Anda di halaman 1dari 44

MINI PROJEK

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR PUTIH
TAHUN 2023

Disusun oleh :
dr. Julianti Maulida

Dokter pembimbing :
dr. Andhin Fitria Wardani
LATAR BELAKANG
Peningkatan Usia
Jumlah lansia di Berdampak positif,
Harapan Hidup akan di Kalimantan apabila penduduk
Timur pada Kota Samarinda
menyebabkan lansia berada dalam
tahun 2017 pada tahun 2018
meningkatnya jumlah keadaan sehat, aktif
jumlah lansia sebanyak 57.903
lanjut usia (lansia) di dan produktif.
mencapai jiwa
Indonesia setiap Dampak negative
tahunnya. 205.641 jiwa fisik, biologi
maupun mentalnya

Salah satu Gangguan mental Gangguan mental Depresi pada lansia


gangguan yang sering muncul pada lansia dapat sering menampilkan
kesehatan yang pada masa ini adalah menurunka kualitas dengan gejala tidak
dapat muncul depresi, gangguan hidup lansia. khas karena gejala
pada lansia adalah kognitif, fobia, dan yang sering komorbid
gangguan mental gangguan pemakaian dengan penyakit
alkohol. medis lain.
RUMUSAN MASALAH
BAGAIMANAKAH GAMBARAN
TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA
DI POSYANDU LANSIA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS AIR PUTIH
TAHUN 2023 ?
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
• Tujuan Umum • Manfaat Bidang Pendidikan Kedokteran
• Tujuan Umum peneltian ini untuk mengetahui Gambaran • Hasil dari penelitian ini dapat menambah literature study
Tingkat Depresi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Wilayah untuk pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.
Kerja Puskesmas Air Putih.
• Tujuan Khusus • Manfaat bagi Peneliti
• 1. Mengetahui gambaran tingkat depresi pada lansia di • Sebagai sarana untuk melatih kemampuan peneliti
posyandu lansia wilayah kerja puskesmas air putih samarinda dalam melakukan penelitian.
berdasarkan Geriatric Depression Scale (GDS).
• 2. Menggambarkan karakteristik responden lansia yang • Manfaat Bagi Puskesmas
tinggal di wilayah kerja puskesmas air putih samarinda • Agar Puskesmas mengetahai tingkat depresi pada lansia
berdasarkan: usia, jenis kelamin, status pernikahan, agama, di wilayah kerjanya dan hasil penelitian ini diharapkan
tingkat pendidikan dan keluhan medis saat ini. dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan
• 3. Menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pertimbangan puskesmas dalam upaya pengembangan
pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas air pelayanan di Puskesmas Air Putih.
putih samarinda.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEPRESI
Depresi
⚬Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (suasana hati atau mood)
yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak
bersemangat, merasa tidak berharga, merasa hidupnya hampa dan tidak ada
harapan.

Depresi pada Lansia


⚬Depresi apada lansia terjadi akibat kemunduran-kemunduran baik
dari fisik maupun psikologis serta kurangnya dukungan dari keluarga.
Depresi jika tidak ditangani maka akan semakin merusak
memperparah kesehatan serta kualitas hidup lansia.
DEPRESI
Jenis-jenis depresi Pencetus depresi Diagnosis depresi

⚬Menurut Gejala ⚬Kehilangan ⚬3 gejala Mayor


■ Neurotik keterikatan ■ Mood depresi
■ Psikotik ⚬Peristiwa Besar ■ Hilang minat
■ Psikotik ⚬Peran baru ■ Hilang tenaga
depresimanik ⚬Perubahan fisiologis ⚬Gejala minor
⚬Menurut penyebab karena obat obatan ■ Bersalah
■ Reaktif ■ Insomnia
■ Endogenus ■ Pesimis
■ Primer dans ■ Nafsu makan turun
ekunder
DEPRESI PADA LANSIA

JENIS
KELAMIN

DEPRESI
STATUS
PERKAWINAN PADA USIA

LANSIA

PEKERJAAN
Lansia merupakan tahap akhir
dari proses penuaan.
Lansia pada masa ini seseorang akan
mengalami kemunduran fisik,
mental dan social secara
bertahap sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-
hari (tahap penurunan)

Penuaan merupakan menurut World Health


perubahan kumulatif pada Organization (WHO), lansia
makhluk hidup, termasuk dibagi menjadi 4 kriteria
tubuh, jaringan dan sel, yang Middle age, elderly, old, very
mengalami penurunan old
kapasitas fungsional
KARAKTERISTIK PERUBAHAN YANG TERJADI
• Usia >60tahun
• Status pernikahan : menikah • Fisik
/ceraimati ⚬ Presbiakusis
⚬ Kulit atropi, kendur, berkerut
• Kebutuhan dan masalah yang
• Kognitif
bervariasi dari rentang sehat sampai
• Psikososial
sakit, kebutuhan biopsikososial dan
⚬ Kesepian
spiritual, kondisi adaptif hingga ⚬ Cemas
kondisi maladaptive. ⚬ Insomnia
• Lingkungan tempat tinggal yang
bervariasi
Posyandu Lansia
Definisi

