Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN DEPRESI PADA MAHASISWA

SALMA AZHAR FADHILLAH


10222013
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan
cara bertindak seseorang. Depresi juga disebut sebagai gangguan suasana hati yang ditandai dengan
perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukainya. Gangguan
kecemasan ini tidak bisa dianggap sepele. Orang yang mengalami kondisi ini menyebabkan berbagai
masalah emosional dan fisik yang mengganggu kinerja pengidapnya. Jika depresi ini dibiarkan dan tidak
mendapatkan penanganan maka akan menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas kerja,
tergangguanya hubungan sosial, hingga tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan melakukan bunuh
diri.
Depresi ini tidak hanya menyerang pada orang dewasa saja, depresi juga sering menyerang
remaja. Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja ini
sering disebut dengan masa pubertas, yaitu masa peralihan yang ditandai dengan perubahan fisik, emosi
dan psikologis. Masaremaja dimulai pada usia 13-21 tahun. Karena disebut masa peralihan maka pada
masa ini remaja mengalami banyak perubahan. Mulai dari tekanan emosional, cara berpikir hingga
perubahan emosi yang belum stabil yang mengakibatkan munculnya gangguan emosional. Efek dari
gangguan emosional ini bisa mennyebabkan stres yang berlebihan, gangguan kecemasan, gangguan
psikologis hingga depresi.
Remaja dan depresi adalah dua hal yang seolah tak bisa dipisahkan. Depresi banyak dibicarakan
di kalangan mahasiswa. Banyak para mahasiswa yang menderita depresi akhirnya memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya. Karena ketika seseorang terjebak dalam keadaan ini, mereka tidak dapat
mengendalikan emosinya dengan baik.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh National College Health Assessment di tahun 2014,
sebanyak 33 persen mahasiswa yang menjalani survei, mengalami depresi selama kurang lebih setahun
belakangan. Akibat depresi ini, mereka sulit berkonsentrasi pada studi dan tugas mereka karena terlalu
mengkhawatirkan hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup mereka.
Gregg Henriques, Ph.D., seorang profesor di James Madison University di Virginia, mengatakan
bahwa angka-angka penelitian diatas menunjukkan bahwa mahasiswa masa ini mengalami hal serius yang
disebut krisis kesehatan mental.
Dikutip dari kompas.com, baru-baru ini pada Sabtu, 8 oktober 2022, seorang mahasiswa
Universitas Gadjah Mada (UGM) dikejutkan dengan peristiwa bunuh diri. Korban nekat melompat dari
lantai 11 sebuah hotel di kawasan Depok, Sleman, DIY. Seorang Psikolog Universitas Sanata Dharma
(USD) Yogyakarta, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, ikut memberikan pandangannya, dia menyebutkan
bahwa peristiwa tersebut bisa disebabkan karena permasalahan mental atau gangguan psikologis yang
berupa depresi.
Berdasarkan berita diatas, depresi dan bunuh diri berkaitan erat. ada banyak faktor yang memengaruhi
mahasiswa terjebak dalam depresi ini. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
seseorang terkena gangguan depresi, antara lain :
1. Beban atau tuntutan belajar
2. Pengalaman traumatis
3. Persoalan ekonomi
4. Kekerasan di dalam rumah
5. Stres berkepanjangan
Banyak yang menganggap faktor-faktor diatas hanyalah masalah kecil. Tetapi jika diperhatikan
secara mendalam faktor diatas bisa menjadi permasalah yang serius. Dari tuntutan belajar yang
berlebihan, seseorang dapat mengalami depresi karena penuh ekspektasi dari lingkungan sekitar yang
selalu menuntutnya untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Jika faktor-faktor diatas diabaikan, maka akan
menyebabkan banyaknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Apakah depresi ini dapat dicegah?
Gangguan kecemasan depresi ini dapat dicegah jika ditangani dengan benar. Inilah yang harus
dilakukan jika Anda mengalami gangguan depresi ini :
1. Dukungan dari orang sekitar
2. Melakukan Psikoterapi
3. Melakukan hipnoterapi
4. Menimun obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter
5. Terapi stimulasi otak
6. Menjaga pola tidur
7. Senantiasa mendekatkan diri kepada sang pencipta
Depresi tidak selalu berakhir dengan bunuh diri. Orang yang mengalami depresi ini bisa ditangani
dengan cara-cara diatas. Hal terpenting dalam menghadapi hal ini adalah dukungan dari orang sekitar.
merekalah yang sangat diperlukan bagi penderita depresi ini. mereka sangat membutuhkan pelukan
hangat dan uluran tangan dari keluarga, teman dan sahabat. Selain itu, penderita bisa melakukan
konsultasi dengan psikiater dan melakukan psikoterapi, dan yang paling penting selalu libatkan sang
pencipta dalam menjalani kehidupan ini, selalu bersabar, memperbanyak melakukan ibadah meminta
perlindungan kepadanya. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus saling membantu terhadap sesama.
Perhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita. Ciptakan suasana hangat disekitarnya, bantulah mereka
keluar dari gangguan depresi ini.
https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan-mental/depresi

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/11/062700671/kasus-mahasiswa-bunuh-diri-psikolog-
penyebab-tidak-hanya-satu-faktor?page=all
https://www.halodoc.com/kesehatan/depresi

Anda mungkin juga menyukai