Anda di halaman 1dari 32

Kebahagiaan Masyarakat

Perkotaan

KKMP Kelas C – Focus Group 4


Cynthia Tri Wardhani (1606822895)
Imaz Zaniar Majid (1606832031)
Nabilah (1606823696)
Rahma Alfianty Oetami (1606881090)
Tiara Kusuma Dewi (1606833715)
Yulia TriKusuma putri (1606880895)
Pengertian kebahagiaan

kebahagiaan adalah suatu keadaan individu yang berada dalam efek positif
(perasaan yang positif) dan untuk mencapai kebahagiaan yang autentik,
individu harus dapat mengidentifikasikan, mengolah dan melatih serta
menggunakan kekuatan (streng) serta keutamaan (virtue) yang dimilikinya
dalam kehidupan sehari-hari
Karakteristik yang dimiliki oleh individu yang
bahagia adalah
Orang yang cenderung bahagia cenderung menyukai dirinya sendiri

Orang yang bahagia pada umumnya merasa memiliki control pada hidupnya

Orang yang bahagia menunjukkan optimism yang tinggi, mereka biasanya telah memprediksi
atau membayangkan masa depan mereka secara lebih optimis dan yakin akan berhasil.

Orang yang bahagia biasanya lebih terbuka terhadap orang lain


Indeks kebahagiaan Indonesia menurut
beberapa karakateristik

Klasifikasi wilayah, indeks


Jenis kelamin, indeks Kelompok umur, indeks
kebahagiaan penduduk yang
kebahagiaan penduduk laki-laki kebahagiaan penduduk
lebih tinggi di wilayah perkotaan
tercatat sebesar 71,12 lebih tinggi cenderung mengalami penurunan
ternyata cenderung lebih tinggi
dengan indeks kebahagiaan seiring dengan bertambahnya
dibandingkan penduduk yang
perempuan (70,30). umur
tinggal di pedesaan.

(Badan Pusat Statistik, 2017)


Konsep Dasar Keperawatan Masalah Kesehatan jiwa
Masyarakat Perkotaan
depresi
Depresi merupakan salah satu gangguan
mental yang paling umum dialami dan dapat
diobati, akan tetapi dapat mengancam jiwa
jika tidak dikenali dan tidak diobati.
Depresi
dapat
terjadi • kecemasan, gangguan makan,
bersamaan
• gangguan obsesif-kompulsif
dengan
(OCD),
masalah
kesehatan • gangguan medis lainnya (Allender,
jiwa Rector & Warner, 2014).
lainnya
seperti
Depresi yang dialami masyarakat perkotaan memiliki tipe gangguan
depresi yaitu (Townsend, Mary C, 2014)
Major Depressive Disorder (MDD)
• Depresi yang mengalami lima atau lebih gejala depresi selama rentang dua minggu. Gejala seperti kelelahan, peningkatan
atau penurunan nafsu makan, kehilangan keceriaan atau kebahagiaan, insomnia atau hipersomnia, konsentrasi yang
rendah, merasa bersalah yang berlebihan, serta pikiran tentang bunuh diri.

Dysthymic Disorder (DD)


• Gejala yang bertahan selama dua tahun atau lebih dan terjadi secara hilang-timbul selama beberapa hari atau minggu.
Individu mengalami rendah diri, putus asa, dan sulit mengambil keputusan.

Premenstrual Dysphoric Disorder (PDD)


• Gejala yang mengalami perubahan suasana hati, kecemasan berlebihan, penurunan minat dalam beraktivitas selama
seminggu seperti depresi sebelum menstruasi, kemudian meningkat lagi sesudah menstruasi, dan menjadi minimal atau
tidak ada di minggu post-menses.

Substance/Medication-Induced Depressive Disorder


• Gejala yang ditimbulkan akibat langsung dari efek fisiologis penyalahgunaan obat atau paparan toksin kemudian
menyebabkan penurunan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas penting lainnya.