⚬Definisi Posyandu Lansia Posyandu lansia (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu pelayanan
kesehatan berbentuk pos polayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia 60 tahun keatas

Tujuan

⚬Kegiatan tersebut guna meningkatkan kegiatan rutin posyandu lansia agar taraf hidup posyandu
lansia meningkat, mendeteksi dini penyakit, meningkatkan motivasi lanisa

Manfaat

⚬Memelihara kesehatan fisik, Mendapatkan pelayanan dari pemerintah, Mendapat beberapa


informasi mengenai kesehatan, Dapat mendeteksi dini penyakit, Dapat mengkontrol
kesehatan secara berkala, Dapat menyalurkan minta dan bakat lansia, Meningkatkan
kemandirian lansia dan Dapat menjadi dasar pembentukan sikap sehingga lansia lebih
percaya diri
KEGIATAN - PENYELENGGARAAN
KEGIATAN PENYELENGGARAAN
• Kegiatan yang dilaksanakan antara lain pengukuran
berat badan, pengukuran tinggi badan, rutin setiap 1. Meja ke-1 untuk pendaftaran
1 bulan sekali.
2. Meja ke-2 untuk penimbangan
• Kegiatan yang dilakukan yaitu pengukuran tekanan
darah, pengukuran kadar gula darah, cek koleserol, 3. Meja ke-3 untuk pengisian KMS Lansia
cek hb dan jika lansia tidak memiliki riwayat
penyakit maka akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, 4. Meja ke-4 untuk penyuluhan lansia secara
tetapi jika lansia mempunya riwayat penyakit maka
individu maupun kelompok
dilakukan setiap 3 bulan sekali.

• Kegiatan yang dilakukan petugas kesehatan atau 5. Meja ke-5 untuk pelayanan kesehatan yaitu
kader posyandu yaitu penyuluhan, promotif, seperti pengukuran tekanan darah, pengukuran
preventif, kuratif dan rehabilitative serta membantu kadar gula darah, cek kolesterol dan cek hb.
lansia dalam melakukan kegiatan rutin.
Pengukuran Tingkat Depresi pada
Lansia
• Alat ukur Geriatric Depression Scale (GDS)
diperkenalkan oleh Yasavage dkk pada tahun 1983
dengan indikasi utama pada lanjut usia.

• Alat ini terdiri dari 30 pertanyaan yang dibuat sebagai


alat penapisan depresi pada lansia. GDS
menggunakan format sederhana yang diisi sendiri
dengan menjawab “ya” dan “tidak” pada setiap
pertanyaan yang memerlukan waktu sekitar 5-10
menit untuk menyelesaikannya.
• GDS mempunyai dua tipe yang terdiri dari GDS long form (30 pertanyaan)
dan GDS short form (15 pertanyaan). GDS long form (30 pertanyaan)
Kerangka
konsep
3 Coloum Paragraph Mind Map
Design penelitian Lokasi & Waktu Populasi & sampel
Deskriptif kuantitatif Populasi: Seluruh
Lokasi: 9 posyandu lansia lansia di wilayah kerja
yang masuk ke dalam wilayah PKM air putih
kerja puskesmas Air Putih.

Sampel: lansia yang


berada di tempat
Posyandu saat
Posyandu Lansia
berlangsung di wilayah
Waktu: 4 Februari 2023 kerja Puskesmas Air
sampai 4 maret 2023. Putih.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Inklusi Eksklusi
1. Lansia yang berusia 60
tahun atau lebih 1. Pralansia (belum berusia 60
tahun atau lebih)
2. Mampu berkomunikasi 2. Mengalami gangguan jiwa berat
dengan baik VS
3. Bersedia Menjadi responden
3. Bersedia menjadi responden
Metode Penelitian

Teknik sampling
⚬Acidental sampling, yaitu pengambilan sampling berdasarkan kebetulan
dapat ditemui / hadir saat pengumpulan data.

Jenis Data
⚬Daftardata primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel
penelitian dengan mengisi kuesioner. 15 pertanyaan GDS

Instrumen Penelitian
⚬Daftar 15 pertanyaan GDS
Definisi Operasional
Umur Rentang umur responden

Jenis Kelamin Identitas diri responden baik itu pria maupun wanita

Status Kesehatan Penyakit yang diderita responden saat penelitian berlangsung

Status Pernikahan Identitas diri responden baik itu menikah, belum menikah,
janda/duda, bercerai
Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden

Tingkat Depresi Tingkat depresi yang digolongkan dalam kriteria Normal, ringan,
berat
HASIL PENELITIAN
Usi
Usia – Jenis Kelamin
40 a
Laki-laki
23.1%

30

20

Perempuan
76.9% Menikah
10 46.2%
cerai mati
53.8%

0
60- 65- 70- 75- >8
Pendidikan – Status Kesehatan
arthritis hipertensi DM Jantung
SD SMP SMA Diploma S1 S2
Stroke Tidak ada
30
25

20

20
15

10
10

0 0
Pendidikan Status Kesehatan
Tingkat Depresi
Depresi ringan sedang
9 8

0
Tidak Depresi Depresi
56
Jenis Kelamin – Tingkat Depresi
Pendidikan – Tingkat depresi
Tingkat depresi
Tingkat depresi
Normal Ringan Sedang
Normal Ringan Sedang
SD 22 3 1

Laki-laki 13 2 0 SMP 24 0 0

SMA 11 3 0
Perempu
43 6 1 Diploma 6 0 0
an
S1 12 1 0
Total 56 8 1
S2 1 1 0

Total 56 8 1
Status Kesehatan – Tingkat Depresi
Status Perkawinan – Tingkat Depresi
Tingkat depresi Tingkat depresi

Normal Ringan Sedang Normal Ringan Sedang

Arthritis 3 0 0
Menikah 25 5 0
Hipertensi 19 4 1
Diabetes 10 2 0
Jantung 2 0 0 Cerai
31 3 1
mati
Stroke 3 0 0
Tidak ada 19 2 0
Total 56 8 1
Total 56 8 1
PEMBAHASAN
• Berdasarkan penelitian ini, diperoleh 65 responden diantaranya 15 laki-laki dan
50 perempuan. Hal ini sesuai dengan data BPS 2014 mengenai jumlah
penduduk lansia di indonesia menunjukkan jumlah lansia laki-laki sebanyak
9.290.782 jiwa dan lansia perempuan lebih banyak yaitu 11.256.759 jiwa.

• Dari seluruh responden ini, responden yang mengalami depresi adalah


sebanyak 9 orang atau 13,5%. Angka ini sesuai dengan penelitian Licinio yang
memperoleh prevalensi depresi 0,4-35%.

• 7 dari 9 responden yang mengalami depresi adalah berjenis kelamin


perempuan. Hal ini terjadi karena jumlah responden perempuan yang jauh
lebih banyak. Namun hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Ivone di
Menado yang mana lansia depresi lebih banyak pada perempuan. Hasil
penelitian lain yang sejalan adalah penelitian Mading (2015) menyebutkan dari
43 responden lansia, 26 responden adalah perempuan
• Depkes (2006) melaporkan perempuan yang menderita depresi dua kali lipat dari laki-laki. Hal
ini diduga karena berbagai macam faktor seperti: faktor hormonal, genetik atau biologis,
penyalahgunaan atau penindasan, dan beberapa karakterisitik psikologis dan kepribadian. Di
dalam tubuh wanita terdapat dua hormon yaitu estrogen serta progesteron yang keduanya
bekerja bergantian. Wanita lebih mudah untuk sedih, sensitif, marah, serta mudah menangis.
Selain perubahan hormonal, karakteristik wanita yang lebih mengedepankan emosional
daripada rasional juga berperan. Pada saat menghadapi suatu masalah, perempuan
cenderung menggunakan perasaan.
• Depresi yang banyak dialami responden adalah depresi ringan (23,3%). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Livana dkk (2018) yang mendapatkan 41,6%
yang mengalami depresi ringan.. Pada penelitian ini sebagian lansia dnegan depresi memiliki
tingkat pendidan SMA. Lansia dengan pendidikan SMA memiliki persepsi yang lebih baik
dalam memandang kehidupan dibanding lansia dengan tingkat pendidikan SD.
• . Hal ini seseuai dengan penelitian Ivone di Menado, yang memperoleh 27,6% responden
berpendidikan rendah. pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka ia akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
• Hasil penelitian ini, kelompok responden yang menikah terdapat lebih banyak responden
yang mengalami depresi dibandingkan dengan kelompok yang cerai mati. Lansia memiliki
pasangan hidup dapat mengalami depresi. Depresi lebih sering terjadi pada lansia yang
masih menikah daripada lansia yang tidak menikah misalnya berstatus janda, duda atau
belum menikah (Marta,2012).
• Hal tersebut dapat terjadi karena berdasarkan teori interpersonal oleh Davinson, (2006)
menyatakan bahwa perpecahan keluarga dan interaksi antara orang yang depresi dengan
pasangan hidup sering terjadi. lansia yang hidup sendiri mengalami depresi yang lebih
rendah karena dapat mengurangi frekuensi marah.
• paling banyak mengalami depresi adalah responden dengan penyakit hipertensi. Ada 2
responden yang mengalami depresi ringan walaupun tidak ada penyakit penyerta. Hal ini
terjadi karena kondisi stres yang ditemukan pada penderita hipertensi biasanya diakibatkan
karena adanya perubahan yang tiba-tiba terhadap aktivitas yang sering dilakukan oleh
pasien, kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi sakit, dan adanya proses
pengobatan yang dapat menjadi suatu stressor bagi pasien dengan hipertensi (Azizah, R., &
Hartanti, 2016).
• Pasien dengan hipertensi menunjukkan gejala kecemasan, depresi dan stress, gejala tersebut
mengindikasikan keadaan hipertensi yang menuntut mereka untuk mengkonsumsi obat-
obatan dalam waktu yang lama, sehingga lama sakit dan konsumsi obat yang terus menerus
mengakibatkan kebosanan (I Kretchy, F Owusu-Daaku, 2014).
KESIMPULAN &
SARAN
Kesimpulan
• Responden penelitian pada penelitian berjumlah 65 lansia, dimana responden dengan tingkat
depresi normal 86,2 % atau 56 responden, ringan 12.3 % atau 8 responden, sedang 1.5 % atau 1
responden dan tidak ada yang mengalami depresi berat.

• Penderita depresi pada lansia didominasi oleh lansia berjenis kelamin perempuan 76.9 % atau 50
responden sedangkan laki-laki 23.1 % atau 15 responden.

• Status pendidikan yang rendah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi
pada lansia di mana Sekolah dasar ditemukan tingkat depresi sedang 1 responden dan depresi
ringan 3 responden.

• Pada lansia dengan status cerai mati ditemukan tingkat deppresi sedang yaitu 1 responden,
sedangkan pada status menikah tidak di temukan depresi sedang tetapi memiliki tingkat depresi
ringan 5 responden dan lansia cerai mati 3 responden.

• Lansia dengan riwayat penyakit hipertensi adalah yang paling banyak mengalami depresi dibanding
dengan riwayat penyakit lainnya.

• Kejadian depresi pada lansia merupakan sesuatu yang multifactorial.


Saran
Bagi Keluarga dengan Lansia
• Penelitian ini menjelaskan bahwa sebagian besar lansia mengalami depresi. Berdasarkan hal tersebut,
ada baiknya pihak anggota keluarga dari responden untuk meluangkan waktu untuk berkomunikasi lebih
banyak dengan responden. Diharapkan dengan adanya komunikasi antara lansia dengaan anggota
keluarga dapat mengurangi depresi yang terjadi pada responden.

Bagi Puskesmas
• Posyandu lansia diharapkan dapat terus membina dan menyelenggarakan kegiatan senam/ kegiatan lain
bagi Lansia secara rutin, sebagai wadah bagi anggotanya yakni para Lansia untuk dapat aktif secara
sosial, terhindar dari depresi, dan mampu mencapai kualitas hidupnya semaksimal mungkin.

Bagi peneliti selanjutnya


• Hasil penelitian dapat menjadi mengembangkan penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian
lain sehingga diperoleh data yang lebih mendalam.
TINDAK LANJUT
&INTERVENSI
Tindak Lanjut dan Intervensi

• memberikan penyuluhan menggunakan media power point


presentation mengenai:
⚬ cara menjaga kesehatan jiwa para lansia
⚬ mengetahu ciri ciri lansia yang sehat jiwa
⚬ hal apa saja yang bisa membuat depresi pada lansia
⚬ pengertian depresi tanda dan gejala lansia yang mengalami
depresi
⚬ menmberikan edukasi tentang Menjaga kesehatan jiwa para
lansia sama penting dengan merawat kondisi fisik.
⚬ menyarakan apabila para lansia mengalami perasaan negatif
yang terus-menerus, jangan ragu untuk menemui dokter atau
psikolog.
PHOTO KEGIATAN

PENGISIAN KUESIONER
SECARA WAWANCARA
TERPIMPIN
Permata Sri rejeki Alamanda
4.2.2023 6.2.2023 10.2.2023
Melati putih Graha indah Tridaya
10.2.2023 15.02.2023 21.02.2023
Rawa indah Wijaya Kusuma Citra bangsa
22.2.23 23.2.2023 25.2.23
PHOTO KEGIATAN

INTERVENSI
Posyandu lansia
wilayah kerja air putih

Alamanda raws indah wijaya


kusuma Citra bangsa
HASIL PENELITIAN
Thank You For
Listening
Don't hesitate to ask any question
Anggota Tim
• Olivia Wilson
• Juliana Silva
• Taylor Alonso
• Morgan Maxwell

Anda mungkin juga menyukai