Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENYAKIT DEPRESI PADA REMAJA

DOSEN PENGAMPU :

Suharti, S PD., M.PD

Disusun oleh:

Juwita Wulandari ( PO712002300540)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN KERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan rasa sedih
terusmenerus yang berkepanjangan yang dapat mengganggu kondisi fisik dan kehidupan
sosialnya. Pieter dan Namora (2012). Kejadian depresi tertinggi berada di wilayah Asia
Tenggara sebanyak 86,94 (27%) dari 322 miliar individu. Indonesia sendiri berada di urutan
ke lima dengan angka kejadian depresi sebesar (3,7%) menurut WHO (2017). Di Indonesia
sendiri angka kejadian depresi pada umur ≥ 15 tahun berdasarkan hasil RISKESDA 2018,
menunjukkan bahwa (6,1%) yang mengalami depresi, dengan kejadian lebih tinggi terjadi
diprovinsi Sulawesi Tengah sebesar (12,3%)(Kemenkes RI, 2018).
Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar di antara kita
pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh masalah, kekecewaan, kehilangan,
dan frustasi yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan.
Namun,secara umum perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang
berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau. Sebetulnya, dengan sedikit berusaha kita
selalu dapat mencari-cari alasan dalam hidup kita yang menjadi kambing hitam dari apa yang
kita rasakan misalnya pekerjaan,anak anak, keuangan, hubungan keluarga dan kini
tampaknya ada kecenderungan untuk menyebut semua perasaan yang tidak menyenangkan
itu sebagai "depresi". Akan tetapi,jika kita mau mempelajari perasaan kita secara lebih
dalam, mungkin kita dapat memeriksanya secara lebih tepat sebagai rasa marah, frustasi, iri
hati atau rasa takut! Kadang-kadang kita merasa putus asa tanpa alasan yang jelas atau
suasana hati yang tidak seimbang dengan keadaan lingkungan dan apa saja yang kita lakukan
tampaknya tidak dapat membuang perasaan itu. Depresi seperti ini merupakan penyakit
yang memerlukan bantuan medis. (Buku pintar kesehatan, 2022)
Kebanyakan perasaan sedih dan kecewa hanya bersifat sementara dan dapat dimengerti.
Depresi menjadi suatu masalah bilamana ia timbul tanpa sebab yang jelas atau bertahan
lama sesudah stress yang menyebabkan timbulnya depresi sudah hilang atau telah di
selesaikan.
Penyakit depresi merupakan perasaan sehari-hari yang menyertai kesedihan yang
dibesar-besarkan secara terus menerus. Depresi adalah gangguan suasana hati yang
bervariasi dalam berat ringannya pengaruhnya terhapap bermacam-macam orang dan
berapa lama hal itu bertahan,yang sering kali kambuh kembali dan dihubungkan dengan
sejumlah besar gejala mental dan fisik yang berbeda.
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, dengan rentan
umur 12 tahun sampai 20 tahun. Saat masa remaja ini mulai banyak terjadi
perubahanperubahan salah satunya yaitu perubahan emosional. Sehingga remaja tersebut
harus mampu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Berbeda lain
hal jika remaja tersebut tidak berhasil untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,
remaja tersebut akan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan sehingga ketika remaja
mengalami suatu masalah. Remaja tersebut tidak mampu untuk menyelesaikan masalahnya,
saat seperti ini lah yang mampu menimbulkan perasaan tidak berdaya, tidak berguna,
merasa putus asa karena tidak mampu untuk menyelesaikan suatu masalah. Sehingga remaja
tersebut menimbulkan pemikiranpemikiran yang negatif atau tidak baik dan jika pemikiran
itu berkelanjutan remaja tersebut akan mengalami depresi. ( Linda dan Duma,2022).Remaja
merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi yang mengalami masalah gangguan
kesehatan mental atau kesehatan jiwa. Pertumbuhan kedua terjadi pada remaja yaitu
pertumbuhan dari anak-anak menuju proses kematangan manusia yaitu dewasa. Pada usia
remaja terdapat perubahan pada fisik, biologis, dan psikologis (Rahmy et al., 2021). Remaja
harus bisa beradaptasi dengan banyak perubahan tersebut jika tidak dapat menimbulkan
berbagai masalah pada kesehatan mental/jiwa. Malasah gangguan kesehatan mental yang
pali banyak terjadi adalah depresi dan kecemasan.( hafifatul, 2022).
Gejala-gejala khasnya adalah rasa sedih dan tidak bahagia tanpa alasan yang jelas untuk
merasa demikian.tidur anda terganggu dan anda terbangun pagi-pagi sekali tanpa bisa tidur
kembali. Nafsu makan berkurang dan sebagai akibatnya berat badan juga berkurang.
Mungkin anda juga Makan lebih banyak dan bertambah berat badan tetapi hal ini jarang
terjadi. Beberapa orang menderita sulit buang air besar dan seringkali merasa badannya
kurang sehat. Anda merasa tidak sanggup menghadapi kehidupan sehari-hari . Semua hal
membutuhkan tenaga dan anda merasa lekas lelah. Tidak ada sesuatu pun yang
menyenangkan anda lagi. Anda kehilangan minat di bidang pekerjaan, hobi dan penampilan
sehari-hari .(buku pintar kesehatan, 2022).
Gejala-gejala dari depresi pada remaja sering ditandai dengan perasaan mudah
tersinggung, tertekan, takut, tidak bersemangat, sedih, konflik dengan teman, dan konflik
dengan keluarga (Rahmayanti dan Rahmawati, 2018). Selain itu perilaku remaja yang
mengalami depresi juga berubah, jika sebelumnya remaja senang bermain dengan
teman-temannya namun sekarang remaja lebih suka menyendiri atau tidak dapat
bersosialisasi dengan lingkungan (Haryanto, Hartati dan Siti, 2015). Maka dari itu para orang
tua harus lebih perhatian terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada remaja, karena
dampak dari depresi pada remaja itu seperti mudah putus asa, harga diri rendah, isolasi
sosial dan jika depresi ini tidak ditangani dengan tepat serta berkelanjutan akan
menimbulkan pemikiran-pemikiran negatif salah satunya ide bunuh diri.
Cara menanggulangi depresi ada 2 cara utama yang memungkinkan anda membantu diri
sendiri atau teman dan keluarga anda membantu anda. pertama cobalah melepaskan diri
dari segala stress hidup yang terus menerus, biasanya dengan mengubah perilaku atau sosial
tertentu dalam hidup anda. Kedua, anda dapat mencoba berbagai metode untuk melawan
gejala depresi. Perioritas pertama dalam menanggulangi stress adalah memastikan bahwa
anda mendapat latihan, diet,dan tidur yang cukup. Makan lah dalam batas-batas wajar dan
hindarilah kelebihan berat badan serta kurangi atau cegah resiko berkembangnya penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, kanker, usus besar, dan timbulnya diabe utes. (Buku pintar
kesehatan, 2022).
Depresi yang tidak diobati menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan psikis, termasuk
penyakit kardiovaskular, gangguan kekebalan tubuh, dan kecanduan.
Beberapa masalah yang bisa timbul akibat depresi yakni memburuknya hubungan sosial dan
meningkatnya peluang seseorang untuk bunuh diri.
Apabila Anda merasakan gejala yang dicurigai sebagai depresi, sebaiknya temui psikolog atau
psikiater.