Depressive Disorder Due to Another Medical Condition


• Gejala yang berhubungan dengan episode depresi utama yang merupakan akibat langsung oleh fisiologis dari kondisi
medis lain. Akibat yang ditimbulkan sama dengan depresi tipe Substance/Medication-Induced Depressive Disorder yaitu
penurunan fungsi sosial, pekerjaan, atau peran penting lainnya.
Peran perawat dalam pencegahan depresi
(Keliat, B. A, 2012)
Program memfasilitasi kesehatan
Program promosi kesehatan emosional dan kesejahteraan
mental dengan menjelaskan seperti melakukan diskusi
mengenai hubungan dan pola kelompok yang diawasi oleh
komunikasi yang sehat dalam tenaga kesehatan dan tidak
masyarakat. mempermalukan atau
menghukum individu.

Program pengelolaan mandiri


dengan memberikan edukasi
kepada pasien mengenai
keterampilan dalam
memecahkan masalah.
stres
Stres sendiri merupakan suatu kondisi di mana terjadi
perubahan hidup yang memerlukan penyesuaian.

Individu yang menghadapi stres akan bergantung pada


bagaimana mereka melihat dan mengevaluasi dampak dari
stressor.

Gejala stres tetap bertahan dan individu tidak mampu


mengatasi stresor yang ada, maka lama kelamaan individu
tersebut akan mengalami trauma (Berman, Snyder, &
Frandsen, 2016).
Faktor yang dapat memicu terjadinya stres
(Potter, A. P. & Perry, A. G, 2013)
Faktor situasional

• merupakan stres yang terjadi karena perubahan sekitar, seperti pekerjaan dan penyakit. Adanya pemutusan hubungan kerja di
perusahaan dapat memicu terjadinya stres.
• Adanya penyakit kronis dan wabah seperti diabetes melitus dan demam berdarah akan yang memicu terjadinya stres pada
masyarakat perkotaan.

Faktor maturase

• merupakan stres yang terjadi selama tahap perkembangan manusia. Stresor yang terjadi pada:
• Populasi anak, yaitu membina hubungan dengan teman sekolah dan keluarga.
• Populasi remaja, yaitu berupa perubahan fisik dan adanya daya tarik yang melibatkan seksualitas.
• Populasi dewasa muda, stresor yang dapat ditimbulkan yaitu memulai keluarga baru dengan pernikahan dan memulai karier.
• Populasi dewasa menengah, yaitu penuaan, serta mempertahankan status sosial dan standar kehidupan.
• Populasi dewasa akhir, terjadi penurunan kemampuan fisik, kurangnya pendapatan, serta kematian dari pasangannya.

Faktor sosiokultural

• merupakan stres yang terjadi karena faktor sosial budaya dan lingkungan yaitu berupa kemiskinan berkepanjangan, anak-anak yang
rentan ketika kehilangan orang tua karena perceraian, di penjara ataupun kematian.
• Faktor lingkungan sekitar dan orang-orang terdekat yang menjadi sumber stres, seperti lingkungan sekitar yang melakukan
penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan pada anak atau istri, serta kemacetan.
• Tanda dan gejala rasa khawatir, cemas, sedih, tertekan, sulit berkonsentrasi, sulit berbuat keputusan, adanya gangguan fisik (sakit
perut, sakit kepala, atau nyeri dada), reaksi alergi, masalah tidur, disfungsi seksual, peningkatan atau penurunan nafsu makan.
Peran perawat dalam memberikan manajemen stres (Keliat, B. A,
2012)
Mengenalkan klien dengan terapi yang menenangkan tubuh dan pikiran
seperti: yoga, taichi, qiong

Terapi tersebut membuat klien dapat bernafas dengan baik sehingga suplai
oksigen dalam tubuh tinggi, dan klien dapat merasa rileks

Berolahraga dengan rutin 15-30 menit setiap hari

Mengintruksikan untuk mengurangi konsumsi kafein pada klien

Mengintruksikan klien untuk mengekspresikan dirinya melalui mendengar


musik, bermain di luar ruangan, dan menulis jurnal harian.

Pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan lebih mengenal dirinya

Pendekatan spiritual dengan mendalami agama dapat membuat klien


merasa tenang karena pada agama tertentu terdapat peraturan yang dapat
menghindarkan klien pada stres
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBAHAGIAAN
Faktor-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBAHAGIAAN

Usia

Pendidikan

Tingkat Pendapatan

Pernikahan dan Keharmonisan Keluarga


Faktor-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBAHAGIAAN
(cont’d)

Pekerjaan

Kesehatan

Agama

Kejadian Penting dalam Hidup (Life Events)


Faktor-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBAHAGIAAN
dalam lingkup masyarakat di suatu wilayah / negara

Tingkat
Tingkat
Kepadatan
Kesejahteraan
Penduduk

Kondisi
Hubungan Sosial
Lingkungan
Prevalensi Gangguan Jiwa di Indonesia
dan Angka Indeks Kebahagiaan di
Indonesia
Gangguan Jiwa di Indonesia
Gangguan Mental
Gangguan Jiwa Berat Emosional

Distress psikologik, kondisi


Gangguan jiwa yang
saat perubahan psikologis
ditandai dengan
Contoh: depresi, stress
terganggunya menilai
realitas yang buruk
Berpengaruh pada
Contoh: Halusinasi,
waham, skizofrenia
Kebahagiaan
Prevalensi Gangguan Mental Emosional di
Indonesia

6% Penduduk
Depresi dan
Indonesia diatas umur kecemasan
15 tahun

Riskesdas, 2013
Indeks Kebahagiaan
Tersusun atas 3 dimensi:

Kepuasan Hidup Perasaan Makna Hidup

Dibagi lagi atas 2


subdimensi:
1. Kepuasan Hidup
Personal
2. Kepuasan Hidup
Sosial
Angka Indeks Kebahagiaan di Indonesia 2017
• Rata-rata indeks kebahagiaan di Indonesia: 70,69
Masing-masing penyusun:
1. Dimensi kepuasan hidup: 71,07
2. Dimensi Perasaan: 68,59
3. Dimensi Makna hidup: 72,23
• Provinsi dengan indeks tertinggi: Maluku Utara dengan 75,68
• Provinsi dengan indeks terendah: Papua dengan 67,52

(BPS, 2017)
Besaran
Kontribusi
Indikator pada
Indeks
Kebahagiaan

(BPS, 2017)
Indeks
Kebahagiaan
Indonesia
menurut
Klasifikasi
Wilayah

(BPS, 2017)
Indeks
Subdimensi
Kepuasan
Hidup

(BPS, 2017)
Peran Pemerintah dalam Meningkatkan
Kebahagiaan Masyarakat Perkotaan
3 Dimensi yang Memengaruhi
Indeks Kebahagiaan
• Meliputi semua hal
dalam kehidupan
dapat
Kepuasaan
memengaruhi
Perasaan
Hidup tingkat kebahagiaan
• Pembangunan di
semua sektor
Makna Hidup kehidupan untuk
menunjang seluruh
aspek tersebut
• Pemerintah berperan dalam melakukan pembangunan tersebut untuk
menjamin kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup agar kebahagiaan
masyarakat dapat ditingkatkan
Pembangunan yang dilakukan pemerintahDaya beli masyarakat meningkat,
perdagangan meningkat, angka
kemiskinan menurun
Koordinasi dengan wakil
masyarakat seperti RT/RW
Ekonomi
dalam pengadaan acara Terjamin pendidikan bagi
(olahraga, senam rutin,
Pember- seluruh lapisan
dsb), meningkatkan dayaan masyarakat,
Pendidikan
gotong royong dgn kader masyara- Wajib belajar gratis 9
PKK  melepas stres kat tahun di kota, sedangkan
Peningkatan di desa belum
kesejahteraan
Terjamin fasilitas dan
Tata kota pelayanan kesehatan 
Kota ada kemungkinan dan Kesehatan pengadaan BPJS
tidak layak huni (padat, lingkungan
tercemar) 
pembangunan kota hijau Pelayanan
publik
Pertumbuhan masyarakat kota meningkat
 permintaan pelayanan publik meningkat
ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS
DATA PENDUKUNG DATA LAIN

Peningkatan dalam memenuhi kebutuhan hidup Kepadatan penduduk

Kondisi ekonomi yang rendah Tingkat pendapatan yang tidak cukup

Tingkat pengetahuan yang kurang Pertumbuhan penduduk yang meningkat

Pencapaian diri yang kurang Tempat rekreasi yang minim

Tingginya tuntutan hidup

Banyaknya stressor

Fasilitas umum yang masih kurang memadai

BPJS yang mengalami kerugian


ASUHAN KEPERAWATAN
Daftar pustaka
• Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K. D. (2014). Community health nursing: promoting & protecting the public's health (8th ed.). Philadelphia:
Wolters Kluwer Health Lippincott Williams & Wilkins.
• Badan Pusat Statistik. (2017). Indeks kebahagian 2017. Jakarta : Badan Pusat Statistik
• Berman, A., & Synder, S. J. (2012). Kozier & Erb's Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice (9th ed.). New Jersey: Pearson Education,
Inc.
• Brereton, Finbarr, Clinch, J. P., & Ferreira, S. (2008). Employment and life-satisfaction: Insights from Ireland. The economic and social review, 207-
234.
• Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., dan Wagner, C. M. (2016). Nursing interventions classification (NIC), 6th edition . Singapore:
Elsevier.
• Diener, Ed, Kahneman, D., Tov, W., & Arora, R. (2010). Income’s association with judgements of life versus feelings. International differences in well-
being.
• Dinas Kominfo Kota Depok. (2016, Desember 29). Indeks kebahagiaan kota depok mencapai 75,32. Diakses dari
https://www.depok.go.id/29/12/2016/01-berita-depok/indeks-kebahagiaan-kota-depok-capai-7532
• Hidayat, Y., Purwandari, T., & Bachrudin, A. (2016). Mengukur indeks kebahagiaan kota Bandung. Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016, 1-16.
• Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., dam Swanson, E. (2016). Nursing outcome classification (NOC), 5th edition. Singapore: Elsevier.
• Kapteyn, A., Smith, J.P., & Soest, A.V. (2010). Life Satisfaction International Differences in Well-Being. New York: Oxford University Press
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Profil kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
• NANDA. (2018). Nursing diagnoses: Definitions and classification 2018-2020, 11th edition. North American Nursing Diagnosis Association.

• Nur'Aini, S. (n.d). Jurnal Kebahagiaan Eddingman. Academia. Retrieved Oktober 23, 2018, from http://www.academia.edu

• Paramita, M. (2016). Strategi membangun kota. Yogyakarta: HRC Caritra. Ratnawati, T. (2016). Pengendalian sistem ekologi, sosial, dan
ekonomi untuk meningkatkan kualitas gaya hidup (lifestyle) masyarakat di perkotaan. Peran MST dalam Mendukung Gaya Hidup
Perkotaan yang Berkualitas. (Edisi ke-1). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
• Riasmini, Ni Made., Permatasari, Henny., Chairani, Reni., Astuti, Nawang., Ria, Roma T., & Handayani, Tri W. (2017). Panduan asuhan
keperawatan : Individu, keluarga, kelompok, komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di puskesmas dan masyarakat.
Jakarta : UI Press.
• Stuart, Gail W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing, 10th edition. . St Louis, Missouri : Elsevier.

• Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamentals of nursing (7th ed.). Singapore: Elsevier Inc.

• Potter, Patricia A., Perry, Anne G., Stockert, Patricia., & Hall, Amy. (2013). Fundamentals of nursing, 8th edition. St Louis, Missouri :
Elsevier.

• Putri, N.A. (2017). BPS Catat Indeks Kebahagiaan Warga Depok Tinggi. Depok: Pemerintah Kota Depok. Diambil dari
https://www.depok.go.id

• Townsend, Mary C. (2014). Psychiatric Nursing: assessment, care plans, and medications. (9th ed). Philadelphia: F.A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai