpulkan bahwa psikoterapi singkat


merupakan pilihan yang efektif untuk pengobatan fase akut depresi dengan
sebagian besar protokol yang hanya membutuhkan 6 sesi masing-masing 30 menit.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Faktor terkait pasien yang mempengaruhi hasil psikoterapi:

• Pikiran psikologis pasien: Pasien yang mampu memahami dan melabeli perasaan dan emosi mereka
umumnya merespons CBT dengan lebih baik. Meskipun beberapa pasien dalam proses pengobatan
mempelajari keterampilan tersebut selama pengobatan
• Tingkat intelektual pasien juga dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan secara keseluruhan
• Kesediaan dan motivasi dari pihak pasien: Meskipun bukan merupakan prasyarat, pasien yang
termotivasi untuk menganalisis perasaan mereka dan siap untuk menjalani berbagai pekerjaan rumah
menunjukkan respons yang lebih baik terhadap pengobatan.
• Preferensi pasien adalah faktor tunggal yang paling penting: Setelah penilaian awal pasien, mereka yang
lebih memilih perawatan psikologis dapat ditawarkan CBT sendiri atau dalam kombinasi tergantung pada
jenis depresi.
• Mereka dengan depresi ringan hingga sedang CBT dapat direkomendasikan sebagai pengobatan lini
pertama
• Pasien dengan depresi berat mungkin memerlukan kombinasi CBT dan obat-obatan (dan atau perawatan
lain)
• Adanya faktor psikososial yang signifikan, konflik intrapsikis, dan kesulitan interpersonal.
Tinjauan Pustaka: Psikoterapi pada Gangguan Depresi

Sedangkan, faktor terkait terapis antara lain:


• ketersediaan terapis perilaku kognitif/psikiater
• kemampuan terapis untuk membentuk aliansi
terapeutik dengan pasien.
Bab III Kesimpulan

• Bukti ekstensif dan pedoman klinis menunjukkan bahwa pengobatan yang


efektif untuk depresi mencakup farmakoterapi dan psikoterapi.

• Psikoterapi secara umum dibagi menjadi dua yaitu psikoterapi suportif


dan psikoterapi wawasan atau genetik-dinamik.

• Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan salah satu intervensi psikologis


yang paling berbasis bukti untuk pengobatan beberapa gangguan kejiwaan
seperti depresi.

 
Bab III Kesimpulan

• Protokol pengobatan psikoterapi yang didukung secara empiris terdiri


dari setidaknya 12-20 sesi mingguan selama 1 jam yang disebut
sebagai durasi standar.

• Terapi kognitif perilaku (CBT) durasi singkat (≤8 sesi) efektif


terhadap pengobatan fase akut depresi di perawatan primer. Namun,
pada pasien dengan depresi berat dibutuhkan psikoterapi dosis standar
atau lebih lama.

 
Terima
Kasih
Subjudul tulis di sini

Anda mungkin juga menyukai