KESIMPULAN
Depresi adalah gangguan mood (kondisi emosional) berkepanjangan yangmewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan berperilaku) seseorang dan kesulitan
untuk berkomunikasi dengan orang lain seolah ada penghalang yangtampak atau timbul
tanpa alasan yang jelas.Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala
fisik,gejala psikis, dan gejala sosial yang khas. Orang yang mudah sekali mengalamidepresi
biasanya memiliki beberapa kepribadian tertentu.Penderita depresi memiliki ciri kepribadian
yang berbeda dengan orangnormal. Hal ini merupakan pengaruh pikiran dari orang yang
mengalami depresitersebut terhadap situasi sulit yang sedang dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Mengel, M.B. & Schwiebert, P. (2001). Referensi Manual Kedokteran Keluarga.


Jakarta: Hipokrates .
John W. Santrock (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas.
Jakarta : PT. Erlangga.
Halgin, R. P., & Whitbourne, S. K., (2010). Psikologi abnormal : Perspektif
klinis pada gangguan psikologis (Aliya Tusya’ni, Lala Septiani, Petty
Gina Gayatri & Putri Nurdina, Penerjemah) Edisi 6 buku 1. Jakarta:
Salemba Humanika.
Davidson, G.C, 2010, psikologi abnormal. Jakarta : PT Rajagrafindo permai.
Lubis, N. L., 2009. Depresi dan tinjauan psikologis. Jakarta: Prenada Media
Group. https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care

Jo-DEST: Journal of Demography, Etnography, and Social Transformation

Indonesian Jurnal of Health Development Vol.2 No.1, Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai